...Hari telah berganti. Pagi-pagi benar Wei Dong telah menyisihkan waktunya untuk pergi ke kantor polisi yang ada di pusat kota. Beberapa skenario telah ia siapkan untuk menjawab pertanyaan dari para penyidik yang mengundangnya. Jika hanya masalah perjudian, Wei Dong sangat yakin bahwa dia pasti dapat menyelesaikannya dengan sangat mudah.Mengendarai mobil sedan miliknya, Wei Dong telah sampai disana tepat pukul 08.00 pagi. Belum ada banyak orang yang datang. Disana, hanyalah ada beberapa mobil polisi yang terparkir dan juga beberapa preman yang baru saja ditangkap dan dibawa untuk masuk ke ruang pemeriksaan.“Selamat pagi, Tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?” tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Wei Dong yang masih berada pada mobil itu.“Oh! Aku mau menuju bagian pemeriksaan. Dimana tempatnya?” tanya wei Dong kemudian.“Bagian pemeriksaan ada di gedung di depan anda. Silahkan anda menuju kesana,” ucap juru parkir itu.Wei Dong menganggukkan kepalanya. Setelah mesin mobil ia mati
...Akhir pekan adalah adalah saat yang paling sibuk di rumah sakit terbesar di kota itu. Tidak hanya jadwal pemeriksaan umum yang menumpuk, kehadiran para pengunjung yang membeludak juga membuat para petugas di lantai dasar gedung rumah sakit itu sedikit kewalahan. Dan di antara mereka, ada satu wanita yang juga datang untuk mengunjungi sahabatnya.Dia adalah Ning Ri. Sejak mendengar peristiwa yang menimpa Shen Yiyi, wanita itu nampak begitu khawatir. Sudah dari kemarin dia ingin menjenguk temannya itu, namun dia terkendala karena tidak adanya akses untuk bisa masuk kesana.Ya, sesuai informasi yang didengarnya dari asisten Bai, Shen Yiyi dan Mu Shenan sedang berada di dua lantai VVIP yang secara khusus dijaga ketat. Informasi tentang mereka dirahasiakan oleh pihak rumah sakit dan hanya petugas khusus yang boleh naik ke dua lantai teratas gedung itu.Penjagaannya sangat sulit ditembus dan Ning Ri menyadarinya. Untuk itu, demi berjumpa dengan teman baiknya, semalam Ning Ri telah mem
. . . Pada waktu yang sama di sisi lain rumah sakit itu, seorang pria muda yang sangat tampan terlihat mengerutkan dahinya. Dengan jantung yang tiba-tiba berpacu cepat, dia nampak berdiri setelah salah satu sudut matanya menangkap sesuatu pada layar kaca disana. “Dokter Ma, aku rasa pemeriksaannya sudah cukup,” ucap pria itu langsung melepas alat yang terpasang di tangannya. “Tapi, Tuan,” kata dokter itu. “Anda belum,” tambahnya terpotong oleh tindakan spontan yang dilihatnya. Seketika, pria muda itu juga melepas selang infus yang menempel dilengannya. Dengan langkah cepat, dia lalu berjalan sambil memanggil asisten Bai yang ada di belakangnya. “Asisten Bai, bagaimana caramu menjaganya?!” seru pria muda itu lagi dengan wajah geramnya. Tanpa aba-aba, pria itu langsung keluar diikuti oleh asisten Bai dan juga para bodyguard di belakangnya. Jujur saja, saat semua orang pergi dari sana, dokter Ma yang saat ini tengah memegang beberapa obat ditangannya merasa sangat keheranan. Sebet
...Shen Yiyi nampak sangat menikmati gigitan pertamanya. Potongan buah nanas itu langsung dikunyahnya sembari sumpitnya mencoba untuk membalik kepiting merah di depannya."Ning Ri, serius. Ini enak sekali. Darimana kau mendapatkannya?" tanya Shen Yiyi di sela-sela kunyahannya itu."Aku memesannya dari restaurant Liu kesukaanmu. Bagaimana apa kau suka?" tanya Ning Ri sambil membuka kotak lainnya.Shen Yiyi lantas melihat menu Fugu Sashi di dalamnya, yakni sebuah olahan khas Jepang yang terbuat dari bahan mentah."Haha... Terima kasih, Ning Ri! Ternyata kau sempat membaca pesanku kemarin. Padahal aku sudah menariknya. Hihi...," sahut gadis itu hendak menelan apa yang ada di dalam mulutnya.Dan Brak!"Jangan kau telan!" tiba-tiba sebuah suara mengejutkan mereka berdua."Mu Shenan?! Kenapa kau bisa kemari?" ucap Shen Yiyi dengan mulut penuhnya.Shen Yiyi merasa tidak enak. Dia telah tertangkap basah memakan makanan dari luar. Padahal, dia sudah berjanji sebelumnya untuk patuh kepada Mu
...Gadis berpakaian baju tidur rumah sakit itu untuk sesaat terdiam. Kedua mata cantiknya terlihat berkedip-kedip dan alis tebalnya mulai berkerut setelah ia mendengar apa yg telah dikatakan oleh Mu Shenan."Hey, Ning Ri, apa kau mengerti apa yang ingin disampaikan oleh pria itu?" kata Shen Yiyi berbisik kepada sahabat yang saat ini sudah berada disebelahnya."Shen Yiyi, bagaimana bisa kau bertanya kepadaku? Pria itu kan suamimu," sahut Ning Ri merasa bingung juga dengan tingkah para pria disana.Benar juga! Jika dia saja tidak mengerti, apalagi Ning Ri itu?! batin Shen Yiyi sebelum dia berujar."Mu Shenan, aku tahu ini sulit diterima. Tetapi yang jelas aku sudah berkata jujur dan Ning Ri adalah saksiku. Jadi kau tidak perlu melibatkan dokter itu dalam hal ini," terang Shen Yiyi yang langsung mendapatkan sebuah tanggapan menohok dari pria di depannya."Kau... benar-benar...," sahut pria itu terjeda, "bodoh!"Mu Shenan langsung memalingkan wajahnya. Sementara Shen Yiyi, isterinya it
...Di atas sebuah ranjang berukuran besar di rumah sakit itu, seorang gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang nampak sedang terpaku pada sesuatu ditangannya.Selembar foto berwarna hitam putih dengan titik hitam kecil ditengahnya cukup mengidentifikasikan berita mengejutkan yang barusaja didengarnya."Tidak, ini tidak mungkin seperti itu," ucap Shen Yiyi bergumam dengan begitu lirihnya.Jari telunjuknya meraba foto itu. Dengan jemari bergetar gadis itu masih bertanya-tanya di dalam hatinya. Bagaimana dia bisa...? Dan sejak kapan? tanyanya dalam hati yang langsung terjawab oleh pernyataan Mu Shenan setelahnya."Ehem, apa kau ingat ketika kau menyuruh pengacara Su untuk menceraikanku?" tanya Mu Shenan dengan lembut.Shen Yiyi lantas menganggukkan kepalanya. Dia tentu masih ingat. Kala itu, pengacara Su meneleponnya untuk mengirimkan surat cerai dari Mu Shenan. Namun, karena Shen Yiyi ingin merubah nasibnya, maka dia berbalik arah dan mengatakan bahwa dialah yang akan mencerai
...Tepat pada saat jam makan siang, di kediaman Shen, Wei Yuna dan ayahnya terlihat duduk di depan meja makan sembari menunggu kehadiran sang Tuan rumah.Ada banyak menu yang mereka sudah siapkan dari rumah. Tidak lupa, mereka juga membawa beberapa teh ramuan herbal guna menyenangkan hati kakek Shen itu. Kebetulan, mereka juga mendengar bahwa kakek Shen akhir-akhir ini memang sedang kurang enak badan. "Yuna, apa kau yakin sudah membawa semua teh herbalnya?" tanya Wei Dong kepada putrinya.Wei Yuna menganggukkan kepalanya sementara kedua bola matanya masih tertuju pada ruang keluarga disana.Ya, disana, kakek Shen sedang diperiksa oleh dokter yang sudah disiapkan oleh Shen Ara. Rupanya, ibunya itu semalam tidak pulang karena menjaga kakek Shen setelah kepulangan ibunya itu dari Chang 'An."Dokter, bagaimana hasilnya?" tanya Shen Ara yang dapat didengar oleh Wei Yuna.Dokter itu nampak tersenyum sembari memasukkan peralatan medisnya. Meskipun, ucapan dokter itu kurang begitu keras,
...Siang telah berganti malam di kota S. Perjumpaan keluarge Wei di kediaman Shen telah berakhir dan saat ini mereka telah pulang dengan kendaraan mereka masing-masing. Wei Yuna bersama dengan Wei Dong, sementara Shen Ara diantar oleh sopir sekaligus asisten pribadinya.Wei Dong dan putrinya telah tiba di rumah mereka terlebih dahulu. Sesampainya mereka di ruang tamu rumah itu, Wei Dong langsung menyalakan api rokoknya sementara bibi pelayan di rumah itu langsung membuka jendela disekitarnya dengan lebar."Hari ini, sepertinya kakekmu sangat senang," ucap Wei Dong sembari menyesap cerutunya.Wei Yuna menyambut perkataan itu dengan senyumannya. "Benar, Ayah. Untung saja ibu sangat pintar," sahut Wei Yuna ikut mengambil sebatang rokok dari kotak berwarna hitam dan ikut menyalakannya.Jujur saja, hari ini Wei Yuna merasa begitu lelah karena terlalu banyak berbicara manis. Tentu saja itu bukan dirinya. Sehingga, setelah kepura-puraannya yang membosankan itu, sudah saatnya dia menenangk