Share

Bab. 4. Korban Gio

last update Last Updated: 2022-12-12 14:12:07

Gio membawa Alyssa ke Rumah Sakit dengan Jimin sebagai supirnya. Gurat khawatir terlihat jelas di raut wajah Gio. Dikecupnya kening Alyssa bertubi - tubi.

"Sayang, kamu kenapa?" Gio memeluk tubuh Alyssa erat. Gio memang kejam, akan tetapi akan ada waktunya dia menjadi dirinya sendiri. Gio bahkan tidak mampu mengontrol diri ketika sosok ghaib yang ada pada dirinya mulai berulah, meminta tumbal dan menjadi penguasa tubuh Gio.

Tidak berapa lama, mobil Gio memasuki halaman IGD. Gio mengangkat tubuh istrinya lalu berteriak memanggil petugas.

"Dok, tolong istri saya," teriak Gio membuat beberapa perawat langsung bergegas mengambil brangkar. Gio menggendong tubuh Alyssa yang mungil tapi padat itu ke arah suster yang menyambutnya dengan mendorong brangkar.

"Silakan baringkan di brankar ini, Pak." Seorang perawat meminta Gio membaringakan Alyssa di brankar. Dengan hati-hati Gio pun membaringakan Alyssa.

"Anda silakan ke bagian administrasi, biar pasien kami periksa di ruang IGD terlebih dahulu," ucap perawat itu lagi.

Para dokter pun sibuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada Alyssa. Tidak disangka, jalan lahir milik Alyssa robek hingga dalam. Butuh beberapa kali jahitan untuk mencegah pendarahan.

Setelah melakukan tindakan pada Alyssa dan memindahkannya di bangsal, dokter memanggil Gio, selaku suami Alyssa.

"Bagaimana istri Saya, dok?" tanya Gio.

"Begini, Tuan. Istri Tuan mengalami perobekan di rahimnya. Ini karena hentakan yang kasar dan keras, jadi kami harap dalam melakukan hubungan suami istri, Anda lebih lembut dan tidak memaksa. Ada trauma juga di diri ibu Alyssa.

Hal ini bisa mengakibatkan ibu Alyssa depresi dan akan membahayakan dirinya sendiri. Jadi saran saya lebih baik Tuan memperlakukan Ibu Alyssa dengan lembut, "ucap dokter wanita itu dengan jelas.

"Terima kasih, dok. Akan Saya lakukan semua petunjuk dari dokter." Gio tersenyum kecut. Dia teringat bagaimana dia memperkosa Alyssa.

"Dua pekan lagi, Ibu Alyssa bisa kontrol ke sini. Jika ada hal yang masih perlu ditanyakan, Anda bisa chat di nomor Saya, Tuan." Dokter itu menyerahkan kartu namanya.

Gio mengambil kartu nama tersebut, lalu berpamitan. "Terima kasih, Dok. Saya permisi dulu," pamit Gio.

Sementara itu di dalam ruang rawat inap, Alyssa mulai sadar, dia mengerjakan mata memandangi langit-langit kamar itu. "Akhh, Kenapa aku di sini? Apa yang terjadi? Dan ini kenapa sakit sekali?" Alyssa merasakan sakit di bagian area kewanitaanmys.

Untuk menghindari sakit, Alyssa memilih tidak bergerak, dia menggerakkan tangan kanan yang tidak dipasangi infus untuk memperbaiki posisi bantalnya. Saat hendak membenarkan bantal, tidak sengaja Alyssa menyentuh hp Gio yang tertinggal waktu menemui dokter.

Alyssa mengutak-atik ponsel Gio yang ternyata tidak disandi. Jiwa keingintahuan Alyssa menyeruak memenangkan pikirannya untuk membuka aplikasi hijau. Alyssa mencari ponselnya, yang ternyata berada di samping ponsel Gio. Dengan cekatan Alyssa menyadap WA Gio.

Senyum terukir dari bibir Alyssa, dia berhasil menyadap WA suami yang sangat dibencinya itu. Derap langkah terdengar hendak memasuki kamar VIP tempat Alyssa di rawat. Alyssa segera mengembalikan posisi ponselnya dan ponsel Gio, lalu diapun pura-pura tidur lagi.

"Hmm ... Kau belum sadar juga, Sayang. Aku minta maaf, jika memperlakukanmu dengan kasar. Aku tidak dapat menahan nafsuku, walau sudah beristri tiga, tapi semua tidak mampu menandingi nafsuku. Aku berharap dengan menikahimu, kau bisa menandingi kelemahanku itu. Akan tetapi kau pun juga tidak bisa menandingi ku. Ah ... Sepertinya aku harus menyalurkannya, tentunya melalui gadis-gadis yang dijadikan bahan penebus hutang ayahnya. Cepat sembuh, Sayang. Kita akan bermain lagi," ucap Gio sembari mengecup kening Alyssa.

Di dalam hati Alyssa mengutuk semua ucapan Gio. Tidak disangka, lelaki yang dulu dipujanya ternyata hanya seorang budak nafsu. Alyssa masih pura-pura tidur saat Gio mengambil ponsel miliknya lalu duduk di kursi sofa. Gio membuka pesan WA lalu membacanya dengan serius. Tidak lama kemudian dia bangkit dari duduknya, lalu berdiri dan kembali mengusap kepala Alyssa.

"Mas, pergi dulu. Ada pekerjaan yang menanti, kamu istirahat dulu ya, Sayang," ucap Gio berpamitan pada Alyssa.

Setelah Gio keluar dari kamar, dan memastikan Gio tidak kembali lagi, Alyssa mengambil ponselnya dan membuka pesan WA Gio yang berhasil dia sadap. Alyssa membaca pesan dari kontak yang bernama Frendi.

"Bos ... Ada barang antik yang masih gress dan orisinil." Pesan dari Frendi.

"Baiklah, tempatkan di tempat biasanya. Jangan sampai tergores sedikitpun," balas Gio.

Alyssa mengernyitkan dahinya. Dia mencoba mencerna apa arti dari barang antik itu. Semua itu mmebuat kepala Alyssa berdenyut.

"Haiish, apa maksudnya barang antik coba? Apa itu bisnis baru si Gio? Ah, pusing kepalaku!" Alyssa merasakan pusing kepalanya.

Sementara itu, Gio yang sudah sampai di lokasi markas besarnya, bergegas masuk ke dalam rumah bercat silver itu.

"Bos, ada barang baru, masih orisinil dan bersegel. Ia dijadikan pelunas hutang ayahnya," ucap salah satu anak buah Gio-- Choki.

"Bagus, kebetulan aku sedang lelah dan ingin merasakan yang orisinil," ucap Gio asal.

Choki tahu setiap bulannya, Gio pasti meminta dicarikan wanita yang masih perawan.

"Wanita itu ada di ruang utama,Tuan," ucap Choki. Gio tersenyum dan mengangguk, dia pun bergegas menuju kamar utama, sebuah kamar yang paling luas dan mewah di banding kamar yang lain.

Gio memasuki kamar dengan hati-hati, di lihatnya si gadis itu sedang duduk ketakutan di ranjang. Gio menghampiri gadis itu dengan senyuman yang mengerikan. Sang gadis ketakutan, dia memohon pada Gio untuk dilepaskan.

"Tolong Tuan, tolong lepaskan saya," pinta gadis berkulit putih dengan rambut hitam sebahu. Sungguh wanita itu memandang Gio bukan manusia lagi melainkan iblis dengan tanduk menyerupai banteng.

"Baiklah, akan kulepaskan setelah aku mengambil keperawananmu, hahaha!" jawab Gio. Seperti serigala yang lapar, Gio mengoyak pakaian gadis itu lalu disetubuhinya dengan kasar.

Darah perawan mengucur dari liang kemaluan wanita itu, teriakan kesakitan dari sang gadis sudah tidak Gio dengar. Gio begitu kasar, hal itu dia lakukan pada semua wanita yang masih perawan. Termasuk Alyssa, dia adalah salah satu korban kebuasan Gio.

"Aaaakkh ..." teriak sang gadis pilu. Gio semakin brutal dan tidak terkendali. Berulang kali gadis itu memohon untuk dilepaskan, berulang kali pula Gio semakin mengoyak paksa tubuh sang gadis hingga gadis itu akhirnya pingsan. Dia tidak sadarkan diri.

"Choki, buang gadis ini ke tempat biasa, boleh kalian cicipi dulu sebelum kalian buang," ucap Gio sembari menyalakan rokoknya.

"Terima kasih, Tuan. Kami akan mengurusnya," jawab Choki dengan mata yang berbinar. Choki dan teman-temannya pun beramai-ramai menggilir tubuh sang gadis tanpa belas kasihan. Mereka sama dengan sang majikan yang sangat memuja nafsu.

Related chapters

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 5. Sebuah kesepakatan

    Gadis belia itu menjerit kesakitan saat milik Gio menghujam keras dalam organ kewanitaan si gadis. Gio tersenyum puas, karena gadis ini masih perawan. Di zaman ini, gadis yang masih perawan jarang ditemui. Darah segar memercik dari liang kemaluan si gadis tersebut, dengan ganasnya Gio terus memompa tubuhnya dan menyesap madu milik sang bunga. "Argh ... Gadis kau sungguh sempit, tapi aku suka!" Racau Gio lagi. Entah mengapa tenaga Gio semakin besar di usianya yang sudah hampir kepala lima itu. Tanpa Gio sadari, gadis yang ada di bawah tubuhnya sudah pingsan tidak berdaya. Gio melolong kenikmatan saat dirinya mencapai puncak. Setelah selesai dia menabur benihnya, Gio menelan darah segar yang masih keluar dari kemaluan sang gadis. Itu adalah syarat bagaimana Gio akan menerima kekayaan dan tubuh yang tetap awet muda memesona. "Buang, wanita itu! Jual dia ke luar negri, kalau kalian ingin mencicipinya silakan! Tapi jangan di sini, terserah kalian mau dimana!!"

    Last Updated : 2023-02-09
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 6. Sadap

    Alyssa menutup mulutnya dengan jemari tangan. Dia merasa merinding mendengar apa yang dikatakan oleh Gio. Tidak mengerti apakah yang dilakukan Gio hanya gertakan saja atau malah sungguhan. "Mas, aku mohon. Aku akan mengatakannya padamu jika aku sudah siap," ucap Alyssa dengan bibir yang bergetar. Netra bulat Alyssa sudah menimbun banyak air yang siap untuk meluncur dengan indah di pipinya. Suasana malam yang seharusnya indah karena ditunggui oleh suami, terasa mengerikan dan tidak ada kenyamanan di sana. Entah sampai kapan Alyssa akan kuat bertahan. "Aku pegang ucapan mu, Alyssa. Ingat jika kau berdusta maka aku tidak akan segan lagi untuk memaksamu!" Gio mengancam Alyssa dengan tangan yang sudah mencekal kuat lengan Alyssa. Alyssa menepis tangan Gio dengan lembut semua ini ia lakukan agar Gio bisa ia kendalikan. Alyssa tidak ingin semua rencananya akan gagal. "Mas, tenanglah. Aku paham kau sangat menginginkan aku. Apa kau suka jika aku sudah tidak en

    Last Updated : 2023-02-22
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 7 Tidak Mau Pulang

    Alyssa memekik terkejut melihat chat suaminya. Banyak sekali chat yang semuanya adalah dari para istri, wanita simpanan, rekan bisnis dan satu nomor yang sangat menarik menurut Alyssa. "Freza? Siapa Freza?" tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Alyssa mulai membaca chatingan antara suami dan sosok yang bernama Freza itu. "Astaga ... Apa maksudnya gadis perawan setiap malam Jum'at Kliwon?" gumam Alyssa lagi. Dia tidak mengerti apa arti gadis perawan itu. Di dalam chatingan itu sang suami meminta pada orang yang bernama Freza itu untuk menyediakan seorang gadis perawan. Alyssa semakin penasaran, dia pun lanjut baca lagi hingga chatingan sampai bawah. Tidak berapa lama kemudian, masuk lagi chat dari beberapa nomer yang baru. Alyssa yang berhasil menyadap aplikasi hijau sang suami merasa senang dengan keberhasilannya. "Banyak sekali nomer baru yang masuk, siapa mereka?" gumam Alyssa dia tidak berani membuka chat itu. Alyssa tidak ingin Gio curiga k

    Last Updated : 2023-04-16
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 8. Bertemu Teman lama

    Melihat Alysa memunggungi sang dokter, perawat itu pun mendekat berusaha untuk berbicara pada Alysa. Namun hal yang membuat perawat itu terkejut, Allysa bangun dan berlindung di balik sang dokter tampan yang datang untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Alysa. "Maaf atas keributan ini, Dok. Kami hanya memberitahu pada pasien bahwa besok pasien boleh pulang. Akan tetapi pasien ini malah histeris tidak mau pulang, Dok," ucap sang perawat yang bingung dengan sikap Alysa. "Tolong, Dok. Tolong saya ... Saya tidak mau pulang, Dok. Biarkan saya di sini sampai benar-benar sembuh, Dok. Ini masih sangat nyeri sekali, saya takut jika suami saya akan memaksa saya lagi," ucap Alysa yang pada akhirnya mau menatap ke arah sang dokter. "Alyssa? Benarkah kamu Alysa siswi SMA Bina Marga 1?" "Benar, saya alumni SMA Bina Marga 1. Bagaimana Anda bisa tahu?" "Anda anak kelas 3D angkatan ke 10?" "Benar!" "Ternyata kita bertemu kembali, apakah ka

    Last Updated : 2023-05-10
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 9. Penyakit Berbahaya

    Dokter Adrianto merasa iba pada Alyssa. Dia pun berjanji akan membantu Alyssa sebisa yang dia mampu. "Baiklah, Al. Aku akan membantumu. Aku akan bilang pada suamimu bahwa kondisimu belum meyakinkan untuk pulang." "Selamat malam!" Gio dengan wajah tidak sukanya tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alysa. Alysa dan dokter Adrianto pun seketika menoleh, wajah mereka terlihat terkejut saat tahu siapa yang datang. "Mas Gio?!" pekik Alysa terkejut. Raut wajahnya yang semula bahagia seketika berubah menjadi takut. Adrianto pun merasakan bahwa Alysa teman satu bangku masa putih abu itu ketakutan. Gio masuk dengan wajah yang tidak bersahabat, matanya tertuju pada Adrianto yang sudah memakai jas kebesarannya lagi hingga terlihat kalau dia seorang dokter. "Dokter, kapan istri saya bisa dirawat di rumah?" tanya Gio dengan suara datar cenderung ketus. "Maaf, Tuan. Istri Anda belum bisa pulang sebelum kami selesai mengobservasinya lebih dalam lagi. Ada hal yang ka

    Last Updated : 2023-06-15
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 10. Sahabat Terbaik

    Sementara Gio pergi ke rumah istri ketiganya, Alysa menghubungi temannya Ruri. "Hallo, Ruri," sapa Alysa. "Hallo, Alysa." "Ada kabar baik, selama satu minggu ini aku bebas. Akan aku gunakan untuk membangun bisnis kita. Bagaimana?" Alysa berencana untuk menggunakan satu minggu itu untuk membuka usaha bersama Ruri temannya. "Bagus, Beb. Aku akan mendukung mu. Mulai besok kau akan aku jemput dan aku kembalikan lagi ke rumah sakit jika hari sudah menginjak sore. Kita akan bahas semua apa yang kita rencanakan selama ini," ucap Ruri dengan senang. Dia merasa kasihan pada semua yang menimpa Alysa. "Baiklah, Say. Aku tunggu besok pagi. Sekarang aku mau istirahat terlebih dahulu. Rasanya masih belum percaya, semua ini begitu cepat untuk ku, Say," ucap Alysa dengan air mata yang mulai membanjiri kelopak matanya. "Sudahlah, Beb. Jangan bersedih. Masih ada aku yang akan menemani mu sampai kapanpun," ucap Ruri memberi dukungan moril pada sahabatnya. "Terimakasih,

    Last Updated : 2023-07-04
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 11. Perhatian Adrianto

    Alysa diantar oleh dokter Adrianto dengan menggunakan mobil mewah sang dokter tampan bertubuh tinggi itu. Sepasang mata terus mengawasi dua orang teman satu SMU itu. "Bos! Istri Anda keluar dengan seorang dokter laki-laki," ucap lelaki yang bertugas memata-matai Alysa. "Benarkah?! Kurang ajar! Tapi ... tunggu, kau bilang istriku keluar bersama seorang dokter?! Jangan - jangan ...." "Jangan -jangan apa, Bos?!" tanya sang mata-mata yang penasaran dengan kata -kata sang majikan yang menggantung seperti jemuran. "Ah, sudahlah! Tidak perlu kau tahu! Kau hanya terus ikuti kemanapun istriku pergi. Kamu paham!" sentak Gio yang tidak ingin masalah penyakit sang istri diketahui oleh orang lain. "Baik, Bos," sahut sang mata-mata dengan nada kesal karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Klik! Gio menutup sambungan teleponnya dengan sang mata-mata. Sang mata-mata pun merasa kesal karena telepon dimatikan sepihak. "Dasar bos sedeng! Siapa yang menele

    Last Updated : 2023-07-13
  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 12. Bangkit dari Keterpurukan.

    Pagi yang cerah itu, Alysa duduk di balkon apartemen milik Nuri sembari menyesap secangkir kopi hitam tanpa gula. Alysa tahu jika kopi hitam tanpa gula lebih berkhasiat untuk tubuh dibanding dengan kopi yang pakai gula. Alisa memandangi pemandangan di sekitar apartemen milik Nuri. Tidak disengaja Alisa melihat sosok wanita cantik yang sedang menikmati hangatnya sinar matahari pagi. "Sepertinya aku pernah mengenal wanita itu tapi di mana ya?" gumam Alysa. Dia terus mengawasi Apa yang dilakukan oleh wanita cantik itu. Alysa mengambil ponsel yang ada di sakunya. Dibukanya aplikasi galeri yang ia gunakan untuk menyimpan semua foto kenang-kenangan saat pernikahannya dengan Gio. Bahan Alisa men-scroll foto pernikahan di gallery itu. "Nah ini dia, bukankah foto ini sama dengan wanita itu foto ini kan istri kedua dari Gio yaitu mbak Rossi. Apa dia pindah ke kota ini? Bukannya dulu dia tinggal di Jogja?!" Alysa menajamkan penglihatannya menatap lurus ke arah wanita yang ia curigai sebagai

    Last Updated : 2023-08-01

Latest chapter

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 15

    Gio diam tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Alyssa. Memang benar apa yang dikatakan oleh Alyssa, jika dia mengusir Rossi, bagaimana dengan nasib anak-anaknya. "Kamu benar, Al. Lalu aku harus bagaimana. Aku tidak bisa membiarkan siapapun berkhianat di belakang ku!" geram Gio dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Alyssa kembali tersenyum, dia senang karena sebentar lagi Gio akan menjadikan dirinya tempat untuk bertukar pikiran. Di situ Alyssa akan pegang kendali atas hidup Gio. Dan setelah semua misinya selesai, Alyssa akan meninggalkan Gio tanpa pesan dan tanpa pamitan. "Bagaimana ya, Mas. Mmm ... Sebentar aku berpikir dulu, menurutku sih mas memang harus memberi pelajaran pada mbak Rossi tanpa melukai hati anak-anak mas Gio," ucap Alyssa memberi dukungan pada rencana Gio. "Sudahlah, kita bahas di rumah nanti. Aku sangat lelah, bentar lagi juga nyampai," ucap Gio membenarkan posisi duduknya lalu memejamkan mata. "Kamu boleh tidur enak sekarang, Mas. Sebe

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab.14

    Gio tidak tahu harus bagaimana, antara menerima Alyssa dan melepas Alyssa adalah sama -sama keputusan yang sulit. Sementara itu Alyssa bersorak dalam hatinya. Ternyata membalas dengan caranya seperti ini lebih mengasyikkan. "Mampus kau, Mas! Aku akan membuat dirimu lama-lama menjadi gila! Aku akan membuatmu terus hidup dalam ketakutan dan kekhawatiran yang tinggi," gumam Alyssa bahagia dengan apa yang ia rencanakan. Sudah waktunya dia untuk membalas dendam pada Gio yang sudah menipu dirinya mentah -mentah. Mengaku lajang, akan tetapi sudah beristri tiga. Alyssa berjalan keluar dari kamar rawat inapnya menuju ke loby rumah sakit dengan Gio yang berjalan di belakangnya. Seperti seorang majikan yang berjalan di depan sedangkan pelayannya berjalan di belakang. Keadaan Alyssa kini berada di atas angin, hal yang menjadi kelemahan Gio akan dia jadikan senjata. Di dalam mobil, dua orang duduk berdampingan namun saling diam. "Mas, kenapa kamu diam? Apa mas tidak rindu

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 13. Rencana Cerdas Alyssa

    Sungging senyum dokter muda berprestasi itu terlihat jelas, mobil yang mengikutinya terguling karena menabrak truk yang tiba-tiba datang melintas. "Rasakan! Sebaiknya aku segera kembali ke rumah sakit, anak buah Gio sudah habis semua!" gumam dokter Adrianto merasa senang. Tidak ada yang tahu jika dokter muda ini juga seorang mafia. Sesampainya di rumah sakit, dokter itu meminta pada salah satu susternya untuk mengunci kamar rawat Alyssa agar tidak ada satupun yang masuk. Setelah semua aman, dokter berhidung mancung dan mata setengah sipit itu menghubungi Alyssa. "Alyssa, semua sudah aman. Kau bisa menghabiskan waktu mu bersama Nuri seharian ini," ucap dokter Adrianto. "Terima kasih, Antok. Aku berhutang budi padamu. Hari ini akan aku habiskan untuk membuat bisnis baru dengan Nuri," Jawab Alyysa terdengar sangat girang. Harapannya untuk segera pergi meninggalkan Gio mulai terbuka lebar. Hari pun berganti, jatah waktu yang diberikan oleh Gio untuk Alyssa sud

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 12. Bangkit dari Keterpurukan.

    Pagi yang cerah itu, Alysa duduk di balkon apartemen milik Nuri sembari menyesap secangkir kopi hitam tanpa gula. Alysa tahu jika kopi hitam tanpa gula lebih berkhasiat untuk tubuh dibanding dengan kopi yang pakai gula. Alisa memandangi pemandangan di sekitar apartemen milik Nuri. Tidak disengaja Alisa melihat sosok wanita cantik yang sedang menikmati hangatnya sinar matahari pagi. "Sepertinya aku pernah mengenal wanita itu tapi di mana ya?" gumam Alysa. Dia terus mengawasi Apa yang dilakukan oleh wanita cantik itu. Alysa mengambil ponsel yang ada di sakunya. Dibukanya aplikasi galeri yang ia gunakan untuk menyimpan semua foto kenang-kenangan saat pernikahannya dengan Gio. Bahan Alisa men-scroll foto pernikahan di gallery itu. "Nah ini dia, bukankah foto ini sama dengan wanita itu foto ini kan istri kedua dari Gio yaitu mbak Rossi. Apa dia pindah ke kota ini? Bukannya dulu dia tinggal di Jogja?!" Alysa menajamkan penglihatannya menatap lurus ke arah wanita yang ia curigai sebagai

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 11. Perhatian Adrianto

    Alysa diantar oleh dokter Adrianto dengan menggunakan mobil mewah sang dokter tampan bertubuh tinggi itu. Sepasang mata terus mengawasi dua orang teman satu SMU itu. "Bos! Istri Anda keluar dengan seorang dokter laki-laki," ucap lelaki yang bertugas memata-matai Alysa. "Benarkah?! Kurang ajar! Tapi ... tunggu, kau bilang istriku keluar bersama seorang dokter?! Jangan - jangan ...." "Jangan -jangan apa, Bos?!" tanya sang mata-mata yang penasaran dengan kata -kata sang majikan yang menggantung seperti jemuran. "Ah, sudahlah! Tidak perlu kau tahu! Kau hanya terus ikuti kemanapun istriku pergi. Kamu paham!" sentak Gio yang tidak ingin masalah penyakit sang istri diketahui oleh orang lain. "Baik, Bos," sahut sang mata-mata dengan nada kesal karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Klik! Gio menutup sambungan teleponnya dengan sang mata-mata. Sang mata-mata pun merasa kesal karena telepon dimatikan sepihak. "Dasar bos sedeng! Siapa yang menele

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 10. Sahabat Terbaik

    Sementara Gio pergi ke rumah istri ketiganya, Alysa menghubungi temannya Ruri. "Hallo, Ruri," sapa Alysa. "Hallo, Alysa." "Ada kabar baik, selama satu minggu ini aku bebas. Akan aku gunakan untuk membangun bisnis kita. Bagaimana?" Alysa berencana untuk menggunakan satu minggu itu untuk membuka usaha bersama Ruri temannya. "Bagus, Beb. Aku akan mendukung mu. Mulai besok kau akan aku jemput dan aku kembalikan lagi ke rumah sakit jika hari sudah menginjak sore. Kita akan bahas semua apa yang kita rencanakan selama ini," ucap Ruri dengan senang. Dia merasa kasihan pada semua yang menimpa Alysa. "Baiklah, Say. Aku tunggu besok pagi. Sekarang aku mau istirahat terlebih dahulu. Rasanya masih belum percaya, semua ini begitu cepat untuk ku, Say," ucap Alysa dengan air mata yang mulai membanjiri kelopak matanya. "Sudahlah, Beb. Jangan bersedih. Masih ada aku yang akan menemani mu sampai kapanpun," ucap Ruri memberi dukungan moril pada sahabatnya. "Terimakasih,

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 9. Penyakit Berbahaya

    Dokter Adrianto merasa iba pada Alyssa. Dia pun berjanji akan membantu Alyssa sebisa yang dia mampu. "Baiklah, Al. Aku akan membantumu. Aku akan bilang pada suamimu bahwa kondisimu belum meyakinkan untuk pulang." "Selamat malam!" Gio dengan wajah tidak sukanya tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alysa. Alysa dan dokter Adrianto pun seketika menoleh, wajah mereka terlihat terkejut saat tahu siapa yang datang. "Mas Gio?!" pekik Alysa terkejut. Raut wajahnya yang semula bahagia seketika berubah menjadi takut. Adrianto pun merasakan bahwa Alysa teman satu bangku masa putih abu itu ketakutan. Gio masuk dengan wajah yang tidak bersahabat, matanya tertuju pada Adrianto yang sudah memakai jas kebesarannya lagi hingga terlihat kalau dia seorang dokter. "Dokter, kapan istri saya bisa dirawat di rumah?" tanya Gio dengan suara datar cenderung ketus. "Maaf, Tuan. Istri Anda belum bisa pulang sebelum kami selesai mengobservasinya lebih dalam lagi. Ada hal yang ka

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 8. Bertemu Teman lama

    Melihat Alysa memunggungi sang dokter, perawat itu pun mendekat berusaha untuk berbicara pada Alysa. Namun hal yang membuat perawat itu terkejut, Allysa bangun dan berlindung di balik sang dokter tampan yang datang untuk melihat apa yang terjadi di dalam kamar Alysa. "Maaf atas keributan ini, Dok. Kami hanya memberitahu pada pasien bahwa besok pasien boleh pulang. Akan tetapi pasien ini malah histeris tidak mau pulang, Dok," ucap sang perawat yang bingung dengan sikap Alysa. "Tolong, Dok. Tolong saya ... Saya tidak mau pulang, Dok. Biarkan saya di sini sampai benar-benar sembuh, Dok. Ini masih sangat nyeri sekali, saya takut jika suami saya akan memaksa saya lagi," ucap Alysa yang pada akhirnya mau menatap ke arah sang dokter. "Alyssa? Benarkah kamu Alysa siswi SMA Bina Marga 1?" "Benar, saya alumni SMA Bina Marga 1. Bagaimana Anda bisa tahu?" "Anda anak kelas 3D angkatan ke 10?" "Benar!" "Ternyata kita bertemu kembali, apakah ka

  • Aku Bukan Madu Biasa   Bab. 7 Tidak Mau Pulang

    Alyssa memekik terkejut melihat chat suaminya. Banyak sekali chat yang semuanya adalah dari para istri, wanita simpanan, rekan bisnis dan satu nomor yang sangat menarik menurut Alyssa. "Freza? Siapa Freza?" tanya Alyssa pada dirinya sendiri. Alyssa mulai membaca chatingan antara suami dan sosok yang bernama Freza itu. "Astaga ... Apa maksudnya gadis perawan setiap malam Jum'at Kliwon?" gumam Alyssa lagi. Dia tidak mengerti apa arti gadis perawan itu. Di dalam chatingan itu sang suami meminta pada orang yang bernama Freza itu untuk menyediakan seorang gadis perawan. Alyssa semakin penasaran, dia pun lanjut baca lagi hingga chatingan sampai bawah. Tidak berapa lama kemudian, masuk lagi chat dari beberapa nomer yang baru. Alyssa yang berhasil menyadap aplikasi hijau sang suami merasa senang dengan keberhasilannya. "Banyak sekali nomer baru yang masuk, siapa mereka?" gumam Alyssa dia tidak berani membuka chat itu. Alyssa tidak ingin Gio curiga k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status