Di Istana Rubi.Para selir datang untuk memberi hormat, tetapi memiliki pikiran masing-masing.Mereka tidak tahu apakah ratu baru ini mudah bergaul atau tidak. Para selir sangat berhati-hati.Selir Nita angkat bicara."Dengar-dengar, Yang Mulia Ratu akan mengajar di Aula Bela Diri. Aku bahkan mengira itu adalah kabar angin."Nabila minum teh dengan santai. Setiap gerakannya membawa aura sang pemimpin, penuh wibawa.Usai minum teh, Nabila berkata dengan tenang."Kalau tidak ada urusan lain, kalian bubar saja."Para selir beranjak dari kursi dan serempak memberi hormat."Baik, Yang Mulia Ratu."Selir Nita menatap wajah ratu. Rasanya tidak ada perbedaan dengan mantan ratu."Selir Nita, apakah ada sesuatu di wajahku?" Nabila melirik Selir Nita. Selir Nita langsung ketakutan.Selir Nita panik seperti orang yang tertangkap basah saat melakukan kejahatan.Selir Nita langsung menundukkan kepala."Ti ... tidak. Yang Mulia Ratu, aku mohon pamit."Tidak hanya Selir Nita. Ibu Suri juga mendengar k
Begitu Nabila masuk ke Istana Giok, Putri Agung pergi menyambutnya."Ma ...." Putri Agung nyaris salah memanggil. Dia mengoreksi, "Yang Mulia Ratu."Nabila bersikap acuh tak acuh. Dia memberi hormat pada Ibu Suri.Tatapan mata Ibu Suri tampak ramah, juga sedikit kaku."Tidak perlu memberi hormat. Duduklah."Lalu, Ibu Suri berdalih, "Aku lelah. Bibi Asih, antar aku ke dalam untuk istirahat.""Baik."Setelah Ibu Suri pergi, hanya ada Putri Agung di aula luar.Nabila sadar bahwa bukan Ibu Suri yang mencarinya, melainkan Putri Agung.Putri Agung bertanya dengan prihatin."Bagaimana kabar Ratu akhir-akhir ini?"Nabila mengangguk."Baik."Putri Agung tidak bertele-tele. Dia langsung mengungkapkan tujuan kedatangannya."Aku yang meminta Ibu memanggilmu kemari.""Aula Bela Diri dibangun kembali. Aku ingin menjadi murid pendamping. Apakah bisa?"Ekspresi Nabila tenang."Tuan Putri seharusnya menanyakan hal ini pada Kaisar."Putri Agung mendengus."Kaisar? Dia tidak setuju.""Kaisar bilang, aku
Nabila dapat mendengar bahwa nada suara Yohan agak aneh.Dia menimang wajah Yohan dan bertanya dengan serius, "Kaisar ingin menangis?"Yohan terkesiap.Nabila sungguh tidak punya hati!Kemudian, Nabila mencium sudut mulut Yohan dengan pelan, seperti dielus menggunakan bulu."Kaisar, bisakah aku memelukmu?"Yohan mengangguk.Detik berikutnya, Nabila berdiri dan membungkukkan badan, lalu mengulurkan tangan ke bagian belakang lutut Yohan. Nabila ... ingin menggendongnya.Yohan bergegas mundur. Saking panik, Yohan tanpa sengaja menjatuhkan kursi. "Ratu! Apa yang ingin kamu lakukan?""Peluk kamu." Nabila memiringkan kepala dengan bingung. Implikasinya adalah, "Kamu sudah setuju, 'kan? Kenapa malah menghindar?".Yohan tercengang."Mana ada yang memeluk pria dengan cara sepertimu?"Nabila menganggapnya apa?Berilah muka padanya!Nabila menjelaskan dengan tenang,"Saat ada orang yang terluka di medan perang, aku juga memeluknya dengan seperti ini."Yohan tidak bisa berkata-kata. Dia berujar de
Pangeran Rio tidak tahu bagaimana dirinya meninggalkan penjara.Pangeran Rio linglung sehingga langkahnya sempoyongan.Seperti kehilangan jiwa, seperti mayat berjalan."Pangeran ...." Aldo merasa sangat bersalah.Jika dia menjaga pangeran dengan baik pada malam itu, pangeran tidak akan dianiaya oleh wanita siluman itu!Pangeran Rio mengentakkan tangan Aldo yang ingin memegangnya."Jangan sentuh aku." Suara yang serak itu menunjukkan keputusasaan Pangeran Rio.Di Ruang Kerja Istana.Yohan mengernyit ketika melihat Pangeran Rio berwajah lesu."Ada masalah apa?"Pangeran Rio langsung berlutut di lantai."Kaisar, Fiona ...."Setelah sesaat, Pangeran Rio tidak bisa berbicara secara jelas. Dia hanya menyebut nama Fiona.Yohan menebak, mungkinkah Fiona adalah seorang pria?Jika tidak, mengapa Pangeran Rio begitu putus asa?...Di Istana Rubi."Fiona hamil, hamil anak Pangeran Rio?" Nabila benar-benar terkejut.Yohan juga tercengang ketika baru mendengar hal itu.Lalu, Yohan berpikir. Jika Fio
Pembelajaran di Aula Bela Diri dimulai. Para murid memperkenalkan diri.Nabila mengenal beberapa jenderal di antaranya.Sementara itu, Nabila tidak mengenal mereka hanyalah rakyat jelata. Mereka memperkenalkan diri satu per satu."Aku Jeremias Permana, warga Kota Senan.""Aku Rendi Kusnadi, sekarang tinggal di Kota Zordo. Mengabdi pada negara dan membunuh musuh adalah cita-citaku!""Aku Kendrian Sumanto. Aku sudah mengagumi Mayor Jenderal dari dulu! Aku khusus membuatkan puisi untukmu ...."...Pada akhirnya, giliran orang terakhir. Orang itu berdiri, tetapi tidak berbicara panjang lebar seperti yang lain. Dia memiliki aura tentara yang penuh kepercayaan diri.Dia berkata dengan tenang, "Aku Keno Anderson."Nabila menatap orang itu. Entah mengapa, ada sedikit rasa familier.Nabila sekali lagi membaca latar belakang keluarga orang itu. Tidak ada kejanggalan.Raut wajah Keno cakap sehingga diledek oleh orang lain."Kalau yang seperti Saudara Keno maju ke medan perang, pasukan musuh mungk
Semua orang di dalam ruangan menatap Nabila dengan tatapan rumit sambil menyatakan perasaan mereka.Fiona tidak takut masalah ini membesar, dia menarik Nabila ke dalam ruangan, lalu menutup pintu."Sayangku, mereka semua sudah lama ingin bertemu denganmu untuk melepas rindu.""Sekarang kamu sudah menjadi Ratu dan berutang satu penjelasan pada mereka!"Seorang wanita berkata pada saat ini.Wanita itu menggigit bibirnya dan bertanya."Yolo. Salah, Yang Mulia Ratu ... apakah kamu tahu aku masih belum menikah sampai sekarang demi kamu! Kenapa ... kenapa kamu adalah perempuan!"Nabila menatap Fiona dengan kesal.Fiona malah tersenyum dengan lebar.Apa yang ingin dilakukan oleh Fiona?Dulu Fiona akan berusaha keras untuk mengusir mereka saat mereka mendekati dirinya, tapi sekarang Fiona malah mengumpulkan mereka.Ekspresi Nabila terlihat tenang, dia tersenyum tipis pada saat ini."Fiona, baik sekali kamu mengumpulkan mereka semua."Hanya saja, tidak peduli bagaimanapun juga dia berutang satu
Fiona adalah orang yang pasti akan membalas dendamnya.Dia tidak menyerang Yohan karena Nabila.Karena Nabila benar-benar menyukai Yohan.Tidak disangka sikap mengalahnya malah diganti dengan tuntutan Yohan yang tiada habisnya.Ingin mengusirnya dari Negara Naki?Huh!Tunggu saja!Dia akan mengacaukan harem Yohan!Fiona mengetahui jika orang yang sebelum ini menyukai Yolo telah melepaskan hal ini setelah menikah dengan orang lain. Tapi beberapa orang tersisa yang tidak bisa melepaskan hal ini dan juga tidak memiliki keinginan untuk menikah, bisa menghabiskan kehidupan mereka dengan siapa saja.Fiona kembali berkata."Kehidupan di istana benar-benar sangat indah!""Setiap istana kecil di dalamnya sangat indah dan mewah, kalian tidak perlu memusingkan masalah makanan di masa depan.""Kaisar Yohan hanya menyukai Yang Mulia Ratu. Kalian cuma memenuhi harem dan menambah anggota harem saja.""Hal terpenting adalah, kalau kalian bisa berteman dengan Ratu, kalian bisa menjadi ibu angkat dari a
Nabila mengetahui jika meminum terlalu banyak arak akan menimbulkan masalah.Hanya saja, arak malam ini disiapkan dengan cermat oleh Fiona. Nabila sama sekali tidak merasakan apa pun saat meminum arak ini, seperti sedang meminum air putih. Jadi Nabila meminum beberapa gelas lebih banyak dan tanpa sadar sudah mabuk.Nabila hanya ingin berbaring dan tidur sejenak, tapi telinganya berdengung pada saat ini, entah siapa yang sedang berbicara.Plak!Nabila mengangkat tangannya untuk mengusir suara itu, tapi Nabila tidak mengetahui jika dia sedang menampar Yohan.Meskipun ini hanya tamparan ringan, semua orang merasa terkejut saat melihat hal ini.Terutama para pengawal.Kedua orang di sisi Nabila sudah dibawa pergi. Yohan ingin menggendong Nabila untuk meninggalkan tempat ini, tapi malah ditampar olehnya.Raut wajahnya terlihat buruk saat ini, bahkan menjadi lebih masam saat mendengar Fiona sedang "mengangkat selir" di sisi yang lain."Dafka!""Hadir!""Penjarakan orang yang buat masalah!""
Istana Kerajaan Puanin.Di aula samping Istana Talina, beberapa pengawal rahasia berjaga di luar aula. Tabib kekaisaran sedang merawat Nabila di dalam aula.Dia mengalami beberapa luka dalam, tetapi untungnya tidak ada luka vital.Nabila hendak bangun setelah tabib kekaisaran pergi, tetapi bahunya dipegang oleh pemimpin Kerajaan Puanin."Duduklah, aku akan menyuruh seseorang mengoleskan obat untuk melancarkan peredaran darah dan menghilangkan penyumbatan."Nabila mengangguk."Terima kasih, Yang Mulia."Pemimpin Kerajaan Puanin berbicara dengan tenang.R"Sekarang kita telah mengurangi korban jiwa, juga bisa menyingkirkan Wulan dan Teresia palsu. Mengatasi tiga hal dalam satu upaya, bagus sekali."Nabila mengingatkannya."Wulan bersikeras untuk bergabung dengan Kerajaan Verto untuk menghancurkan Negara Naki karena takut akan kehilangan keuntungan dari Kerajaan Verto.""Adalah langkah yang bijak untuk menginterogasinya sebelum membunuhnya."Niat membunuh berkilat di mata pemimpin Kerajaa
Pemimpin Kerajaan Puanin menatap Nabila dengan tenang. Sikapnya biasa, tetapi nadanya lebih lembut dari biasanya."Nanti ikutlah aku kembali ke istana dan aku akan menyuruh tabib kekaisaran untuk memeriksamu."Nabila menjalankan misi rahasia ke Kerajaan Puanin. Selain pemimpin negara dan Dayang Meriana sang orang kepercayaan, tidak ada seorang pun di Kerajaan Puanin yang mengetahui identitasnya.Nabila ingin menolak kebaikan pemimpin negara.Akan tetapi saat hendak berbicara, Dayang Meriana meminta perintah lebih dulu."Yang Mulia, para pejabat itu ...."Pemimpin negara menatap para pejabat sipil dan militer yang ditangkap.Ketika Wulan hendak menembak semua orang dengan anak panah, dia mendengar teriakan mereka."Tangkap semua rekan Wulan dan antarkan yang lainnya pulang dengan selamat.""Baik!"Seketika sekelompok pemberontak yang mengetahui mereka akan menghadapi bencana berlutut dan memohon belas kasihan."Yang Mulia, ampunilah nyawaku!""Yang Mulia! Aku buta sesaat!""Benar, Yang
Nabila melayang di udara, langkah kakinya yang cepat tampak kacau tanpa aturan. Namun sebenarnya, dengan kecepatan luar biasa, dia terus menendang lawannya.Orang yang ahli ilmu meringankan tubuh, biasanya juga ahli dalam ilmu tendangan.Terlebih lagi, Nabila sangat mahir dalam ilmu meringankan tubuh.Kecepatan kakinya membuat Wulan tak mampu menangkis. Kedua tangannya tidak cukup untuk bertahan. Dia berusaha berdiri stabil, tetapi secara naluriah terus mundur.Dalam prosesnya, wajah Wulan terkena beberapa tendangan, hingga langsung memar dan bengkak.Nabila mendarat, ujung pakaiannya jatuh perlahan. Satu tangan disembunyikan di belakang, tangan lainnya diulurkan ke depan. Dia menunjuk dengan jari telunjuk, lalu menggerakkan jarinya ke arah Wulan, jelas menunjukkan sikap menantang.Hidung Wulan mengeluarkan dua aliran darah.Dia mengangkat lengannya, mengusap darah dengan lengan bajunya. Matanya penuh kebencian, menatap Nabila tanpa berkedip, seolah-olah ada api yang menyala di tenggor
Nabila menatap Wulan dengan tatapan dingin. Matanya memancarkan semangat tempur.Teknik Kulit Besi.Salah satu seni bela diri terkuat di dunia.Dia ingin melihat sendiri kehebatannya.Dalam sekejap, Nabila melompat maju dengan ujung kakinya, tubuhnya melayang di udara.Wulan berdiri di tempat, mengambil sikap kuda-kuda, menahan napas dan berkonsentrasi. Tubuhnya dipenuhi energi, ototnya menegang, membentuk pertahanan seperti tembok besi.Nabila melancarkan pukulan, tetapi Wulan tidak bergeming."Ambil tombak!" Ratu Kerajaan Puanin tahu Nabila ahli menggunakan tombak panjang, lalu melemparkan senjata itu kepadanya.Nabila menangkapnya dengan tangan dari arah belakang. Tanpa menoleh dia berkata, "Terima kasih."Wajah Wulan berubah serius, tangannya terulur ke depan, energinya kembali menguat.Tombak panjang itu menghantam bahunya, tetapi tak melukainya sedikit pun.Nabila melancarkan serangan bertubi-tubi, ujung tombak diarahkan ke dada Wulan.Namun, Teknik Kulit Besi Wulan telah mencapa
Para prajurit di sisi Wulan sudah menarik busur mereka, siap untuk melepaskan anak panah.Tiba-tiba, seseorang berteriak."Berhenti!"Wulan bingung dan menoleh ke arah suara itu.Namun, dia hanya melihat banyak orang didorong keluar dari gerbang besar Kuil Kemilau, langsung ke hadapan para pemberontak.Mereka semua adalah pejabat Kerajaan Puanin!Para pejabat sipil dan militer, hampir semuanya telah diikat dan dibawa ke sana.Tampaknya, ini adalah perbuatan si bajingan Chelsea!Mata Wulan memancarkan kebencian yang dingin."Chelsea, kamu pikir dengan menyandera mereka bisa buat aku terancam? Biar kamu tahu, aku tetap akan membunuh!"Para pejabat itu, melihat keadaan gila Wulan, sebagian ketakutan, sebagian lagi marah."Yang Mulia Wali Penguasa! Tak kusangka Anda orang seperti ini!""Wulan, Anda ternyata berkhianat!""Kalau Anda membunuh kami semua, bagaimana Anda akan menjelaskan kepada dunia! Tanpa satu pun pejabat di istana mendukungmu. Meskipun Anda menjadi penguasa, itu semua sia-s
Di luar Kuil Kemilau.Wulan membawa pasukannya dan berhadapan dengan pasukan Yukina."Yukina, kamu tinggalkan pos tanpa izin dan berencana mencelakai Ratu! Aku, sebagai Wali Penguasa, akan mengeksekusimu di tempat!"Yukina tertawa dingin karena marah."Aku jalankan perintah Ratu untuk menjaga Kuil Kemilau, apa salahku? Wulan, jelas kamu yang berencana melakukan pengkhianatan! Dan kalian semua, satu per satu telah bersekongkol dengannya! Apa kalian tidak malu pada Ratu kita?"Di sisi Wulan berdiri dua jenderal, wajah mereka tak menunjukkan emosi sedikit pun."Yukina, kamu justru yang menuduh duluan! Kalau kamu tidak bersalah, izinkan kami masuk untuk memastikan keselamatan Ratu!"Yukina berdiri tegak di gerbang kuil, suaranya dingin dan tegas."Membiarkan kalian masuk? Jangan harap!"Tatapan Wulan menjadi dingin, lalu dia mengibaskan tangan memberi perintah."Lepaskan panah!"Pasukan Wulan jauh lebih banyak dibanding pasukan di bawah Yukina.Dia yakin, Yukina tidak akan mampu menahan me
Di luar Kuil Kemilau, para penjaga berjaga untuk melindungi Sang Ratu.Di tempat tersembunyi, pasukan bayangan juga siaga untuk melindungi Nabila.Semua mata-mata fokus mengawasi kuil, kecuali Neil, yang menundukkan kepala dan sibuk menulis dengan penuh semangat."Yang Mulia menyamar dan diam-diam bertemu dengan Ratu hingga larut malam ...."Stefano, yang berdiri di sebelahnya, melirik tulisannya dan langsung meninju kepala Neil."Bertemu apanya, dasar bodoh!"Sekejap, benjol besar muncul di kepala Neil.Neil langsung merasa terzalimi."Kak Stefano, kenapa juga kamu pukul aku?"Stefano memberikan tinju lainnya dan menegurnya dengan suara rendah."Sekarang aku tahu kenapa Kak Tobias suruh akau mengawasi kamu! Neil, aku tidak sangka, kamu suka melebih-lebihkan seperti ini! Kamu sengaja, ya? Mau merusak hubungan Kaisar dan Yang Mulia? Mau memecah belah mereka, ya?"Neil menangis dengan suara tertahan."Uuhh ... kalian semua jahat padaku! Aku akan laporkan ini ke Kaisar!"Dia meneteskan ai
Kuil Kemilau.Ratu Kerajaan Puanin turun dari kereta, dan kepala biara membimbingnya masuk.Dia menoleh ke belakang, memperhatikan para pengawal yang mengikutinya ke kuil, dan menemukan beberapa wajah asing di antara mereka.Sepertinya, ini adalah pengaturan dari Wulan.Ekspresi Sang Ratu tetap tenang. Jubah kuning keemasannya berkilauan di bawah sinar matahari, membuat Kuil Kemilau tampak lebih terang dari biasanya.Setelah memasuki kamar meditasi, Dayang Meriana, pelayan setianya, menutup pintu dan berbicara dengan suara pelan."Yang Mulia, kuil ini terasa aneh."Ratu Kerajaan Puanin berdiri di depan altar kecil, menatap patung Buddha dengan tangan terlipat di belakang, suaranya dingin dan suram."Kuil ini adalah penjara yang mereka buat untukku."Para biksu di sini, kemungkinan besar, sudah diganti.Tangan Perdana Menteri benar-benar telah merentang ke segala penjuru.Dia menyeringai dingin, dengan ejekan di bibirnya.Malam hari.Di Istana Kekaisaran, di dalam ruang kerja kerajaan.
Di Puri Seruni, istana kecil kerajaan, Kaisar Agung sadar bahwa situasinya buruk dan mengeluarkan teriakan marah yang memilukan."Bajingan! Apa yang kamu mau lakukan? Aku ini ayah kandungmu! Aku adalah Kaisar Kerajaan Jaming!"Namun, putranya ... kaisar baru ... sudah tidak peduli pada hubungan keluarga. Yang dia inginkan hanyalah token militer.Karena para pria kekar itu tahu bahwa Kaisar Agung memiliki keterampilan bela diri yang tinggi, mereka memberinya obat pelemah otot.Usianya yang sudah tua, ditambah kondisinya yang lemah, membuatnya tidak mampu melawan mereka.Mata Kaisar Agung penuh ketakutan saat melihat kaisar baru telah bersiap-siap untuk pergi, membiarkan dirinya dipermalukan. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasakan ketakutan dan kepanikan yang mendalam."Tidak ... jangan ...."Sang kaisar baru menatap ayahnya dengan dingin."Token militer, berikan atau tidak?"Kaisar Agung merintih dengan putus asa, "Takdir hendak menghancurkan Kerajaan Jaming!"Tatapan kaisa