.
.
.
Tidak terasa, malam telah berganti pagi di Kediaman Shen. Matahari telah melambung sedikit lebih tingga dan sinarnya menerobos masuk menembus jendela kaca pada kamar bernuansa feminim itu. Karena suasana pagi sedikit lebih dingin dari biasanya, sosok cantik yang terbaring disana sedikit enggan membuka matanya. Malahan kulitnya sedikit bergidik karena udara dingin yang menyergapnya itu.
Beruntungnya, rasa dingin itu tidak berlangsung lama karena ada sesuatu yang seketika menyelimutinya sehingga iapun merasakan sebuah kehangatan pada kulitnya. Rasanya begitu hangat... Benar-benar hangat! Sampai-sampai Shen Yiyi tersenyum simpul karena begitu menikmati suasana nyaman itu.
Setelah cukup lama, lambat laun, rasa hangat itu perlahan-lahan membuat tubuhnya memanas. Hal itu cukup mengganggunya hingga ia mulai membuka matanya. Setelah sepenuhnya tersadar, dari posisi tidurnya ia bisa melihat mangkuk kosong tempat ramuan herbal yang ia minum semalam mas
...5 menit kemudian,Shen Yiyi bisa merasakan rasa nyeri di sekujur tubuhnya itu. Tunggu! Apakah mungkin, suami dinginnya itu telah melakukan sesuatu padanya? Kenapa tadi ia bisa lupa bertanya?! Dasar bodoh!Sambil menundukkan wajahnya ke bawah dengan penasaran, kedua mata indahnya itupun mulai mengamati tubuhnya yang telah ia sembunyikan di balik selimut tebal itu dengan perlahan, sampai akhirnya iapun melihat..."Brengsek!!!!!!!!!!!!" sebuah umpatan kembali terdengar nyaring menggema di seluruh kamar itu yang seketika membuat Mu Shenan menutup kedua telinganya."Mu Shenan, kau penipu!!!! Cepat katakan apa kau menyentuhku????!!!!!"Shen Yiyi terlihat mengeram menahan amarah saat tahu bahwa seluruh kulit leher, dada dan perutnya yang putih itu telah dipenuhi oleh gigitan-gigitan merah yang begitu banyak! Benar, kali ini Mu Shenan tidak bisa mengelak!Mengedipkan kedua matanya, Mu Shenan kemudian teringat kedatangannya
...Dengan rambut tebal yang masih acak-acakan, Mu Shenan mengedarkan pandangannya menyusuri setiap detil ruangan yang ada dihadapannya. Menurutnya, kamar isterinya itu sangat bagus dan didesain dengan gaya unik nan elegan.Lihatlah, di dalam kamar itu mengalir aliran air pada rangkaian rustic bamboo berwarna gold, berbentuk zig zag, serta dilengkapi dengan lighting yang menawan pada salah satu dindingnya. Selain itu, ia juga dapat menghirup aroma segar bunga tulip pegunungan yang sungguh sangat menenangkan. Siapapun yang merancang desain itu, Mu Shenan sangat ingin untuk menghubunginya.Menyibak selimut tebal berwarna cyan pastel yang sejak semalam menyelimutinya, Mu Shenan kemudian beranjak menuju lemari baju si kucing kecil untuk mencari sebuah handuk besar di sana. Setelah mendapatkannya, ia lalu melilitkan handuk besar itu pada pinggangnya.Penuh warna! Kucingnya itu memiliki koleksi baju dari segala musim dengan warna yang begitu ber
...Di halaman depan kediaman Shen, asisten Bai yang tertidur pulas di atas rerumputan hijau di balik semak-semak tanaman hias di sana terlihat mengerutkan dahinya. Sebuah mimpi sedang mengganggu tidurnya pagi ini. Di dalam mimpinya itu, ia mendengar suara desingan peluru yang berusaha mengejarnya.“Tidak!!! Bos, tolong saya! Tolong saya!” katanya di dalam mimpinya itu.Ia berlari untuk mencari keberadaan yang bos yang tidak dapat dijumpainya. Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya. Ia sangat ketakutan tetapi sang bos besar tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.“Bos… Hiks…” Asisten Bai seketika menangis. Tanpa sengaja matanya menangkap figur yang sangat dikenalnya.“Tuan Mu.” Panggilnya kepada sang tuan yang berada diseberang sana. Sungai besar memisahkan mereka sehingga asisten Bai tidak sanggup melangkahkan kakinya kesana.“Bos… tolong saya Bos.&
...Sementara itu di meja makan Kediaman itu, dua pasang mata terlihat beradu pandang dengan sangat tajam. Bagai kucing dan tikus, yang satu mengintimidasi dan yang lainnya waspada karena ketakutan. Tidak bisa terlihat, tetapi mereka berdua nampak sedang terlibat dalam sebuah pertarungan yang melibatkan tenaga dalam dimana hanya mereka berdua yang dapat mengetahuinya."Ehem!" Sang kakek berdeham dengan aksi kedua anak muda disampingnya.Kali ini ia melihat Shen Yiyi begitu garang, sementara Mu Shenan nampak seperti seekor anak kucing yang lemah. Kakek Shen terkejut. Dengan intens pandangan mereka berdua tidak terlepas meskipun sang kakek telah menunjukkan eksistensinya disana.Sayangnya, setelah menanti beberapa saat, rupanya tidak ada satupun diantara mereka berdua yang berkedip apalagi menyapa pria tua seperti dirinya. Tentu saja, kakek Shen sedikit merasa jengkel. Tetapi ia juga pernah muda. Saat ini ia hanya berpikir, apakah begini car
...Situasi pagi ini nampak berbeda di Perusahaan Shen, beberapa kepala bagian nampaknya sedang serius berdiskusi dengan sang direktur, Shen Haoran, mengenai proyek yang bekerja sama dengan Perusahaan Mu, karena sampai hari ini rupanya belum ada satu desainpun yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan."Direktur Shen, tim pemilihan telah melakukan proses seleksi pada semua desain yang telah masuk. Tapi rupanya, belum ada yang sesuai dengan kriteria dari Perusahaan Mu. Bagaimana Tuan?" Kepala bagian perencanaan terlihat berbicara sembari menyodorkan beberapa gambar terbaik yang bisa mereka ambil dari seluruh desain yang telah masuk."Hmm…" Sambil menaikkan kaca matanya, Shen Haoran yang sejak pagi buta telah meninggalkan kediaman Shen untuk menghindari menantu yang tidak disukainya itupun mengambil berkas di depannya dan melihatnya dengan wajah kecewa.Dari berbagai aspek, gambar-gambar itu memang kurang begitu memu
...Di teras belakang rumah kediaman Shen, Mu Shenan yang beberapa saat lalu sempat berkeliling untuk mencari keberadaan istrinya itupun akhirnya sedikit menyunggingkan senyumnya setelah melihat sosok Shen Yiyi yang tengah berjongkok seakan mencari sesuatu di bawah meja yang ada di sana.Dasar bodoh! apakah yang sedang dilakukan gadisnya itu di sana?! batinnya dalam hati.Melangkahkan kakinya dengan lebar, Mu Shenan ingin segera menghampiri istri bodohnya itu untuk sekedar mengerjainya. Rasanya mungkin menyenangkan untuk sekedar menjitak kepala gadisnya yang terlihat menyembul di bawah meja itu! pikirnya dalam hati.Namun sayangnya, baru beberapa langkah berjalan, Mu Shenan yang sudah memiliki ide jahat di kepalanya itu terpaksa menghentikan langkahnya saat ia mendengar ponsel milik Shen Yiyi berdering dengan begitu keras!Siapa? Siapa yang menelepon gadisnya itu saat ini?!Sambil mengernyitkan kedua alisnya, Mu Shenan yang b
...Tanpa menunggu lama, Shen Yiyi yang ingin segera kembali ke Star Garden idengan secepat kilat berlari kecil untuk mengambil kunci mobilnya yang berada di kamarnya yang ada di lantai dua.Sambil bergumam tidak jelas, ia terlihat membuka pintu kamarnya dan menuju ke arah meja rias dimana ia meninggalkan kunci mobil itu sebelumnya. Tanpa disadari, Mu Shenan telah duduk di sofa itu dengan begitu dingin. Tatapannya setajam silet dan auranya bagai dinginnya es di kutub utara. Sayangnya,Shen Yiyi tidak menyadari itu. Ia melewati suaminya itu begitu saja hingga raut wajah Mu Shenan berubah semakin kelam.Ia mencari dan terus mencari, tetapi ia tidak dapat menemukan kunci mobil miliknya. Seingatnya, semalam ia telah meletakkan kunci itu di atas meja rias. Tapi mengapa saat ini ia tidak dapat menemukannya? Batinnya.Mengetahui bahwa kuncinya juga turut menghilang seperti tas tabungnya, Shen Yiyi sampai tidak tahu lagi harus berbuat apa. Apakah i
...Di sepanjang jalan beraspal keluar dari kediaman Shen yang sangat sepi dan rindang itu, Shen Yiyi dengan wajah memerah terlihat berjalan dengan sangat cepat menyusuri jalan yang ada di sana bagaikan seorang tentara di garda terdepan yang siap bertarung untuk membunuh musuh-musuhnya!Karena terlalu bersemangatnya, bahkan tidak segan-segan iapun menendang setiap kerikil dan batu-batu kecil yang menghalangi langkahnya itu di sepanjang perjalanan sembari terus menggerutu dengan kedua pipinya yang menggembung bagai dua buah bakpao yang baru matang."Sialan kau Mu Shenan! Brengsek! Rasakan ini!" gerutunya terus menendang kerikil-kerikil kecil di depannya. Shen Yiyi terlihat sangat marah dan ia berusaha melampiaskan seluruh kekesalannya karena ulah pria brengsek yang tega menyumbangkan mobil miliknya tanpa seijinnya.Saat Shen Yiyi terus saja meracau, tanpa ia sadari sebuah mobil sport terlihat memelankan lajunya dan menepi sembari memb