Tidak hanya Yohan yang penasaran dengan Mayor Jenderal Joka di atas atap, Putri Agung juga penasaran.Putri Agung menoleh untuk menatap Nabila, tapi dia melihat tindakan Kaisar yang membuat matanya berkobar dengan api.Kenapa Kaisar memeluk pinggang Ratu!Dia benar-benar tidak memiliki keagungan seperti seorang kaisar!Pada saat ini, Yohan masih sedang menunggu jawaban dari Nabila.Hanya saja, Nabila hanya berkata dengan singkat."Coba tebak."Mayor Jenderal Joka di atas atap seolah-olah hanya datang untuk melakukan pertunjukan, dia segera melompat turun dan menghilang dari pandangan semua orang.Pasukan Elang menatap kepergiannya dengan enggan.Hati Yohan menegang."Mereka benar-benar telah dibodohi olehmu, mereka bahkan tidak tahu siapa Mayor Jenderal Joka yang sebenarnya sampai saat ini."Nabila menepis tangan Yohan di pinggangnya."Membicarakan orang lain sama saja dengan membicarakan diri sendiri."Yohan, "..."Yohan memang telah dibodohi untuk waktu yang lama.Pertunjukan ini mem
Nabila dibawa ke pinggir sungai oleh Yohan.Mereka berdua mengenakan topeng agar tidak dikenali oleh orang lain.Untung saja terdapat banyak orang yang mengenakan topeng pada saat ini, yang membuat mereka tidak terlihat berbeda dengan orang lain.Dafka mengikuti di belakang mereka berdua sambil memegang banyak lentera.Terdapat banyak orang dan juga pasangan kekasih yang berkumpul di pinggir sungai.Yohan menemukan sebuah tempat yang tidak terdapat banyak orang, kemudian Yohan "melempar" lentera ke sungai dengan lambaian tangannya yang mendominasi.Nabila, "?"Dafka, "?"Semua lentera itu tenggelam ke dalam sungai.Yohan mengerutkan keningnya dan menuduh Dafka dengan ekspresi tidak sabar."Lentera apa yang kamu beli ini."Tidak ada satu pun yang bisa mengapung.Dafka berkata di dalam hati: "Aku sama sekali tidak bersalah! Tapi aku tidak berani mengatakannya."Nabila menghentikan Yohan yang ingin melempar lentera terakhir ke sungai.Nabila seperti sedang melihat orang asing."Anda tidak
Tak terduga oleh Nabila bahwa ada bahaya di perbatasan selatan.Sebelumnya, Nabila telah membicarakannya dengan Fiona. Negara Naki akan menyelesaikan sengketa antar dua negara dan mencegah terjadinya peperangan.Mungkin terjadi kekacauan internal di Klan Namrian. Itu bukan suatu hal yang dapat dibujuk oleh Fiona.Nabila berkata dengan serius."Kaisar, Kerajaan Jaming selalu menginginkan perang. Klan Namrian pasti dihasut oleh mereka. Mohon Kaisar segera kembali ke istana dan berdiskusi dengan para pejabat."Yohan merasa lentera terbang selangit itu sangat disayangkan.Yohan khusus melepas tiga ribu lentera terbang untuk Nabila.Selain itu, Yohan belum selesai menuturkan suara hatinya pada Nabila.Sayangnya, ada laporan dari perbatasan selatan. Yohan terpaksa harus mengesampingkan urusan pribadi.Yohan sekali lagi mendongak ke langit malam.Dia berseru dengan tegas, "Kembali ke istana!"Pada malam itu, lampu di Ruang Kerja Istana menyala sepanjang malam.Pangeran Rio memberi usulan."Ka
Nabila menjelaskan peta itu secara panjang lebar, sedangkan Yohan mendengarkan dengan serius dan terus mengangguk.Lalu, Yohan mengeluh."Sia-sia aku diskusi dengan para pejabat sekian lama. Lebih baik langsung diskusi denganmu lain kali."Nabila tidak berani menerima pujian itu. Dia berterus terang."Ini hasil usaha bersama. Aku juga tidak bisa memikirkan hal-hal ini tanpa mereka."Tatapan mata Yohan tiba-tiba menjadi serius. Dia menanyai Nabila lagi."Benar-benar tidak bisa pergi bersamaku?"Surat perjanjian hanya berlaku selama setahun. Untuk perjalanan ke perbatasan selatan kali ini, setidaknya memakan waktu dua atau tiga bulan untuk pulang pergi.Nabila menarik tangannya."Aku harus tinggal dan jadi ratu yang berintegritas.""Sampai sekarang, kamu masih pura-pura tidak tahu? Tujuan aku membuat surat perjanjian itu adalah ingin menghabiskan waktu bersamamu." Yohan mendesak ke depan.Nabila berpikir dalam hati, "Aku tahu itu, makanya tidak ingin pergi ke medan perang bersamamu."Eks
Di dalam mimpi, Sifa mendengar teriakan histeris dan melihat hal-hal yang sadis.Banyak orang yang mati di depan Sifa.Sifa sangat ketakutan ....Tiba-tiba, Sifa seperti menemukan tali penyelamat dan memegangnya erat-erat.Di tengah serangkaian panggilan "Sifa" yang tegas, Sifa bangun dengan sengsara.Seperti orang tenggelam yang ingin menyelamatkan diri, Sifa secara naluriah bersembunyi ke dalam pelukan yang aman."Darah! Banyak darah ...."Nabila berdiri di tempatnya, membiarkan Sifa memeluk pinggangnya. Nabila dengan pelan menepuk punggung Sifa."Kamu sudah aman."Sifa gemetar tak terkendali.Sifa seolah-olah benar-benar berada di tengah kesadisan itu tadi. Sifa sangat takut.Tabib senior yang berada di samping menggelengkan kepala."Nona ini mengalami trauma yang sangat besar. Agak sulit kalau ingin mengingat kembali semuanya dalam sekali pengobatan."Nabila berjongkok untuk bertatapan dengan mata Sifa."Dengarkan aku. Kalau kamu takut, kita pulang. Kamu tidak harus melakukan ini.
Nabila berkata dengan serius,"Dalam catatan kasus Keluarga Rudianto, Guru Juan membunuh diri dengan cara mengonsumsi racun untuk menghindari hukuman atas perbuatannya.""Akan tetapi, berdasarkan ingatan Sifa, Guru Juan dibunuh oleh orang lain."Yohan mengernyit."Apa bisa dipastikan?"Nabila mengangguk dengan kuat. "Itu tidak mungkin palsu. Aku tidak berani menjamin Keluarga Rudianto bersalah atau tidak, tapi aku yakin ada dalang di balik masalah itu."Ekspresi mata Yohan suram."Omonganmu masuk akal, tapi kasus ini melibatkan banyak hal dan sudah bertahun-tahun yang lalu. Sulit kalau ingin menemukan dalangnya."Nabila berterus terang, "Penyelidikan adalah urusan pemerintah. Aku hanya ingin menemukan pemilik cincin giok ini."Jika segala sesuatu harus dia lakukan, apa tugas orang lain?Yohan pun paham."Aku mengerti."Jika memungkinkan, mereka harus menemukan pembunuh Juan yang sesungguhnya sebelum bisa menemukan kebenaran. Baru setelah itu, kasus bisa ditindak ulang.Akan tetapi, pri
Setelah dua puluh hari, rombongan Yohan tiba di perbatasan selatan.Prajurit di perbatasan selatan berbaris untuk menyambut kedatangan kaisar.Tanpa beristirahat, Yohan langsung pergi ke perbatasan antar negara untuk mencari tahu situasi terkini.Baru setelah matahari terbenam, Yohan kembali ke tenda.Yohan sangat letih.Yohan lebih lesu lagi ketika melihat tas wewangian yang berayun di pinggang Dafka.Akan tetapi, jika dipikir-pikir, tidak ada yang perlu dikeluhkan.Ratu tidak mencintainya, tentu tidak akan peduli dengan keselamatannya, apalagi membuat tas wewangian secara pribadi."Kaisar, ada orang yang ingin menemuimu!"Yohan mengernyit.Sudah larut malam. Siapa orang itu?Seketika itu, Yohan bahkan berpikir ratu mengikutinya secara diam-diam.Lalu, wajah Yohan menjadi dingin. Dia memandang rendah dirinya.Saat berperang, tidak boleh kehilangan fokus. Yohan juga pernah maju ke medan perang pada sebelumnya, tetapi tidak akan kehilangan fokus dan bimbang seperti sekarang.Dia harus m
Mulai hari itu, Istana Rubi selalu ramai.Para selir berkumpul bersama, membuatkan sandal dan mantel tebal untuk prajurit di perbatasan."Yang Mulia Ratu, aksi kita ini juga termasuk memberi kontribusi, 'kan?" tanya Selir Jihan dengan girang.Nabila mengangguk. "Tentu saja."Beberapa selir yang sudah hidup makmur sejak kecil bisa menyulam, tetapi agak sulit bagi mereka untuk membuat sandal.Untungnya, mereka bersedia belajar dan tidak manja.Termasuk Jessy. Baru kali ini Jessy merasa senyuman di wajah semua orang benar-benar tulus dan dari lubuk hati.Barulah Jessy sadar. Dulu, dia mengira dia bisa memenangkan hati mereka dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan. Pada kenyataannya, senyuman mereka saat itu tidak setulus hari ini.Jessy tidak bersikap tulus pada orang lain, orang lain juga berpura-pura padanya.Begitu pula Permaisuri Agung.Sebelum ini, Jessy berpikir Permaisuri Agung benar-benar menyayanginya, seperti menyayangi kakak sepupunya dulu.Akan tetapi, setelah tahu dia tid
Setelah merenung untuk waktu yang lama, Yohan berterus terang dengan penuh pertimbangan."Kalau Negara Naki dapat memusnahkan Kerajaan Jaming dan kerajaan lain, bahkan kalau aku tidak menyerang Kerajaan Puanin demi kamu, tidak ada jaminan bahwa penerusku tidak akan menjajah Kerajaan Puanin.""Syarat untuk koeksistensi adalah Kerajaan Puanin cukup kuat untuk bisa bersaing dengan Negara Naki. Kalau tidak, Kerajaan Puanin harus bergantung pada Negara Naki dan selamanya hidup dalam ketakutan.""Kalau Kerajaan Puanin tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat diri dalam sepuluh tahun, cepat atau lambat Kerajaan Puanin akan dijajah.""Kalau bukan kerajaan lain yang runtuh, berarti itu negara kita."Ucapan Yohan sudah sangat halus.Meskipun dia sangat mencintai Nabila, bahkan rela pergi ke Kerajaan Puanin bersama Nabila, Yohan akan selalu mengutamakan Negara Naki daripada Kerajaan Puanin di saat harus memilih satu di antara keduanya.Kecuali Kerajaan Puanin menjadi kuat hingga tidak
Nabila tidak berani memercayai apa yang baru saja dia dengar.Yohan berkata dia ingin menjadi suami permaisurinya?"Kaisar serius?" Nabila tidak pernah memikirkan itu.Solusi Yohan sungguh agak lain.Yohan tidak terlihat seperti bercanda. Yohan berujar dengan serius,"Sebelum pergi mencarimu, aku sudah mengatur semua masalah di istana.""Dunia ini akan disatukan pada akhirnya. Negara Naki dan Kerajaan Puanin akan menjadi satu.""Anggap saja aku menemanimu pulang ke tanah leluhur untuk tinggal selama beberapa tahun.""Setelah menundukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari dengan sepenuhnya ...."Nabila buru-buru memotong perkataan Yohan."Pulang ke tanah leluhur? Memangnya ini sama?"Mungkinkah Yohan sudah kehilangan akal sehat karena menangani urusan pemerintahan?Yohan berujar dengan sungguh-sungguh,"Setiap kata-kataku berasal dari lubuk hatiku.""Hanya ada dua pilihan itu.""Sekarang, kamu yang pilih."Nabila menyeringai, memaksa diri untuk tersenyum."Kenapa aku merasa Kaisar sedan
Begitu pintu dibuka, orang yang berdiri di luar benar adalah Yohan.Nabila langsung menaruh pisau di tangannya dan berjalan menuju Yohan.Yohan menatap lurus pada Nabila, khawatir Nabila akan kabur.Menurut rencana awal, Yohan akan langsung pergi ke Kerajaan Puanin.Akan tetapi, Yohan mendapat kabar dari pengawal rahasia bahwa Nabila sudah pulang ke Negara Naki. Yohan segera menyusul ke alamat yang diberitahukan dalam surat.Untungnya, Nabila tertahan karena badai salju."Istriku ...." Yohan tidak menyebut nama Nabila di depan orang luar. Meski begitu, panggilan itu juga penuh rasa cinta dan rindu.Dikarenakan ada orang luar di kamar, Nabila membawa Yohan ke kamarnya. Nabila meminta Baron untuk mengawasi di sana, lalu memberikan uang perak pada pelayan.Pelayan memilih untuk diam terhadap apa yang dia lihat dan dengar karena mendapat uang.Nabila membawa Yohan ke dalam kamar. Begitu pintu ditutup, Yohan langsung memeluk Nabila.Mantel Yohan dibasahi salju.Nabila mendorong Yohan dengan
Sudah lama Nabila menyelidiki kasus manusia obat, tetapi tidak kunjung ada kemajuan.Alhasil, Nabila menemukan manusia obat di penginapan kecil ini.Tatapan mata Nabila saat melihat pedagang itu menjadi tegas.Dari reaksi mereka yang baru saja mengetahui isi kotak itu, pedagang sudah punya perhitungan dalam hati. Pedagang tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia katakan."Siapa kalian? Manusia obat apa? Aku pengawal barang. Itu pasien yang kukirim ke kota lain untuk diobati ... uhm!"Nabila tiba-tiba mencekik pedagang itu hingga membuatnya sesak napas.Pedagang itu mendongak dan bertemu dengan mata Nabila yang tegas.Seketika, dia merasa nyawanya terancam.Wanita ini memiliki niat membunuh yang kuat!...Malam terasa sangat panjang.Setelah fajar menyingsing, pelayan membawakan air panas ke setiap kamar.Ketika sampai ke sebuah kamar, orang yang membuka pintu sudah berbeda.Tampak bibir yang dingin dari celah pintu."Tidak butuh air panas."Pelayan mencium bau darah, tetapi it
"Tuan, salju turun sangat lebat beberapa hari ini. Kita tidak dapat bepergian lebih jauh. Ini satu-satunya penginapan yang ada di sekitar." Baron memimpin jalan di depan. Nabila menggiring kuda mengikutinya.Salju turun sangat lebat. Nabila menggiring kuda sambil melindungi mata dengan tangan yang satunya. Akan tetapi, salju tetap masuk ke mata dan hidung.Baru setelah masuk ke penginapan, tubuh terasa lebih hangat.Pelayan menyajikan teh hangat. "Mau makan atau menginap?"Nabila membersihkan salju dari rambutnya. "Menginap, dua kamar. Bawakan dua botol arak dan dua kilogram daging sapi."Pelayan tersenyum saat menyahut."Baik! Mohon tunggu sebentar!"Ada juga beberapa pedagang yang juga terjebak di penginapan karena badai salju.Mereka membawa barang dagangan sehingga mengalami kesulitan yang lebih besar dibanding Nabila.Pada saat ini, mereka duduk bersama dan minum arak dengan murung."Tidak tahu kapan badai salju akan berhenti. Aku akan rugi kalau barang dagangan ini tidak dikirim
Di Istana Giok.Tatapan mata Ibu Suri saat melihat kaisar menyiratkan keraguan dan kegelisahan.Ibu Suri tidak percaya bahwa kaisar datang karena peduli padanya dan menjenguknya.Yohan berbicara secara lugas dan tanpa basa-basi."Hormat pada Ibu.""Aku akan keluar istana, belum tahu kapan pulang. Aku khawatir Selir Nita akan kewalahan kalau mengurusi harem sendirian. Ibu urus saja untuk sementara."Ibu Suri makin bingung.Mengapa Yohan keluar istana lagi?Bukankah Yohan baru saja pulang?Yohan memberi isyarat mata. Leonard langsung menaruh Cap Emas di meja.Siapa pun yang memegang Cap Emas dapat menangani semua urusan di harem.Sudah lama sekali Ibu Suri tidak memegang Cap Emas.Akan tetapi, Ibu Suri ingin menanyakan beberapa hal."Kaisar, kenapa kamu keluar istana lagi? Lalu, kamu melakukan kunjungan rahasia ke kota-kota bersama Ratu waktu itu. Kenapa kamu pulang sendirian? Di mana Ratu?"Yohan menuturkan kebohongan dengan ekspresi tenang."Aku pulang untuk menangani urusan mendesak d
Alih-alih kepulangan Nabila, Yohan justru mendengar desas-desus tentang kenaikan takhta Nabila di Kerajaan Puanin.Yohan enggan memercayai itu, tetapi tidak dapat mengendalikan pikirannya.Dengan sifat Nabila, Nabila mungkin akan pasrah pada keadaan untuk sementara demi mempertahankan Kerajaan Puanin dan mengambil alih negara yang kacau itu.Tatapan mata Yohan penuh kekhawatiran.Yohan memerintahkan Dafka, "Cari tahu apa yang terjadi sebenarnya!""Baik, Kaisar!"Dafka juga tidak percaya ratu akan meninggalkan kaisar dan berpaling dari Negara Naki.Keesokan hari.Di Istana Giok.Ibu Suri tampak lemas dalam beberapa hari terakhir dan tidak bisa tidur nyenyak.Tabib kekaisaran datang untuk melakukan pemeriksaan palpasi. Selir Nita menemaninya di samping."Tabib, bagaimana kondisi Bibi? Apa ada kendala serius?"Tabib memberi hormat, "Nyonya Nita, hasil palpasi Ibu Suri lemah. Hidupnya sudah memasuki masa akhir."Ekspresi Ibu Suri membeku setelah mendengar apa kata tabib. Dadanya seperti te
Komandan utama Kerajaan Suari menahan emosi."Wanita itu benar. Kita harus menarik pasukan untuk mempertahankan sisa kekuatan nasional kita!"Komandan utama Kerajaan Sahara sangat kesal."Takdir tidak berpihak pada kita! Kerajaan Puanin dan Negara Naki akan bersekutu!"Jika mereka menyerang, Negara Naki akan mengirim pasukan dari Perbatasan Barat.Pada saat itu, mereka akan diserang dari kedua sisi.Mereka tidak dapat mengambil risiko itu.Negara Naki yang sekarang seperti monster yang tidak pernah bisa kenyang.Jika ditaklukkan oleh Negara Naki, pilihan mereka adalah menjadi negara bawahan atau negara runtuh. Tidak ada peluang untuk bangkit kembali....Di perbatasan.Nabila belum pergi.Angin makin kencang. Yukina mengambilkan selendang dan dengan hormat membungkus tubuh Nabila.Nabila menerawang ke depan seraya berkata dengan suara rendah,"Jenderal Yukina, jujurlah padaku.""Apa Bibi tahu tentang kepulangan Meisi dan Jaila ke Kerajaan Puanin?"Yukina tampak kebingungan."Yang Mulia
Melihat tidak ada harapan untuk mendapat pertolongan, Jaila memaki Nabila yang makin menjauh."Nabila, kamu akan mati tragis. Kamu telah melakukan begitu banyak hal buruk sehingga kamu tidak akan bisa mempunyai anak!"Hati Nabila tenang tak beriak.Terdengar bunyi ayunan pedang di belakang.Benar seperti yang Meisi katakan, mati itu cepat.Pada hari ini, kepalanya akan dipenggal di dalam Istana Kerajaan Puanin.Kepala Meisi bergulir sembari menghadap aula utama dengan mata terbuka, seolah-olah melihat takhta kekaisaran yang belum dia duduki dengan stabil.Jaila terbengong ketika melihat itu."Tidak! Tidak .... Ibu!"Mata Jaila membelalak begitu pedang diayun ke arahnya.Jaila menyesal.Dia tidak seharusnya pergi ke Kota Zordo bersama ibu, tidak seharusnya bermimpi untuk menjadi selir kaisar, dan tidak seharusnya kembali lagi ke Kerajaan Puanin.Dia tidak akan mati jika tetap di Kota Gido.Kemudian, darah mengalir deras dan menciprat ....Satu kepala lagi terpenggal.Matanya juga terbuk