Home / Thriller / Aku ADA / Menghindar

Share

Menghindar

Author: Rwi Alviani
last update Last Updated: 2021-09-26 15:45:46

"Memangnya di sini biasanya tidak sedingin ini?" tanya Kenya, Dia mencari tahu lebih banyak mengenai tempat itu dari Anita.

"Biasanya tidak." Anita membuka pintu, diikuti oleh Kenya.

Sesudah memasuki rumah, udara dingin kembali menyeruak. Dingin yang tak biasa dan membuat bulu kuduk Kenya sampai merinding, padahal masih pagi. Mereka menaiki tangga, pintu kamar terkunci.

"Kenapa pintunya terkunci? Sebelumnya Kita sama-sama keluar,'kan?" tanya Anita, Dia tampak bingung.

"Permisi." Kenya mengetuk pintu.

"Kak Key!" teriak dari dalam.

"Itu…itu suara Akila. Kila, buka pintunya ini kakak." Anita mengetuk pintu, Dia sampai menangis, karena terharu dapat menemukan Akila.

"Kak Anita—Kak Key." Akila membuka pintu dan memeluk Mereka, Dia terlihat menangis juga.

"Akila—Kamu dari mana saja?" tanya Anita, Dia tidak berhenti mencium Akila. Anita memperlakukan Akila seperti anak kecil, begitu seorang Kakak.

"Akila gak ke mana-mana." Akila yang sekarang terlihat bingung, Dia menatap Kenya dan Anita bergantian, seperti penangkap maling yang justru di kira maling, padahal bukan.

"Tapi, Kami." Anita tidak melanjutkan ucapannya, karena telponnya berdering.

"Kila ikut Kakak sebentar." Kenya membawa Akila masuk, kemudian Mereka bicara.

"Ada apa sih, Kak?" tanya Akila.

"Bukannya tadi malam, Kamu lari ke sumur tua?" tanya Kenya.

"Sumur tua? Akila gak ke mana-mana, bukannya Kakak sama Kak Anita tidur di ruang tamu?" tanya Akila, Dia sama sekali tidak terlihat berbohong.

"Hah?! Engga Kila, Kamu lari ke sumur tua tadi malam. Bahkan, warga juga ikut menyelamatkan Kamu. Kalau bukan Kamu yang waktu itu lari, terus siapa dong? Terus yang tidur di rumah Bu Tuti siapa?" tanya Kenya, Dia mengusap wajahnya memikirkan kejadian itu. Siapapun pasti, tidak akan percaya mendengar, jika hanya dari ceritanya saja.

"Kak Key, jangan nakut-nakutin. Orang Akila tidur di sini, justru Akila yang bingung tidak menemukan Kalian di kamar. Waktu Akila cek ke bawah, ternyata Kalian sudah tidur. Akila gak tega bangunin, soalnya Akila panggil, Kalian gak nyahut. Pasti tidurnya nyenyak banget," tutur Akila.

"Gak mungkin," gumam Kenya, Dia keluar ke halaman rumah.

"Artinya yang tadi malam bukan Akila, tapi siapa?" batin Kenya, semua pertanyaan berkecamuk.

"Key." Anita menghampiri Kenya, melihat Kenya melamun, Dia menepuk pundak Kenya.

"Aaa!" teriak Kenya, Dia menutup wajahnya.

"Key, ini Aku." Anita memegang bahu Kenya.

"Hem, Anita. Maaf, tadi Aku melamun." Kenya mengelap keringat di wajahnya.

"Kok sampai keringetan gitu? Kamu kenapa?" tanya Anita, kemudian Kenya menceritakan semuanya tentang Akila.

"Hahahaha, gak mungkin Kenya. Pasti, Akila tidak ingat apapun. Mana mungkin Dia tidur di sini, sementara Kita semua tahu Dia lari ke sumur tua. Omong-omong Key, barusan Rendy menghubungiku." raut wajah Anita mendadak murung saat menyebut nama Rendy.

"Tapi, Bu Tuti bawa kuncinya, mana mungkin Dia bisa ke luar tanpa kunci?" ingin sekali Aku mengatakan hal itu, tetapi Anita terlalu sedih, ketika ingat Rendy. Maklum sih, Mereka sudah lama banget pacaran dan tiba-tiba Mamanya Rendy menjodohkan Dia dengan gadis lain.

"Nit, kalau Kamu dan Rendy saling mencintai… jujur saja, Aku kurang mengerti harus memberikan solusi apa? Karena, Rendy sudah bertunangan. Kalau Rendy menolak, sudah pasti Dia sangat mencintaimu." belum juga Aku melanjutkan ucapan, Anita sudah memotongnya.

"Jadi, menurutmu Rendy tidak mencintaiku lagi?!" tanya Anita, Dengan mata berkaca-kaca.

"Bukan seperti itu maksudku." Anita tidak mau mendengarkan penjelasan dariku, Dia lebih dahulu lari ke dalam. 

Kurasa Anita terlalu terluka dan bimbang, sehingga Dia tidak bisa membedakan keadaan dan mencoba menilai sesuatu dengan pikiran jernih. Kalau Aku menjadi Rendy, tentu saja Aku tidak mau menerima perjodohan itu. 

Karena, Aku tidak mau melukai tiga hati wanita sekaligus. Ibu, Gadis itu dan Anita—sepertinya Aku memang meragukan cinta Rendy pada Anita. Perutku berbunyi, mungkin ini alarm kalau Aku lapar.

Udara yang tadinya cerah, kini menjadi mendung. Bau-bau hujan sudah tercium, airnya tampak oleh mata. Aku bergegas masuk ke dalam, Akila dan Anita termasuk Aku belum makan. Nasi goreng adalah masakan yang paling simple.

Tertumben, Akila dan Anita kompak belum turun. Padahal wanginya nasi goreng menyeruak di seluruh ruangan, apa Anita masih marah? Mungkin, Akila masih menghiburnya.

Aku menyiapkan tiga piring beserta nasi goreng yang tadi, kemudian kakiku melangkah menelusuri anak tangga. 

Tok…tok…tok

"Akila, Anita makannya sudah siap." 

Tidak ada suara dari dalam, hal itu membuat tanganku membuka pintu kamar. Memang kamar kosong, kemudian Aku memeriksa ke segala tempat di rumah. Kulihat pintu belakang terbuka, apakah Mereka ada di sana?

Aku berjalan perlahan, karena menuju pintu belakang—tempatnya cukup gelap. Rasanya lega, ketika sampai di halaman belakang rumah. Anita dan Akila sedang duduk di ayunan, tampaknya Anita sedang bicara dengan seseorang lewat telpon.

Aku melambaikan tanganku, kemudian Akila menghampiriku,"Ada apa, Kak?" tanyanya.

"Kakak sudah masak nasi goreng, bilang sama Anita untuk makan." Akila mengangguk, lalu Dia menghampiri Anita dan terlihat berbisik. Anita menatapku sekilas, kemudian mengangguk.

Sepertinya Dia sangat sibuk, mungkin sedang bicara serius. Aku dan Akila mendahului untuk makan, nasi goreng Anita—Aku simpan. Aku dan Akila menonton film, selagi Anita masih makan.

"Key." Anita sepertinya sudah selesai makan, Dia duduk di sebelah Kami.

"Iya," kataku.

"Katanya Rendy akan ke sini," ucap Anita, Dia pasti sangat mencintai Rendy. Entah apa yang akan terjadi, kalau sampai Rendy jadi menikah dengan gadis yang tidak Kami tahu itu.

"Apa Tante Devi mengijinkan?" tanyaku, Anita menggeleng.

"Rendy akan ke sini secara diam-diam, bukankah itu cukup membuktikan, Dia masih sangat mencintaiku? Key, Kau harus membantuku." mata Anita terlihat berbinar, wajahnya yang tadi murung, kini secerah mentari pagi.

"Membantu bagaimana?" tanyaku pada Anita, karena Aku tidak tahu apa yang bisa aku bantu.

"Bantu Aku menyiapkan tempat makan malam romantis, tenang saja cukup temani dan bantu menatanya." Anita berlari menuju dapur, Dia hanya memintaku membantunya untuk menyiapkan kursi dan vas bunga.

Anita sangat senang memasak, mungkin Dia ingin menyambut kedatangan Rendy. Entah, bagaimana caranya Rendy keluar dari rumahnya? Kalau di lihat, Rendy sama sekali tidak berani pada Tante Devi. Dia lebih kelewatan dari sekadar anak Mami, kalau anak Mami, harusnya Dia berusaha menyadarkan Mamanya akan kesalahan yang di buat.

Yang Aku tahu, Tante Devi membenci Anita tanpa alasan. Rendy memang kaya, tapi Anita juga setara. Anita juga cantik dan pintar memasak, Dia gadis yang cukup mandiri dan tampil elegan. Kurang apa lagi?

Aku melupakan seseorang, yakni Nora. Aku belum sempat mengabarinya, entahlah. Tiba-tiba saja Aku merasa ragu untuk memberitahukannya, ini bukan hal yang biasa.

Waktu yang di tunggu telah tiba, Aku dan Akila mandi setelah Anita. Dia sangat bersemangat, bahkan menunggu Rendy lebih awal. Sudah jam 8, namun batang hidung Rendy belum tampak. Dapat kulihat kegelisahan pada raut wajah cantik Anita, sementara Aku dan Akila tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sebentar, Kil." Aku menjawab panggilan yang ternyata dari Rendy.

"Halo, Key," ucap Rendy dari seberang.

"Iya, Rend. Anita sudah menunggu, apa Kamu tersesat?" tanyaku, sengaja Aku mendekatkan handphone pada Akila, supaya Dia juga tahu Rendy menelpon.

"Bukan, tolong bilang sama Anita. Aku tidak bisa datang," jawaban Rendy cukup membuatku marah, tunggu dulu. Ada suara musik, itu sepertinya bukan musik pesta, tapi … mungkinkah Dia di diskotik.

"Rend, Kamu di mana? Kok, suara musiknya sangat keras?" tanyaku.

"Halo…halo, maaf Key. Signalnya buruk." Rendy mengakhiri telephon, Dia terkesan menghindar dari pertanyaanku mengenai musik itu.

To be continue

Related chapters

  • Aku ADA   Hadiah Dari Rendy

    "Kak Rendy mengakhiri telephon, ya, Kak?" tanya Akila, Dia juga terlihat kesal dengan cara Rendy, padahal sebelum menanyakan perihal musik yang terlalu keras itu, tidak ada istilah signal buruk."Iya, Kil. Bagaimana Kita akan menyampaikannya pada Anita? Dia pasti akan sedih mendengarnya." Aku tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan, supaya Anita tidak sedih. Kalau hanya ngomong, sih tak ada sulitnya. Tapi, Aku mengerti sekali berada di posisinya."Kak, daripada Kita menyembunyikan ini. Lebih baik Kita bilang saja dengan jujur, dari awal Mereka pacaran. Kak Rendy memang terlihat kurang beres." Pasti Akila kesal pada Rendy, itu mungkin menjadi penyebab, Dia mengatakan hal tersebut tentang Rendy."Hem, mungkin memang tidak ada signal di sana. Tidak boleh salah menilai, sebelum melihat secara langsung. Tapi, apa alasannya Rendy tidak bisa datang?"

    Last Updated : 2021-09-27
  • Aku ADA   Laki-laki Tua Misterius

    "Jadi, apa bisa di bilang itu bentuk permintaan maafnya?" tanyaku pada Anita, namun Dia belum menjawabnya.Anita terlihat murung, Dia duduk di sebelahku. Perlahan, namun pasti air matanya mengalir deras. Aku dan Akila tidak mampu berkata-kata, biarlah Anita membuang sampah di dalam dirinya untuk saat ini.Selain masalah dengan Rendy dan keluarganya, ada yang membuatku sangat takut. Bulu kudukku kembali merinding, ketika kuingat bagaimana kuntilanak itu mencekik Anita dan melemparku. Aku ingat sorot kemarahan itu, tapi kenapa? Apa Dia penunggu di sini? Jika, kuntilanak yang pernah Aku mimpikan hadir dan menyerangku, apakah kuntilanak yang menyelamatkanku dalam mimpi itu juga ada?Aku sibuk dengan alam pikiranku sendiri, kemudian Aku melihat Anita membuang hadiah yang diberikan oleh Rendy. Aku dan Akila saling menatap, Kami ha

    Last Updated : 2021-10-02
  • Aku ADA   Api Unggun

    "Ada apa dengan Kenya?" tanya Anita pada Akila."Entahlah, Kak. Sepertinya Kak Kenya tampak bingung, Aku akan menghampirinya." Akila datang menghampiriku, Dia menepuk pundakku sehingga Aku tersadar dari lamunanku."Akila," Aku bicara dengan gugup."Ada apa, Kak? Kau terlihat gelisah," ucap Akila, Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya."Bukan apa-apa, ayo Kita ke sana." Aku menarik tangan Akila, Kami tidak bicara apapun setelahnya."Aku sudah selesai makan," ucap Anita, Dia masih sempat selfi."Bagaimana kalau Kita beli beberapa makanan, baksonya enak." Akila tersenyum, Dia menatap Anita."Ya, sudah beli saja. Tapi, Key artinya Kamu bawa mobil sendiri, dong?" tanya Anit

    Last Updated : 2021-11-03
  • Aku ADA   Kembali ke rumah Angker

    "Di mana Bapak yang tadi?" Aku kebingungan mencarinya, sementara Mereka menatapku dengan tatapan 'siapa Dia?' Apa yang harus Aku lakukan sekarang?"Itu siapa?" dapat kudengar ucapan Mereka."Permisi, apa Kalian sedang berkemah di sini?" tanyaku, Mereka mengangguk."Iya, Kami sedang kemah. Kakak siapa dan apa mau kemah juga?" seorang gadis dengan rambut dikuncir bertanya dan mendekatiku."Sebenarnya tidak. Aku tersesat, bolehkah Aku bergabung dengan Kalian?" tanyaku, yang kemudian mendapatkan persetujuan dari Mereka."Boleh, ayo masuklah ke tenda. Nanti akan kubawakan makanan." Aku mengikuti gadis yang tadi menanyaiku."Siapa namamu?" Dia tersenyum, kemudian menatapku. 

    Last Updated : 2021-12-03
  • Aku ADA   Tragedi Ela

    Sikap yang Anita tunjukkan terkesan dingin. Kenya mendekatinya, namun Anita menatap lurus ke depan. Tatapan begitu kosong, lalu Gendis mendekat."Kak," gumam Gendis."Ini Anita, dia salah satu sahabatku." Kenya yang seolah mengerti akan maksud dari Gendis langsung memperkenalkan Anita pada Gendis dkk."Tapi, kenapa tatapannya kosong seperti itu?" bisik Gendis yang tidak berani menatap mata Anita."Anita, kamu baik-baik saja?" tanya Kenya.Angin berhembus, kabut langsung menyelimuti hutan.Tiba-tiba suara petir dengan bersamaan terdengar cekikikan,"kikikikik!"Gendis dan Kenya berpegangan tangan, begitu juga dengan Sena, Mila, Gandi, Doni, dan Asegaf. Semuanya seolah menjadi malam, semakin mencekam dengan udara yan

    Last Updated : 2022-01-27
  • Aku ADA   Jalan-jalan Di Hutan Roh

    Akila yang baru sadar terlihat ketakutan. Tiba-tiba vas bunga jatuh, sehingga membuat Akila lari keluar dari rumah. "Kenapa aku di sini?" gumam Akila."Akila!" teriak Kenya.Kenya berlari menghampiri Akila, dia memeluk Akila. Awan mulai mendung, kemudian Kenya mengajak Akila masuk ke rumah."Ke—kenapa kita ke tempat ini lagi, kak?" tanya Akila ketakutan."Kil, kamu masih ingat?" tanya Kenya sedikit merasa cemas."Iya, aku ingat. Kak Anita…." Akila sama sekali tidak melanjutkan ucapannya, setelah melihat Anita.Akila memeluk pinggang Kenya, jelas Kenya dapat merasakan ketakutan yang saat ini Akila rasakan."Tenang, Kil. Everything will be okay," gumam Kenya.&nbs

    Last Updated : 2022-01-27
  • Aku ADA   Jalan Nusa Indah

    Bruak!Suara sesuatu jatuh di atas, hingga membuat Anita terkejut. Dia baru saja pindah ke rumah barunya yang terletak di Jalan Nusa Indah 7A, yaitu di Singaraja."Ada apa Kak?" tanya Akila."Kayak ada yang jatuh," jawabnya."Masa sih, emangnya ada kucing?" tanya Akila."Ah Kamu ada-ada saja." Anita naik ke atas, diikuti oleh Akila."Kok aneh ya? Gak ada apa-apa." Anita memegang lehernya."Kakak yakin mau tinggal di sini?" tanya Akila."Iya, La. Lagian Kamu, kan PKLnya dekat tempat ini. Engga ada ruginya juga kalau beli rumah, walaupun gak sebesar rumah Kita di Kota Swadaya." Anita dan Akila turun dengan melewati tangga."Iya, sih. Andai aja Mama sama Papa gak pisah," ucap Akila."Udah ya La, Kamu jangan pikirin itu lagi. Kita sebagai Anak memang ingin yang terbaik, tapi Mereka udah milih yang terbaik

    Last Updated : 2021-09-22
  • Aku ADA   Merinding

    Kenya melihat satu persatu alamat Nusa Indah, lalu Dia sampai di depan alamat yang sama seperti yang diberikan oleh Bibi Ratih. Dari luar memang tidak terlihat seperti kos, lebih mirip dengan rumah. Tempatnya asri dan bersih, kemudian Kenya menelpon Anita."Halo," jawab Anita."Aku ada di depan rumah Kamu," ucap Kenya."Siapa Kak?" tanya Akila."Kenya," jawabnya."Nit, Aku gak bakal kasih tahu sama Mama-Papa Kamu. Aku khawatir," ucap Kenya."Iya, sebentar." terlihat Anita ke luar dan membukakan pagar pada Kenya.Kenya memeluk Anita dengan haru, begitu juga Anita. Akila juga ikut keluar, Dia membantu Kenya membawa barang-barang. Mereka duduk di ruang tamu, Anita membawakan cemilan untuk Kenya."Eh, ini Aku sempat beli soto buat Kalian." Kenya memberikan soto dan teh lemon pada Anita."Repot banget sih, pakai bawa ginian." Anita menerima soto tersebut."Udah lama Kita gak kumpul bareng," ucap Kenya.

    Last Updated : 2021-09-23

Latest chapter

  • Aku ADA   Jalan-jalan Di Hutan Roh

    Akila yang baru sadar terlihat ketakutan. Tiba-tiba vas bunga jatuh, sehingga membuat Akila lari keluar dari rumah. "Kenapa aku di sini?" gumam Akila."Akila!" teriak Kenya.Kenya berlari menghampiri Akila, dia memeluk Akila. Awan mulai mendung, kemudian Kenya mengajak Akila masuk ke rumah."Ke—kenapa kita ke tempat ini lagi, kak?" tanya Akila ketakutan."Kil, kamu masih ingat?" tanya Kenya sedikit merasa cemas."Iya, aku ingat. Kak Anita…." Akila sama sekali tidak melanjutkan ucapannya, setelah melihat Anita.Akila memeluk pinggang Kenya, jelas Kenya dapat merasakan ketakutan yang saat ini Akila rasakan."Tenang, Kil. Everything will be okay," gumam Kenya.&nbs

  • Aku ADA   Tragedi Ela

    Sikap yang Anita tunjukkan terkesan dingin. Kenya mendekatinya, namun Anita menatap lurus ke depan. Tatapan begitu kosong, lalu Gendis mendekat."Kak," gumam Gendis."Ini Anita, dia salah satu sahabatku." Kenya yang seolah mengerti akan maksud dari Gendis langsung memperkenalkan Anita pada Gendis dkk."Tapi, kenapa tatapannya kosong seperti itu?" bisik Gendis yang tidak berani menatap mata Anita."Anita, kamu baik-baik saja?" tanya Kenya.Angin berhembus, kabut langsung menyelimuti hutan.Tiba-tiba suara petir dengan bersamaan terdengar cekikikan,"kikikikik!"Gendis dan Kenya berpegangan tangan, begitu juga dengan Sena, Mila, Gandi, Doni, dan Asegaf. Semuanya seolah menjadi malam, semakin mencekam dengan udara yan

  • Aku ADA   Kembali ke rumah Angker

    "Di mana Bapak yang tadi?" Aku kebingungan mencarinya, sementara Mereka menatapku dengan tatapan 'siapa Dia?' Apa yang harus Aku lakukan sekarang?"Itu siapa?" dapat kudengar ucapan Mereka."Permisi, apa Kalian sedang berkemah di sini?" tanyaku, Mereka mengangguk."Iya, Kami sedang kemah. Kakak siapa dan apa mau kemah juga?" seorang gadis dengan rambut dikuncir bertanya dan mendekatiku."Sebenarnya tidak. Aku tersesat, bolehkah Aku bergabung dengan Kalian?" tanyaku, yang kemudian mendapatkan persetujuan dari Mereka."Boleh, ayo masuklah ke tenda. Nanti akan kubawakan makanan." Aku mengikuti gadis yang tadi menanyaiku."Siapa namamu?" Dia tersenyum, kemudian menatapku. 

  • Aku ADA   Api Unggun

    "Ada apa dengan Kenya?" tanya Anita pada Akila."Entahlah, Kak. Sepertinya Kak Kenya tampak bingung, Aku akan menghampirinya." Akila datang menghampiriku, Dia menepuk pundakku sehingga Aku tersadar dari lamunanku."Akila," Aku bicara dengan gugup."Ada apa, Kak? Kau terlihat gelisah," ucap Akila, Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya."Bukan apa-apa, ayo Kita ke sana." Aku menarik tangan Akila, Kami tidak bicara apapun setelahnya."Aku sudah selesai makan," ucap Anita, Dia masih sempat selfi."Bagaimana kalau Kita beli beberapa makanan, baksonya enak." Akila tersenyum, Dia menatap Anita."Ya, sudah beli saja. Tapi, Key artinya Kamu bawa mobil sendiri, dong?" tanya Anit

  • Aku ADA   Laki-laki Tua Misterius

    "Jadi, apa bisa di bilang itu bentuk permintaan maafnya?" tanyaku pada Anita, namun Dia belum menjawabnya.Anita terlihat murung, Dia duduk di sebelahku. Perlahan, namun pasti air matanya mengalir deras. Aku dan Akila tidak mampu berkata-kata, biarlah Anita membuang sampah di dalam dirinya untuk saat ini.Selain masalah dengan Rendy dan keluarganya, ada yang membuatku sangat takut. Bulu kudukku kembali merinding, ketika kuingat bagaimana kuntilanak itu mencekik Anita dan melemparku. Aku ingat sorot kemarahan itu, tapi kenapa? Apa Dia penunggu di sini? Jika, kuntilanak yang pernah Aku mimpikan hadir dan menyerangku, apakah kuntilanak yang menyelamatkanku dalam mimpi itu juga ada?Aku sibuk dengan alam pikiranku sendiri, kemudian Aku melihat Anita membuang hadiah yang diberikan oleh Rendy. Aku dan Akila saling menatap, Kami ha

  • Aku ADA   Hadiah Dari Rendy

    "Kak Rendy mengakhiri telephon, ya, Kak?" tanya Akila, Dia juga terlihat kesal dengan cara Rendy, padahal sebelum menanyakan perihal musik yang terlalu keras itu, tidak ada istilah signal buruk."Iya, Kil. Bagaimana Kita akan menyampaikannya pada Anita? Dia pasti akan sedih mendengarnya." Aku tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan, supaya Anita tidak sedih. Kalau hanya ngomong, sih tak ada sulitnya. Tapi, Aku mengerti sekali berada di posisinya."Kak, daripada Kita menyembunyikan ini. Lebih baik Kita bilang saja dengan jujur, dari awal Mereka pacaran. Kak Rendy memang terlihat kurang beres." Pasti Akila kesal pada Rendy, itu mungkin menjadi penyebab, Dia mengatakan hal tersebut tentang Rendy."Hem, mungkin memang tidak ada signal di sana. Tidak boleh salah menilai, sebelum melihat secara langsung. Tapi, apa alasannya Rendy tidak bisa datang?"

  • Aku ADA   Menghindar

    "Memangnya di sini biasanya tidak sedingin ini?" tanya Kenya, Dia mencari tahu lebih banyak mengenai tempat itu dari Anita."Biasanya tidak." Anita membuka pintu, diikuti oleh Kenya.Sesudah memasuki rumah, udara dingin kembali menyeruak. Dingin yang tak biasa dan membuat bulu kuduk Kenya sampai merinding, padahal masih pagi. Mereka menaiki tangga, pintu kamar terkunci."Kenapa pintunya terkunci? Sebelumnya Kita sama-sama keluar,'kan?" tanya Anita, Dia tampak bingung."Permisi." Kenya mengetuk pintu."Kak Key!" teriak dari dalam."Itu…itu suara Akila. Kila, buka pintunya ini kakak." Anita mengetuk pintu, Dia sampai menangis, karena terharu dapat menemukan Akila."Kak Anita—Kak Key." Akila membuka pintu dan memeluk Mereka, Dia terlihat menangis juga."Akila—Kamu dari mana saja?" tanya Anita, Dia tidak berhenti me

  • Aku ADA   Tante Devi

    "Pak, tolong Adik Saya," ucap Anita pada Warga."Ya, sudah. Ayo Kita susul sebelum terlambat." Warga yang ronda lari mengejar Akila diikuti oleh Kenya dan Anita."Akila tunggu!" teriak Kenya, Dia panik saat melihat Akila hampir saja melompat ke sumur tersebut.Akila berhenti di pinggir, Dia masih membelakangi semua orang. Mendapatkan kesempatan untuk menolongnya, kemudian Anita menarik Akila, sehingga Akila jatuh menimpa Anita dalam keadaan tidak sadarkan diri."Pak, tolong." Anita meminta tolong, sehingga warga membantu mengangkat Akila. Untungnya lagi, Akila memakai baju yang utuh.Warga berhenti di depan rumah Anita, Mereka saling menoleh. Kenya terlihat memperhatikan sikap Mereka, kemudian Kenya menghampirinya."Pak, kenapa diam? Ayo, bantu sebentar bawa masuk Akila ke dalam." Kenya memecah keheningan."Maaf sebelumnya, apa Kalian bertiga tingg

  • Aku ADA   Sumur Tua

    Akila dan Anita mendengar teriakkan dari Kenya, kemudian Mereka berdua lari ke lantai atas. Anita mengentuk pintu kamar mandi, namun Kenya tidak membukanya."Kenya, are you okay?" tanya Anita dari luar."Hah…hah…hah." Aku melihat ulat, sekarang tidak ada apa-apa." Kenya buru-buru mengganti pakaiannya, Dia ke luar dan memeluk Anita."Ada apa Key? Sepertinya Kamu sakit," ucap Anita, Dia menyentuh kening Kenya."Tidak, Aku hanya lelah. Mungkin, imunku sedang turun. Aku akan tidur, Kila temani Kakak ya," ucap Kenya pada Akila."Iya, Kak." setelah memastikan semuanya baik-baik saja, kemudian Anita mandi. Akila main catur online, sembari menunggu Anita selesai.Kenya membuka matanya, anehnya Dia berada di tempat yang begitu asing. Ada sesosok bayangan hitam melewatinya, Dia melihat ke sekelilingnya. "Anita! Akila!"Tidak ada yang menyahut, lantaran tempatnya seperti hutan dan semuanya hampir gelap gulita. Kenya m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status