"Rumahmu luas sekali ya, benar benar seperti istana" ujar Sahid terkagum kagum setelah melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri.
"Karna banyak sekali orang yang tinggal disini, tentu saja rumah ini harus luas agar bisa dihuni banyak orang bukan?" jawab Chaterine dengan bijak.
Sahid pun hanya tersenyum mendengarkan jawaban Chaterine yang sama sekali tidak menyombongkan dirinya.
"Apa yang kamu bawa di tas itu? apa itu baju untuk latihan nanti?" tanya Chaterine yang dari tadi penasaran dengan barang bawaan Sahid yang dia taruh di dalam tas berwarna abu abunya itu.
"Ah.. karna terlalu senang bersama dengan Chaterine aku jadi lupa, ini kan bunga yang ku beli untuknya tadi sore. Tapi sekarang pasti sudah layu, ku berikan atau tidak ya?" Batin Sahid ragu ragu.
"Dari tadi kamu terus bengong loh," saut Chaterine membuatnya fokus kembali.
Akhirnya setelah berfikir keras dengan mempertaruhkan harga diri dan pengorbanannya hari ini, Sahid me
Dukung author dengan cara memberikan rate bintang 5 serta komen agar author lebih rajin update setiap harinya:)
"Chaterine sampai melakukan hal seperti itu?" tanya Cervan yang terkejut akan sikap putrinya. "Benar, tuan. Nona tumbuh dengan sangat baik dan syukurlah nona memiliki kepribadian yang sangat berbeda dari kedua orang tuanya," ujar butler mengatakan hal yang jujur. "Apa maksud dari perkataanmu barusan?" kata Cervan sambil melirik butler. "Saya hanya mengatakan apa yang menurut saya benar, tuan" jawab butler sambil tersenyum santai. "Apa karna sering di kelilingi pria tampan, putriku jadi ingin mencoba dekat dengan yang standar saja ya?" gumam Riria yang terus terusan mengamati Sahid dari balik tembok. Karna indra pendengaran Cervan yang cukup peka, ia sampai merasakan kedatangan putrinya hanya dari langkah kakinya saja yang mulai menuju ke area berlatih. "Sepertinya Catty mulai berjalan kemari, lebih baik kita sembunyi jika tidak ingin ketahuan olehnya" ujar Cervan. Butler dan Riria pun dengan sigap langsung bersembunyi setelah C
"Nona, apa yang anda lakukan disini?" tanya Felix yang heran melihat Chaterine. Felix tiba tiba datang dan menyela kebersamaan Chaterine dan Sahid yang tengah latihan itu. "Felix! Pas sekali kamu datang, ada yang ingin ku tanyakan." ujar Chaterine senang melihat Felix. "Nona, lebih baik anda sekarang segera bersembunyi di belakang saya. Jangan dekat dekat dengan orang asing itu," kata Felix sambil menatap Sahid dengan tatapan tajam. "A ... apa? Aku ini temannya Chaterine, bukan orang asing!" bentak Sahid tak terima dengan perlakuan Felix. Semenjak datang hingga sekarang, Sahid memang tidak di perlakukan dengan baik oleh para pengawal di rumah Chaterine, bahkan sampai pelatihnya pun menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang terangan. Dengan sigap, Felix pun langsung menarik Chaterine ke arahnya. Ia melindungi Chaterine dengan berdiri di depannya. "Orang asing tetaplah orang asing. Jadi, ku harap kamu tau batasmu dan tetap ber
"Aku ingin, ayah mencabut hukuman untuk Felix sekarang." kata Chaterine menatap ayahnya dengan tatapan tajam. "Tidak, ayah tidak bisa." jawab Cervan dengan cepat. "Tapi ayah ... hukuman itu tidak adil bagi Felix, bukan dia yang salah tapi aku." ujar Chaterine mencoba menjelaskan. "Dari dulu, ayah selalu mengatakannya berulang ulang pada para pengawal. Bahwa keamanan dan keselamatanmu harus di jadikan prioritas, tapi Felix justru lalai dengan tugasnya dan malah menuruti permintaanmu yang kekanak kanakan itu. Hukuman seminggu itu sudah cukup untuk jadi pelajaran baginya," kata Cervan dengan tegas. "Ta .. tapi, lihatlah! Aku pulang dengan selamat, tidak ada satu bagian tubuhku yang lecet. Aku janji tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi, ayah!" ujar Chaterine memelas. "Tidak sayang, hukuman tetaplah hukuman. Ini hanya masalah waktu, setelah satu minggu, Kamu dan Felix akan menjalani hari seperti biasa lagi. Maka dari itu, bersabarlah dan coba
"Kenapa kamu memilihkan pakaian sebanyak ini?" tanya Chaterine melihat begitu banyak pakaian yang sedang di jejer di ranjangnya. "Ah, nona sudah selesai mandi rupanya. Saya sedang bingung memilih pakaian untuk anda pakai hari ini, menurut nona mana yang lebih bagus?" tanya Renata meminta pendapat Chaterine. "Sudahlah, carikan jas dan kemeja saja untuk ku pakai." kata Chaterine yang menanggapinya dengan malas. "Tidak, mana bisa begitu? Hari ini kan anda akan bertemu dengan orang orang penting saat rapat nanti, anda harus menunjukkan pesona anda dong." ujar Renata dengan penuh semangat. "Yasudah, aku akan pakai setelan blazer ini." kata Chaterine setelah melihat lihat. "Baiklah," ucap Renata dengan sorot mata yang berbinar binar. Renata segera mengembalikan pakaian lainnya ke dalam lemari. Sementara Chaterine segera memakai pakaian yang dipilihnya sendiri tadi. Chaterine pun mulai selesai di rias, ia hanya memakai riasan natural.
Semua karyawan pada saat itu hanya bisa menatap Chaterine dengan kagum. Mereka sangat bangga sekali bisa jadi bagian dari JIAN GROUP dan bisa dapat kesempatan untuk melihat Chaterine secara dekat."Mari saya antar ke ruang rapat, tuan dan nona. Tuan Candra dan yang lainnya sudah menunggu," kata salah seorang pengawal Cervan yang menghampirinya begitu masuk ke dalam kantor.Chaterine dan rombongannya pun mengikuti pegawai tersebut hingga ke salah satu ruangan yang berada di lantai 2. Sementara para karyawan lainnya kembali bekerja begitu selesai menyambut Chaterine."Nona! Akhirnya anda datang juga. Saya dan putra saya sudah menantikan anda sejak tadi," kata Candra yang merupakan direktur di JIAN GROUP."Benarkah?" ujar Chaterine yang hanya menanggapi bualan Candra sewajarnya."Tentu saja. Putraku, apa yang kamu lakukan? Cepat beri salam pada nona Chaterine," kata Candra tergesa gesa."Selamat datang, nona. Saya tidak menyangka kita bertemu k
"Maafkan saya yang sudah tidak sopan ini. Apa yang di katakan putra tuan Candra memang benar, tapi ... saya rasa itu pendapat yang ketinggalan jaman." kata Chaterine menarik perhatian."Bagaimana bisa ketinggalan jaman? Coba jelaskan," kata Cervan yang semakin tertarik."Mengenai pendapat Leo yang memikirkan kerugiannya, itu adalah hal yang wajar yang tentu saja pernah dialami para produsen seperti kita. Tapi menurut saya, pemikiran seperti itu adalah pemikiran lawas dan lebih baik dibuang saja. Apa anda sekalian ingin mendengarkan tentang pendapat saya?" ujar Chaterine yang semakin membuat lainnya penasaran.Semua orang mengangguk dan menatap Chaterine seolah menantikan penjelasannya. Hanya ada satu orang yang tidak suka, yaitu Candra. Sepertinya ia marah karna tadi Chaterine mengambil kesempatan putranya untuk mencari muka."Tunggu dulu, tuan tuan! Bukankah hal yang wajar jika para produsen seperti kita mengkhawatirkan kerugian? Bukankah hal yang baru s
Akhirnya presdir pun keluar dari ruangan rapat dengan cepat karna ada hal mendesak yang harus ia urus. Diikuti dengan para karyawannya yang mengikutinya di belakang."Tunggu dulu, nona!" teriak Candra yang mencoba menghentikan Chaterine saat hendak berdiri daru kursinya."Apa ada lagi hal yang harus kita berdua bicarakan, tuan Candra," tanya Chaterine dengan sopan."Anda tidak usah berpura pura sopan begitu, sekarang sudah tidak ada lagi yang memperhatikan kita." kata Candra."Iya ya, baguslah kalau begitu. Sekarang cepat katakan ada apa, aku mau segera menyusul ayahku." ujar Chaterine."Anda sengaja kan? Berbuat seperti tadi untuk membuat saya dan anak saya malu," kata Candra mengungkit kembali masalah yang tadi."Yang mana ya? Aku lupa," ujar Chaterine berpura pura tidak ingat."Tidak usah berpura pura lupa seperti itu, nona. Anda sengaja kan mempermalukan saya tadi dengan bicara seolah tidak mengenali anak saya, padahal anda berdua
Mungkin karna sudah mulai masuk jam makan siang, kantin jadi lebih ramai dengan dipenuhi para karyawan yang sedang makan. Chaterine yang datang pada saat itu pun jadi menarik banyak perhatian karyawan lainnya. "Kamu mau makan apa? Biar aku yang pesankan?" tanya Chaterine begitu sampai di kantin. "Jangan, nona! Biar saya saja yang memesan makanannya, nona tunggu saja disini. Saya tidak akan lama," kata Rogger mencegah Chaterine. "Loh, kenapa? Aku sudah biasa kok memesan makanan, kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu." ujar Chaterine. "Aku tidak bisa mengatakan pada nona jika sebenarnya aku takut tuan mengetahui hal ini dan akan memecatku nantinya." batin Rogger. "Ti ... Tidak apa apa, ini kan pertama kalinya saya kesini dengan nona. Jadi saya ingin memesankan makanan untuk nona," ujar Rogger. "Ya sudah kalau begitu, aku minta tolong ya." kata Chaterine sambil tersenyum hangat. Akhirnya Rogger pergi untuk memesan makanan
Kini Andreas merasa panik, ia berusaha memikirkan segala cara agar posisinya saat ini dapat ia pertahankan. Karna tentu saja dengan pembatalan kontrak ini, yang mendapatkan rugi hanya dirinya saja, karna bahkan JIAN GROUP bisa membayar model yang lebih terkenal darinya.Andreas pun langsung berlutut di bawah kaki Cervan. Ia terus memohon dengan melas, meminta kemurahan hati Cervan untuk memaafkannya. “Ti, tidak! Saya mohon, jangan lakukan itu.” ujarnya.Cervan pun menatap Andreas dengan jijik, karna ia baru menyesal setelah melakukannya. “Cih, harusnya kamu pakai dulu otakmu itu sebelum melakukan sesuatu yang sia-sia. Apa kamu terlalu menganggapku remeh hanya karna mendapatkan satu kali kontrak denganku?” ucap Cervan yang terus menyombongkan dirinya sendiri.Dengan mengesampingkan harga diri maupun rasa gengsinya, Andreas mengucapkan kata maaf dari mulutnya sendiri. “Saya bersalah! Saya minta maaf!” teriaknya terus memoh
Cervan tersenyum mendengar pertanyaan pertama yang di ucapkan reporter barusan, seolah sudah memprediksinya. “Untuk saat ini, hal itu masih rahasia. Namun seluruh dunia bisa mengetahuinya sendiri besok. Karna, kami akan langsung mengeluarkan produk terbaru kami dan meluncurkannya ke pasaran mulai dari besok. ” jawab Cervan dengan percaya diri.Setelah itu, berbagai pertanyaan seputar produk baru yang akan di keluarkan JIAN GROUP terus di keluarkan. Chaterine dan Cervan, terus menjawabnya dengan bergantian. Dari tadi, Andreas seolah tidak di beri kesempatan untuk menjawab.Namun setelah sekian lama, akhirnya ada wartawan yang bertanya mengenai hubungan di antara Andreas dan Chaterine. Apalagi dengan pernyataan Andreas tadi pagi yang bisa membuat orang salah paham, publik langsung mengambil kesimpulan tersendiri bahwa ia dan Chaterine memang benar sepasang kekasih.“Bagaimana dengan hubungan di antara tuan muda Andreas dan juga nona Chateri
Chaterine seolah memberi sinyal lewat tatapannya. Ia secara tidak langsung meminta Rogger untuk segera meraih ponsel yang di berikan padanya. Melihat arti dari tatapan Chaterine padanya, membuat Rogger mau tidak mau harus meraih ponsel yang di berikan padanya dengan terpaksa. Akhirnya, Rogger memfotokan mereka hingga beberapa kali dengan raut wajah yang terkesan terpaksa. Setelah selesai, Rogger mengembalikan ponsel milik pria tadi dengan wajahnya yang cemberut. Ia merasa muak dengan para pria yang sengaja mendekati Chaterine, meskipun Chaterine sebenarnya sudah memberikan ijin. Setelah selesai, banyak sekali yang mengucapkan rasa terimakasih pada Chaterine. Chaterine pun membalasnya dengan senyum andalannya. Kemudian ia segera pergi untuk mencari ayahnya. **** Dari saat memfotokannya tadi hingga kini, raut wajah Rogger sama sekali tidak be
Saat hendak menjawab bisikan Chaterine padanya barusan, Felix merasakan adanya tanda-tanda kedatangan orang dengan suara ketukan langkah kaki. Felix dengan cepat menutupi wajahnya kembali dengan mantel yang ia bawa. “Nona, sepertinya ada yang datang.” bisiknya sambil menengok ke arah datangnya suara. Mendengar hal itu, Chaterine pun panik. Ia langsung memikirkan segala cara untuk menyembunyikan keberadaan Felix. Berbeda pada saat di kamarnya, di studio ini tidak ada celah untuk bersembunyi. “Ba, bagaimana ini? Kamu harus bersembunyi!” ujar Chaterine dengan panik. Meskipun Chaterine terlihat resah memikirkan bagaimana cara agar Felix bisa tidak ketahuan, justru Felix malah terlihat santai saja. Felix tersenyum melihat nona nya yang manis itu terlihat gelisah. “Saya tidak perlu bersembunyi,” katanya dengan santai. Ekspresi wajah Chaterine langsung berubah jadi tercengang melihat Felix yang masih bisa tersenyum di situasi seperti in
Sebagai seorang model yang baru saja merangkak naik, tentu saja menjaga citra dan harga diri merupakan hal yang paling penting untuk Andreas. Bagaimana jadinya jika ia di kabarkan telah melakukan pelecehan, bertindak semena mena, serta membuat berita bohong soal hubungan diantara mereka? Tentu saja hal ini akan berdampak pada karir yang baru saja ia rintis itu.Setelah mengingat kembali hal itu, setidaknya membuat rasa bersalah Chaterine berkurang meskipun hanya sedikit. Chaterine merasa ia juga sudah bertindak sewajarnya dan cukup berbaik hati pada Andreas yang telah sering kali membuatnya merasa tidak nyaman.Di tengah keheningan saat itu, tiba-tiba Chaterine di kejutkan dengan lengan besar seorang pria yang seketika menariknya dari balik tembok. Tangan pria itu langsung menarik tubuh Chaterine, kemudian menutup mulutnya agar tidak berteriak sehingga menarik perhatian banyak orang.Namun anehnya, pria ini tidak menutup mulut Chaterine dengan kain yang telah di
Chaterine mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang sedang melingkar di pinggangnya. Chaterine tak ingin membuat keributan ataupun membuat dirinya terlihat aneh. Jadi Chaterine mencoba untuk melepaskannya senatural mungkin. Namun tetap saja tangan Andreas tidak bisa lepas dari pinggangnya, Andreas sengaja melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang Chaterine sambil tersenyum seolah tak tau apa-apa. Chaterine terpaksa melanjutkan pemotretan yang sedang berlangsung itu dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Ia harus menahan amarahnya, apalagi kini ayahnya sedang tidak ada disini. “Pemotretannya sudah selesai. Terimakasih untuk kerja keras kalian hari ini.” tak lama kemudian, akhirnya pemotretan itu selesai dengan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya, Chaterine bisa bertahan dengan baik hingga akhir. Begitu pemotretan selesai, Chaterine langsung menarik tangan Andreas dan mengajaknya untuk pergi ke sebuah ruangan yang sama sekali tidak ada o
**** Chaterine dan Rogger masuk ke dalam studio, menghampiri ayahnya yang tengah sibuk berbicara dengan rekan-rekannya. "Ayah!" teriak Chaterine memanggilnya. Cervan langsung menengok ke arah suara yang familiar tengah memanggil namanya,"Sayang, kenapa kamu baru menyusul? Dari tadi ayah sudah menunggumu." kata Cervan senang melihat putrinya kembali. "Tadi ada sedikit masalah. Mau tidak mau aku harus menyelesaikannya," Chaterine tidak mengatakannya dengan jelas, karna takut Cervan akan turun tangan nantinya. "Masalah? Apa para cecunguk itu mengganggumu?" ekspresi Cervan seketika langsung berubah marah, ia mengeryitkan dahinya begitu mengetahui putrinya sempat berada dalam masalah. Tentu saja Chaterine tidak bisa bilang jika Andreas lah yang menyulitkannya tadi. Mengingat sikap Cervan yang sedikit emosian jika menyangkut tentangnya, membuat Chaterine tentu
Chaterine dan para pengawalnya pun jadi tak sengaja terkejut oleh perkataan asal Andreas.Padahal, Chaterine sudah cukup lama tak bertemu dengannya, mereka juga tidak pernah butuh waktu bersama.Bagaimana bisa Andreas membuat berita bohong seperti itu?.Kini Chaterine tidak bisa lagi menahan dirinya, ia mengungkapkan semua perasaan kesal yang menumpuk di hati."Apa apa yang kamu maksud barusan? Apa kamu sudah gila? Jangan bohong!"Chaterine membocorkan Andreas dengan penuh emosi.Namun lagi, Andreas mengatakan hal yang bisa membuat orang lain salah paham."Duh sayang, kenapa kamu malah marah begini? Media sudah terlanjur mengetahui hubungan kita, harusnya kita tidak perlu menutup nutupinya lagi sekarang."ujar Andreas bual."Rupanya kamu sudah benar-benar gila. Cepat tarik ucapanmu itu atau akan ku potong lidahmu," kata Chaterine dengan membunuh membunuh.Saat Chaterine ingin sege
Andreas pun langsung tersenyum, ia sampai lupa jika masih ada Cervan di sampingnya karna terpana dengan kecantikan Chateirne yang sudah lama tidak ia lihat."Sebuah kehormatan untuk saya bisa menjalin kerja sama dengan anda hari ini, tuan." Andreas dengan cepat langsung menyesuaikan situasi, ia melupakan Chaterine sejenak agar Cervan merasa tenang terlebih dahulu."Ya, memang sudah seharusnya begitu." kata Cervan memutar mata malas.Para wartawan pun langsung mengambil gambar saat Cervan, Chaterine dan Andreas sedang berbincang dengan santai. Setelah mendapatkan gambar itu, tentu saja pihak surat kabar akan langsung membuat artikel bohong di media.Tiba tiba direktur Candra pun datang dari dalam, ia langsung menghampiri mereka bertiga yang pada saat itu tengah berkumpul."Tuan, ada hal yang perlu anda periksa di dalam." kata Candra menyela pembicaraan.Cervan langsung menatap Candra seolah berkata, apa kamu tidak tau jika aku sedang berbicara? Beran