Nabila membaca surat dari ibu guru dengan saksama dan menyeluruh.Perlahan-lahan, ekspresi mata Nabila menjadi sedingin es.Semua itu benar adalah perbuatan Elsa!Nabila memegang surat itu dengan erat. Keagresifan mewarnai ekspresinya.Nabila ingin sekali langsung pergi ke penjara untuk membunuh Elsa.Akan tetapi, Nabila masih memiliki akal sehat.Dia harus tenang di saat seperti ini.Dia tidak boleh bertindak gegabah tanpa rencana yang cermat.Membunuh Elsa tidak akan membuat kejahatannya diadili secara hukum.Tentang kemalangan Pasukan Harimau dan Nadine, Nabila akan memperhitungkan semua itu sekaligus dengan Elsa!Ibu guru juga mengungkit Kenni dalam surat tersebut.Kenni sangat gagah dan berani, hanya butuh kesempatan untuk mencetak prestasi.Guru dan ibu guru sudah mengetahui rencana Nabila. Mereka akan membina Kenni dengan segenap upaya.Tugas Nabila hanya tinggal satu, yaitu mendapatkan plakat penghindar kematian.Nabila memutuskan untuk mengekspos semua kejahatan Elsa, maka Nab
Selir Nita menyangkal pengakuan dayang itu."Ratu, aku sama sekali tidak kenal dia!"Nabila mendongakkan pandangan. Tatapannya yang tajam menyapu Selir Nita."Belum giliranmu bicara."Dayang itu melirik Selir Nita dengan takut-takut dan segera menundukkan kepala. Dia memejamkan mata saat berujar,"Nyonya Nita menyogok hamba agar hamba diam-diam mengubur wewangian beracun yang bisa menyebabkan kemandulan di dalam hadiah ulang tahun yang akan Nyonya Jessy berikan ....""Omong kosong!" bentak Selir Nita dengan marah pada dayang itu.Selir Nita membantah."Ratu, kamu tidak bisa menyimpulkan bahwa aku bersalah hanya berdasarkan omongan sepihak dari dayang ini.""Aku tidak pernah melakukan apa yang dia katakan tadi!"Dayang itu memang tidak bisa memberikan bukti.Dayang itu hanya bisa mengetukkan kepala terus-menerus."Ratu, hamba pantas mati, tapi Nyonya Nita-lah yang menyuruh hamba! Kalau hamba berbohong, hamba akan disambar petir!"Nabila berkata dengan cuek,"Kamu keluar dulu."Setelah d
"Hormat pada Kaisar."Yohan maju untuk menarik Nabila berdiri. "Tidak perlu bersikap formal."Saat menyentuh lengannya, Yohan dengan jelas merasakan penolakan Nabila.Nabila diam-diam menghindar.Yohan mengernyit, walau hanya sekilas.Ratu memang tidak suka bersentuhan dengan orang lain. Itu mungkin berkaitan dengan pengalaman sebelumnya."Hari ini ulang tahunmu, aku harusnya temani kamu."Terhadap anugerah kaisar, Nabila seharusnya memberi hormat dan mengucap syukur.Akan tetapi, Nabila tidak tahan untuk tidak terdiam beberapa detik.Timbul sebuah suara di kedalaman ingatannya. "Di ulang tahunmu setiap tahun, aku akan selalu bersamamu."Dalam sekejap, Nabila secara paksa menekan perasaan yang tidak seharusnya dimiliki itu."Terima kasih, Kaisar."Yohan menyadari kejanggalan Nabila, tetapi tidak bertanya apa-apa.Pada pagi hari, Yohan telah mengutus pelayan untuk mengantarkan hadiah. Semua itu adalah perhiasan berharga.Namun, pada saat ini, Leonard membawa belasan pelayan ke aula. Set
Gerakan Yohan langsung berhenti.Kelembutannya juga berubah menjadi kedinginan.Yohan menatap lurus pada Nabila."Aku ini pria, tidak ada maksud lain."Detik berikutnya, Yohan tetap mencium Nabila.Lebih tepatnya, itu bukan ciuman.Yohan menggigit bibir Nabila dengan kuat sebanyak dua kali, lalu mundur.Kemarahan bertubi-tubi di dalam hati Nabila.Begitu Yohan mundur, Nabila mencengkeram kerah baju Yohan dan menggigit balik dengan kuat.Yohan terbengong di tempat, seolah-olah membeku.Nabila menggigit Yohan dengan kuat, sampai berdarah.Wajah Yohan menjadi masam.Sialan!Dasar wanita gila!Yohan memegang bagian belakang leher Nabila, ingin memberinya pelajaran.Nabila sama sekali tidak takut.Jika Yohan berani menggigitnya lagi, dia pasti akan menggigit Yohan sampai mulutnya penuh darah!Tepat saat itu, Dafka mengetuk pintu dari luar dengan mendesak."Kaisar! Ada urusan penting yang ingin kulaporkan!"Barulah Yohan melepaskan Nabila.Yohan pergi dan tidak kembali lagi.Sifa memasuki ke
Nabila memeriksa mayat mata-mata dengan saksama dan menemukan ada tato kecil di sisi dalam satu lengannya.Dilihat sekilas, tato itu terlihat seperti tanda lahir, sangat tidak mencolok.Nabila menggambar tato itu di kertas, menyerupai ular yang meliuk.Nabila sepertinya pernah melihat gambar itu di suatu tempat.Akan tetapi, Nabila tidak bisa mengingatnya untuk sementara.Setelah dicari tahu, Nabila yakin bahwa itu adalah totem asli Kerajaan Cakraman.Kerajaan Cakraman terletak di sisi timur Negara Naki. Totemnya telah berubah-ubah setelah belasan generasi.Hanya Pangeran Jaiz dari Kerajaan Cakraman yang mempertahankan totem asli."Tuan Yolo, kalau begitu, mata-mata itu pasti dari Kerajaan Cakraman!" Pengurus Pegadaian Sentosa menghela napas lega.Akhirnya ada sedikit petunjuk.Penglihatan Yolo benar-benar tajam.Dia yang sudah rabun tidak bisa melihatnya dengan jelas.Tugas menjadi lebih mudah setelah ada petunjuk.Nabila langsung menunggang kuda ke arah barat....Dua hari kemudian.
Melihat Yolo terluka parah, Dafka awalnya ingin memapahnya. Akan tetapi, dia adalah pengawal kaisar dan harus mengutamakan keselamatan kaisar. Jadi, Dafka mundur ke tempatnya."Tuan Muda Yolo, apa perlu carikan tabib untukmu?"Seperti tuannya, Dafka juga bukan orang yang pengertian.Dengan cedera separah itu, tentu saja membutuhkan tabib.Nabila berkata dengan suara lemas,"Beri tahu Kaisar, tugasnya sudah kulaksanakan."Lalu, Nabila menyerahkan sebuah gulungan bambu pada Dafka.Dafka langsung berbalik badan dan melapor ke dalam."Tuan, Tuan Muda Yolo sudah pulang!"Kemudian, pintu ruangan dibuka.Di dalam, Yohan belum tidur.Yohan sedang mendiskusikan peta pertahanan yang baru bersama Pangeran Rio dan Jenderal Rino.Kepulangan Yolo saat ini sungguh tak terduga.Yohan melirik ke luar, tetapi tidak melihat Yolo.Dafka juga kebingungan. Yolo sudah hilang dalam sekejap.Tanpa berpikir panjang, Dafka menyerahkan gulungan surat yang diberikan oleh Yolo tadi kepada kaisar.Yohan membuka dan
Di Ruang Kerja Istana.Putri Agung berpakaian dengan anggun. Alisnya mengarah ke atas. Ada hiasan bunga persik di kening. Matanya yang ramping memancarkan aura yang mendesak.Kerajaan Miria memiliki cuaca yang panas dan jarang turun hujan. Kulit Putri Agung yang awalnya halus menjadi kasar dan kuning. Wajahnya tirus, serta memberi kesan yang kikir."Kaisar, saat aku dinikahkan waktu itu, kamu pernah berjanji akan memenuhi satu permintaanku di kemudian hari. Selama bertahun-tahun ini, walau aku tersiksa di Kerajaan Miria, aku tidak pernah memohon kepadamu.""Sekarang, aku mohon, bebaskan Mayor Jenderal Elsa."Yohan bertanya dengan ekspresi mata datar,"Kakak kenal Elsa?"Jika tidak, mengapa kakak langsung mencari tahu tentang Elsa setelah pulang?Mata Putri Agung menjadi linglung ketika mengenang masa lalu."Waktu itu, aku tidak tahan menghadapi siksaan dan kabur dari Kerajaan Miria ke perbatasan utara Negara Naki. Aku dikejar di sepanjang perjalanan. Mayor Jenderal Elsa telah menyelama
Walau ekspresi di wajah Nabila datar, Yohan dapat melihat bahwa Nabila tidak senang karena dia membebaskan Elsa.Setelah Putri Agung pergi, Yohan turun dari kursinya dan berjalan ke depan Nabila. Dia berkata dengan suara pelan, tidak bersikap seperti kaisar."Saat aku naik takhta, konflik internal belum mereda, juga ada ancaman dari luar. Kakak mengorban diri untuk menikah ke Kerajaan Miria.""Aku berutang padanya.""Ya." Nabila menundukkan pandangan ke ubin. Tidak ada ekspresi di wajahnya.Dari reaksi Nabila yang datar, Yohan merasa Nabila tidak memahaminya.Oleh karena itu, Yohan berkata lagi,"Anggap saja aku ingkar janji.""Aku juga sudah memikirkannya. Memenjarakan Elsa sekian lama sudah cukup.""Sebagai ratu, kamu harusnya lapang dada.""Elsa mengekspos keberadaanmu waktu itu, memang telah mengkhianatimu. Tapi sebagai pejabat, segera memberitahukan keberadaan ratu adalah kesetiaan.""Untuk meredakan kemarahanmu, aku sudah pindahkan Elsa dari perbatasan utara ke Kota Zordo, lalu m
Di luar Kota Silu, pasukan musuh melarikan diri ke segala arah.Di dalam Kota Silu, genderang perang Pasukan Naki ditabuh.Bola api habis, cahaya api padam dan cahaya bulan serta bintang terlihat sangat terang, menyinari tubuh Nabila hingga membuat sosoknya yang ramping menjulang tinggi.Setelah Pasukan Sekutu Empat Kerajaan yang dipimpin oleh Kerajaan Miria mundur, dia duduk di atas batu dengan lelah, punggungnya agak membungkuk dan darah mengalir di jari-jarinya.Lengannya terluka karena kapak ganda, tetapi tidak ada yang bisa melihatnya.Bagaimanapun, ini semua hanyalah luka ringan baginya.Setelah hari ini, Pasukan Sekutu Empat Kerajaan tidak akan berani menyerang sesuka hati. Inilah yang lebih penting."Yang Mulia, apakah kamu baik-baik saja?" Prajurit yang bertugas membuat tali datang dengan khawatir.Nabila menyembunyikan tangannya yang berdarah dan berkata dengan tenang."Ya."Dia mendongak dan melihat mayat prajurit musuh dengan tatapan acuh tak acuh....Garnisun Pasukan Seku
Prajurit musuh memindahkan mayat Jefry ke ruang terbuka, mayatnya dipenuhi bekas cambuk dan tidak ada pakaian menutupi tubuhnya.Melihat adegan seperti itu, para prajurit Negara Naki sangat marah.Sudah membunuh orang dan masih mencambuk mayatnya, benar-benar keji.Di menara kota, dua prajurit Negara Naki diturunkan. Mereka mengambil pakaian Jenderal Jefry dan mengenakannya padanya dengan sorot mata penuh kesedihan.Darren menatap Nabila dengan tajam."Yang Mulia Ratu, mungkin anak di dalam perutmu sudah lama meninggal!"Kalau tidak, mana mungkin dia masih baik-baik saja setelah bertarung sampai saat ini?Darren mengira dia pintar.Dia tidak tahu Nabila sama sekali tidak hamil.Setelah mayat Jefry dibawa ke menara, Darren melihat mayat bawahannya sendiri.Dia benar-benar tidak bisa menahan dendam ini.Setelah dipikir-pikir, untung saja kerugian bisa dihentikan tepat waktu.Sekarang hanya 150 orang yang tewas.Negara Naki terus berkata bahwa dia ingin membangun menara mayat, tetapi tida
Darren tidak pernah menyangka orang di hadapannya yang membunuh 50 prajuritnya dan salah satu jenderal yang kuat adalah Joka.Joka yang baru berusia 17 tahun memimpin pasukannya untuk membunuh 20 ribu pasukan musuh dalam Pertempuran Kota Heisun dan membangun sebuah istana untuk menakuti musuh yang datang dari segala arah.Orang ini sangat menakutkan.Pupil mata Darren tiba-tiba menyusut.Para jenderal dari tiga kerajaan lainnya juga tercengang dan ketakutan.Karena itu Joka, pantas saja dia bisa membunuh begitu banyak orang.Bukankah hari ini Negara Naki akan membangun menara mayat?Mereka mulai membujuk."Jenderal Darren! Kita tidak bisa bertarung lagi! Lawan kita adalah Joka dan orang kita mati sia-sia!""Joka, kenapa bisa Joka!? Jenderal Darren, kita tidak boleh membiarkan Negara Naki menghancurkan kita!"Sorot mata Darren sangat muram."Tantangan telah diterima, bagaimana kita bisa kembali di tengah jalan!? Teruslah bertarung! Aku tidak percaya dia bisa terus menang dengan begitu b
Kapak merupakan senjata yang ampuh, tetapi lengkungan bilah kapak mudah melemahkan kekuatan kapak, sedangkan ujung tajam tombak bisa menembus pertahanan kapak.Itulah sebabnya ada pepatah "tombak bisa mengalahkan kapak".Siapa pun yang mahir dalam tombak mengetahui hal ini.Wajah Darren agak memucat.Jadi dari mana asal Mayor Jenderal yang diutus oleh Negara Naki?Nabila menggenggam tombak dan menunggu lawannya mendekat sebelum langsung menyerang.Bill merasakan aliran udara yang kuat dan segera menggunakan kapaknya. Dia memegang kapak di tangan kirinya untuk bertahan dan tangan kanan untuk menyerang.Kadang mengayun, menebas, menusuk dan menyapu. Kedua kapak ini sangat ganas dan mematikan dalam setiap gerakan.Akan tetapi, keahlian tombak Nabila jauh lebih sulit untuk diprediksi.Keduanya bertarung bolak-balik selama belasan putaran dan orang-orang di sebelah terpana.Di pihak prajurit Kerajaan Miria, raut wajah Darren sangat jelek.Jarang sekali ada orang yang bisa menyaingi kapak ga
Darren mencondongkan tubuh ke depan dan menjulurkan lehernya untuk melihat prajurit Negara Naki yang datang bertempur.Orang ini tidak kekar dan terlihat masih muda. Sepertinya dia bukan Maynard si Wakil Jenderal Negara Naki.Bocah bau kencur dari mana ini? Beraninya dia datang dalam pertempuran membangun menara mayat?Heh!Konyol!Darren duduk bersandar dengan mata menyipit, tatapannya penuh penghinaan dan kesombongan karena memiliki rencana.Dia telah menyuruh mata-mata untuk memeriksa di perbatasan timur Negara Naki, selain Jefry, hanya Maynard yang bisa dianggap sebagai ancaman.Karena bukan Maynard yang bertempur, mustahil Negara Naki bisa membangun menara mayat.Darren menatap semua orang di bawah, yaitu seratus prajurit yang dia pilih dengan cermat kemarin."Siapa pun yang membunuh orang Naki akan menerima hadiah seratus tahil."Para prajurit memegang tombak dan melihat ke depan, mata mereka berbinar dan suara mereka nyaring."Bunuh! Bunuh! Bunuh!"Mata Nabila di balik topeng it
Di dalam tenda utama, Jerry seperti orang dewasa kecil yang mengajukan keluhan dan menuntut dengan penuh amarah."Yang Mulia Ratu, mereka benar-benar mengatakan itu! Orang egois seperti itu sangat kejam! Kamu membantu mengambil mayat, tapi mereka sama sekali tidak peduli dengan anakmu. Kamu tidak perlu membantu mereka!"Suaranya agak serak karena terlalu banyak berteriak di siang hari.Setelah mendengar ini, Nabila tidak peduli dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan lagi.Pertarungan besok bukan untuk ketiga orang itu, juga bukan hanya untuk Jefry. Yang lebih penting, ini demi kemenangan terakhir Negara Naki.Nabila tidak akan sebodoh itu menempatkan dirinya dalam bahaya hanya demi apa yang disebut mengambil kembali mayat.Ingin bertindak berani sesaat, tetapi pada akhirnya diri sendiri yang rugi.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan telah menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur, jadi dia mengikuti pola yang sama dan melumpuhkan keangkuhan mereka.Jerry masih ingin membujuknya."Yan
Negara Naki menyatakan perang untuk membangun menara mayat.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan merasa ini terlalu merajalela."Jenderal Darren, Negara Naki benar-benar tidak tahu diri!""Karena itu, kita harus bersiap dan jangan biarkan mereka berhasil!""Benar, Jenderal Darren! Kita baru saja membunuh Jefry dan menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur dari Negara Naki. Kami tidak bisa membiarkan mereka hidup!"Wajah Darren menjadi muram dan dia duduk di kursi tanpa bersuara.Saat ini pikirannya dipenuhi dengan pantun jenaka yang ditulis oleh orang Negara Naki untuk mempermalukannya.Ketika Negara Naki ingin membangun menara mayat, dia akan mengutus jenderalnya yang paling cakap untuk membunuh setiap orang Naki yang datang.Pada saat yang sama, orang-orang di perkemahan militer Negara Naki panik.Maynard dan beberapa jenderal mengerutkan kening."Jenderal Maynard, apakah besok kita benar-benar membiarkan Yang Mulia Ratu bertarung?"Maynard menghela napas panjang."Kalau tidak? Siapa
Hati Nyonya Casella yang kecewa telah mendapatkan harapan kembali dan dia menatap Nabila dengan tidak percaya.Apa yang baru saja Yang Mulia Ratu katakan?Dia akan mengambil mayat Jefry!?Kedua putra Keluarga Gulan juga terkejut.Maynard tidak sanggup memikul tanggung jawab ini dan buru-buru membujuk."Yang Mulia Ratu, kamu tidak boleh melakukan ini! Ada ribuan pasukan di perbatasan timur, bagaimana kami bisa membiarkanmu mengambil risiko!? Terlebih lagi, kamu sedang mengandung pewaris kekaisaran!"Semua prajurit juga bereaksi dan mengikuti Maynard untuk membujuk."Yang Mulia, pikirkanlah lagi!"Semua orang tahu Kaisar sangat menyayangi Ratu dan sekarang Ratu sedang hamil anak pertama Kaisar, dunia akan kiamat kalau ada sampai sesuatu terjadi pada Ratu di perbatasan timur mereka.Pandangan Nyonya Casella tertuju pada perut Nabila.Dia benar-benar tidak percaya Ratu sedang hamil dan masih bisa bergegas dari Kota Zordo ke perbatasan timur.Apa yang Nabila putuskan tidak akan berubah.Dia
Raut wajah Nyonya Casella berkerut kesakitan dan dia menoleh untuk melihat orang yang memegang pergelangan tangannya. Orang tersebut mengenakan pakaian wanita biasa dengan rambut diikat tinggi dan terlihat seperti pria. Tabiatnya tegas dan berwibawa.Dia bertanya dengan marah."Siapa kamu!? Beraninya kamu begitu lancang!?"Kedua putra Nyonya Casella juga langsung melontarkan tuduhan."Lepaskan ibuku! Tahukah kamu siapa dia!?"Berbeda dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan, Maynard dan prajurit lainnya langsung terkejut setelah melihat orang yang datang, lalu menundukkan kepala dengan hormat."Hormat kepada Yang Mulia Ratu!"Nyonya Casella tercengang."Apa! Ya ... Yang Mulia Ratu?"Orang yang ada di hadapannya adalah Ratu saat ini?Karena itu adalah Ratu, mengapa dia datang ke perbatasan timur? Bukankah seharusnya dia berada di istana dan dilindungi oleh para penjaga?Kedua putranya langsung ketakutan.Yang Mulia Ratu adalah Mayor Jenderal Joka dari Perkemahan Utara.Mereka langsung me