Bab 98 AIL GN
"Maafkan aku ya, Jae." Vanesha menghamburkan diri memeluk Jaehyung seraya menangis."Untuk apa?" tanya Jaehyung.Tatapannya memicing tajam menatap Vanesha."Maaf sudah membuatmu seperti ini. Tadinya aku hanya –""Hanya apa?" tanya Jaehyung lagi."Aku tak tahu kenapa aku merasa kesal padamu, apalagi saat kau menjadi model tadi. Sungguh aku tak tahu dan bingung dengan sikapku hari ini. Jadi aku sengaja membuat nasi goreng itu pedas. Tapi, kenapa kau habiskan, Jae?!" Vanesha memukul dada Jaehyung berulang-ulang seraya terisak.Jaehyung malah tertawa."Kalau mau marah terserah! Marahi saja aku, huhuhu." Vanesha merengek di pelukan Jaehyung.Bukannya marah karena telah dikerjai, Jaehyung malah tersenyum merekah. Setelah pelukan mereka lepas, Jaehyung menatap sepasang mata lentik itu. Pandangan Vanesha semakin buram karena terhalang tirai air mata."Aku tak marah, kok. Aku malah senBab 99 AIL GN"Apa kau mau bubur yang itu? Ummmm, tapi sepertinya mungkin sudah agak dingin." Tunjuk Vanesha ke arah mangkuk makan malam berisi bubur yang telah disiapkan rumah sakit. Apalagi makanan itu sudah diantar ke kamar perawatan sekitar satu jam yang lalu."Ya sudah. Itu saja." Jaehyung memilih pasrah untuk memakan hidangan yang ada. Walaupun dia tahu menu rumah sakit rasanya hambar. "Habiskan, ya! Makanan ini sudah pasti lebih sehat dan sudah disesuaikan dengan kondisi sakitmu," ucap Vanesha. "Iya." Jaehyung mengangguk. Meskipun rasanya nanti akan tidak enak di lidah, setidaknya itu lebih baik daripada membiarkan perutnya kini terlilit rasa lapar. Apalagi mendapat suapan dari Vanesha, rasa bubur hambar itu pasti akan lebih lezat lagi.Vanesha turun dari ranjang. Dia mengambil nampan dan menaruhanya di pangkuan lalu dilanjutkan dengan membuka plastik pembungkus yang digunakan untuk melindungi makanan. "Aku suapin, ya.
Bab 100 AIL GNSeminggu berlalu, Jaehyung sudah kembali bekerja. Pria itu pulang larut malam sampai membuat Vanesha merasa kesal. Dia menjadi sangat malas jika harus bertemu dengan Jaehyung nantinya. Akhirnya Vanesha memutuskan untuk langsung tidur saja. Sayangnya, pukul dua dini hari kala itu, Vanesha merasakan perutnya kelaparan. Bunyi perutnya semakin menjadi seiring dengan rasa kantuknya yang memudar. Hal itu menandakan bahwa si jabang bayi lapar dan butuh nutrisi. Vanesha bangkit dan mengedarkan pandangan ke arah jam dinding. Dia mendapati waktu menunjukkan pukul dua dini hari."Sepertinya kamu kelaparan ya, Nak," ucap Vanesha seraya mengelus perutnya. Tidak ada pilihan, akhirnya dia bangkit berdiri dan dari kamar. Vanesha menuju ke arah dapur. Akan tetapi, dia tidak mendapati apapun di lemari pendingin kala itu."Kau sedang apa, Nez?" Suara Jaehyung terdengar mengisi keheningan malam kala itu.Vanesha sampai terkejut mendengar suara yang tiba-tiba terdengar di dapur. Membalikk
Bab 101 AIL GNJaehyung bangkit lalu menyusul sang istri menuju mobilnya. Mereka lantas masuk ke dalam mobil. Jaehyung langsung memakaikan seatbelt milik Vanesha. Namun, sang istri terkejut saat tiba-tiba Jaehyung mendekat padanya. Keduanya sempat bertatapan cukup lama. Jaehyung sangat ingin mencicipi bibir sensual nan menawan milik Vanesha kala itu. Wajahnya mulai maju mendekat."Mau apa kamu?" pekik Vanesha seraya menambahkan pipi kanan Jaehyung pelan."Aku hanya, ummmm, maaf ya." Jaehyung sampai mengusap wajahnya. Seketika dirinya merasakan kepalanya berdenyut, dia sangat bergairah malam itu. Namun, dia tak bisa meluapkan pada Vanesha padahal wanita itu istri sahnya."Heh, Jae! Ayo, jalan! Kenapa malah melamun seperti itu?" Vanesha menggebrak dashboard mobil.Jaehyung sampai bingung dengan perubahan emosi wanita hamil. Saat dia sakit diare, Vanesha begitu baik. Sampai Jaehyung merasa sudah mendapat lampu hijau untuk menyelami hati Vanesha lebih dalam lagi. Nyatanya kini saat dia s
Bab 102 AIL GNJaehyung sampai di lokasi pemotretan dengan kesal. Entah kenapa, setiap gerakan Vanesha makin hari semakin menciptakan imajinasi liar di pikirannya.Jaehyung mengingat bagaimana tadi Vanesha saat berada di mobil. Saat sedang menikmati kekesalannya, dia mendengar pintu diketuk dan sesaat kemudian, Andres masuk. "Kelly ingin berkenalan denganmu. Si Pirang berdada besar itu," tunjuk Andrew ke salah satu model wanita di pantai itu.Jaehyung mengembuskan napas kasar, seraya memijat keningnya. "Aku tahu bagaimana pernikahanmu dengan Vanesha. Kau pernah mabuk dan menceritakannya padaku, Jae! Sampai kapan kau akan bertahan seperti itu sementara banyak wanita yang ingin tidur denganmu," ucap Andrew.Jaehyung berubah kesal. "Kenapa kau bicara seperti itu padaku?" tanya Jaehyung. "Jae, jika kau hanya nafsu dan butuh disalurkan, aku bisa mencarikan wanita untukmu lihat saja Kelly." Senyum tertarik sedikit di ujung bibir Andrew. Dia menunggu reaksi apa yang akan Jaehyung berikan
Bab 103 AIL GNVanesha masuk ke dalam lift yang membawanya menuruni tingginya gedung, hingga berakhir di lantai dasar beberapa menit kemudian. Suara denting pintu lift terdengar dan terbuka.Vanesha melangkahkan kakinya untuk melintasi lobi apartemen. Lalu, dia menghampiri konter taksi yang memang tersedia sampai jam satu di sana, bahkan ada yang sampai 24 jam.Vanesha lalu menyebutkan alamat yang dia dapatkan dari si penelepon tadi. Seorang pria paruh baya menjadi sang sopir yang melajukan mobilnya menuju di mana Jaehyung berada. Vanesha mendesak agar sang sopir segera mempercepat laju mobilnya."Cepat ya, Pak," pintanya memohon.Dia ingin segera berada di sana, dia ingin segera menemui Jaehyung. Perasaan yang tak karuan dia rasakan. Vanesha kembali merasa kekhawatiran akan kondisi Jaehyung. Lesatan ban yang bergulir di jalan membawa Vanesha menjauh dari gedung apartemen itu."Tunggulah sebentar lagi, Jae," gumam perempuan itu di ten
Bab 104 AIL GNVanesha melirik sekilas ke arah suaminya yang masih tidak sadarkan diri, perempuan itu menyelesaikan segala urusan yang tersisa. Vanesha tidak memberi jawaban pertanyaan dari si pelayan pun tidak memilih untuk berdiri di tempatnya. Seorang tamu yang lain baru saja duduk di salah satu meja dan Melisa langsung saja menghampiri untuk melayani pelanggan barunya. Meninggalkan Vanesha yang kini mendekat dalam posisi masih berdiri tegak, memperhatikan bagaimana napas Jaehyung terdengar teratur dalam tidur lelapnya."Jae, aku di sini," bisik Vanesha. Vanesha mengusap dahi suaminya dengan lembut.Perempuan itu tidak mengerti mengapa Jaehyung memilih menuju bar selepas pulang bekerja. "Jae." Siapa pun yang mendengar suara Vanesha barusan, pastilah mendapati ada nada getir dan gemetar dalam suaranya. Belum lagi siratan sakit yang ikut mengambil alih. Mengusap lagi rambut suaminya, Vanesha menegakkan kepala. Tidak ada respons berarti untuk beberapa detik. Helaan napas lelaki i
Bab 105 AIL GNSesampainya di rumah sakit, Vanesha mendaftarkan dirinya untuk pemeriksaan dan juga mendaftarkan Jaehyung untuk bertemu dokter umum saat itu. Vanesha lalu kembali menunggu bersama Jaehyung di kursi tunggu."Apa yang kamu rasakan sekarang, Jae?" Vanesha memastikan suaminya masih demam dengan menempelkan punggung tangannya kembali di dahi pria itu."Jantungku tiba-tiba berdetak lebih cepat, Nez. Apa suhu tubuhku naik karena hal lain, misalkan nafsu karena menerima sentuhanmu?" Jaehyung menggoda Vanesha dengan menatap lekat."Jae, tidak lucu!" Vanesha malah menepuk pipi Jaehyung pelan.Mereka lalu masuk ke ruangan Dokter Nathan. Nathan memastikan kalau Jaehyung baik-baik saja. Pria itu hanya kelelahan. Kemudian memberikan resep sambil menjelaskan jika Jaehyung hanya butuh istirahat. Setelah itu, Nathan mengingatkan Vanesha untuk melakukan pemeriksaan kandungan."Aku sudah mendaftar kok pada Dokter Park," tukas Vanesha. "Baiklah kalau begitu. Oh iya, minggu depan aku akan
Bab 106 AIL GNMalam itu, Vanesha pembantu Jaehyung untuk beristirahat. Namun, baru saja sampai di depan pintu kamar Jaehyung untuk kembali ke kamarnya, langkah Vanesha terhenti. "Awas saja kalau kau besok pergi ke Pulau Hijau," ucap Vanesha menatap Jaehyung dengan tajam."Dari mana kau tahu?" Jaehyung mengernyit."Aku sudah melihat buku catatan jadwal pemotretan mu, Jae! Pokoknya kau harus beristirahat!" tegas Vanesha. "Tapi, jika aku mangkir dan tak sesuai kontrak aku harus membayar denda," ucap Jaehyung. "Kau tidak mangkir, Jae! Kau hanya menunda. Nanti setelah kau sehat kau bisa bekerja lagi," ucap Vanesha. "Tapi tidak bagi crew dan yang lainnya kare–" Vanesha memotong ucapannya Jaehyung dengan tatapan tajam. Bagai busur panah yang siap menghujam jantung."Baiklah, maafkan aku. Aku akan menurut padamu." Jaehyung yang menyadari tatapan itu, memilih mengakhiri perdebatan. Pria itu berbaring dan meminta Vanesha untuk istirahat juga. Vanesha keluar dari kamar Jaehyung. Dia menuj