Bab 69 AIL GN
"Selamat pagi, Sayangku cintaku! Aku sedang membuat waffle, kau harus coba ini!" Tae Min memamerkan waffle buatannya yang gosong.Vanesha tertawa melihat wajah Tae Min yang belepotan adonan tepung. Dia mendekat dan membersihkan wajah kekasihnya itu. Sesekali dia kecup dahi, ujung hidung, dan pipi Tae Min karena menggemaskan.Jaehyung yang baru saja keluar dari kamar mandi tak sengaja melihat kemesraan antara Vanesha dan Tae Min. Dia melangkah kesal menaiki anak tangga. Bahkan saat sepupunya itu memanggil, dia berpura-pura tak mendengar menuju kamar tempat Alexandra berada. Cassie dan Kevin telah bersiap menuruni tangga dan melihat Jaehyung yang hendak masuk ke dalam kamar."Kenapa kau dari lantai bawah? Memangnya kau tak tidur di sini?" tanya Cassie."Aku hanya mau ganti baju," ucap Jaehyung lalu masuk ke dalam kamar. Dia melihat Alexandra sedang berdandan di depan cermin."Aku tanya apa, jawabnya apa, dasar menyeBab 70 AIL GNPandangannya kini mengarah pada Jaehyung yang memakai kemeja putih. Mereka berada di halaman belakang di depan jendela dapur. Sementara Tae Min, Seok Jin, dan Kevin sudah berpindah ke beranda sambil menyeruput secangkir kopi. Alexandra datang membawakan jus ke Jaehyung, tapi sayangnya gadis itu tak sengaja terantuk dan menumpahkan jus strawberry itu ke arah Jaehyung. "Maaf, Sayang. Aku tak sengaja. Biar aku ambilkan baju ganti ya. Sini aku cuci sekalian kemejamu," ucap Alexandra. Jaehyung hanya menghela napas dalam. Dia lalu membuka kemejanya. Tubuh atletis dan perut kotak-kotak sempurna itu sempat membuat Alexandra tertegun. Lalu, gadis itu tersadar karena Jaehyung menyerahkan kemejanya kasar ke tangan gadis itu. Alexandra segera berlari masuk ke dalam villa."Wah, Jaehyung memang benar-benar sempurna. Aku ingin meremasnya. Aku rela semalam suntuk bercinta dengannya," ucap Cassie seraya berdecak kagum."Ish, apa-apan sih
Bab 71 AIL GNAlexandra lalu masuk ke dalam mobil bersama Seok Jin. Sementara itu, Vanesha membonceng Tae Min."Pegangan yang kuat, sayang!" seru Tae Min. Kedua pasangan itu sangat bahagia. Namun, setelah tiga puluh menit menyusuri pegunungan, motor yang dikendarai Tae Min mengalami pecah ban. Pria itu meminta Vanesha mencari bantuan pada Kevin sementara dia menunggu. Sayangnya, Vanesha tersesat dan tak kunjung kembali pada Tae Min.***Pagi itu, sang surya mulai merona di ufuk timur, bersolek bersiap menyinari bumi. Pagi itu dunia di sekitar Vanesha terasa menyejukkan. Suasananya memberikan harapan untuk jiwa-jiwa yang dilanda gundah. Burung-burung bernyanyi bersahutan, saling bersiul memberi salam. Tetesan embun pagi membawa kesejukkan, membuat raga ingin menyerahkan diri semakin dalam bergelung di peraduan.Vanesha merasakan kehangatan tak biasa yang melingkupinya. Suasana yang begitu nyaman dan menyenangkan. Kicau burung ser
Bab 72 AIL GNSuara bernada tinggi seseorang menyentak kesadaran mereka. Vanesha menepuk kencang pipinya sendiri, ingin memastikan kalau dia sedang berada di alam mimpi atau alam kenyataan."Apa yang kalian lakukan!" Seru suara itu lagi. Suara yang amat Vanesha dan Jaehyung kenal. Setelah diperhatikan ternyata Tae Min yang berteriak terkejut. Berdiri kaku di ambang pintu sebuah rumah kayu dengan mata membulat tak percaya."Kalian semalaman berduaan di rumah ini?" Tae Min menunjuk ke arah Jaehyung dan Vanesha bergantian.Vanesha dan Jaehyung masih dalam lingkupan kebingungan. Cassie yang berada di belakang Tae Min tercengang menutup mulutnya sendiri. Sorot matanya berdua dengan sorot mata Kevin sarat akan tuduhan. Tak menyangka kalau Vanesha yang dicari semalaman oleh Tae Min ternyata dalam keadaan saling berpelukan intim satu sama lain dengan Jaehyung."Ada apa ini? Apa yang terjadi?" Alexandra datang me
Bab 73 AIL GN"Aku terus berusaha dan bersabar menanti kedatanganmu kembali padaku. Aku akan mengunci hatiku untuk dirimu, Tae." Air mata Vanesha mulai menetes membasahi wajah putih yang disapa lembutnya angin pagi. begitu sejuk. Rambut bergelombang dan panjang miliknya tergerai melambai-lambai."Namun, sepertinya aku harus merawatmu seorang diri, Nak. Sebaiknya memang begini. Tae juga akan meninggalkan ku setelah tau aku sedang hamil. Tapi aku juga tak bisa bersama dengan ayahmu. Aku tak mencintainya," ucap Vanesha seraya terisak.Rintik butiran halus turun dari langit terbawa angin membasahi wajah bercampur dengan air mata Vanesha. Entah kenapa seakan langit ikut merasakan sesak di dada perempuan yang setia dengan cintanya. Namun, hanya satu kesalahan dia kehilangan semuanya. Dia tak bisa menjaga dirinya. la membiarkan gerimis membasahi seluruh tubuhnya. Rasa dingin menusuk tulang membuatnya menggigil. Vanesha sampai memejamkan matanya. Dia menikmati sak
Bab 74 AIL GNCassie membuka mobil milik Jaehyung. Pria itu segera meletakkan Vanesha di kursi belakang. Kedua mata Jaehyung dan Vanesha saling beradu. Pria itu menatap lembut pada Vanesha. Lalu beralih ke kursi depan. Cassie duduk menemani Vanesha. "Apa kau sudah mengambil tas, dompet, dan ponsel Vanesha?" tanya Jaehyung pada Cassie. "Oh iya." Cassie segera kembali berlari ke apartemen Vanesha. Dia mengambil semua yang dibutuhkan, dan mengunci ruangan itu. "Sudah kubilang beri saja aku obat," rengek Vanesha dengan suara sangat lembut dan lemah."Istirahatlah dan diam saja di situ!" tegas Jaehyung.Tak lama kemudian, Cassie datang dan meletakkan semua barang milik Vanesha di kursi paling belakang. Jaehyung lalu menjalankan mobilnya menuju rumah sakit pusat di kota itu. Jaehyung sempat melihat tubuh yang tertutup selimut dan mata terpejam itu dari kaca spionnya.Mobil Jaehyung lalu memasuki tempat parkir
Bab 75 AIL GN"Nez, seharusnya kau bersyukur dengan apa yang kau punya dan bukan berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Tae Min itu pasti, Nez. Dia cinta mati padamu, dia belahan jiwa untukmu," ucap Cassie seraya menarik napas panjang dan membuangnya dengan berat. Pria-pria yang berada di sekitar selalu saja hanya berlabuh singkat. Tak ada yang betah untuk menetap."Hey, mana Cassie yang periang?" Vanesha yang kini menekankan tangannya di kedua pipi Cassie."Hehehe, aku lupa kalau aku yang harus menghiburmu. Kan yang sakit dirimu bukan aku," ucap Cassie melayangkan senyum lebar. Dia senang sekali memiliki sahabat seperti Vanesha."Nah, gitu dong. Itu baru Cassie yang aku kenal." Vanesha tersenyum sendu."Cepatlah sembuh, Nez. Kau dan bayi itu harus sehat. Jangan pernah kau sia-siakan bayi itu. Aku tak ingin dia berjuang sendiri sepertiku tanpa siapa pun sejak aku berusia delapan tahun. Aku hidup sendiri dan terbiasa memenuhi kebutuhan hi
Bab 76 AIL GNHmmm… kau benar juga.""Pergilah dan jaga dia malam ini. Aku akan pulang ke apartemen ku. Besok kabari aku tentang Vanesha," ucap Cassie lalu pamit undur diri dari hadapan Tae Min.Setelah itu, Tae Min pergi ke ruangan tempat Vanesha dirawat. Digenggamnya tangan halus sang kekasih. Sesekali dia kecup punggung tangan Vanesha yang sudah terlelap. Tae Min lalu membaringkan kepalanya di sisi Vanesha sampai dia terlelap.***Sang surya mulai menyapa, bersolek bersiap menerangi dunia. Sinarnya menerpa wajah Tae Min dan membuatnya merasakan kehangatan. Begitu juga dengan Vanesha yang terkena terpaan sinar mentari pagi kala itu. Secercah sinar mentari pagi itu bagai harapan untuk jiwa-jiwa yang dilanda gundah. Binarnya menuntun menapaki jagat raya seantero bumi. Suara burung-burung bernyanyi bersahutan, saling bersiul memberi salam. Bak suara malaikat yang mengantar para manusia menyambut harinya. Vanesha merasak
Bab 77 AIL GNKecewa dengan sikap Vanesha dan juga mendengar hubungan Vanesha dan Tae Min kembali bersatu, Jaehyung memilih untuk ikut serta dalam penugasan militer ke Negara Flower.Di sana, Jaehyung bertemu dengan Fatima. Gadis belia usia delapan belas tahun sebagai perawat. Jaehyung tahu bahwa sekarang Fatima sedang mengandung. Namun, ada yang ditutupi oleh gadis itu, Fatima tengah mengandung dan orang lain mengira dia masih lajang.Sesampainya di kamp ternyata banyak teman-temanya Jae yang menyukai sosok suster muda nan cantik itu. Fatima memang sosok perempuan yang sangat sempurna. Wanita berhijab dengan kulit putihnya yang kemerahan, dan tubuh layaknya model sangat digilai para tentara.Namun, Fatima selalu dingin kepada setiap tentara di sana. Hanya ke pada Jaehyung dia bersikap hangat. Wanita itu tahu Jaehyung pria baik hati yang tak pernah menggodanya. Fatima juga tahu kalau Jaehyung suka memandangi foto seorang gadis bernama Vanesha, seb
Bab 156 AIL GN.Cassie tersenyum lebar menatap putrinya melahap dengan rakus ASI untuknya. Bayi mungil itu menghisap dengan kekuatan penuh. Seakan dia tidak diberi makan selama di dalam kandungan."Aku sangat mencintaimu," bisik Tae Min di telinga sang istri.Cassie menoleh dengan senyum lebar di wajahnya. Sang suami lalu mengecup sekilas bibir merah itu, lalu dielusnya dengan sayang puncak kepala sang putri yang masih belum kenyang menghisap susu ibunya."Aunty, Uncle!" Pekikan itu menyertai masuknya seorang anak perempuan kecil. Min Ju datang dan langsung berlari menghampiri tempat tidur Cassie."Hai, Sayang! Ayo, sapa adik barumu," perintah Tae Min mengacak-acak rambut Min Ju kecil. Usianya hampir menginjak tiga tahun, tetapi Min Ju sangat cerdas dengan perkembangan di atas rata-rata anak seusianya."Mana Mom dan Dad-mu?" tanya Cassie."Ada di bawah. Aunty mau gendong dedek bayi," pinta Min Ju. "Belum boleh sayang, nanti jatuh. Ummm, sini gendongnya dekat aunty di pangkuan aunty,"
Bab 155 AIL GNSatu tahun berlalu, Cassie tengah mengandung."Aku mau jalan ke taman, ya." Cassie mengusap punggung Tae Min."Ayo, aku temani." Tae Min bergegas menyelesaikan pekerjaannya."Tak usah, aku sendiri saja. Kau urus saja pekerjaanmu di sini!" perintah Cassie.Cassie lantas meraih sweater merah lalu keluar menuju taman. "Baiklah, nanti aku segera menyusul!" seru Tae Min.Sesampainya di taman setelah Cassie berjalan sekitar dua ratus meter penuh semangat. Maklum saja, kandungannya sudah menginjak bulan ke sembilan, dan sang dokter kandungan memintanya agar sering berjalan agar mempermudah persalinan."Hai kucing! Duh, lucu banget sih kalian!" Cassie menyapa para hewan peliharaan yang sedang bermain di taman bersama tuannya."Halo, Nyonya Cassie!" sapa Tuan Tom, penjaga taman yang berusaha menghindari kejaran si golden retriever milik Nyonya Katarina itu."Hahaha, hati-hati, Tuan Tom! Wah, lucu banget sumpah." Cassie tertawa dengan puasnya melihat Tuan Tom yang dikejar oleh a
Bab 154 AIL GNYoo Na kembali dengan menyembunyikan penyakitnya. Ia meminta Jaehyung dan Vanesha tak usah menjemputnya. Wanita itu kini menyesal dan berjanji akan mengubah sikapnya lebih baik lagi. Namun, Vanesha merasa kondisi Yoo Na semakin kurus dan memprihatinkan.Hati itu, Vanesha bertemu dengan Yoo Na di sebuah kedai buah. Yoo Na bekerja di sana. Wanita itu menyambut Vanesha yang datang dengan Jimin dan Min Ju. "Halo, Tante Yoo Na!" sapa Min Ju dengan bahasa cadelnya."Halo, anak cantik! Tante punya semangka yang besar untukmu. Kau pasti akan menyukainya," ucap Yoo Na."Terima kasih, Yoo Na. Maaf, apa aku boleh tanya sesuatu padamu?" tanya Vanesha. "Tentang apa?" "Apa kau sakit? Kenapa kau tampak pucat dan sekarang sangat kurus?" tanya Vanesha lagi."Aku hanya banyak pikiran tak enak makan. Kau tahu kan kalau aku banyak hutang, hehehe," sahut Yoo Na asal."Ayolah, kau tidak bohong kan?" "Tidak! Aku tidak bohong. Eh, ke mana Jimin?" tanya Yoo Na."Ya Tuhan, tadi dia ada di sa
Bab 153 AIL GNYoo Na dirawat di rumah sakit di Kanada untuk pemulihan. Wanita itu sudah bisa berjalan. Sementara itu, Vanesha dan Jaehyung memilih untuk pulang. Saat seminggu sebelum kepulangan Yoo Na nanti, baru mereka akan datang menjemput.Sebulan setelah operasi, kondisi Yoo Na malah mengalami kemunduran. Namun, ia meminta Professor Rudolf untuk menyembunyikannya. Keesokan harinya sang profesor meminta Yoo Na bertemu dengan Dokter Scott Travis. Sang profesor curiga dengan hasil tes lab darah milik Yoo Na. Dokter Scoot langsung mengecek kondisi kesehatan dan penyakit AIDS yang ternyata diidapnya. Dokter begitu terkejut melihat kondisi Yoo Na. Wanita itu begitu sangat kurus dan berat badannya turun sekitar sepuluh kilogram selama di Kanada. Dokter Scott meminta Yoo Na untuk meminum obat dan makan secara teratur walau agak kurang begitu baik ketika pertama kali beradaptasi dengan cuaca dingin Kanada. Dokter meneliti lebih lanjut dan ia merasa semakin cemas karena hasil tes darah y
Bab 152 AIL GNMalam itu sebelum Jaehyung membawa Yoo Na menemui Professor Rudolf, ia memasak pasta dan daging asap. Sementara Jaehyung membuat cokelat panas untuk menghangatkan tubuh.Sheila juga sudah datang untuk menjemput. Vanesha memintanya untuk bergabung makan malam dulu sebelum berangkat lagi ke rumah sakit. Wanita itu setuju. Selama makan malam, Sheila menanyakan kegiatan Jaehyung dan Vanesha saat di festival. Keduanya menceritakan dengan penuh antusias sampai membuat Yoo Na cemburu."Apa kita sudah selesai? Ayo, kita temui profesor!" ajak Yoo Na yang sengaja menghentikan perbincangan ketiga orang di hadapannya."Aku sudah selesai, sih. Ya sudah mari kita berangkat!" sahut Sheila.Jaehyung dan Vanesha akhirnya mengangguk setuju. Mereka merapikan piring makan malam dulu dan membersihkannya sebelum berangkat.Sheila membawa rombongan Yoo Na langsung menuju Rumah Sakit Kanada. Professor Rudolf sudah menunggu mereka. Sang ahli tersebut menjelaskan kalau Yoo Na memiliki peluang y
Bab 151 AIL GNMusim dingin di Kanada berarti ini adalah waktu untuk beberapa festival dan acara terbesar dan paling populer di negara itu untuk membuat Kanada dan pengunjung menikmati cuaca dingin.Cuaca dingin dan salju dari bulan November hingga Maret adalah kenyataan yang tak terhindarkan dan menjadi penyumbang utama bagi identitas dan karakter nasional negara itu.Selama tujuh belas hari setiap tahun, biasanya dimulai pada akhir pekan terakhir bulan Januari dan berlanjut selama dua minggu berikutnya, Kota Quebec, hidup dengan kegembiraan di bawah nol. Karnaval musim dingin terbesar di dunia, Québec Winter Carnival, telah menjadi sorotan di kalender acara Quebec sejak tahun 1894 dan telah memberi Quebeckers dan ribuan pengunjung alasan untuk merayakannya selama musim salju yang dingin dan bersalju.Vanesha memeluk lengan kekar Jaehyung dengan erat. Wanita itu kedinginan, tetapi ia sangat senang sekali. Bahkan Vanesha berharap mereka bisa kembali berlibur sambil membawa anak-anak n
Bab 150 AIL GNVanesha menitipkan Jimin dan Min Ju pada Nyonya Giselle. Mereka tinggal di rumah Nathan dan Jane untuk sementara sampai Vanesha dan Jaehyung pulang."Semoga operasi Yoo Na berhasil. Ibu muak melihat ia seperti benalu di keluarga kalian," ucap ibunya Vanesha."Jangankan ibu, apalagi aku." Vanesha terkekeh. "Yakinlah, Nez, cinta Jaehyung pasti masih sangat besar untuk mu dan juga untuk anak-anak. Seorang Yoo Na tidak akan bisa mengambilnya darimu. Kau harus selalu mempertahankan dia," ujar wanita paruh baya itu."Tentu, Bu. Tentu saja aku tak akan melepaskan Jaehyung begitu saja. Sampai bertaruh nyawa sekali pun aku rela," kata Vanesha dengan tekad yang bulat.Vanesha lalu pamit setelah memberi kecupan di kening anak-anaknya. Jane langsung mengalihkan perhatian Jimin dan Min Ju agar tidak melihat kepergian Jaehyung dan Vanesha. Selepas itu, Jaehyung menjemput Yoo Na di apartemen. Ketiganya segera menuju ke bandara untuk lepas landas ke Kanada.***Sampai di Kanada, seora
Bab 149 AIL GNMakan malam hari itu, Vanesha maish berkutat dengan ayam panggang di dapur dibantu oleh Jaehyung. Sementara Jimin yang mulai pulih tapi masih belum bisa berbicara, berada di hadapan Yoo Na bersama Min Ju."Apa kalian lihat-lihat?" Yoo Na menatap tajam seraya menyeringai.Di tangan Yoo Na tergenggam pisau makan yang dia arahkan ke anak-anak Vanesha dan Jaehyung. Rasanya dia ingin merobek wajah imut mereka satu persatu. Jimin tercekat dan mulai ketakutan. Ia mendekat pada Min Ju yang juga ketakutan dan menangis."Ada apa ini?" Jaehyung bergegas seraya membawakan ayam panggang yang masih panas.Vanesha juga mengikuti di belakang suami. Lalu meraih Min Ju dari kursi makan bayi. Jimin menunjuk ke arah Yoo Na."Ada apa, Nak? Apa Tante Yoo Na nakal pada kalian?" Vanesha menatap tajam pada Yoo Na."Aku rasa mereka salah paham saat aku meraih pisau yang jatuh ini di lantai tadi," sahut Yoo Na beralasan palsu membela diri."Sudah sudah hentikan! Ayo, kita makan dulu!" ajak Jaehyu
Bab 148 AIL GNMendadak kemudian, Yoo Na dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi. Ia baru bisa keluar dari rumah sakit setelah rawat inap selama seminggu. Namun, kesembuhannya itu membawa berita lain yang begitu membuatnya takut. Dokter Steve yang merawatnya, mengajaknya bicara secara empat mata sedangkan Jaehyung dan Vanesha yang menemani menunggu di luar."Apa keluargamu tidak ikut?" tanya Dokter Steve."Aku tak punya keluarga, hanya suamiku yang menunggu di luar," jawab Yoo Na berbohong. Dokter Steve lalu duduk berhadapan dengan Yoo Na. Tersirat raut wajahnya yang tampak sangat serius kala itu."Kenapa harus bicara berdua begini, Dok?" tanya Yoo Na heran."Ya, sebaiknya aku bicara empat mata dulu denganmu. Karena ada hal penting yang ingin kusampaikan pada Anda yang sepertinya harus disampaikan secara langsung tanpa perantara," jelas sangat Dokter berucap."Sampai harus dirahasiakan segala pada keluargaku juga?""Mungkin ini yang terbaik. Dengan begini, saya hanya ingin membuat