Nabila mengabaikan Yohan dan mengejar orang itu keluar Lembah Kematian.Dia menyusulnya dan melepas jubah hitam longgar itu dengan satu tarikan.Sayangnya, orang tersebut memakai topeng dan sulit untuk melihat siapa dia.Dia terhuyung mundur beberapa langkah.Pada gerakan selanjutnya, Nabila menangkap keenam jarinya.Dialah orangnya! Pemilik Racun Air Langit hari itu!Matanya memancarkan aura pembunuh yang kuat dan gerakannya menjadi lebih cepat.Tiba-tiba orang itu berbicara."Mau kupanggil Ratu atau Mayor Jenderal Joka? Kalau bukan karena Joseph mengorbankan nyawanya sendiri untuk lima tahun hidupmu, malam ini kamu juga harus mati!"Nabila tercengang saat mendengar nama tidak asing ini.Tidak aneh kalau orang ini mengenal Joseph, tetapi ternyata dia mengenalinya ....Orang itu memanfaatkan kesempatan untuk mundur dan terbang ke tempat tinggi.Dia menatap Nabila dan mencibir."Sepertinya kamu tidak tahu bagaimana Joseph meninggal."Mata Nabila agak memerah."Jelaskan ...."Begitu Nabi
Luka di lengan Yohan tidak dalam, hanya goresan di kulit.Akan tetapi, sepertinya sekarang dia sedang menahan rasa sakitnya.Nabila bisa tahu apakah rasa sakit itu asli atau pura-pura.Sekarang Yohan memang kesakitan.Nabila buru-buru memanggil tabib militer.Yohan masih keras kepala, "Aku baik-baik saja ...."Tabib militer memeriksa denyut nadi dan luka-lukanya kembali, tetapi tidak menemukan sesuatu yang aneh.Nabila mengangkat tabib militer itu dengan satu tangan, "Mana panah itu!? Sudah diperiksa belum!?"Tabib militer itu terkejut."Ti ... tidak ada yang salah dengan panahnya ...."Nabila melepaskannya dan menoleh ke arah Yohan.Pria itu menundukkan kepalanya, mengepalkan tangan di atas lutut dan pembuluh darah membengkak di dahi serta lehernya.Sekilas dia terlihat sangat kesakitan dan tidak ingin orang lain melihatnya yang akan menghancurkan martabatnya sebagai seorang kaisar.Tidak ada gunanya tabib militer itu tinggal di sini, jadi Nabila langsung memintanya pergi.Setelah tab
Pada saat ini Fiona sangat gembira.Dia tahu Yolo tidak menyukainya, jadi biasanya dia hanya berani berbasa-basi dan tidak berani mendominasinya.Kali ini dia menyuruh Yolo untuk menjadi pasangannya sebagai imbalan atas bantuannya, tetapi tidak disangka orang ini akan setuju."Kamu ...." Fiona menelan ludahnya.Akan tetapi saat Nabila melepas sabuk dan melonggarkan pakaiannya, Fiona menemukan pemandangan yang mengejutkan.Penutup dada!Ternyata orang yang dia sukai ... adalah seorang wanita!Wajah Fiona penuh dengan ketidakpercayaan."B ... bagaimana kamu ...."Nabila merobek jakun palsunya dan mengakui dengan jujur, "Aku ini wanita."Fiona berdiri dengan kaku seolah tersambar petir."Wanita ... ternyata kamu seorang wanita!"Tangannya gemetar dan matanya penuh dengan air mata.Nabila mengenakan pakaiannya lagi dan membungkuk padanya dengan hormat untuk meminta maaf.Dia mengatakan yang sebenarnya kepada Fiona bukan karena permintaan rumit Fiona barusan, melainkan karena dia menyadari
Perkemahan Selatan.Dukun buta itu dibawa ke dalam tenda.Tidak lama kemudian, dia pun melakukan diagnosis."Memang racun parasit!"Alis Yohan menegang dan saat tidak tahan lagi, dia meraih tangan Nabila.Perhatian Nabila tertuju pada dukun itu."Karena kamu bisa mendiagnosisnya, bisakah kamu mencari cara untuk menawarnya?"Dukun itu menggelengkan kepalanya dengan serius."Meskipun itu racun parasit, aku belum pernah mendengarnya. Aku tidak bisa membantumu."Mendengar ini, Dafka yang berada di samping berkata dengan marah."Kalau itu racun parasit, pasti ada hubungannya dengan Klan Namrian!"Dia menoleh ke arah Yohan untuk meminta instruksi, "Aku ingin memimpin pasukan ....""Pergilah." Nabila memotongnya.Dafka kehilangan kesabaran karena mengkhawatirkan Kaisar."Aku akan pergi dan berjaga di luar."Telinga dukun itu bergerak seolah mendengarkan sesuatu.Dia sama sekali tidak tahu kalau dia berada di perkemahan militer Negara Naki.Nabila pun bertanya padanya."Kalau tidak bisa disemb
Meskipun tubuh dan hati Dafka tidak bisa menerima hal semacam itu, dia tidak punya pilihan lain demi menyelamatkan Kaisar.Dia melepas pedangnya, menyerahkannya kepada Nabila dan masuk ke dalam tenda.Nabila tetap berada di luar menggantikannya.Setelah beberapa saat, dia mendengar suara "enyahlah" yang lantang dengan niat membunuh.Dia segera masuk dan melihat Dafka berlutut di kolam, mencoba melepaskan ikat pinggang Yohan.Nabila, "!"Dia tidak bisa melihatnya!Dia buru-buru menghentikan Dafka, "Berhenti! Apa yang kamu lakukan!?"Dafka si pria dewasa merasa seolah telah menerima penghinaan. Matanya memerah dan dia berkata sambil menggertakkan gigi, "Yang Mulia Ratu, kamu menyuruhku untuk menemani Kaisar."Nabila merasa pusing."Aku menyuruhmu untuk menemaninya dengan tenang, bukan menyuruhmu melakukan sesuatu!"Setelah mendengar ini, Dafka langsung menghela napas lega.Dia pun buru-buru mundur.Ternyata cukup menemani Kaisar.Tadi dia sudah siap untuk bunuh diri dan meminta maaf sete
Yohan tiba-tiba berhenti dan tertawa getir di telinganya."Ratu, kenapa kamu tidak mendorongku menjauh? Apa kamu takut ... aku akan mati?"Nabila tiba-tiba menegakkan kepala dan menatapnya dengan tidak percaya.Wajah Yohan sangat pucat, tetapi bibirnya merah.Dia menutup mata dengan satu tangan dan suaranya serak."Kalau begitu, jangan pernah mendorongku menjauh. Karena aku benar-benar akan mati."Tangannya mendarat di pinggang Nabila dan mengangkatnya.Setelah merasakan sesuatu, Nabila juga langsung syok dan meronta.Permukaan air yang semula tenang mulai bergolak.Begitu Nabila bergerak, tenggorokan Yohan menjadi serak."Aku menderita panah ini demi kamu."Setelah Yohan selesai berbicara, orang di pelukannya tidak lagi melawan ....Yohan agak sulit untuk menahan diri lagi, kemudian menundukkan kepalanya dan mencium sudut bibirnya."Mayor Jenderalku, seharusnya kamu jangan terlalu mementingkan perasaan."...Dafka berdiri di luar tenda dan samar-samar mendengar ada yang tidak beres di
Di Perkemahan Selatan, tentara berangkat untuk kembali ke Kota Zordo.Hiro terus bersyukur kepada langit karena tidak membiarkan Kaisar tewas di perkemahan militer."Hormat kepada Kaisar dan Yang Mulia Ratu!"Yohan datang menunggang kuda dan berganti kereta saat kembali.Di dalam kereta, dia mengupas jeruk untuk Nabila dan membelahnya sebelum menyuapinya.Nabila menghindarinya tanpa ekspresi."Aku tidak suka."Yohan menimpali, "Aku juga tidak suka, rasanya sangat asam. Sepertinya kita berdua punya selera yang sama ...."Sebelum Yohan selesai berbicara, Nabila tiba-tiba mengambil jeruk di atas meja dan memasukkannya ke dalam mulut.Yohan kehabisan kata-kata.Mengetahui Nabila sengaja melawannya, Yohan tidak merasa kesal, tetapi malah menganggapnya menarik.Setidaknya Nabila tidak sedingin tadi malam."Kaisar, ada surat rahasia!" Dafka melaporkan dari luar.Yohan mengulurkan tangan dan mengambil surat rahasia itu.Nabila melihat ke arahnya dan Yohan menatapnya sebelum memberikan surat ra
Kota Zordo.Pangeran Ricky mengutus orang untuk merampok makanan dan bukti kejahatannya meyakinkan.Pangeran Rio mendapat perintah rahasia Kaisar dan memenjarakan Pangeran Ricky di penjara.Pangeran Ricky berteriak kalau dia difitnah dan Pangeran Rio-lah yang menjebaknya.Kejadian ini membuat Permaisuri Agung khawatir.Meskipun Permaisuri Agung maju, Pangeran Rio tidak berkompromi.Di sisi lain, sulit menemukan penginapan setelah pasukan yang kembali meninggalkan Kota Silon. Mereka pun terpaksa berkemah di tempat.Nabila lebih memilih tidur di kereta daripada berbagi kasur dengan Yohan.Dalam beberapa hari terakhir, setiap kali melihatnya, Nabila akan teringat apa yang terjadi malam itu dan merasa sangat tidak nyaman.Yohan tidak memaksanya, takut apa yang tidak ingin terjadi akan terjadi.Para prajurit di tempat pribadi saling mengobrol."Sepertinya Kaisar dan Yang Mulia Ratu selalu berselisih. Apa yang terjadi?""Entahlah, bukankah beberapa hari yang lalu baik-baik saja?"Seorang pra
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk