Nabila segera menopang Yohan, Dafka juga segera membantu Nabila.Azriel, "!"Raja Nathan, "?""Apa yang kamu lakukan pada Kaisar!" teriak Raja Nathan dengan marah.Setelah Nabila menyerahkan Yohan pada Dafka, Nabila melangkah maju dan memberi salam pada Raja Nathan."Pangeran, tidak perlu mengorbankan nyawa prajurit yang tidak bersalah.""Aku adalah Yolo, aku ingin menantang untuk memasuki Menara Abadi Sembilan."Raja Nathan tidak mengatakan apa pun saat mendengar ini, tatapannya tertuju pada Yohan.Baru setelah Dafka membawa Kaisar ke dalam kereta kuda dan berpamitan padanya, Raja Nathan baru merasa lega pada saat ini.Dia menoleh ke arah Nabila dan bertanya dengan tajam."Kamu benar-benar ingin memasuki Menara Abadi Sembilan?"Nabila mengangguk."Benar!""Baik!" Raja Nathan menyetujui hal ini dengan cepat.Dafka memberi salam pada Nabila sebelum dia pergi."Tuan Muda Yolo, berhati-hatilah!"Saat ini Dafka tidak mengetahui bahwa Nabila bukan hanya Yolo, tapi juga mantan Ratu. Orang ya
Dafka belum pergi terlalu jauh, tapi sudah terdapat pergerakan di dalam kereta kuda.Sebelum Dafka sempat menghentikan kereta kuda untuk memeriksanya, dia sudah mendengar teriakan marah dari dalam."Cepat berhenti!"Tubuh Dafka menegang.Kenapa Kaisar siuman secepat ini! Bukankah Yolo mengoleskan obat tidur di jarumnya?Wus ....Yohan membuka tirai kereta kuda, bola mata hitamnya dipenuhi dengan amarah. Efek obat tidurnya masih belum sepenuhnya hilang, yang membuat raut wajah Yohan terlihat sedikit kuyu.Yohan segera menendang Dafka!Luka Dafka masih belum pulih, tendangan dari Yohan membuatnya merasa sangat kesakitan.Hanya saja, Dafka segera berdiri dan berlutut."Kaisar, Hamba tidak bisa melihat Anda melakukan hal yang akan dikritik oleh semua orang! Jika nadi phoenix dihancurkan ....""Tutup mulutmu!" ujar Yohan dengan tatapan yang sangat dingin."Kalau terjadi sesuatu pada Yolo, jangan berharap kamu masih bisa hidup!"Semuanya jangan berharap masih bisa hidup!Napas Dafka tercekat
Orang yang meninggal bukanlah ketua Sekte Aziz.Azriel merasa sangat terkejut saat mendengar ini.Dia tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Apa yang sebenarnya telah terjadi! Bagaimana kamu bisa mengetahui hal ini?"Laina juga terlihat cemas, tapi dia tetap menjelaskan dengan rinci."Di Sekte Aziz, ketua sekte, kesembilan raja dan dua pelindung selalu mengenakan topeng.""Aku pernah menjadi orang kepercayaan Levino, tapi aku tidak tahu seperti apa wajah mereka di balik topeng.""Hari saat ketua sekte keluar dari pelatihannya, kami mengira orang itu adalah ketua sekte.""Hanya saja, aku menemukan sebuah tahi lalat kecil di belakang lehernya setelah dia meninggal.""Aku hanya pernah melihat tahi lalat itu di pelindung kanan. Dia pernah mengajariku berlatih kekuatan internal, jadi aku sangat akrab dengannya.""Awalnya aku merasa ini cuma kebetulan, tapi semakin dipikir semakin merasa ada yang salah.""Ketua sekte mengurung dirinya untuk melakukan pelatihan, jurus yang dia latih adal
Tidak hanya Yohan, Azriel juga menjadi ragu-ragu pada saat ini.Azriel menemui Nabila setelah mengantar kepergian Laina."Kekuatan internal Levino lebih tinggi daripada dua pelindung.""Selain itu, sekarang dia sudah berhasil melatih Jurus Astral Abadi.""Kamu sama sekali tidak bisa menang melawannya. Kamu hanya akan mati dengan sia-sia.""Kakakku ...."Azriel berhenti sejenak dan menundukkan kepalanya, seolah-olah terdapat sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya."Kakakku pasti tidak mau kamu mati!"Tatapan Nabila sangat tegas."Tidak masalah kalau aku tidak tahu dia dikurung di sana. Tapi aku tahu dan tidak bisa diam saja.""Kamu bahkan tidak bisa mengalahkan 12 komandan! Untuk apa kamu berpura-pura hebat!" Azriel tiba-tiba mengangkat kepalanya, rongga matanya sudah memerah pada saat ini, "Apakah kamu mau mati bersama kakakku! Apakah kalian berdua memilih untuk mati demi cinta! Kakakku tidak akan pernah menyetujui hal ini!"Bukankah Azriel sudah dewasa? Kenapa dia mudah menangis?N
Raja Nathan sama sekali tidak menyangka jika anak muda ini berani mengarahkan pedang padanya!"Aturan di Gunung Yudon ...."Nabila memutar pedangnya yang melukai leher Raja Nathan."Aturanku adalah menangkap pemimpinnya lebih dulu sebelum menangkap anak buahnya.""Kaisar tidak bisa membunuhmu, tapi aku bisa.""Kalau kamu mati, Gunung Yudon pasti akan mengalami kekacauan.""Jadi, cepat buka pintunya."Raja Nathan mengepalkan tangannya, dia menatap Yohan di kejauhan."Kaisar, apakah dia adalah orang yang kamu didik?"Yohan juga merasa sangat terkejut.Dia sama sekali tidak menyangka jika Nabila akan menyerang Raja Nathan.Azriel mendesak dengan tatapan dingin."Cepat buka pintu menara! Kalau tidak aku akan membunuhmu! Membiarkanmu menjaga gunung di dunia akhirat!"Tatapan pengawal Raja Nathan menajam."Lepaskan Raja Nathan!"Raja Nathan malah tertawa.Terdapat kerutan yang muncul di wajah tegasnya."Baiklah! Yolo, kamu memang jahat. Kamu bisa masuk ke dalam."Meskipun prosesnya berbeda,
Nabila dan Yohan melirik dengan waspada, mereka melihat seorang orang tua dengan punggung yang bungkuk sedang menuruni tangga. Matanya menatap tangan mereka dengan tatapan yang dingin dan lapar.Kedua mata orang tua yang penuh harap segera meredup pada saat ini."Apakah mereka tidak kasih makanan pada kalian?"Nabila tidak memahami maksud ucapannya.Yohan menjelaskan padanya."Penjahat yang dikirim oleh istana akan bawa makanan saat masuk ke dalam menara."Mereka tiba-tiba memasuki menara, selain itu Raja Nathan membuka pintu menara sambil disandera. Tentu saja dia tidak sempat menyiapkan makanan untuk mereka.Nabila memahami maksud Yohan, dia melangkah maju dan berkata pada orang tua itu."Kami berdua memasuki menara dengan terburu-buru, jadi kami tidak diberi makanan oleh mereka."Orang tua itu mencibir, seolah-olah tidak terlalu memedulikan hal ini."Istana kekaisaran sudah lama tidak mengirim orang baru ke sini .... Tidak masalah, tidak masalah."Sikap orang tua ini tidak seperti o
Diko adalah orang seorang ahli, dia bisa langsung mengetahui kemampuan lawannya dalam sekilas.Hanya saja, anak muda di depannya memiliki tatapan yang dingin dan dalam, yang terlihat sedikit sombong.Diko mengangkat kelopak matanya dan bertanya, "Sarang Ular, Sarang Semut atau Sarang Burung?"Permainan Sarang Ular membutuhkan empat dadu, Sarang Semut membutuhkan tiga dadu, sedangkan Sarang Burung membutuhkan enam dadu.Yohan mengangkat alisnya, dia tidak memahami hal ini.Nabila berkata tanpa ragu-ragu."Sarang Semut."Sudut mulut Diko terangkat."Baiklah, kita akan bermain Sarang Semut."Setelah selesai bicara, Diko tiba-tiba menyipitkan matanya, "Anak muda, sepertinya kamu jarang bermain dadu?"Sudut mulut Nabila sedikit terangkat di balik topeng, dia sama sekali tidak menanggapi pertanyaan ini.Perlombaan dimulai, perlombaan ini terdiri dari tiga ronde. Seseorang baru dinyatakan menang jika memenangi dua ronde.Hanya saja, Diko sangat percaya diri terhadap kemampuan berjudinya."Ana
Tidak ada satu pun dadu yang hancur.Hanya saja ....Semua angka di 18 sisi dadu telah menghilang, hanya menyisakan permukaan dadu yang berwarna putih!"Hilang?" Orang tua yang sebelum ini sedang mengurus mayat tiba-tiba muncul, "Angkanya hilang semua?"Diko mengangkat kepalanya, dia menatap orang di depannya dengan tatapan tidak percaya."Apa yang kamu lakukan!"Dadunya, benda kesayangannya! "Aku akan membunuhmu!"Yohan segera mencekik leher Diko dengan mata yang sedikit menyipit."Kamu harus minta persetujuan dariku sebelum menyentuhnya."Nabila berkata dengan serius."Senior, aku tidak menghancurkan dadu yang sesuai dengan peraturan Anda. Anda harus menerima hasil ini."Leher Diko sedang dicekik, tapi dia tetap berteriak pada Nabila dengan marah."Dasar bajingan!"Orang tua itu menepuk punggung Diko."Sudahlah, akui kekalahanmu."Orang tua itu berkata pada Nabila dan Yohan, "Kalian berdua bisa naik ke atas."Yohan baru melepaskan tangannya.Nabila bisa melihat jika orang tua ini ada
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk