Sebelum berangkat untuk mengirim makanan, Baron sudah mengumpulkan semua informasi.Wali Kota Barata adalah salah satu rintangan dalam pengiriman makanan.Wali Kota Barata diam-diam menahan sebagian barang kebutuhan perang dengan dalih pemeriksaan. Perbuatan ini sungguh sangat tercela.Nabila mengisyaratkan pengawal untuk memperlihatkan surat izin jalan.Pengawal berkata pada pejabat pemerintah yang memimpin, "Kami semua adalah pengusaha. Ini adalah surat perintah dari Pangeran Rio ..."Alhasil, pejabat pemerintah langsung menepis surat izin jalan dan surat perintah dengan sombong."Bawahan Pangeran Rio juga harus taat aturan! Sampai di Kota Barata, semua orang harus menaati aturan Kota Barata!"Pengawal itu menegur secara refleks."Kurang ajar! Beraninya kalian bersikap lancang terhadap surat perintah Pangeran Rio?"Plak!Pejabat pemerintah langsung menampar pengawal itu."Kamu yang kurang ajar! Percaya tidak, dengan satu kalimat dariku, aku jamin kalian tidak bisa keluar dari kota in
Saking marah, Pangeran Ricky melempar sangkar burung.Burung mengepakkan sayap untuk terbang ke luar kandang, lalu menabrak dinding dan jatuh pingsan di lantai.Pangeran Ricky menginjak burung itu tanpa belas kasihan."Yohan sangat menyayangi senapan bambu. Agar tidak berpindah tangan ke tangan musuh, Yohan bahkan tidak membiarkan orang lain menyentuhnya, apalagi dibawa untuk melindungi diri.""Kenapa Ratu bisa membawanya?""Kenapa sekarang Pangeran Rio dan Departemen Pembuatan Senjata tidak menaati aturan Kaisar?""Pengawal, ikut aku ke Kediaman Rio!"Di Kediaman Rio.Pangeran Rio sudah menunggu karena menduga Pangeran Ricky akan membuat onar."Senapan bambu? Aku tidak tahu. Bagaimana Pangeran Ricky bisa tahu?" Pangeran Rio tersenyum lembut, seolah-olah tidak pernah bisa marah.Pangeran Ricky menepuk meja dengan marah."Bisa-bisanya kamu membiarkan Ratu membawa senapan bambu! Kalau sampai jatuh ke tangan negara musuh, apa kamu bisa tanggung konsekuensinya?""Cepat ambil kembali senapa
Saat melihat Nabila, Yohan kehilangan ketenangannya.Mata hitam Yohan membelalak dan makin lebar."Ratu! Kamu ...."Dafka juga terbengong.Mengapa ratu bisa muncul di sini?Tiba-tiba, sebuah bayangan berkelebat di depan mata.Dafka menolehkan kepala. Kaisar berlari dengan cepat ke sana dan memeluk ratu.Melihat itu, Dafka mundur keluar dalam diam.Yohan memeluk Nabila dengan erat dan merasakan kehangatannya.Bagi Yohan, ini adalah pertempuran yang paling dia ragukan.Putra Mahkota Jaming sama sekali tidak menggunakan taktik perang, melainkan menggunakan taktik curang.Ketika Nabila ingin mendorong Yohan, Yohan berkata, "Biar aku peluk sebentar. Aku ... dingin sekali."Pada bulan September, Kota Zordo sudah mulai agak dingin. Akan tetapi, perbatasan selatan masih panas.Nabila mendorong Yohan."Makan dulu."Yohan tidak lapar, dia pun sudah lapar.Nabila membunuh entah berapa banyak musuh sepanjang kemarin malam dan berhasil merebut kembali jalur pengiriman makanan.Hari ini, Nabila terb
Pasukan Negara Naki dan Kerajaan Jaming saling berhadapan, dipisahkan oleh Lembah Kematian yang sangat luas.Lembah Kematian ini terjal dan tidak ada rumput yang tumbuh sepanjang tahun.Pihak mana pun yang mampu melintasi Lembah Kematian sudah bisa dipastikan kemenangannya.Negara Naki fokus pada pertahanan, sementara Kerajaan Jaming fokus pada serangan dalam formasi padat.Kalau dibandingkan, Kerajaan Jaming lebih unggul.Nabila dan Yohan berdiri dalam kegelapan dan bisa melihat Pasukan Jaming telah memasuki Lembah Kematian.Angin di lembah terasa panas. Nabila melihat bendera Pasukan Jaming dan berkata dengan suara dingin."Kita harus menahan Pasukan Jaming setidaknya selama sebulan."Yohan menoleh ke arahnya, "Bagaimana solusinya?"Nabila menjelaskan kepadanya."Sebelum mengawasi pengiriman makanan, aku sudah mengutus orang ke Kerajaan Jaming.""Putra Mahkota Jaming adalah sumber penyebab pertempuran ini.""Satu-satunya yang bisa mengendalikannya adalah Kaisar Jaming.""Kamu ingin K
Nabila langsung duduk dan menatap Yohan dengan curiga.Yohan terlihat sama sekali tidak mengantuk dan bertanya dengan tenang, "Kenapa kamu bangun?"Nabila menyentuh dahinya dengan satu tangan."Kenapa kamu masih belum tidur?""Aku sedang memikirkan tentang serangan balik besok."Nabila membatin, "Kalau begitu, jangan mengada-ada."Saat terbangun di tengah malam, jantungnya nyaris berdegap kencang....Perkemahan prajurit Kerajaan Jaming.Putra Mahkota Jaming mengutus seseorang untuk mencari tahu dan mengetahui makanan dari Negara Naki telah tiba.Pantas saja malam ini mereka menyanyikan elegi dengan penuh semangat.Akan tetapi, rute makanan Negara Naki telah dikuasai oleh Pasukan Jaming. Bagaimana makanan ini bisa masuk?Tidak lama kemudian, bawahan memberikan jawabannya."Lapor! Putra Mahkota, ada kabar orang dari Negara Naki telah merebut kembali rute makanan! Mereka juga membunuh semua anggota kita!"Putra Mahkota Jaming sedang duduk di samping kasur dengan raut wajah suram dan ding
Takdir mempermainkan manusia. Mata Putri Klan Namrian penuh dengan ketidakpercayaan dan hatinya dipenuhi dengan penyesalan, kesedihan serta kemarahan.Dia hanya terlambat satu hari.Kalau kemarin dia datang untuk mengantarkan makanan, dia pasti bisa menikah dengan Kaisar Yohan.Putri Klan Namrian yang baru saja mendominasi dan mementingkan diri sendiri langsung menjadi lesu, dia pun segera pergi dengan menanggung rasa malu.Dafka diam-diam menyeka keringatnya.Untung saja tadi malam Yang Mulia Ratu datang tepat waktu. Kalau tidak, mungkin Kaisar akan menjadi menantu Raja Klan Namrian.Tatapan Yohan dalam dan dingin.Putri Klan Namrian ini memang seperti orang tuanya, benar-benar sulit untuk dipahami...."Putri Klan Namrian?" Di dalam tenda, Nabila agak terkejut setelah mendengarkan cerita Yohan.Nabila mengutarakan pikirannya dengan lugas."Kudengar dia punya selera yang sangat tinggi. Bagaimana dia bisa jatuh cinta padamu?"Yohan kehabisan kata-kata."Apa buruknya aku!?" Seharusnya Y
Jauh di atas Lembah Kematian.Dafka kembali dari depan dan menangkupkan tangan untuk melapor."Kaisar! Pasukan Jaming telah mengerahkan 'Naga Api'!"Ada beberapa jenderal yang berdiri di samping Yohan. Hiro yang ada di antara mereka langsung membujuk setelah mendengar ini."Kaisar, keseimbangan baru akan muncul kalau kedua pihak tidak menggunakan senjata api.""Kita telah menggunakan senapan bambu, Kerajaan Jaming pasti akan menggunakan 'Naga Api'!""Tolong segera beri perintah untuk menarik senapan bambu itu!"Yohan berkata dengan tegas."Lanjutkan!"Hiro meratap.Takutnya Putra Mahkota Jaming yang gila itu benar-benar menggunakan Naga Api dan semuanya akan tewas bersama.Ada beberapa jenderal yang tidak setuju.Tidak ada seorang pun yang takut mati.Begitu "Naga Api" keluar, tidak ada seorang pun dalam jarak 160 kilometer yang akan hidup dan jangkauannya berada dalam jarak 16 kilometer. Sekarang Pasukan Jaming sekarang hanya berjarak lebih dari 16 kilometer dari mereka, jadi mereka t
Satu jam kemudian, Pangeran Rio keluar dari ruang rahasia. Sorot matanya agak suram dan ada beberapa bekas cakaran merah di lehernya.Aldo segera menundukkan kepalanya dengan hormat.Pangeran Rio merapikan pakaiannya yang kusut, suaranya masih tenang dan santai."Kalau dia tidak mau makan, biarkan dia kelaparan selama dua hari.""Baik."...Perbatasan selatan.Baron diam-diam menyelinap ke perkemahan militer Kerajaan Jaming, tetapi tidak mengetahui lokasi Naga Api itu.Dia pasti akan ketahuan kalau tinggal lebih lama lagi, jadi dia terpaksa kembali dulu.Raut wajah Nabila sangat serius.Yang paling berbahaya di Kerajaan Jaming bukanlah Putra Mahkota Jaming, melainkan Naga Api milik Putra Mahkota Jaming.Negara Naki telah dibatasi sejauh ini dan hanya bisa melakukan serangan balik dalam skala kecil, tidak berani menggunakan kekuatan penuhnya.Oleh karena itu, Nabila memiliki ide yang berani."Tidak!" Yohan langsung menolak setelah mendengar rencananya.Dia terlihat serius, "Aku tidak bi
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk