Home / Romansa / Across : Bayar Aku! (Indonesia) / Bayar, atau Tunggu saja!

Share

Bayar, atau Tunggu saja!

Author: FufuHima
last update Last Updated: 2020-09-15 00:17:32

Satu per satu kantung berisi kotak nasi, Joya susun di dekat tangga. “Ini pesanan yang dipinta untuk diantar ke lantai sepuluh?” tanya seorang security yang keluar dari dalam gedung.

Joya menganggukkan kepalanya saat tiga orang security itu sudah berdiri di hadapannya. Joya mengangkat masing-masing satu kantung berisi kotak nasi di tangan kanan dan kirinya, sedangkan kantung-kantung yang lain dibawa oleh tiga orang security tadi. “Pak, apa kita tidak menggunakan lift?” Joya termangu ketika tiga orang security tadi mengajaknya untuk melewati tangga darurat.

“Lift, digunakan hanya untuk mereka yang berkerja, dan juga para client. Jangan banyak bertanya!" sahut salah satu security dengan mengarahkan pandangan tajam ke arah Joya.

Joya mengerutkan keningnya, ‘apa bertanya termasuk dosa besar?’ gerutu Joya di dalam hati sambil mengangkat kembali kedua kantung menaiki tangga.

Joya menghentikan langkah kakinya sejenak, kedua matanya terpaku menatap angka lima yang tertulis di dinding yang ada di sampingnya, ‘Ya Tuhan, apakah aku berjalan di tempat?” lirih Joya kembali berbisik di hatinya, dia mengangkat sebelah tangannya mengusap kening yang telah dibanjiri keringat.

“Dek, apa masih sanggup?”

Perkataan salah satu security paruh baya, membuat Joya mendongakkan kepala menatapnya, “aku baik-baik saja, Pak,” jawab Joya dengan mengangkat telapak tangannya ke atas.

‘Demi uang, demi tabunganmu. Lakukan semuanya, demi uang, Joya.’

Joya kembali menggenggam erat kedua kantung yang ada di kedua sisi tubuhnya, dia menarik napas dalam sebelum melangkahkan kakinya lagi menaiki tangga. Genggaman Joya di kedua kantung tadi semakin menguat tatkala embusan napas yang ia keluarkan semakin tak beraturan. “Astaga, akhirnya aku menemukan angka sepuluh,” gumam Joya yang bersandar di pegangan tangga dengan kepala tertunduk.

Joya kembali melangkah dengan membawa dua kantung, mengikuti tiga orang security yang membawanya ke sebuah ruang luas, lengkap dengan meja panjang dan kursi yang berjejer rapi di dekatnya. Joya meletakkan kantung berisi kotak nasi ke sudut dinding, mengikuti tiga orang security yang sudah terlebih dahulu melakukan hal yang sama.

Joya berbalik, menatap punggung security-security tadi yang melenggang ke luar ruangan, “Pak! Bagaimana dengan bayarannya?!” Dia berteriak memanggil mereka.

“Kami hanya disuruh untuk membantumu. Masalah lainnya, bukan urusan kami,” ungkap salah satu security sebelum dia berjalan menyusul kedua temannya.

Joya kembali masuk ke dalam ruangan, dia menarik salah satu kursi lalu mendudukinya, “apa-apaan mereka? Memberikanku ketidakpastian seperti ini,” gerutu Joya dengan meraih ponsel yang ada di saku seragamnya.

Panggilan itu kembali terhubung, suara laki-laki yang sama … Menjawab panggilan telepon yang Joya lakukan. “Maaf, aku telah membawa semua pesanannya. Dan sekarang, aku sedang menunggu bayarannya di Ruang Rapat,” ungkap Joya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.

“Bayaran?”

Joya menghela napas, “maaf, maaf sekali. Tapi aku, harus mengerjakan banyak perkerjaan lainnya. Bisakah, Anda sekarang datang ke Ruang Rapat, lalu membayar semua pesanannya?” tanya Joya pada suara asing yang menjawab panggilannya itu.

“Aku mengerti.”

Joya kembali menatap layar ponselnya saat panggilan di antara mereka berdua berakhir, “pendidikan seperti apa yang harus aku lakukan, agar dapat berkerja di kantor seluas ini?” tukas Joya bergumam dengan dirinya sendiri.

Joya beranjak berdiri dari kursi saat suara pintu terbuka mengetuk telinganya, pandangan matanya beralih pada seorang laki-laki dewasa muda yang berjalan mendekatinya. Agha Hengkara, begitulah yang tertulis di kartu pengenal yang dipakai laki-laki tersebut. “Apa kau, yang menghubungiku?”

Kepala Joya mengangguk, “aku telah mengantarkan semua pesanannya, dan aku meminta bayarannya,” ucap Joya dengan meraih lembaran kertas yang ada di sakunya.

Agha mengernyitkan keningnya, “apa itu?” tanyanya dengan menunjuk ke arah barisan kotak nasi yang ada di belakang Joya.

“200 kotak nasi.”

“Kotak? Nasi?” Agha melirik tajam ke arahnya, “aku meminta mereka untuk memesan cemilan di restoran X, bukan kotak nasi dari tempat yang tidak jelas,” gumam Agha dengan meraih ponsel di saku celananya.

“Kau, pulanglah. Dan bawa kembali semua kotak-kotak nasi itu!” Perintah Agha sambil melirik ke arah Joya.

“Apa maksudmu?” Joya sedikit tertegun, berusaha mencerna apa yang terjadi.

“Bawa, semua kotak nasi milikmu itu pulang. Kami, tidak akan pernah memesan makanan dari tempat yang tidak jelas,” sambung Agha dengan berbalik membelakanginya.

Joya mengangkat tangannya mencengkeram kuat lengan Agha, “aku tidak peduli, jika kalian salah memesan atau apa? Setidaknya, bayar semua makanan itu. Itu makanan, jika makanan tidak bisa dijual lagi, kami akan rugi,” ujar Joya semakin memperkuat cengkeramannya.

Agha berbalik menatapnya, “jika tidak bisa dijual, buang saja semuanya.” Joya tertunduk sambil menarik napas panjang, “setidaknya, bayar semua makanan itu! Kau ingin membayarnya, atau tidak? Aku, tidak bisa pulang jika tidak membawa uang,” ancam Joya dengan menarik kerah kemeja Agha.

“Aku tidak memesannya, jadi aku tidak akan membayarnya,” timpal Agha dengan menepis tangan Joya hingga tangannya itu terlepas dari kerah kemeja yang Agha kenakan.

“Kau, akan menyesal melakukan hal ini padaku,” ujar Joya, dia berjalan mendekati saklar lampu yang menempel pada dinding lalu menyentuhnya.

“Apa yang kau lakukan?!” bentak Agha, Joya tak mengindahkan bentakan tadi, matanya masih melirik ke sekitar. “Aman,” gumam Joya sembari kembali menghidupkan lampu yang ada di dalam ruangan.

Joya melirik ke arah Agha saat dia berjalan melewatinya, dia meraih ponsel yang ada di sakunya diikuti sebelah tangannya yang lain meraih salah satu kotak nasi yang ada di dalam kantung. Joya berdiri membelakangi Agha lalu melempar kotak nasi itu ke lantai.

“Apa yang kau lakukan?” geram Agha sambil menarik lengan Joya hingga tubuhnya berbalik menatap Agha.

Joya terdiam, dia melirik ke arah ponselnya yang kameranya telah menyala. Dia merekam tumpahan nasi yang ada di lantai sebelum dia mengarahkan kamera ponselnya itu ke arah Agha, “lepaskan, apa yang ingin kau lakukan padaku?” tangis Joya diikuti tangannya yang dengan cepat menyembunyikan ponselnya itu ke punggungnya.

Agha tertegun sejenak ketika rengekan yang Joya lakukan semakin menjadi-jadi, dia melirik ke arah lengan Joya yang menyembunyikan ponsel tersebut, seakan baru menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Joya yang merasa jika rencananya telah disadari Agha, berusaha melepaskan cengkeraman Agha di lengannya dengan menggigit kuat tangannya.

“Berikan ponselmu!” Agha meninggikan suaranya saat Joya berhasil melepaskan diri darinya.

Joya mengangkat ponselnya itu ke atas dengan sedikit menggoyangkannya, “kau ingin ponselku?” tukas Joya sembari berjalan mundur, berusaha menghindari Agha. “Aku akan menghapus videonya, saat kau membayar semua tagihan pesanan,” sambung Joya kembali padanya.

“Perusahaan macam apa, yang tidak meletakkan CCTV di Ruang Rapatnya,” gumam Joya, langkah kakinya terhenti saat tubuhnya menabrak sebuah tembok.

Dia melirik ke arah pintu, mengangkat tangannya meraih gagang pintu, “kau ingin membayarnya? Atau aku akan menyebarkan video ini dengan mengatakan, jika karyawan bernama Agha Hengkara telah melecehkanku.”

“Aku menahan lapar hanya karena ingin mengantar pesanan dari tempatku berkerja, setelah pesanan telah selesai aku antar, aku malah mendapatkan pelanggan miskin sepertimu. Jangan meremehkanku hanya karena aku masihlah SMA. Aku tanyakan sekali lagi, bayar atau bersiap-siaplah … Dalam waktu 1x24 jam, wajahmu akan aku buat viral di seluruh media sosial yang ada,” sambung Joya kembali, dia berjalan mundur melewati pintu yang telah dia buka sebelumnya dengan matanya yang masih melirik tajam ke arah Agha.

Related chapters

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Bertolak Belakang

    Agha mengejar Joya keluar dari ruang rapat, tangannya meraih dan menggenggam pergelangan Joya ke atas, “berikan ponselmu itu!” perintah Agha sambil melirik ke arah ponsel Joya yang bersembunyi di balik saku seragamnya.“Cobalah ambil sendiri, dan sekaligus … Cobalah lihat ke sekitar, kau akan menggali kuburanmu sendiri jika melakukannya,” jawab Joya sembari tersenyum membalas tatapan Agha.Agha melirik ke atas, dia kembali mengarahkan pandangannya kepada Joya setelah matanya menangkap beberapa buah CCTV yang ada di sekitar. “Berapa harganya? Berapa yang harus aku bayar?” tanyanya setengah berbisik.“Lima ratus ribu,” jawab Joya dengan tetap berusaha melepaskan cengkeraman tangan Agha di tangannya.

    Last Updated : 2020-09-16
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Menikahlah Denganku

    Joya bersandar di jok mobil, matanya melirik ke arah lampu lalu lintas yang masih berwarna merah. Joya sedikit beranjak saat suara ponsel milik Agha yang ada di sakunya berbunyi, “Lalita,” ucap Joya sembari mengangkat layar ponsel yang berdering itu ke samping Agha.“Matikan saja panggilannya,” balas Agha dengan tetap mengarahkan pandangannya ke depan.Joya melakukan apa yang Agha perintahkan. Ponsel itu kembali berdering saat Joya baru saja hendak menyimpannya kembali ke dalam saku, “dia lagi,” sambung Joya sambil menatap nama Lalita di layar ponsel.“Apa kau membutuhkan uang?”Joya membesarkan pandangannya ke arah Agha, “ap

    Last Updated : 2020-09-17
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Lihatlah!

    Joya dan Agha berjalan berdampingan menuruni tangga jembatan, sesekali Agha mengangkat telapak tangannya mengusap keningnya yang banjir akan keringat. “Oi,” tukas Agha ketika Joya telah berjalan melewatinya, “bagaimana, kau akan menjelaskan tentang ponselku yang kau lempar itu?” Agha kembali bersuara sambil melirik ke arah sisa-sisa serpihan ponselnya yang telah hancur lebur di tengah jalan.Joya yang menghentikan langkah kaki karena ucapan Agha, dia hanya dapat menggigit kuat bibirnya lalu berbalik menatap Agha sebelum berjalan mendekatinya, “aku tidak memiliki uang,” ungkapnya sambil meraih ponsel miliknya yang ada di saku, “aku tahu, jika ponselku ini … Tidak akan pernah sebanding dengan ponsel milikmu. Tapi, kau bisa memilikinya jika memang aku harus menggantinya. Dan juga-”Joya menghentikan ucapann

    Last Updated : 2020-09-18
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Aku dan Dia

    “Berhenti di sana,” tukas Joya sembari menunjuk ke sebuah rumah kosan besar yang ada di sebelah kanan mereka.Agha melirik ke arah yang Joya tuju, dia menghentikan mobilnya di depan pagar rumah tersebut. “Terima kasih,” ucap Joya kembali ketika dia telah membuka pintu mobil.“Aku pikir, kau manusia yang tidak tahu berterima kasih,” sindir Agha, dia menoleh ke arah Joya sambil menyandarkan tubuhnya ke jok.Joya menoleh ke belakang, “apa kau pikir, aku manusia yang tidak tahu berterima kasih, Sultan? Jaga bicaramu, atau setelah kita menikah … Entah racun apa, yang akan aku berikan di makananmu,” ungkapnya seraya kembali menutup pintu mobil.

    Last Updated : 2020-09-19
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   I'm Saying

    Sudah beberapa hari sejak Agha dan Joya bertemu. Tidak ada kelanjutan yang jelas tentang perjanjian mereka, bahkan mereka berdua pun melakukan aktivitas seperti tidak terjadi apa pun. “Apa ada yang ingin kalian tanyakan, anak-anak?” tanya Akbar, guru matematika sekaligus wali kelas Joya.Akbar melempar pandangan ke arah murid-muridnya yang terdiam, “baiklah, kerjakan hal. 45 untuk tugas di rumah,” seru Akbar, dia merapikan buku-buku miliknya yang ada di atas meja sebelum melenggang keluar.Joya beranjak setelah merapikan buku-bukunya ke dalam tas, “oi Joya!” Joya mengangkat pandangannya ke arah kumpulan anak perempuan yang berjalan mendekat.“Ada apa?” tanya Joya sembari mengenakan tas miliknya itu ke punggun

    Last Updated : 2020-09-20
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Persiapan Pernikahan

    Joya berkali-kali mencuri pandang ke arah Agha yang masih memfokuskan matanya ke depan, “ada apa? Apa kau memerlukan sesuatu?” tanya Agha tanpa sedikit pun membuang pandangannya.“Aku selalu memikirkannya dari kemarin, berapa usiamu?” Joya balik bertanya kepadanya.“Dua puluh lima,” jawab Agha singkat, “apa itu mengganggumu?” Dia balas bertanya dengan melirik ke arah Joya yang duduk di sampingnya.Joya menggeleng pelan, “tidak. Aku hanya bertanya, karena akan terdengar aneh jika aku tidak mengetahui apa pun mengenai seseorang yang akan menjadi pasanganku,” tukas Joya yang kembali melempar pandangannya ke depan.“Apa masih jau

    Last Updated : 2020-10-01
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Dia yang Menentukan

    Agha melirik ke arah Joya, “kau tinggal hitung saja semuanya,” ucapnya ketika menghentikan langkah kaki di samping sebuah pintu.Joya yang ikut menghentikan langkahnya, masih terdiam menatap Agha yang tengah memencet bel yang ada di samping pintu. Joya menarik napas dengan mencengkeram lengan pakaian Agha saat pintu yang ada di hadapan mereka itu terbuka.Seorang laki-laki berdiri di depan pintu, “Agha?” ucapnya dengan melirik ke arah Joya yang masih terdiam, seakan tak melihat lirikan yang dilakukan laki-laki tersebut.“Apa kau akan membiarkan kami berdiri di sini?!”Joya melirik ke arah Agha yang menatap tajam ke arah laki-laki di hadapan mereka. “Masuklah,” ucap laki-laki tersebut saat dia berjalan mundur, menyingkirkan dirinya dari pintu.Lirikan Joya berpaling ke depan, tatkala Agha sadar kalau Joya sedari tadi tak berpaling darinya. Agha berjalan masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun, disus

    Last Updated : 2020-12-23
  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Teman Bicara

    Joya melirik ke arah Agha yang meraih ponselnya, lama dia menatap Agha yang masih terfokus dengan ponsel di tangannya itu. “Ada apa?” tanya Joya, keningnya mengernyit saat Agha masih tidak menjawab pertanyaannya.Agha menoleh ke arah Joya, yang di mana semakin membuat Joya mengerutkan keningnya, “ada apa?” tanya Joya sekali lagi kepadanya.Agha menghela napas dengan menundukkan pandangannya, “ganti pakaianmu! Ikut aku pulang ke rumah!” perintahnya sambil beranjak berdiri dengan meraih jas yang sebelumnya ia lempar ke ranjang.“Ke- Ke mana?” tukas Joya gelagapan, mencoba untuk memastikan apa yang ia dengar.“Ikut aku pulang ke rumah! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Papaku meminta untuk pulang sekarang,” ucap Agha, dia kembali mengenakan jas miliknya seakan tak mengindahkan Joya.“Joya.”

    Last Updated : 2020-12-24

Latest chapter

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Enggan Untuk Saling Terbuka

    Joya duduk di atas motor dengan masih menatap pundak Agha, pelukannya pada bungkusan plastik semakin erat saat Joya sendiri menunduk, untuk sekedar melihat isi dari bungkus plastik itu kembali. “Di komplek, ada masjid juga, kan? Mau coba ke sana nanti?” tukas Agha sambil mencoba untuk melihat Joya yang duduk di belakangnya.Joya mengangguk pelan dengan sebelah tangannya menggenggam pakaian Agha, “baiklah,” jawab Joya kepadanya, saat mereka sudah hampir mendekati rumah.Joya beranjak turun tatkala motor tersebut berhenti. Dia lanjut berjalan ke arah teras sambil berdiri menunggu Agha yang tengah mendorong motor tersebut ke teras rumah. Joya lanjut berjalan seraya membuka pintu rumah dengan kunci yang ia simpan di dalam tas sekolah, dia masuk lalu melepaskan sepatu sambil meletakan bungkusan di atas meja sebelum dia berjalan menuju dapur.“Joya, aku ingin memakan sesuatu yang berkuah hari ini.”Joya yang berdiri dengan membuka pintu kulkas, melirik ke arah Agha

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Hadiah yang Terlambat Diberikan

    Joya menyusuri lorong sekolah, langkahnya berhenti di depan ruang guru lalu mengetuk pintu dengan mengucapkan salam sebelum dia masuk ke dalam ruangan. Langkah Joya berlanjut, tatkala Akbar, Wali Kelasnya beranjak lalu berjalan sambil meminta Joya untuk mengikutinya. “Duduklah, Joya!” pinta Akbar dengan melirik ke arah Joya yang masih berdiri di depan pintu.“Duduklah!” saut seorang perempuan bertubuh gempal yang juga berada di dalam ruangan yang sama.Joya menarik napas, sebelum melangkah masuk ke dalam lalu duduk di salah satu sofa. “Kamu tahu kenapa Ibu memanggilmu?” tanya perempuan tersebut yang dibalas gelengan kepala Joya.“Ibu mendengar banyak sekali berita buruk tentangmu,” sambung perempuan paruh baya itu lagi kepada Joya.'Seperti yang sudah aku duga-'“Ibu mendengar, kalau kau tinggal satu rumah dengan laki-laki, Ibu juga mendengar kalau kau sering kali keluyuran dengan laki-laki. Kau tahu, apa yang kau lakukan ini akan membuat nama baik seko

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Kenangan Itu

    Joya duduk dengan memangku wajahnya sendiri, matanya masih menatap ke arah papan tulis dengan tangannya yang bergerak mengetuk ujung pulpen miliknya ke atas lembaran kertas di atas meja, ‘sebenarnya apa yang terjadi kepadaku? Kenapa, aku bertindak kekanakan seperti semalam?’ Joya membatin, dengan masih menyimak pelajaran yang sedang dijelaskan gurunya.“Jadi anak-anak, kerjakan halaman 68 dengan menggunakan jalan yang Bapak jelaskan, dan untuk Joya … Temui Bapak di ruang Kepala Sekolah selepas jam istirahat,” ucap laki-laki tersebut setelah dia merapikan barang-barang miliknya yang ada di atas meja lalu berjalan keluar meninggalkan kelas.Joya masih terdiam, walau lirikan mata dari teman sekelasnya … Serempak mengarah kepadanya. Bibir Joya semakin terkatup, ketika lirikan tersebut telah bergabung dengan bisikan-bisikan yang juga turut terdengar. “Joya, kabarnya kamu tinggal serumah dengan laki-laki?” suara laki-laki yang menyeletuk, membuat Joya mengalihkan pandangan kep

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Mengabaikan

    “Ujung-ujungnya, kita masih harus pergi menemui mereka,” Agha menggerutu sambil melirik ke arah Joya yang menyisir rambutnya.“Mood-ku sudah kembali baik, jadi aku pikir tidak ada salahnya kalau kita menemui mereka-”“Aku pikir, kita akan melakukannya satu hari penuh,” sahutnya memotong perkataan Joya.“Lagi pula, ini sudah malam. Kenapa kita harus merepotkan mereka di malam hari,” sambung Agha kembali padanya.Joya beranjak lalu berjalan mendekati Agha yang berdiri sambil mengenakan kaos berwarna putih, “ini baru jam 7 malam, kita cuma pergi ke rumah Pak RT saja untuk melapor. Setelahnya, kita pulang … Dan juga, kau benar-benar menakjubkan hingga membuatku tak berkutik hari ini,” bisik Joya di telinga Agha, dengan jarinya bergerak mengusap dada Agha yang bersembunyi di balik kaos yang ia pakai.“Joya, kau menggodaku lalu pergi begitu saja!” panggil Agha, sembari matanya

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Kisah Kelam

    Joya berjalan masuk ke kamar, dengan sehelai handuk yang membalut tubuh sintalnya, “apa kau tidur? Apa kau lupa, kita berniat untuk melapor ke Pak RT?” tanya Joya, sambil duduk di samping Agha yang terlelap.“Agha!” Joya kembali untuk mencoba membangunkannya, beberapa kali telapak tangannya itu bergerak menepuk wajah Agha, “aku tidak tahu bagaimana orang kaya berhubungan satu sama lain. Namun, mulut tetangga itu sadis … Jadi, ayo cepatlah bangun! Aku tidak ingin, mencari masalah dengan mereka,” sambung Joya kembali padanya.‘Dia tidur seperti orang mati setiap sudah selesai melakukannya. Padahal sudah aku peringatkan untuk jangan tidur,’ batin Joya dengan kembali beranjak berdiri menatapi Agha.“Apa di komplek ini memiliki laki-laki tampan? Aku berharap menemukannya, saat pergi ke rumah Pak RT. Kenapa setelah menikah, aku jadi semakin tergila-gila pada laki-laki tampan dan juga mapan,” ucap Joya, dia melirik ke arah Agha sebelum kak

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Hidup Berdua

    Joya menghela napas dengan menepuk-nepuk punggungnya, lama dia menatap kasur busa yang sudah ia selimuti menggunakan seprai berwarna kebiruan. Joya berjalan ke luar dari kamar, mendekati Agha yang tidur dengan posisi duduk di kursi, “Agha,” panggil Joya pelan dengan menepuk lembut pundaknya beberapa kali.“Agha, bangunlah!” panggil Joya sekali lagi kepadanya.Agha sedikit terperanjat, matanya beberapa kali berkedip pelan membalas tatapan Joya kepadanya, “tidurlah di kamar! Aku sudah membungkus kasurnya dengan seprai yang sudah aku cuci, semuanya sudah aku rapikan, jadi tidurlah di kamar! Pinggangmu akan sakit kalau tidur seperti itu,” ucap Joya kembali dengan mengusap punggung Agha yang beranjak berdiri sambil menundukkan kepalanya.“Kau akan tidur di kamar yang sama denganku, kan?”Helaan Joya keluarkan, diikuti kedua tangannya yang mendorong punggung Agha dari belakang, “menurutmu, ada berapa banyak kamar yang ada

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Awal yang Baru

    "Kau ingin membawa kita ke mana?" tanya Agha dengan melirik ke arah Joya yang masih sibuk menatapi ponselnya."Ke sebuah komplek perumahan, aku sudah menghubungi mbak-mbak yang mengiklankan komplek perumahan itu ... Lagi pula, mau kita titip ke mana tas tersebut, tempat yang aku tahu hanya rumah bibi Mira dan mustahil aku mengajakmu ke sana dalam keadaan kita yang seperti ini," ungkap Joya sambil membalas tatapan Agha sebelum menjatuhkan kembali pandangan ke layar ponsel miliknya.Joya membuka pintu mobil saat mobil tersebut akhirnya berhenti. Dia membalas kembali pesan di ponselnya sambil melirik ke arah Agha yang mengeluarkan tas berserta koper sambil dibantu oleh supir Wo-Car yang mereka pesan. "Bu Joya, benar?" Joya sedikit terhentak saat suara perempuan tiba-tiba terdengar di telinganya.'Bu?' batin Joya sambil membalas tatapan perempuan itu."Ah, iya benar. Mbak Nindi, ya?" Joya balas bertanya yang dibalas sen

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Pilihan

    Joya masih terdiam, dengan melirik ke arah Agha yang juga turut menutup mulutnya di depan keluarganya. Pandangan Joya, enggan ia angkat ... Bahkan, roti tawar yang sebelumnya telah ia oleskan dengan selai, sulit rasanya untuk ia sentuh kembali. Hal itu, bukan tanpa alasan ... Hanya saja, suasana ruang makan memang terasa lebih mencekam dari sebelumnya."Tuan, saya sudah menyiapkan semua yang Tuan perintahkan."Tatapan Agha yang memandang malas makanan di meja makan, ikut terangkat ke arah seorang laki-laki dengan sebuah amplop besar kecokelatan di tangannya. "Berikan benda itu kepadanya!" perintah Bagaskara, hingga laki-laki yang menjadi asistennya itu melangkah mendekati Agha.Agha meraih amplop yang diberikan laki-laki tersebut kepadanya, "apa ini?" tanya Agha dengan kembali mengarahkan pandangannya ke arah Bagaskara."Semua hutang yang harus kau bayarkan.""Hutang?" Kening Agha mengernyit, berusa

  • Across : Bayar Aku! (Indonesia)   Merundingkan Perpindahan

    Joya melirik ke samping saat wajah Agha bergerak menjauhinya, "apa yang kau lakukan? Bagaimana jika ada yang melihat apa yang kita lakukan?" bisik Joya dengan kembali menatap Agha.Agha menunduk dengan meraih sendok dan juga garpu di dekatnya, "biarkan saja. Kita sudah menikah, apa yang salah?" sahut Agha enteng dengan mengunyah makanan yang Joya buat untuknya."Inilah kenapa, Mamamu semakin tidak menyukaiku-""Kau, akan menyerah?" tanya Agha memotong perkataan Joya.Joya menghela napasnya sambil wajahnya bergerak mendekati pundak Agha, "Sayang, jangan menyisakan makanan yang aku buat. Aku, sudah bersusah-payah memasakkannya untukmu," ucap Joya dengan mencium pundak Agha.Agha terdiam dengan melirik ke arah Joya, ia terkejut dengan perlakuan Joya yang tiba-tiba kepadanya, "apa yang kau lakukan?" tukas Agha, saat tangan Joya bergerak merangkul lengannya."Dengarkan baik-baik! Ada ses

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status