...Shen Yiyi nampak sangat menikmati gigitan pertamanya. Potongan buah nanas itu langsung dikunyahnya sembari sumpitnya mencoba untuk membalik kepiting merah di depannya."Ning Ri, serius. Ini enak sekali. Darimana kau mendapatkannya?" tanya Shen Yiyi di sela-sela kunyahannya itu."Aku memesannya dari restaurant Liu kesukaanmu. Bagaimana apa kau suka?" tanya Ning Ri sambil membuka kotak lainnya.Shen Yiyi lantas melihat menu Fugu Sashi di dalamnya, yakni sebuah olahan khas Jepang yang terbuat dari bahan mentah."Haha... Terima kasih, Ning Ri! Ternyata kau sempat membaca pesanku kemarin. Padahal aku sudah menariknya. Hihi...," sahut gadis itu hendak menelan apa yang ada di dalam mulutnya.Dan Brak!"Jangan kau telan!" tiba-tiba sebuah suara mengejutkan mereka berdua."Mu Shenan?! Kenapa kau bisa kemari?" ucap Shen Yiyi dengan mulut penuhnya.Shen Yiyi merasa tidak enak. Dia telah tertangkap basah memakan makanan dari luar. Padahal, dia sudah berjanji sebelumnya untuk patuh kepada Mu
...Gadis berpakaian baju tidur rumah sakit itu untuk sesaat terdiam. Kedua mata cantiknya terlihat berkedip-kedip dan alis tebalnya mulai berkerut setelah ia mendengar apa yg telah dikatakan oleh Mu Shenan."Hey, Ning Ri, apa kau mengerti apa yang ingin disampaikan oleh pria itu?" kata Shen Yiyi berbisik kepada sahabat yang saat ini sudah berada disebelahnya."Shen Yiyi, bagaimana bisa kau bertanya kepadaku? Pria itu kan suamimu," sahut Ning Ri merasa bingung juga dengan tingkah para pria disana.Benar juga! Jika dia saja tidak mengerti, apalagi Ning Ri itu?! batin Shen Yiyi sebelum dia berujar."Mu Shenan, aku tahu ini sulit diterima. Tetapi yang jelas aku sudah berkata jujur dan Ning Ri adalah saksiku. Jadi kau tidak perlu melibatkan dokter itu dalam hal ini," terang Shen Yiyi yang langsung mendapatkan sebuah tanggapan menohok dari pria di depannya."Kau... benar-benar...," sahut pria itu terjeda, "bodoh!"Mu Shenan langsung memalingkan wajahnya. Sementara Shen Yiyi, isterinya it
...Di atas sebuah ranjang berukuran besar di rumah sakit itu, seorang gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang nampak sedang terpaku pada sesuatu ditangannya.Selembar foto berwarna hitam putih dengan titik hitam kecil ditengahnya cukup mengidentifikasikan berita mengejutkan yang barusaja didengarnya."Tidak, ini tidak mungkin seperti itu," ucap Shen Yiyi bergumam dengan begitu lirihnya.Jari telunjuknya meraba foto itu. Dengan jemari bergetar gadis itu masih bertanya-tanya di dalam hatinya. Bagaimana dia bisa...? Dan sejak kapan? tanyanya dalam hati yang langsung terjawab oleh pernyataan Mu Shenan setelahnya."Ehem, apa kau ingat ketika kau menyuruh pengacara Su untuk menceraikanku?" tanya Mu Shenan dengan lembut.Shen Yiyi lantas menganggukkan kepalanya. Dia tentu masih ingat. Kala itu, pengacara Su meneleponnya untuk mengirimkan surat cerai dari Mu Shenan. Namun, karena Shen Yiyi ingin merubah nasibnya, maka dia berbalik arah dan mengatakan bahwa dialah yang akan mencerai
...Tepat pada saat jam makan siang, di kediaman Shen, Wei Yuna dan ayahnya terlihat duduk di depan meja makan sembari menunggu kehadiran sang Tuan rumah.Ada banyak menu yang mereka sudah siapkan dari rumah. Tidak lupa, mereka juga membawa beberapa teh ramuan herbal guna menyenangkan hati kakek Shen itu. Kebetulan, mereka juga mendengar bahwa kakek Shen akhir-akhir ini memang sedang kurang enak badan. "Yuna, apa kau yakin sudah membawa semua teh herbalnya?" tanya Wei Dong kepada putrinya.Wei Yuna menganggukkan kepalanya sementara kedua bola matanya masih tertuju pada ruang keluarga disana.Ya, disana, kakek Shen sedang diperiksa oleh dokter yang sudah disiapkan oleh Shen Ara. Rupanya, ibunya itu semalam tidak pulang karena menjaga kakek Shen setelah kepulangan ibunya itu dari Chang 'An."Dokter, bagaimana hasilnya?" tanya Shen Ara yang dapat didengar oleh Wei Yuna.Dokter itu nampak tersenyum sembari memasukkan peralatan medisnya. Meskipun, ucapan dokter itu kurang begitu keras,
...Siang telah berganti malam di kota S. Perjumpaan keluarge Wei di kediaman Shen telah berakhir dan saat ini mereka telah pulang dengan kendaraan mereka masing-masing. Wei Yuna bersama dengan Wei Dong, sementara Shen Ara diantar oleh sopir sekaligus asisten pribadinya.Wei Dong dan putrinya telah tiba di rumah mereka terlebih dahulu. Sesampainya mereka di ruang tamu rumah itu, Wei Dong langsung menyalakan api rokoknya sementara bibi pelayan di rumah itu langsung membuka jendela disekitarnya dengan lebar."Hari ini, sepertinya kakekmu sangat senang," ucap Wei Dong sembari menyesap cerutunya.Wei Yuna menyambut perkataan itu dengan senyumannya. "Benar, Ayah. Untung saja ibu sangat pintar," sahut Wei Yuna ikut mengambil sebatang rokok dari kotak berwarna hitam dan ikut menyalakannya.Jujur saja, hari ini Wei Yuna merasa begitu lelah karena terlalu banyak berbicara manis. Tentu saja itu bukan dirinya. Sehingga, setelah kepura-puraannya yang membosankan itu, sudah saatnya dia menenangk
...Malam telah berlalu digantikan dengan pagi yang cukup dingin di rumah sakit terbesar di kota itu. Waktu telah menunjukkan pukul 08.00 pagi dan semua pasien sudah terbangun untuk melakukan aktifitas sarapan dan pemeriksaan mereka. Sayangnya, sepertinya hal itu tidak berlaku bagi sepasang suami isteri yang saat ini sedang dirawat di kamar VVIP di lantai paling atas. "Eh, bagaimana? Apa kau sudah kesana?" tanya seorang perawat kepada rekannya yang langsung kembali hanya dalam waktu beberapa menit."Belum. Para pengawal tidak mengijinkanku masuk karena CEO Mu belum bangun," terang perawat itu sambil meletakkan kembali nampannya di atas meja."Masih belum bangun ya? Sudahlah, kalau begitu kita tunggu dokter Ma saja." terang perawat pertama itu yang disahut oleh rekannya yang lainnya."Iya. Lebih baik kita menunggu. Mungkin CEO Mu sangat lelah sehingga beliau sampai tertidur pulas.""Iya, kau benar. Kalau begitu, mari kita menunggu sebentar lagi," terang yang lainnya.Para perawat it
...Ceklek!Pintu ruang perawatan itupun terbuka menampilkan dua sosok sekretaris dengan pakaian rapi mereka. "CEO Mu, Selamat pagi," sapa sekretaris Ji yang langsung disusul oleh sekretaris Gu dibelakangnya."Selamat pagi CEO," sapa sekretaris Gu."Hm," sahut sang bos besar yang baru saja bangun itu.Mu Shenan masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Sambil menyugar rambutnya dengan tangan kirinya, dia terlihat mencari-cari sesuatu disekitarnya. Tetapi sepertinya dia tidak menemukan apa yang dia cari."Em, Tuan Mu. Apa ada yang bisa kami bantu?" tanya sekretaris Ji menyela perhatian Mu Shenan.Di ranjang besar itu tidak ada apapun kecuali pria bertubuh besar yang mengenakan baju tidur rumah sakit itu. Para sekretaris berpikir, mungkin CEO Mu telah lupa menaruh suatu benda sehingga mereka hendak menolongnya."Tuan, kalau boleh tahu, anda sedang mencari apa?" tanya sekretaris Gu mencoba untuk mendekat.Mu Shenan menggelengkan kepalanya. "Sudahlah, tidak perlu," katanya pada akhirny
...Sementara itu, di depan kamar VVIP dimana pasangan itu berada, asisten Bai nampak berdiri dengan sangat santai sambil membawa setoples kacang mete yang dibawanya dari rumah.Entah mengapa, tebakan asisten Bai selalu benar. Asalkan tuan dan nyonyanya itu bersama, pasti akan selalu ada keributan kecil yang timbul! Tidak di kantor, tidak di rumah, di mobil, ataupun rumah sakit, semuanya sama saja!Asisten Bai yang sudah sangat sering menyaksikan drama percintaan itupun sudah tahu harus berbuat apa. Jadi, selama menunggu drama sejoli itu berakhir, dia memilih untuk membuka toples kacang itu dan memakannya sebagai camilan pagi hari."Eh, apa kalian mau?" tanya asisten itu kepada pengawal yang berjaga disana."Hm," jawab mereka.Sama seperti asisten Bai, nampaknya tim khusus itupun sudah terbiasa dengan adegan yang sangat sering mereka lihat itu. Bagi mereka, sebuah tim yang sudah diperlengkapi dengan keahlian membunuh, adegan percintaan itu sungguh terdengar sangat menggelikan!Sejuj