Di Ruang Kerja Istana.Putri Agung berpakaian dengan anggun. Alisnya mengarah ke atas. Ada hiasan bunga persik di kening. Matanya yang ramping memancarkan aura yang mendesak.Kerajaan Miria memiliki cuaca yang panas dan jarang turun hujan. Kulit Putri Agung yang awalnya halus menjadi kasar dan kuning. Wajahnya tirus, serta memberi kesan yang kikir."Kaisar, saat aku dinikahkan waktu itu, kamu pernah berjanji akan memenuhi satu permintaanku di kemudian hari. Selama bertahun-tahun ini, walau aku tersiksa di Kerajaan Miria, aku tidak pernah memohon kepadamu.""Sekarang, aku mohon, bebaskan Mayor Jenderal Elsa."Yohan bertanya dengan ekspresi mata datar,"Kakak kenal Elsa?"Jika tidak, mengapa kakak langsung mencari tahu tentang Elsa setelah pulang?Mata Putri Agung menjadi linglung ketika mengenang masa lalu."Waktu itu, aku tidak tahan menghadapi siksaan dan kabur dari Kerajaan Miria ke perbatasan utara Negara Naki. Aku dikejar di sepanjang perjalanan. Mayor Jenderal Elsa telah menyelama
Walau ekspresi di wajah Nabila datar, Yohan dapat melihat bahwa Nabila tidak senang karena dia membebaskan Elsa.Setelah Putri Agung pergi, Yohan turun dari kursinya dan berjalan ke depan Nabila. Dia berkata dengan suara pelan, tidak bersikap seperti kaisar."Saat aku naik takhta, konflik internal belum mereda, juga ada ancaman dari luar. Kakak mengorban diri untuk menikah ke Kerajaan Miria.""Aku berutang padanya.""Ya." Nabila menundukkan pandangan ke ubin. Tidak ada ekspresi di wajahnya.Dari reaksi Nabila yang datar, Yohan merasa Nabila tidak memahaminya.Oleh karena itu, Yohan berkata lagi,"Anggap saja aku ingkar janji.""Aku juga sudah memikirkannya. Memenjarakan Elsa sekian lama sudah cukup.""Sebagai ratu, kamu harusnya lapang dada.""Elsa mengekspos keberadaanmu waktu itu, memang telah mengkhianatimu. Tapi sebagai pejabat, segera memberitahukan keberadaan ratu adalah kesetiaan.""Untuk meredakan kemarahanmu, aku sudah pindahkan Elsa dari perbatasan utara ke Kota Zordo, lalu m
Di Istana Giok.Ibu Suri memeluk putri kandungnya yang telah berpisah selama bertahun-tahun sambil berlinang air mata."Karen! Anakku, kamu akhirnya pulang .... Ibu merindukanmu siang dan malam. Takdir akhirnya bersedia memulangkanmu ...."Selir Nita juga duduk di samping dengan girang. Dia terharu sampai meneteskan air mata."Kak Karen, Bibi merindukanmu selama ini. Kalau hitung-hitung waktu, Kak Karen harusnya sudah pulang. Bibi khawatir sampai tidak bisa tidur dan makan. Aku juga ikut khawatir. Takutnya Kerajaan Miria berubah pikiran lagi .... Untungnya, Kak Karen pulang dengan selamat."Putri Agung menegakkan tubuh. Matanya merah, tetapi dia tidak meneteskan air mata.Air matanya sudah mengering dalam beberapa tahun di Kerajaan Miria."Ibu, setelah Kaisar Tua Kerajaan Miria mati, putranya naik takhta. Aku menjadi ibu selir. Tapi bajingan itu ... ingin memilikiku!"Ibu Suri naik pitam mendengar itu."Apa? Dia begitu biadab dan tidak beretika? Anakku, apa kamu ...."Putri Agung langs
Hari sudah senja. Putri Agung berpapasan dengan seorang wanita di tengah jalan.Wanita itu tidak seperti personel di istana.Putri Agung terburu-buru pergi ke Ruang Kerja Istana sehingga tidak menghiraukan wanita itu.Namun, wanita itu tiba-tiba memberi hormat padanya dan berkata,"Elsa Muro hormat pada Putri Agung."Putri Agung berhenti di tempat dan tercengang menatap wanita di depannya.Pikiran Putri Agung melayang pada masa lalu ....Saat Putri Agung baru tiba di Kerajaan Miria, kaisar tua itu sangat menyayanginya.Namun, tidak sampai dua bulan, kaisar tua itu sudah punya wanita baru.Tanpa kasih sayang dari kaisar dan tidak pandai bersosialisasi, dapat dibayangkan seperti apa nasib Putri Agung di istana.Dalam beberapa tahun itu, Putri Agung dihina dan disiksa dengan berbagai cara.Kemudian, Putri Agung tidak tahan lagi. Dia membunuh selir kesayangan kaisar tua itu dan kabur dari Kerajaan Miria dengan perlindungan pengawalnya.Putri Agung tahu dia terlalu gegabah dan itu mungkin a
Nabila tidak sadar dirinya bisa terlelap di Ruang Kerja Istana.Nabila memberi hormat pada Yohan."Kaisar, aku mohon pamit."Adapun omongan Putri Agung tadi, Nabila berpura-pura tidak mendengar itu.Yohan menatap Nabila dan ragu-ragu untuk berbicara.Pada akhirnya, Yohan membiarkan Nabila pergi.Setelah Nabila pergi, Putri Agung berseru dengan tegas,"Kaisar, beri aku sedikit waktu. Aku pasti bisa menemukan bukti bahwa dia menuduh Mayor Jenderal Elsa!"Ada banyak cara untuk mencapai tujuan.Tidak mungkin ratu tidak punya kesalahan apa pun!Dia harus memperlihatkan sifat asli ratu kepada kaisar agar ratu tidak bisa menjebak Mayor Jenderal Elsa lagi.Di Kediaman Pengawas Gerbang.Setelah dicari tahu, Elsa juga mengetahui insiden di tahun silam.Elsa bergumam sendiri."Ternyata, lagi-lagi karena budi penyelamatan ...."Elsa mendengus dengan cuek.Nabila benar-benar suka menyelamatkan orang lain.Akan tetapi, Nabila pasti tidak berani memberitahukan kebenarannya pada Putri Agung.Dia bisa
Dikarenakan Putri Agung terus-menerus bertanya, Elsa "terpaksa" menceritakan tentang pelarian ratu.Putri Agung sangat kaget setelah mendengarnya."Ada hal semacam ini?"Sungguh konyol!Elsa sengaja memberi pembelaan."Ratu hanya marah, marah karena Kaisar tetap mencintai mendiang Nyonya Selir Suci. Wanita pasti punya keirian."Putri Agung menyeringai sinis karena marah."Ini semena-mena. Dia menganggap kaisar sebagai apa? Dia menganggap status ratu sebagai apa? Perilakunya malah seperti selir, benar-benar memalukan!"Elsa buru-buru menoleh ke sekeliling dan berkata dengan waswas,"Tuan Putri, tidak banyak orang yang tahu tentang ini. Kaisar juga melarang kami untuk menyebarluaskannya .... Ini salahku. Aku tidak seharusnya bercerita padamu."Putri Agung menepuk bahu Elsa."Aku tahu ini setia. Ratu mungkin iri karena kamu ini wanita dan diapresiasi oleh Kaisar. Jangan khawatir, ada aku. Aku tidak akan membiarkan Ratu semena-mena!"Senyuman melintas kilat di bibir Elsa.Lalu, Elsa berpur
Elsa telah berdosa atas kemalangan Nadine dan Pasukan Harimau. Nabila tidak akan pernah memaafkan Elsa.Akan tetapi, Nabila harus mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi.Jika Elsa kalah, Negara Naki akan menderita kerugian yang sangat besar.Sebelum duel dimulai, Nabila mengutus Sifa untuk memperingatkan Elsa supaya lebih berwaspada. Terutama warga Puanin mahir menggunakan golok ganda.Elsa acuh tak acuh."Beri tahu Ratu, dia tidak perlu khawatir. Aku pasti menang."Nabila terlalu meremehkannya.Pada sore hari.Duel akan dimulai. Para pejabat Negara Naki sudah hadir. Ada juga beberapa duta dari kerajaan lain yang bersaksi.Nabila dan Putri Agung pun hadir.Yohan tidak terkejut atas ketertarikan Putri Agung dalam duel tersebut. Tak disangka ratu juga berminat.Yohan menyuruh semua orang untuk duduk. Lalu, dia meminta Nabila duduk di sebelahnya.Nabila memusatkan perhatian ke gelanggang duel. Ekspresinya serius.Gong dibunyikan, tanda bahwa duel dimulai.Elsa menggun
Setelah duta Kerajaan Puanin ambruk, Elsa menerjang dan menyiku perut lawan dengan sekuat tenaga.Duta Kerajaan Puanin langsung muntah darah banyak. Kedua ujung tubuhnya terangkat dan jatuh lagi. Golok pun lepas dari tangan ....Setelah keheningan sesaat, seseorang berseru."Menang ... sudah menang!"Putri Agung tiba-tiba menjadi rileks. Dia tersenyum seraya menoleh pada Elsa.Benar saja, Elsa tidak mengecewakannya.Para pejabat Negara Naki menghela napas lega."Aku kira akan kalah. Hatiku benar-benar cemas.""Tidak mungkin kalah, itu Joka Muro!"Elsa berdiri di atas gelanggang dan mengangkat tangannya. Dia menang.Elsa menoleh pada Nabila dengan lagak seperti pemenang.Pada saat ini, Nabila juga menatap Elsa. Tebersit kesuraman di matanya.Energi dari tinjuan Elsa tidak mungkin bisa menjatuhkan lawan.Jika demikian, hanya ada satu kemungkinan. Elsa juga bermain curang.Pada akhirnya, Negara Naki menang dan tidak perlu membagi tambang batu gipsum. Nabila tidak ingin terlalu perhitungan
Di luar Kota Silu, pasukan musuh melarikan diri ke segala arah.Di dalam Kota Silu, genderang perang Pasukan Naki ditabuh.Bola api habis, cahaya api padam dan cahaya bulan serta bintang terlihat sangat terang, menyinari tubuh Nabila hingga membuat sosoknya yang ramping menjulang tinggi.Setelah Pasukan Sekutu Empat Kerajaan yang dipimpin oleh Kerajaan Miria mundur, dia duduk di atas batu dengan lelah, punggungnya agak membungkuk dan darah mengalir di jari-jarinya.Lengannya terluka karena kapak ganda, tetapi tidak ada yang bisa melihatnya.Bagaimanapun, ini semua hanyalah luka ringan baginya.Setelah hari ini, Pasukan Sekutu Empat Kerajaan tidak akan berani menyerang sesuka hati. Inilah yang lebih penting."Yang Mulia, apakah kamu baik-baik saja?" Prajurit yang bertugas membuat tali datang dengan khawatir.Nabila menyembunyikan tangannya yang berdarah dan berkata dengan tenang."Ya."Dia mendongak dan melihat mayat prajurit musuh dengan tatapan acuh tak acuh....Garnisun Pasukan Seku
Prajurit musuh memindahkan mayat Jefry ke ruang terbuka, mayatnya dipenuhi bekas cambuk dan tidak ada pakaian menutupi tubuhnya.Melihat adegan seperti itu, para prajurit Negara Naki sangat marah.Sudah membunuh orang dan masih mencambuk mayatnya, benar-benar keji.Di menara kota, dua prajurit Negara Naki diturunkan. Mereka mengambil pakaian Jenderal Jefry dan mengenakannya padanya dengan sorot mata penuh kesedihan.Darren menatap Nabila dengan tajam."Yang Mulia Ratu, mungkin anak di dalam perutmu sudah lama meninggal!"Kalau tidak, mana mungkin dia masih baik-baik saja setelah bertarung sampai saat ini?Darren mengira dia pintar.Dia tidak tahu Nabila sama sekali tidak hamil.Setelah mayat Jefry dibawa ke menara, Darren melihat mayat bawahannya sendiri.Dia benar-benar tidak bisa menahan dendam ini.Setelah dipikir-pikir, untung saja kerugian bisa dihentikan tepat waktu.Sekarang hanya 150 orang yang tewas.Negara Naki terus berkata bahwa dia ingin membangun menara mayat, tetapi tida
Darren tidak pernah menyangka orang di hadapannya yang membunuh 50 prajuritnya dan salah satu jenderal yang kuat adalah Joka.Joka yang baru berusia 17 tahun memimpin pasukannya untuk membunuh 20 ribu pasukan musuh dalam Pertempuran Kota Heisun dan membangun sebuah istana untuk menakuti musuh yang datang dari segala arah.Orang ini sangat menakutkan.Pupil mata Darren tiba-tiba menyusut.Para jenderal dari tiga kerajaan lainnya juga tercengang dan ketakutan.Karena itu Joka, pantas saja dia bisa membunuh begitu banyak orang.Bukankah hari ini Negara Naki akan membangun menara mayat?Mereka mulai membujuk."Jenderal Darren! Kita tidak bisa bertarung lagi! Lawan kita adalah Joka dan orang kita mati sia-sia!""Joka, kenapa bisa Joka!? Jenderal Darren, kita tidak boleh membiarkan Negara Naki menghancurkan kita!"Sorot mata Darren sangat muram."Tantangan telah diterima, bagaimana kita bisa kembali di tengah jalan!? Teruslah bertarung! Aku tidak percaya dia bisa terus menang dengan begitu b
Kapak merupakan senjata yang ampuh, tetapi lengkungan bilah kapak mudah melemahkan kekuatan kapak, sedangkan ujung tajam tombak bisa menembus pertahanan kapak.Itulah sebabnya ada pepatah "tombak bisa mengalahkan kapak".Siapa pun yang mahir dalam tombak mengetahui hal ini.Wajah Darren agak memucat.Jadi dari mana asal Mayor Jenderal yang diutus oleh Negara Naki?Nabila menggenggam tombak dan menunggu lawannya mendekat sebelum langsung menyerang.Bill merasakan aliran udara yang kuat dan segera menggunakan kapaknya. Dia memegang kapak di tangan kirinya untuk bertahan dan tangan kanan untuk menyerang.Kadang mengayun, menebas, menusuk dan menyapu. Kedua kapak ini sangat ganas dan mematikan dalam setiap gerakan.Akan tetapi, keahlian tombak Nabila jauh lebih sulit untuk diprediksi.Keduanya bertarung bolak-balik selama belasan putaran dan orang-orang di sebelah terpana.Di pihak prajurit Kerajaan Miria, raut wajah Darren sangat jelek.Jarang sekali ada orang yang bisa menyaingi kapak ga
Darren mencondongkan tubuh ke depan dan menjulurkan lehernya untuk melihat prajurit Negara Naki yang datang bertempur.Orang ini tidak kekar dan terlihat masih muda. Sepertinya dia bukan Maynard si Wakil Jenderal Negara Naki.Bocah bau kencur dari mana ini? Beraninya dia datang dalam pertempuran membangun menara mayat?Heh!Konyol!Darren duduk bersandar dengan mata menyipit, tatapannya penuh penghinaan dan kesombongan karena memiliki rencana.Dia telah menyuruh mata-mata untuk memeriksa di perbatasan timur Negara Naki, selain Jefry, hanya Maynard yang bisa dianggap sebagai ancaman.Karena bukan Maynard yang bertempur, mustahil Negara Naki bisa membangun menara mayat.Darren menatap semua orang di bawah, yaitu seratus prajurit yang dia pilih dengan cermat kemarin."Siapa pun yang membunuh orang Naki akan menerima hadiah seratus tahil."Para prajurit memegang tombak dan melihat ke depan, mata mereka berbinar dan suara mereka nyaring."Bunuh! Bunuh! Bunuh!"Mata Nabila di balik topeng it
Di dalam tenda utama, Jerry seperti orang dewasa kecil yang mengajukan keluhan dan menuntut dengan penuh amarah."Yang Mulia Ratu, mereka benar-benar mengatakan itu! Orang egois seperti itu sangat kejam! Kamu membantu mengambil mayat, tapi mereka sama sekali tidak peduli dengan anakmu. Kamu tidak perlu membantu mereka!"Suaranya agak serak karena terlalu banyak berteriak di siang hari.Setelah mendengar ini, Nabila tidak peduli dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan lagi.Pertarungan besok bukan untuk ketiga orang itu, juga bukan hanya untuk Jefry. Yang lebih penting, ini demi kemenangan terakhir Negara Naki.Nabila tidak akan sebodoh itu menempatkan dirinya dalam bahaya hanya demi apa yang disebut mengambil kembali mayat.Ingin bertindak berani sesaat, tetapi pada akhirnya diri sendiri yang rugi.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan telah menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur, jadi dia mengikuti pola yang sama dan melumpuhkan keangkuhan mereka.Jerry masih ingin membujuknya."Yan
Negara Naki menyatakan perang untuk membangun menara mayat.Pasukan Sekutu Empat Kerajaan merasa ini terlalu merajalela."Jenderal Darren, Negara Naki benar-benar tidak tahu diri!""Karena itu, kita harus bersiap dan jangan biarkan mereka berhasil!""Benar, Jenderal Darren! Kita baru saja membunuh Jefry dan menghancurkan semangat prajurit perbatasan timur dari Negara Naki. Kami tidak bisa membiarkan mereka hidup!"Wajah Darren menjadi muram dan dia duduk di kursi tanpa bersuara.Saat ini pikirannya dipenuhi dengan pantun jenaka yang ditulis oleh orang Negara Naki untuk mempermalukannya.Ketika Negara Naki ingin membangun menara mayat, dia akan mengutus jenderalnya yang paling cakap untuk membunuh setiap orang Naki yang datang.Pada saat yang sama, orang-orang di perkemahan militer Negara Naki panik.Maynard dan beberapa jenderal mengerutkan kening."Jenderal Maynard, apakah besok kita benar-benar membiarkan Yang Mulia Ratu bertarung?"Maynard menghela napas panjang."Kalau tidak? Siapa
Hati Nyonya Casella yang kecewa telah mendapatkan harapan kembali dan dia menatap Nabila dengan tidak percaya.Apa yang baru saja Yang Mulia Ratu katakan?Dia akan mengambil mayat Jefry!?Kedua putra Keluarga Gulan juga terkejut.Maynard tidak sanggup memikul tanggung jawab ini dan buru-buru membujuk."Yang Mulia Ratu, kamu tidak boleh melakukan ini! Ada ribuan pasukan di perbatasan timur, bagaimana kami bisa membiarkanmu mengambil risiko!? Terlebih lagi, kamu sedang mengandung pewaris kekaisaran!"Semua prajurit juga bereaksi dan mengikuti Maynard untuk membujuk."Yang Mulia, pikirkanlah lagi!"Semua orang tahu Kaisar sangat menyayangi Ratu dan sekarang Ratu sedang hamil anak pertama Kaisar, dunia akan kiamat kalau ada sampai sesuatu terjadi pada Ratu di perbatasan timur mereka.Pandangan Nyonya Casella tertuju pada perut Nabila.Dia benar-benar tidak percaya Ratu sedang hamil dan masih bisa bergegas dari Kota Zordo ke perbatasan timur.Apa yang Nabila putuskan tidak akan berubah.Dia
Raut wajah Nyonya Casella berkerut kesakitan dan dia menoleh untuk melihat orang yang memegang pergelangan tangannya. Orang tersebut mengenakan pakaian wanita biasa dengan rambut diikat tinggi dan terlihat seperti pria. Tabiatnya tegas dan berwibawa.Dia bertanya dengan marah."Siapa kamu!? Beraninya kamu begitu lancang!?"Kedua putra Nyonya Casella juga langsung melontarkan tuduhan."Lepaskan ibuku! Tahukah kamu siapa dia!?"Berbeda dengan ibu dan anak dari Keluarga Gulan, Maynard dan prajurit lainnya langsung terkejut setelah melihat orang yang datang, lalu menundukkan kepala dengan hormat."Hormat kepada Yang Mulia Ratu!"Nyonya Casella tercengang."Apa! Ya ... Yang Mulia Ratu?"Orang yang ada di hadapannya adalah Ratu saat ini?Karena itu adalah Ratu, mengapa dia datang ke perbatasan timur? Bukankah seharusnya dia berada di istana dan dilindungi oleh para penjaga?Kedua putranya langsung ketakutan.Yang Mulia Ratu adalah Mayor Jenderal Joka dari Perkemahan Utara.Mereka langsung me