.
.
.
Di halaman depan kediaman Shen, asisten Bai yang tertidur pulas di atas rerumputan hijau di balik semak-semak tanaman hias di sana terlihat mengerutkan dahinya. Sebuah mimpi sedang mengganggu tidurnya pagi ini. Di dalam mimpinya itu, ia mendengar suara desingan peluru yang berusaha mengejarnya.
“Tidak!!! Bos, tolong saya! Tolong saya!” katanya di dalam mimpinya itu.
Ia berlari untuk mencari keberadaan yang bos yang tidak dapat dijumpainya. Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya. Ia sangat ketakutan tetapi sang bos besar tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
“Bos… Hiks…” Asisten Bai seketika menangis. Tanpa sengaja matanya menangkap figur yang sangat dikenalnya.
“Tuan Mu.” Panggilnya kepada sang tuan yang berada diseberang sana. Sungai besar memisahkan mereka sehingga asisten Bai tidak sanggup melangkahkan kakinya kesana.
“Bos… tolong saya Bos.&
...Sementara itu di meja makan Kediaman itu, dua pasang mata terlihat beradu pandang dengan sangat tajam. Bagai kucing dan tikus, yang satu mengintimidasi dan yang lainnya waspada karena ketakutan. Tidak bisa terlihat, tetapi mereka berdua nampak sedang terlibat dalam sebuah pertarungan yang melibatkan tenaga dalam dimana hanya mereka berdua yang dapat mengetahuinya."Ehem!" Sang kakek berdeham dengan aksi kedua anak muda disampingnya.Kali ini ia melihat Shen Yiyi begitu garang, sementara Mu Shenan nampak seperti seekor anak kucing yang lemah. Kakek Shen terkejut. Dengan intens pandangan mereka berdua tidak terlepas meskipun sang kakek telah menunjukkan eksistensinya disana.Sayangnya, setelah menanti beberapa saat, rupanya tidak ada satupun diantara mereka berdua yang berkedip apalagi menyapa pria tua seperti dirinya. Tentu saja, kakek Shen sedikit merasa jengkel. Tetapi ia juga pernah muda. Saat ini ia hanya berpikir, apakah begini car
...Situasi pagi ini nampak berbeda di Perusahaan Shen, beberapa kepala bagian nampaknya sedang serius berdiskusi dengan sang direktur, Shen Haoran, mengenai proyek yang bekerja sama dengan Perusahaan Mu, karena sampai hari ini rupanya belum ada satu desainpun yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh perusahaan."Direktur Shen, tim pemilihan telah melakukan proses seleksi pada semua desain yang telah masuk. Tapi rupanya, belum ada yang sesuai dengan kriteria dari Perusahaan Mu. Bagaimana Tuan?" Kepala bagian perencanaan terlihat berbicara sembari menyodorkan beberapa gambar terbaik yang bisa mereka ambil dari seluruh desain yang telah masuk."Hmm…" Sambil menaikkan kaca matanya, Shen Haoran yang sejak pagi buta telah meninggalkan kediaman Shen untuk menghindari menantu yang tidak disukainya itupun mengambil berkas di depannya dan melihatnya dengan wajah kecewa.Dari berbagai aspek, gambar-gambar itu memang kurang begitu memu
...Di teras belakang rumah kediaman Shen, Mu Shenan yang beberapa saat lalu sempat berkeliling untuk mencari keberadaan istrinya itupun akhirnya sedikit menyunggingkan senyumnya setelah melihat sosok Shen Yiyi yang tengah berjongkok seakan mencari sesuatu di bawah meja yang ada di sana.Dasar bodoh! apakah yang sedang dilakukan gadisnya itu di sana?! batinnya dalam hati.Melangkahkan kakinya dengan lebar, Mu Shenan ingin segera menghampiri istri bodohnya itu untuk sekedar mengerjainya. Rasanya mungkin menyenangkan untuk sekedar menjitak kepala gadisnya yang terlihat menyembul di bawah meja itu! pikirnya dalam hati.Namun sayangnya, baru beberapa langkah berjalan, Mu Shenan yang sudah memiliki ide jahat di kepalanya itu terpaksa menghentikan langkahnya saat ia mendengar ponsel milik Shen Yiyi berdering dengan begitu keras!Siapa? Siapa yang menelepon gadisnya itu saat ini?!Sambil mengernyitkan kedua alisnya, Mu Shenan yang b
...Tanpa menunggu lama, Shen Yiyi yang ingin segera kembali ke Star Garden idengan secepat kilat berlari kecil untuk mengambil kunci mobilnya yang berada di kamarnya yang ada di lantai dua.Sambil bergumam tidak jelas, ia terlihat membuka pintu kamarnya dan menuju ke arah meja rias dimana ia meninggalkan kunci mobil itu sebelumnya. Tanpa disadari, Mu Shenan telah duduk di sofa itu dengan begitu dingin. Tatapannya setajam silet dan auranya bagai dinginnya es di kutub utara. Sayangnya,Shen Yiyi tidak menyadari itu. Ia melewati suaminya itu begitu saja hingga raut wajah Mu Shenan berubah semakin kelam.Ia mencari dan terus mencari, tetapi ia tidak dapat menemukan kunci mobil miliknya. Seingatnya, semalam ia telah meletakkan kunci itu di atas meja rias. Tapi mengapa saat ini ia tidak dapat menemukannya? Batinnya.Mengetahui bahwa kuncinya juga turut menghilang seperti tas tabungnya, Shen Yiyi sampai tidak tahu lagi harus berbuat apa. Apakah i
...Di sepanjang jalan beraspal keluar dari kediaman Shen yang sangat sepi dan rindang itu, Shen Yiyi dengan wajah memerah terlihat berjalan dengan sangat cepat menyusuri jalan yang ada di sana bagaikan seorang tentara di garda terdepan yang siap bertarung untuk membunuh musuh-musuhnya!Karena terlalu bersemangatnya, bahkan tidak segan-segan iapun menendang setiap kerikil dan batu-batu kecil yang menghalangi langkahnya itu di sepanjang perjalanan sembari terus menggerutu dengan kedua pipinya yang menggembung bagai dua buah bakpao yang baru matang."Sialan kau Mu Shenan! Brengsek! Rasakan ini!" gerutunya terus menendang kerikil-kerikil kecil di depannya. Shen Yiyi terlihat sangat marah dan ia berusaha melampiaskan seluruh kekesalannya karena ulah pria brengsek yang tega menyumbangkan mobil miliknya tanpa seijinnya.Saat Shen Yiyi terus saja meracau, tanpa ia sadari sebuah mobil sport terlihat memelankan lajunya dan menepi sembari memb
...Beberapa menit telah berlalu tanpa sepatah katapun di dalam sebuah mobil mewah yang sedang melaju dengan kecepatan rata-rata itu. Udara dingin terasa menusuk. Aura kegelapan begitu mencekam dan menguar dari kedua sejoli yang berada di kursi belakang itu. Melihat itu, dada asisten Bai sampai terasa sesak hingga dahinya terus berkeringat.Beginikah pertengkaran sepasang suami istri sebenarnya?! Benar-benar menyeramkan! Batinnya. Sangat beruntung dia belum menikah, untuk itu ia sampai terus bersyukur sembari mengemudikan mobil itu."Tuan dan Nyonya... maaf mengganggu sebentar, kemana tuan dan nyonya ingin diantar?" tanya asisten itu kepada pasangan yang tengah bertarung itu.“…”Tidak ada jawaban. Sambil melirik ke arah kaca di atasnya, asisten Bai terkejut saat melihat pasangan itu duduk berjauhan dengan kedua mata memicing dan saling berpandangan. Bagai melihat film silat, asisten Bai bisa membayangkan serangan
...Satu jam telah berlalu semenjak pria tampan bergaya casual itu keluar dari wilayah elit di area kediaman Shen. Dengan wajah yang nampak sedih, iapun memarkirkan mobil sportnya di sebuah cafe bergaya perancis yang nampaknya masih sepi pengunjung.Sembari memandangi galeri foto di ponselnya yang penuh dengan foto keseharian seorang gadis muda, iapun terlihat memesan segelas minuman Citron Presse untuk sedikit menyegarkan pikirannya kali ini.Ya, demi gadis itu, ia bahkan rela untuk...Saat pria itu tengah tenggelam dalam kerinduannya, tiba-tiba seorang perempuan yang lebih tua beberapa tahun darinya datang dan menepuknya dari arah belakang, "Han Suo, apa yang kau lamunkan? Hm?" Setelah menarik sebuah kursi, wanita itu meletakkan tasnya dan ikut memesan sebuah minuman hangat bagi dirinya sendiri."Kak Yin, mengapa kau bisa ke sini?" ujarnya dengan sedikit malas sebelum ia menambahkan. "Aku tidak sedang melamunkan apapun.""K
...Kekhawatiran memenuhi pikiran Han Suo yang mulai kacau. Bagai ingin meledak, ia berusaha menahan seluruh emosinya. Shen Yiyi tidak boleh dalam bahaya. Sesampainya di kediaman Han, ia langsung menerobos pintu masuk yang dijaga oleh segerombolan orang bertato suruhan ayahnya."Bos, selamat datang kembali!" Serempak para penjaga berbaju hitam disana memberikan hormat pada tuan muda mereka yang telah lama kabur dari kejaran mereka."Sudahlah. Di mana pria tua itu?!” Han Suo terlihat tidak ingin berbasa-basi lebih lama dengan mereka."Bos besar sedang menunggu anda, masuklah." Seorang penjaga dengan wajah yang dihiasi luka bakar terlihat mempersilahkan tuan muda mereka untuk memasuki rumah besar dengan tirai yang tertutup rapat itu.Selama perjalanan menuju ke pintu itu, entah mengapa rasa sakit sekelebat muncul di dalam hati pria muda itu. Rumah dihadapannya adalah tempat di mana ia dididik dengan sangat keras! Tempat di mana
...Pagi telah menjelang di kota S. Hari ini, Shen Yiyi dan Mu Shenan harus kembali ke Kediaman Mu setelah mereka berdua mendapat pesan singkat dari Nyonya besar tua. Meski Shen Yiyi masih membenci suaminya setelah percakapan yang tidak terselesaikan semalam, tapi dia tetap ikut kesana karena dia harus berjumpa dengan nenek mertuanya yang sempat sakit itu.“Aw….” Mu Shenan terdengar mengaduh sembari satu tangannya memegang tengkuk lehernya. Mungkin dia berpikir bahwa Shen Yiyi akan merasa kasihan dan menyudahi pertengkaran mereka. Tapi, ternyata tidak!Mu Shenan kembali diam. Dia mengarahkan matanya ke jalanan ke depan dan sesekali melirik Shen Yiyi yang saat ini memejamkan matanya. “Yiyi, apa tidurmu nyenyak semalam?” tanyanya tanpa balasan apapun. Mu Shenan hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya, dia tidak akan berbaikan dengan isterinya dalam waktu singkat sehingga dia memilih untuk diam supaya isterinya itu tidak bertambah semakin marah.Kediaman Mu telah terlihat di depan. M
...“Kakek, kumohon jangan membicarakan hal itu. Aku yakin kakek akan selalu sehat.” ucap Shen Yiyi terjeda. “Oh, besok aku akan membawakan kakek buah persik dari Mongol. Orang bilang siapapun yang memakan buah itu pasti akan mendapat berkah umur panjang dari langit. Bagaimana Kek?”“Haha… Yiyi, jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin tenang. Apalagi, sebentar lagi aku akan menimang seorang cicit. Tapi tentang buah itu? Em… Baiklah. Kau bisa membawakan beberapa untukku,” sahut kakeknya sebelum teringat kembali akan pembicaraan selanjutnya. “Yiyi, tentang hak waris itu. Kakek mau kau menjaganya dengan baik. Apa kau mengerti?”“Hm… Iya, aku mengerti,” jawab Shen Yiyi."Baiklah, sekarang aku bisa tenang. Kau istirahatlah. Sampaikan salamku untuk suamimu.""Baik Kek," ucap Shen Yiyi menutup pembicaraan itu.Setelah mendengar kakek Shen menutup sambungan teleponnya, Shen Yiyi langsung meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Meski Shen Yiyi senang karena Shen Ara dan Wei Y
...Shen Yiyi telah selesai membersihkan dirinya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Hari sudah hampir larut malam, tetapi seseorang menghubunginya. Ada apa? Batinnya sebelum dia mengambil ponselnya dan mendapati bahwa kakek Shen adalah orang yang meneleponnya.“Halo kakek… Selamat malam. Kakek mengapa belum tidur?” sapa Shen Yiyi yang dibalas oleh suara batuk diseberang sana.“Uhuk… uhuk…” Kakek Shen terdengar sedang tidak baik-baik saja. Shen Yiyi megerutkan dahinya dan segera bertanya pada kakeknya itu.“Kakek, apa kau sedang sakit? Aku akan segera menelepon bibi Zhang. Kakek ber-istirahatlah.” Shen Yiyi cukup panik karena dirinya sedang tidak ada disana. Sementara Shen Haoran, ayahnya itu, pastilah saat ini masih sibuk di ruang kerjanya. Shen Yiyi hendak menutup sambungan telepon itu supaya bisa menghubungi kepala pelayannya. Akan tetapi sang kakek lekas-lekas mencegahnya.“Yiyi… Kakek tidak apa-apa. Kau tenang saja. Aku hanya batuk karena udara terlalu dingin,” sahut pria
...Setelah menikmati makan malam, Mu Shenan membawa Shen Yiyi pulang ke apartemen Sky Garden. Meski ada beberapa hal yang masih mengganjal di hatinya, Mu Shenan tetap merasa senang karena pada akhirnya dia bisa membawa isterinya itu kembali pulang bersamanya.“Biar aku saja,” ucap Mu Shenan mendahului Shen Yiyi mendorong pintu rumah mereka.Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Mu Shenan buru-buru membantu melepas sepatu isterinya dan menggantinya dengan sebuah sandal rumah yang baru dibelinya. Sandai berbulu itu berwarna peach dengan tatakan kaki yang sangat lembut dan empuk ketika digunakan.“Shenan, apa yang kau lakukan?” tanya Shen Yiyi merasa tidak enak. Bagaimanapun Mu Shenan adalah CEO dari Perusahaan Mu. Lagipula, Shen Yiyi juga tahu bahwa Mu Shenan adalah tipe lelaki dingin yang tidak akan mungkin melakukan hal semacam itu. Jadi, Shen Yiyi buru-buru menarik kakinya dari pergelangan tangan Mu Shenan ketika pria itu hendak memakaikan sepatu sandal pada kaki yang kedua.
...Dalam lembar pertama album itu, Shen Ping bisa melihat foto Shen Ara ketika dia pertama kali datang ke Kediaman Shen. Wajahnya begitu lusuh dan kulitnya kecoklatan karena terbakar terik matahari. Pada waktu itu, Shen Ping masih ingat, dirinya begitu kasihan dengan gadis remaja yang baru diambilnya dari panti asuhan Kelopak Teratai.Penampilan gadis remaja itu sangat mengingatkan Shen Ping akan masa perang yang pernah dilaluinya ketika dirinya masih muda. Ada begitu banyak anak menjadi yatim piatu dan terlantar pada masa perang yang sudah merebut nyawa banyak orang di wilayah perbatasan. Hati Shen Ping begitu sedih sehingga dia akhirnya mencurahkan kasih sayang kepada gadis remaja itu layaknya putrinya sendiri dan memberinya nama ‘Shen Ara’.'Kenapa kau sampai melakukan hal itu?' tanyanya dalam hati.Shen Ping tidak pernah menyangka bahwa putri angkatnya itu akan bertindak berlebihan pada Shen Yiyi. Sejujurnya, dia tidak bisa memahami alasan Shen Ara melakukannya. Apakah kasih sa
...Suara mobil milik Shen Ara terdengar meninggalkan Kediaman Shen. Dari depan pintu kamarnya, kakek Shen terlihat memegangi dadanya. Sepertinya, pria tua itu mengalami rasa sakit akibat semua musibah yang barusaja terjadi pada keluarga mereka.Kakek Shen meremas dadanya untuk meredakan rasa sakit yang mendadak menyerangnya. Dalam sela-sela kesakitannya itu, beberapa kali dia terdengar mengutuki dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi pada keluarga mereka. Apakah dia tidak becus mengurusi rumah tangga di keluarganya? Apa kesalahannya di masa lalu sehingga dewa-dewa menghukumnya? batin Shen Ping merasa begitu sedih dan getir disaat yang bersamaan atas tindakan Shen Ara.Isteri Haoran telah tiada. Lalu setelahnya, hampir-hampir mereka juga kehilangan Shen Yiyi karena ulah Wei Dong. Kakek Shen berpikir bahwa semua hal-hal buruk yang terjadi di keluarganya sudah usai. Akan tetapi, harapannya tidak terwujud!"Ling!" seru kakek Shen memanggil seorang pelayan yang terlihat dari keja
...Perubahan ekspresi itu dapat ditangkap oleh Shen Haoran. Dalam hati, Shen Haoran merasakan sebuah sayatan ketika dia melihat bagaimana Wei Yuna bisa memainkan mimik wajahnya dengan begitu cepat. Apakah… begini cara Wei Yuna selama ini mempengaruhinya untuk menyalahkan Shen Yiyi? Batin Shen Haoran menarik nafasnya dalam-dalam untuk menahan luapan emosi yang keluar akibat ulah-ulah Wei Yuna yang tiba-tiba bermunculan dalam ingatannya.‘Kartu akses milik Shen Yiyi yang diambil oleh Wei Yuna’‘Perubahan penampilan Shen Yiyi menjadi gadis gila’‘Wei Yuna yang mempengaruhinya untuk memutuskan pernikahan Shen Yiyi’‘Dan juga, Wei Yuna yang dengan senang hati memperkenalkan dirinya sebagai calon isteri Mu Shenan’Sedari awal, bahkan jauh sekali sebelum saat ini, bukankah Wei Yuna memang telah menindas Shen Yiyi? Pikir Shen Haoran mengerutkan kedua alisnya semakin dalam.Sementara Shen Haoran menenangkan emosinya, Shen Ara yang sudah tidak dapat berkata-kata dengan Shen Haoran akhirnya m
...Malam telah menjadi semakin larut. Meski demikian, cahaya lampu di ruang tamu kediaman Shen masih menyala begitu terangnya menyoroti anggota keluarga Wei yang baru saja datang kesana.“Kakak Hao… Kumohon maafkan aku. Percayalah, aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Shen Yiyi. Yang kulakukan hanyalah-“, ucap Shen Ara berusaha menjelaskan.“Ara, diamlah! Kau tidak perlu menjelaskannya kepadaku,” sahut Shen Haoran dengan wajahnya yang sudah memerah.“Tidak! Kakak Hao, kau harus mendengar penjelasan kami. Jujur saja, aku hanya ingin menyelamatkan Perusahaan Shen. Sama sekali, aku tidak bermaksud mendorong Shen Yiyi pada CEO Yuan Xi itu. Kakak Hao, tolong percayalah… Aku tidak akan setega itu pada keponakanku sendiri,” lanjut Shen Ara yang seketika dibalas sebuah tawa kecut dari Shen Haoran.“Ckck… Apa kau bilang? Kau ingin menyelamatkan Perusahaan Shen? Dan kau tidak akan setega itu kepada Shen Yiyi?” Shen Haoran mengulangi apa yang didengarnya dari adik angkatnya sebelum
...Mu Shenan melaju dengan kecepatan rata-rata menjauhi gedung Balai Kota itu. Setelah dia menyelesaikan permasalahan Shen Yiyi, hatinya merasa lebih tenang meskipun ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya.‘Aku memang memiliki hubungan di masa lalu dengan Shen Yiyi. Apakah Tuan Mu datang jauh-jauh hanya untuk mengetahui tentang hal ini?’Pernyataan Han Suo masih terngiang begitu jelas di telinga Mu Shenan. Sebelumnya, Mu Shenan hanya menanggapinya dengan suara kekehan ketika dia mendengar pria muda itu mengatakannya. Akan tetapi, ada satu hal yang mengusik hati Mu Shenan ketika dia melihat ekspresi wajah CEO dari Yuan Xi itu. Dari apa yang dia lihat, pria bermarga Han itu sedang tidak berbohong. Lalu sebenarnya apa hubungan Shen Yiyi dan Han Suo di masa lalu? Batin Mu Shenan.Untuk beberapa waktu, Mu Shenan tenggelam di dalam pikirannya sendiri. Namun sesaat setelah Mu Shenan menyadari bahwa Shen Yiyi sedang memperhatikannya, cepat-cepat pria itu merubah ekspresi pada wajahny