"Nona, kenapa kamu memperlakukanku kayak gini?! Apa salahku?!"Yolanda berteriak. Dia dibawa paksa oleh orang-orang suruhan Omar. Ketika langkah Yolanda hampir mencapai ambang pintu ruang meeting, Ciara berkata dengan nada datar. "Satu anjing peliharaan sudah tertangkap basah. Tapi, apa masih ada anjing-anjing peliharaan yang lain di dalam ruangan ini?!"Anjing peliharaan?Sialan! Berani-beraninya bocah ingusan seperti Ciara mengatai Yolanda sebagai anjing peliharaan!Itu adalah sebutan kejam yang pernah Yolanda dengar untuk dirinya sendiri. Langkah Yolanda terhenti. Dia melirik ke belakang. Tatapan matanya beradu dengan tatapan kejam Ciara. Dalam hitungan detik, muncul perasaan benci di hati Yolanda yang tidak bisa diurai dengan kata-kata. Bintang Seruni menyadari sikap Yolanda yang akan membahayakan posisinya. Dia dengan cepat, mengambil kesempatan untuk menyingkirkan Yolanda yang dianggap duri beracun di setiap langkahnya. Bintang berdiri sambil menunjuk Yolanda dengan mata
"Kamu bener, Quden. Orang mati nggak mungkin hidup lagi."Ciara mengambil kesimpulan tanpa ragu. Dia menatap lurus dengan pandangan kosong. "Lagipula, ada makam Kak Kevan. Aku ... bener-bener bodoh! Bisa-bisanya aku mengira Lucas adalah Kak Kevan."Di sisi lain, Quden telah selesai membuatkan teh hangat dengan wajah masam. Dia beranjak melangkah mendekati Ciara. "Minum dulu! Ini teh madu," kata Quden, mencoba mengalihkan pembicaraan. Ciara minum dengan perlahan. Pikirannya tetap melayang pada sosok Lucas yang semakin membuatnya penasaran. Ciara merasakan hatinya menghangat ketika Lucas muncul di ruang meeting tadi. Quden tahu isi pikiran Ciara. Dia berkata dengan lugas, "Tuan Muda Lucas udah jadi Wakil Komisaris Utama jauh sebelum kamu menjabat, Nona. Dengan kemampuannya, dia udah banyak membantu K.C Tobacco."Ciara terdiam. Dia tahu betul, identitas Lucas dan perannya yang penting di K.C Tobacco. Quden menambahkan, "Nona, sekarang K.C Tobacco lagi berada di titik sulit. Banyak o
"Tuan Lucas!"Angga masuk ke ruangan khusus membawa beberapa dokumen. Lalu, dia berdiri di belakang Lucas. Lucas melirik Angga. Kemudian, menyeringai. "Coba lihat ini, Bu Yolanda!"Lucas melemparkan beberapa foto ke atas meja disusul dengan tumpukan dokumen di tangan Angga. Pupil mata Yolanda menyusut saat melihat foto-foto dirinya dan Hamid terpampang jelas. Bibir tebalnya bergetar hebat bersamaan dengan punggungnya yang basah karena keringat berlebihan. Terlambat!Yolanda sudah tidak bisa mengelak lagi!Ini bukan lagi tuduhan yang tidak mendasar, melainkan sekumpulan bukti pengkhianatannya. Lucas bertanya dengan nada menyindir, "Bu Yolanda, kamu nggak berniat periksa dokumen satu persatu?!"Yolanda berkedip berulang kali ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam Lucas. Dengan kedua tangan bergetar, dia meraih dokumen paling atas. "Iーini adalah ...."Yolanda membuka halaman dokumen yang pertama. Tidak lama, kelopak matanya berkedut. Yolanda terbelalak. 'Iーini ... bukti perca
"Liam, ayo bercerai!"Ciara Darwin, 26 tahun. Dia berdiri di hadapan pria paling misterius, tampan dan terhormat di Kota Baubau. Pria itu adalah suaminyaーLiam Griffin. Ciara dan Liam sedang berada di dalam kantor Griffin Group. Ciara menatap Liam yang digila-gilai banyak wanita. Dia merasa frustasi setiap kali memikirkan pernikahannya dengan Liam. "Cia, kamu dateng ke kantorku cuma karena mau ajak aku bercerai?!"Walaupun marah, Liam tidak menatap wajah istrinya. Liam membaca surat perjanjian cerai yang disodorkan Ciara di atas meja. Ciara mengulum senyum manis seperti bunga. "Iya," jawabnya. Liam berseru, "Rupanya, selama ini kamu belum cukup hidup bebas saat menyandang status Nyonya Griffin!" Senyuman tipisnya menjadi semakin sinis. Liam dengan wajah tanpa ekspresi terdiam. Setelah 3 detik berlalu, tangan kanan Liam bergerak cepat meraih pena di depannya."Ciara Darwin, aku akan kasih kebebasan untuk kamu. Mulai sekarang, kita bukan Suami Istri lagi."Wajah tampan Liam terpant
"Ah!"Ciara menyadari dirinya terlahir kembali. Kedua matanya mengedip. Dia melihat-lihat suasana di sekitarnya. "Iーini ...."Bagi Ciara, suasana di dalam ruangan ini terasa familiar. Dia duduk dan melihat pantulan dirinya di cermin besar. Gaun panjang bahan satin berwarna merah anggur, makeup yang berlebihan, bibir merah merona dan rambut coklat panjang yang tergerai. Ciara langsung berdiri dengan berpegangan meja rias."Astaga! Iーini acara pesta pernikahanku sama Liam, kan?!"Ciara akhirnya menyadari bahwa dia telah kembali ke usia 21 tahun. Malam ini, pesta pernikahannya dengan Liam Griffin akan diselenggarakan di ballroom Hanindra Orion Hotel Kota Baubau. Sebelumnya, Ciara dan Liam sudah menikah pada pagi hari di kantor pencatatan sipil. Ciara menatap jam dinding. "Sekarang, jam 6:57 malam. Acara pestanya akan dimulai jam 7 malam."Di kehidupan sebelumnya, di acara inilah seseorang menjebak Ciara. Setelah selesai mengganti gaun pesta, seorang pelayan kamar hotel pria memberikan
"Apa kamu tau, siapa aku?!"Si pria bertanya sambil melepaskan kedua tangan Ciara dari lehernya. Lalu, mendorong tubuh Ciara hingga menempel di dinding. Kesadaran Ciara mulai menghilang. Dia menampilkan seulas senyuman penuh arti. "Aku tau, kamu seorang gigolo kelas atas."Ciara menepuk-nepuk tasnya. Lalu, kembali tersenyum saat melihat lawan bicaranya."Di dalam sini, ada banyak uang. Kamu tenang aja! Aku janji akan bayar mahal servis kamu."Ciara mengira, pria itu adalah seorang gigolo kelas atas di hotel mewah ini. Dia mencoba melepaskan diri dari si pria. Lalu, dengan cekatan membuka kancing teratas kemeja pria.Melihat tindakan Ciara, Aksa menjadi cemas dan tidak tega pada tuannya. Dengan terbata, Aksa berkata, "TuーTuan Liam, kayaknya ada seseorang yang sengaja mempermainkan Nyonya Muda." Mata coklat Liam menyorot dalam dan kelam. Dia adalah Liam Griffin. Ciara pernah bertemu Liam sekali pada saat keduanya menikah pagi tadi. Di kehidupan sebelumnya, Ciara tahu Liam menikahinya
"Uhhh!"Suara leguhan itu berasal dari mulut Ciara. Dia membuka paksa kedua mata. Lalu, menatap langit-langit kamar presidential suite."Astaga!"Kedua tangan Ciara memegangi selimut. Dia mencoba mengingat hal-hal yang sudah terjadi. Ciara merasa sekujur tubuhnya sakit dan kulitnya terasa dingin. Dia mencurigai sesuatu. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengangkat selimut.Ciara berteriak. "Aarrggghhh!" Di balik selimut, Ciara melihat tubuh polosnya dipenuhi jejak merah. Lalu, dia merasakan pergerakan di atas ranjang. Ciara menoleh dan melihat punggung mulus seorang pria. Jantungnya berdebar-debar.Mata Ciara membelalak. "Diーdia?!"Ciara teringat telah menyewa jasa seorang gigolo kelas atas. Harga servisnya dipastikan sangat mahal. Dengan gelisah, Ciara turun dari ranjang. Dia ingin menghidupkan penerangan utama. Tapi sesaat kemudian, dia menjadi ragu."Nggak! Aku nggak mau dia bangun dan melihatku."Ciara bergegas mencari pakaian. Dia tercengang saat mendapati gaun pestanya telah
"Nona, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu pakai kemeja pria?" Ciara sudah berada di dalam mobil bersama Quden. Mobil berjalan perlahan di jalan raya. Namun, Ciara masih merasa gelisah. "Keluarga Paman Ben udah pulang belum?" tanya Ciara, cemas. Ciara mengambil tisu wajah. Dia membersihkan makeup dengan cepat. Quden sangat bingung dengan tingkah Ciara. Sebab sejak kembali ke Kota Baubau, Ciara selalu menggunakan makeup berlebihan. Jadi, kenapa sekarang dia justru menghapusnya? "Keluarga Paman kamu udah pulang sejak sejam yang lalu," jawab Quden. "Jadi, kamu tadi ngapain di kamar presidential suite?" Ciara terdiam sesaat. Dia menatap Quden. "Ceritanya panjang. Satu hal yang pasti, Irina berusaha mencelakai aku. Dia mencampuri obat perangsang ke dalam minumanku. Terus, akuー" Quden terkejut setengah mati. Dia benar-benar sudah membuat Ciara mengalami kesulitan. "Jangan bilang, kamu tidur sama pria asing?!" Quden memotong kata-kata Ciara. Ciara gugup. Apa yang harus di
"Tuan Lucas!"Angga masuk ke ruangan khusus membawa beberapa dokumen. Lalu, dia berdiri di belakang Lucas. Lucas melirik Angga. Kemudian, menyeringai. "Coba lihat ini, Bu Yolanda!"Lucas melemparkan beberapa foto ke atas meja disusul dengan tumpukan dokumen di tangan Angga. Pupil mata Yolanda menyusut saat melihat foto-foto dirinya dan Hamid terpampang jelas. Bibir tebalnya bergetar hebat bersamaan dengan punggungnya yang basah karena keringat berlebihan. Terlambat!Yolanda sudah tidak bisa mengelak lagi!Ini bukan lagi tuduhan yang tidak mendasar, melainkan sekumpulan bukti pengkhianatannya. Lucas bertanya dengan nada menyindir, "Bu Yolanda, kamu nggak berniat periksa dokumen satu persatu?!"Yolanda berkedip berulang kali ketika tatapannya bertemu dengan mata hitam Lucas. Dengan kedua tangan bergetar, dia meraih dokumen paling atas. "Iーini adalah ...."Yolanda membuka halaman dokumen yang pertama. Tidak lama, kelopak matanya berkedut. Yolanda terbelalak. 'Iーini ... bukti perca
"Kamu bener, Quden. Orang mati nggak mungkin hidup lagi."Ciara mengambil kesimpulan tanpa ragu. Dia menatap lurus dengan pandangan kosong. "Lagipula, ada makam Kak Kevan. Aku ... bener-bener bodoh! Bisa-bisanya aku mengira Lucas adalah Kak Kevan."Di sisi lain, Quden telah selesai membuatkan teh hangat dengan wajah masam. Dia beranjak melangkah mendekati Ciara. "Minum dulu! Ini teh madu," kata Quden, mencoba mengalihkan pembicaraan. Ciara minum dengan perlahan. Pikirannya tetap melayang pada sosok Lucas yang semakin membuatnya penasaran. Ciara merasakan hatinya menghangat ketika Lucas muncul di ruang meeting tadi. Quden tahu isi pikiran Ciara. Dia berkata dengan lugas, "Tuan Muda Lucas udah jadi Wakil Komisaris Utama jauh sebelum kamu menjabat, Nona. Dengan kemampuannya, dia udah banyak membantu K.C Tobacco."Ciara terdiam. Dia tahu betul, identitas Lucas dan perannya yang penting di K.C Tobacco. Quden menambahkan, "Nona, sekarang K.C Tobacco lagi berada di titik sulit. Banyak o
"Nona, kenapa kamu memperlakukanku kayak gini?! Apa salahku?!"Yolanda berteriak. Dia dibawa paksa oleh orang-orang suruhan Omar. Ketika langkah Yolanda hampir mencapai ambang pintu ruang meeting, Ciara berkata dengan nada datar. "Satu anjing peliharaan sudah tertangkap basah. Tapi, apa masih ada anjing-anjing peliharaan yang lain di dalam ruangan ini?!"Anjing peliharaan?Sialan! Berani-beraninya bocah ingusan seperti Ciara mengatai Yolanda sebagai anjing peliharaan!Itu adalah sebutan kejam yang pernah Yolanda dengar untuk dirinya sendiri. Langkah Yolanda terhenti. Dia melirik ke belakang. Tatapan matanya beradu dengan tatapan kejam Ciara. Dalam hitungan detik, muncul perasaan benci di hati Yolanda yang tidak bisa diurai dengan kata-kata. Bintang Seruni menyadari sikap Yolanda yang akan membahayakan posisinya. Dia dengan cepat, mengambil kesempatan untuk menyingkirkan Yolanda yang dianggap duri beracun di setiap langkahnya. Bintang berdiri sambil menunjuk Yolanda dengan mata
"Nona, dia adalah Tuan Lucas Griffin."Quden mencondongkan badan. Lalu, berbisik di telinga Ciara. Setelah mengetahui identitas Lucas yang bersembunyi di balik topeng, Ciara tetap mempertahankan sikap tenang. Ciara menganggap dia adalah Kakak Ipar, walaupun sebenarnya Lucas hanyalah anak angkat keluarga Griffin. Kemunculan Lucas yang tiba-tiba, membuat ekspresi Omar dan Quden berubah lebih cepat daripada membalikkan halaman buku. Ekspresi yang sama juga diperlihatkan oleh beberapa pejabat eksekutif. Mereka adalah Adnan Mahdi selaku CEO K.C Tobacco, Rauf Hendrawan sebagai CMO, Deyan Anggara sebagai CTO dan Martin sebagai CIO. Selain mereka, Inura dan tim kuasa hukum perusahaan juga terkejut dengan kemunculan Lucas. Namun, mereka buru-buru menyembunyikan sikapnya. Lucas menatap Ciara sebentar. Dia meletakkan kedua tangan di atas meja. Seketika, suhu ruangan menjadi lebih dingin daripada sebelumnya. Tidak ada satu orang pun yang luput dari tatapan pengintai Lucas. Karena tidak ada
"Bu Bintang, berhenti beromong kosong!"Ciara yang sejak tadi bersikap acuh tak acuh, kini tanpa segan berseru menegur Bintang Seruni. Amarah yang besar di dadanya seolah akan meledak seperti gunung berapi. Tapi, gesture tubuh Ciara menunjukkan bahwa dia sedang menekan amarahnya.Ciara menyandarkan punggung di kursi. Sikap santainya ini menunjukkan bahwa Ciara tidak panik juga tidak takut terhadap mereka yang mempersuasinya. Dahi Bintang berkerut. "Aku beromong kosong?!" Lalu, Bintang mengangkat kedua bahu. "Yang bener aja, Nona? Seperti yang kamu ketahui, aku bahkan udah bekerja di sini sebelum kamu ambil alih posisi Komisaris Utama hari ini."Benar!Karena Ciara sudah kembali, maka hari ini dia mengambil posisinya sebagai Komisaris Utama sekaligus pemilik sah K.C Tobacco."Terus?!"Ciara membiarkan Bintang berkata sesuka hatinya. Omar yang duduk di samping Ciara mencondongkan badan. "Nona, aku akan beresin dia.""Nggak perlu, Pak Omar," tolak Ciara. "Biarin dulu! Aku mau denger,
"Apa?!""Nona Ciara, kamu nggak salah ambil keputusan begini?!""Jangan gegabah, Nona! Karena keputusan kamu hari ini akan berdampak besar pada nasib ribuan karyawan."Hampir satu jam Ciara berada di dalam ruang meeting. Sebagai Komisaris Utama, dia duduk di kursi paling ujung yang diapit Quden dan Omar. Di sisi kanan, Inura duduk bersama tim kuasa hukum serta notaris K.C Tobacco yang dibentuk Kevan di masa lalu. Meeting pertama ini dihadiri oleh jajaran Direksi dan Eksekutif. Mereka semua adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya. Agenda meeting hari ini membahas tentang keberlangsungan operasional perusahaan. Setelah selesai mendengar laporan perkembangan perusahaan dari seorang CEO, Ciara membuat keputusan yang menghebohkan.Dikatakan bahwa Ciara akan mereshuffle jajaran direksi dan eksekutif K.C Tobacco.Akibatnya, suasana di dalam ruang meeting bergejolak. Sebanyak 70% pejabat senior menentang keputusan CiaraBeberapa pejabat mengungkapkan kekhawatiran dan ketidakpuasan mer
"Jadi, Kak Kevan punya vila di Kota Heavenly? Dia juga bangun bisnis rokok di sana?"Sudah hampir satu jam Ciara bertemu Henry Adam dan orang-orangnya. Dia mendengarkan penjelasan tentang Kevan dari Henry dan mencatat semua dengan baik di memori otaknya. "Benar, Nona," sahut Henry, tenang. Bukan tanpa alasan Henry ingin mendapatkan kepercayaan dari Ciara. Dia telah mengenal Kevan lebih baik daripada siapapun. Selain sebagai nasabah prioritas, Kevan telah mengatasnamakan semua asetnya di Bank Commonwealth Internasional kepada Ciara. Jadi, Henry harus menjalankan amanah Kevan dengan baik atau dia akan merasakan penyesalan. Ciara membaca daftar aset Kevan yang dialihkan padanya. Semuanya dikelola oleh Bank Commonwealth Internasional. "Dan, Tuan Kevan hanya mempercayakannya pada Pak Henry," kata salah seorang karyawan Henry. Ciara mengangguk. "Oke. Aku ngerti."Siapa yang tidak tahu, King's Island terkenal dengan negara tercantik dan terkaya di dunia. Ibukotanya adalah Heavenly. Ci
"Makasih, Kak."Ciara melepaskan pelukannya. Dia menatap Inura. Tidak lama, datang Deyan Anggara dan beberapa orang lagi. Quden langsung mengambil tindakan."Nona, ayo masuk dulu!"Quden membukakan pintu. Ciara dan semua orang kepercayaannya masuk.Setelah pintu tertutup, mereka berdiri di hadapan Ciara."Sebelum mulai agenda pagi, aku mau kenalin orang-orang kamu yang terpercaya Nona," kata Quden, memecah ketegangan. Quden menunjuk Laki-laki di samping Inura. "Dia Rauf Hendrawan," katanya. "Awalnya dia adalah ketua team Sekretaris K.C Tobacco. Karena Tuan Kevan melihat kemampuannya di bidang strategi pemasaran dan branding perusahaan, dia diangkat menjadi Chief Marketing Officer atau CMO." Ciara mengerti penjelasan Quden. Itu artinya Rauf Hendrawan adalah salah satu jajaran eksekutif perusahaan.Quden menunjuk laki-laki selanjutnya. "Dia Fauzanーsahabat Tuan Kevan. Dia menjabat sebagai General Manager di K.C Tobacco."Ciara mengangguk. Lalu, menatap pria di sisi Fauzan. Quden ber
"Nona, kamu nggak lupa sama agenda pagi ini, kan?"Quden berjalan di sisi kanan Ciara, sedangkan Omar di sisi kiri. Sementara Ali Osman berada di belakang bersama para pejabat perusahaan. Ciara melirik jam tangan di pergelangan tangan kanan. "Jam 9 di ruanganku, kan?""Benar, Nona," jawab Quden. "Deyan sama Pak Henry udah nunggu di sana."Omar melirik pergelangan tangan kanan Ciara. Bukan melihat jam tangan mewahnya, melainkan gelang emas putih Teddy Bear pemberian Kevan di masa lalu. Akhirnya, Omar tersadar. Walaupun Ciara telah menikah, tetapi posisi Kevan di hatinya belum tergantikan. "Nggak disangka-sangka, Nona Ciara terlihat sangat cantik daripada foto-foto yang beredar di sosial media.""Betul. Bahkan Nona terlihat penuh semangat dan percaya diri," timpal pria yang berjalan di belakang Ciara. Para pejabat perusahaan mulai pandai menjilat Ciara. Mereka tahu, siapa saja orang-orang di belakang Ciara yang mendukungnya. "Aku yakin, ke depannya ... K.C Tobacco akan semakin berj