.
.
.
"Apa anda punya pesan terakhir Tuan Mu?" Pembunuh bayaran yang menyamar sebagai pelayan itu menodongkan pistol ke arah Mu Shenan.
“Pesan terakhir…” Mu Shenan bergumam dan memikirkan sesuatu. “Aku belum punya.” Sahutnya sembari melirik pembunuh bayaran itu dengan malas.
“Hahaha… Maafkan aku Tuan Mu. Sepertinya aku harus membunuhmu sekarang.” Pembunuh bayaran itu tertawa sejenak. Pria bernama Mu Shenan itu sangat polos! Batinnya dalam hati sebelum akhirnya ia mendengar pria tampan itu mengatakan sesuatu yang mengejutkannya.
“Mirror. Bereskan.” Seru Mu Shenan kepada para snipers dan bodyguard bayangannya yang sudah bersiap dari titik-titik tak terlihat.
Sungguh, Mu Shenan tidak ingin hal sepele semacam itu mengganggu istirahat sorenya. Sambil mengangkat jarinya, Mu Shenan yang telah memberikan tanda eksekusi itupun tiba-tiba saja dikejutkan oleh dering suara ponsel yang
...Mu Shenan memang adalah sosok yang sangat tangguh. Lihat saja, meskipun barusaja ia mendapat sebuah ancaman pembunuhan, saat ini dia masih bisa mengikuti sebuah acara lelang yang diadakan tidak jauh dari Hotelnya. Disana, ia terlihat menyalami beberapa koleganya lalu duduk dengan santai dengan segelas wine ditangannya.Petang ini dia cukup senang. Ternyata isterinya itu masih memperhatikannya meskipun tadi wanita itu langsung mematikan sambungan telepon mereka. Tidak apa-apa. Bagaimanapun Shen Yiyi tidak akan mungkin bisa se-enaknya lepas dari tangannya begitu saja.Disaat dirinya masih terpikirkan tentang wanita miliknya itu, tanpa sengaja kedua mata elangnya menangkap pemandangan para pengusaha bersama dengan pasangan mereka. Tidak sedikit dari mereka memamerkan para model, artis sebagai pasangan mereka.Kembali meneguk wine-nya, Mu Shenan sekilas melihat bahwa semua keanggunan dan kemolekan dari wanita disana, tidak ada satupun yang
...Acara lelang malam ini begitu melelahkan semua orang. Tetapi itu sepertinya tidak berlaku bagi Mu Shenan yang masih tampak segar setelah menyelesaikan acara itu. Apalagi, di acara lelang tadi, ia berhasil mendapatkan sepasang benda yang sangat diinginkannya.Di kamar presidential suit di kota itu, Mu Shenan sesekali kembali melihat-lihat benda yang barusaja dibelinya dengan harga fantastis itu. Sepertinya, kucingnya itu pantas mengenakannya. Benda itu hanya satu, dan tidak ada di dunia selain yang dipegangnya saat ini.Mengingat kembali kucingnya, akhirnya Mu Shenan bergegas membuka laptopnya untuk mencari tahu apa yang sedang dilakukan oleh isterinya itu seharian ini. Dan klik! Tanpa menunggu lama, rekaman kegiatan isterinya itu langsung saja diputarnya. Beberapa waktu, ia melihat isterinya itu sedang memarkirkan mobilnya dan bergegas masuk untuk memesan makanan di sebuah kedai mie.Mu Shenan tersenyum. Memang nafsu makan isterinya sa
...Tidak terasa, malam telah berganti pagi di Kediaman Shen. Matahari telah melambung sedikit lebih tingga dan sinarnya menerobos masuk menembus jendela kaca pada kamar bernuansa feminim itu. Karena suasana pagi sedikit lebih dingin dari biasanya, sosok cantik yang terbaring disana sedikit enggan membuka matanya. Malahan kulitnya sedikit bergidik karena udara dingin yang menyergapnya itu.Beruntungnya, rasa dingin itu tidak berlangsung lama karena ada sesuatu yang seketika menyelimutinya sehingga iapun merasakan sebuah kehangatan pada kulitnya. Rasanya begitu hangat... Benar-benar hangat! Sampai-sampai Shen Yiyi tersenyum simpul karena begitu menikmati suasana nyaman itu.Setelah cukup lama, lambat laun, rasa hangat itu perlahan-lahan membuat tubuhnya memanas. Hal itu cukup mengganggunya hingga ia mulai membuka matanya. Setelah sepenuhnya tersadar, dari posisi tidurnya ia bisa melihat mangkuk kosong tempat ramuan herbal yang ia minum semalam mas
...5 menit kemudian,Shen Yiyi bisa merasakan rasa nyeri di sekujur tubuhnya itu. Tunggu! Apakah mungkin, suami dinginnya itu telah melakukan sesuatu padanya? Kenapa tadi ia bisa lupa bertanya?! Dasar bodoh!Sambil menundukkan wajahnya ke bawah dengan penasaran, kedua mata indahnya itupun mulai mengamati tubuhnya yang telah ia sembunyikan di balik selimut tebal itu dengan perlahan, sampai akhirnya iapun melihat..."Brengsek!!!!!!!!!!!!" sebuah umpatan kembali terdengar nyaring menggema di seluruh kamar itu yang seketika membuat Mu Shenan menutup kedua telinganya."Mu Shenan, kau penipu!!!! Cepat katakan apa kau menyentuhku????!!!!!"Shen Yiyi terlihat mengeram menahan amarah saat tahu bahwa seluruh kulit leher, dada dan perutnya yang putih itu telah dipenuhi oleh gigitan-gigitan merah yang begitu banyak! Benar, kali ini Mu Shenan tidak bisa mengelak!Mengedipkan kedua matanya, Mu Shenan kemudian teringat kedatangannya
...Dengan rambut tebal yang masih acak-acakan, Mu Shenan mengedarkan pandangannya menyusuri setiap detil ruangan yang ada dihadapannya. Menurutnya, kamar isterinya itu sangat bagus dan didesain dengan gaya unik nan elegan.Lihatlah, di dalam kamar itu mengalir aliran air pada rangkaian rustic bamboo berwarna gold, berbentuk zig zag, serta dilengkapi dengan lighting yang menawan pada salah satu dindingnya. Selain itu, ia juga dapat menghirup aroma segar bunga tulip pegunungan yang sungguh sangat menenangkan. Siapapun yang merancang desain itu, Mu Shenan sangat ingin untuk menghubunginya.Menyibak selimut tebal berwarna cyan pastel yang sejak semalam menyelimutinya, Mu Shenan kemudian beranjak menuju lemari baju si kucing kecil untuk mencari sebuah handuk besar di sana. Setelah mendapatkannya, ia lalu melilitkan handuk besar itu pada pinggangnya.Penuh warna! Kucingnya itu memiliki koleksi baju dari segala musim dengan warna yang begitu ber
...Di halaman depan kediaman Shen, asisten Bai yang tertidur pulas di atas rerumputan hijau di balik semak-semak tanaman hias di sana terlihat mengerutkan dahinya. Sebuah mimpi sedang mengganggu tidurnya pagi ini. Di dalam mimpinya itu, ia mendengar suara desingan peluru yang berusaha mengejarnya.“Tidak!!! Bos, tolong saya! Tolong saya!” katanya di dalam mimpinya itu.Ia berlari untuk mencari keberadaan yang bos yang tidak dapat dijumpainya. Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya. Ia sangat ketakutan tetapi sang bos besar tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.“Bos… Hiks…” Asisten Bai seketika menangis. Tanpa sengaja matanya menangkap figur yang sangat dikenalnya.“Tuan Mu.” Panggilnya kepada sang tuan yang berada diseberang sana. Sungai besar memisahkan mereka sehingga asisten Bai tidak sanggup melangkahkan kakinya kesana.“Bos… tolong saya Bos.&
...Sementara itu di meja makan Kediaman itu, dua pasang mata terlihat beradu pandang dengan sangat tajam. Bagai kucing dan tikus, yang satu mengintimidasi dan yang lainnya waspada karena ketakutan. Tidak bisa terlihat, tetapi mereka berdua nampak sedang terlibat dalam sebuah pertarungan yang melibatkan tenaga dalam dimana hanya mereka berdua yang dapat mengetahuinya."Ehem!" Sang kakek berdeham dengan aksi kedua anak muda disampingnya.Kali ini ia melihat Shen Yiyi begitu garang, sementara Mu Shenan nampak seperti seekor anak kucing yang lemah. Kakek Shen terkejut. Dengan intens pandangan mereka berdua tidak terlepas meskipun sang kakek telah menunjukkan eksistensinya disana.Sayangnya, setelah menanti beberapa saat, rupanya tidak ada satupun diantara mereka berdua yang berkedip apalagi menyapa pria tua seperti dirinya. Tentu saja, kakek Shen sedikit merasa jengkel. Tetapi ia juga pernah muda. Saat ini ia hanya berpikir, apakah begini car
...Situasi pagi ini nampak berbeda di Perusahaan Shen, beberapa kepala bagian nampaknya sedang serius berdiskusi dengan sang direktur, Shen Haoran, mengenai proyek yang bekerja sama dengan Perusahaan Mu, karena sampai hari ini rupanya belum ada satu desainpun yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan."Direktur Shen, tim pemilihan telah melakukan proses seleksi pada semua desain yang telah masuk. Tapi rupanya, belum ada yang sesuai dengan kriteria dari Perusahaan Mu. Bagaimana Tuan?" Kepala bagian perencanaan terlihat berbicara sembari menyodorkan beberapa gambar terbaik yang bisa mereka ambil dari seluruh desain yang telah masuk."Hmm…" Sambil menaikkan kaca matanya, Shen Haoran yang sejak pagi buta telah meninggalkan kediaman Shen untuk menghindari menantu yang tidak disukainya itupun mengambil berkas di depannya dan melihatnya dengan wajah kecewa.Dari berbagai aspek, gambar-gambar itu memang kurang begitu memu