Bab 77 AIL GN
Kecewa dengan sikap Vanesha dan juga mendengar hubungan Vanesha dan Tae Min kembali bersatu, Jaehyung memilih untuk ikut serta dalam penugasan militer ke Negara Flower.Di sana, Jaehyung bertemu dengan Fatima. Gadis belia usia delapan belas tahun sebagai perawat. Jaehyung tahu bahwa sekarang Fatima sedang mengandung. Namun, ada yang ditutupi oleh gadis itu, Fatima tengah mengandung dan orang lain mengira dia masih lajang.Sesampainya di kamp ternyata banyak teman-temanya Jae yang menyukai sosok suster muda nan cantik itu. Fatima memang sosok perempuan yang sangat sempurna. Wanita berhijab dengan kulit putihnya yang kemerahan, dan tubuh layaknya model sangat digilai para tentara.Namun, Fatima selalu dingin kepada setiap tentara di sana. Hanya ke pada Jaehyung dia bersikap hangat. Wanita itu tahu Jaehyung pria baik hati yang tak pernah menggodanya. Fatima juga tahu kalau Jaehyung suka memandangi foto seorang gadis bernama Vanesha, sebBab 78 AIL GN"Anakku?" "Vanesha mengakui kalau kau ayah dari bayi itu. Dia membatalkan pernikahannya dengan Tae Min dan pergi."Ada gurat bahagia di wajah Jaehyung kala itu."Apa itu artinya, dia mau menikah denganku?" tanya Jae."Tidak juga. Dia memilih untuk merawat anaknya sendirian.""Apa? Bagaimana bisa dia sangat egois seperti itu?" Jae mulai terlihat kesal."Untuk itu, kau harus selamat! Lalu, perjuangan hak mu untuk menjadi ayah dan suami Vanesha!" Cassie menarik kerah seragam Cassie."Baik, Cassie, aku akan pastikan diriku selamat. Kau juga lekas pergi dari sini!" titah Jaehyung."Tentu saja, hari ini aku akan kembali ke Diamond. Ingat ya, Jae, kau harus selamat!" tegas Cassie sekali lagi.Jaehyung mengangguk lalu menuju ke mobil tentara yang akan dia naiki. Dalam hati pria itu hanya ada nama Vanesha.Begitu juga dengan Frans. Wanita itu harus dia selamatkan. Apapun yang terjadi dia harus berhasil menyelamatkan gadis yang k
Bab 79 AIL GN"Kini, giliranmu mencari Vanesha, Jae! Tuntut hak mu sebagai ayah!" seru Cassie."Terima kasih, Cassie." Jaehyung memeluk Cassie dengan erat."Ah, bahagianya menjadi Vanesha. Andai saja aku bisa menjadi Vanesha." Cassie menggoda Jaehyung."Cassie, hentikan!" lirih Jaehyung penuh ancaman."Hehehe, aku hanya bercanda. Sana sana! Cepat pergi cari Vanesha!" seru Cassie.Jaehyung lalu pamit pada Frans dan Fatimah. Sekilas dia sempat mengusap kepala bayi laki-laki yang tampan itu. Lalu, memberi kecupan sebentar di pucuk kepala itu. Jaehyung sudah tak sabar rasanya membayangkan dia akan punya anak dari Vanesha. Jaehyung membayangkan keluarga kecilnya bersama Vanesha dan putra kecilnya. Tak sabar rasanya menikah dan membina rumah tangga dengan Vanesha.Ponsel Jaehyung berbunyi, suara Cassie tampak panik di dalam ponselnya. Perempuan itu meminta Jaehyung untuk segera datang ke negaranya dan Tae Min. Dia me
Bab 80 AIL GN"Jae, apa-apaan kau ini? Kau mau mengerjai aku, ya? Dari seminggu yang lalu aku mencarimu untuk menjadikan mu pengiring pengantinku. Kau malah memilih bertugas." Tae Min ingin mendekat ke arah Jaehyung, tetapi Vanesha mencegahnya.Semua sorot mata tamu undangan tertuju pada Jaehyung. Pria itu perlahan-lahan melangkah menuju altar."Jangan lakukan ini, Nez. Aku mohon…," pinta Jaehyung berusaha menyentuh tangan Vanesha yang langsung ditepis wanita itu.Vanesha tak mau menoleh ke arah Jaehyung. Dia hanya bisa menunduk dan membendung air mata yang sudah mengembang di pelupuk mata itu."Apa-apaan ini, Jae?" tanya Tae Min tak mengerti.Jaehyung menoleh ke arah ayah dan ibunya Tae Min. Tatapannya sangat memelas dan penuh permohonan."Paman, Bibi, maafkan aku. Bukannya aku tak tahu terima kasih. Tapi, aku tak ingin menjadi pria tak bertanggung jawab. Aku tak bermaksud merebut apa yang seharusnya Tae Min miliki. Awa
Bab 81 AIL GN"Nez, pikirkan kondisi bayimu, jangan sedih seperti ini," ucap Dokter Jung."Aku hanya ingin dia mati sekarang, hiks hiks." Bulir air mata itu makin deras bergulir."Vanesha! Jaga ucapanmu!" Dokter Jung melepas pelukannya dan mencengkeram bahu Vanesha dengan kuat."Aku, aku tak mau anak ini lahir, huhuhu." Vanesha memukul perutnya sampai Dokter Jung memerintahkan para suster memegangi Vanesha. Dokter wanita senior itu terpaksa memberikan Vanesha obat penenang."Biarkan dia tidur, dan tolong awasi dia!" titah Dokter Jung.Dia lalu menemui Nathan dan keluarga Vanesha untuk menceritakan keadaan kehamilan Vanesha. Kondisi janinnya baik-baik saja, tetapi Vanesha dalam kondisi stres. Saat sang ibu stres atau sedang marah, tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon stres yang bernama kortisol. Ketika jumlah hormon stres tersebut nantinya meningkat
Bab 82 AIL GNSalju turun sangat lebat di Negara Flower. Sekarang bulan Januari, puncak musim dingin di sana terjadi di bulan tersebut. Menurut berita, suhu di bulan Januari diperkirakan mencapai minus tiga derajat celcius. Sungguh cuaca dingin yang sesungguhnya. Nyonya Han Na sedang memasak sup jamur dan juga sup rumput laut. Diatau kalau orang-orang akan lebih memilih berdiam diri di dalam rumah, meringkuk di atas kasur dengan selimut tebal daripada keluar melawan udara dingin. Menurut mereka, baju tebal tidak banyak membantu. Suaminya sudah pergi bekerja tetapi tidak dengan Tae Min.Peristiwa pernikahan kacau yang memalukan itu membuatnya memilih berdiam diri di rumah, tak mau pergi ke mana pun. Terbukti sampai pagi itu, Tae Min sedang bergelung di bawah selimut tebal sembari memejamkan mata. Lelaki tampan itu hanya akan bangun kalau ada panggilan alam atau perutnya melilit karena kosong meminta jatah makan. Hidup Tae Min sangat berantakan beberapa hari belakangan, tepatnya setel
Bab 83 AIL GNTae Min akhirnya mau keluar untuk mengikuti kencan buta atas perintah ibunya."Ah, sial! Kenapa dingin sekali!" Tae Min menggerutu saat kaki bersepatu booth-nya menjejak tanah bersalju. Dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya. Baginya yang terpenting bisa mengurangi sergapan udara dingin. Tae Min mengenakan kaos rajut berlengan panjang warna cokelat dengan bagian leher tertutup sebagai lapisan pertama. Lalu, mantel yang lebih panjang dari lutut sebagai lapisan kedua, dan diakhiri dengan celana jeans berwarna biru navy. Pakaian yang dia kenakan dibandrol dengan harga tinggi karena merupakan pakaian bermerek ternama. "Selamat sore, Tuan," sapa seorang laki-laki berusia kurang lebih empat puluh tahunan. Dia membungkukkan tubuh dantersenyum sopan. Mempersilakan Tae Min untuk masuk ke dalam mobil Jaguar hitam."Mau diantar ke mana?" tanya laki-laki itu kemudian."Anda bicara dengan saya?" tanya Tae Min.Laki-laki itu tersenyum. "Benar, Tuan. Saya adalah supir pribadi
Bab 84 AIL GN"Apa kau belum pesan makanan?" tanya Tae Min yang hanya melihat secangkir cokelat panas di hadapan Yoo Na.Yoo Na menatap lekat ke arah lelaki tampan di hadapannya. Dia sangat tertarik dengan Tae Min. Ketertarikan sejak pertama kali dia melihat lelaki itu."Tidak usah, nanti saja. Kau mau pesan apa, Tae?" tanya Yoo Na.Ponsel Tae Min bergetar. Dia mengeluarkan ponselnya. Detik berikutnya dia mengembuskan napas berat. Pesan dari ibunya hampir membuat Tae Min membalik meja. Beruntung dia masih bisa menahan emosi. Tae Min memasukkan kembali ponsel ke saku mantelnya. Lelaki itu mencoba tersenyum tipis pada Yoo Na. Dia berhasil, raut wajah gadis yang semula terlihat murung berubah secerah matahari siang hari. "Sampai di mana tadi?" tanya Tae Min."Aku tanya, apa kau mau makan atau minum sesuatu?"Tae Min sedikit memutar otaknya. "Jadi?" Yoo Na mengetuk meja karena pelayan kafe sudah berdiri dengan pulpen dan kertas menu. "Kau mau apa?" tanya Yoo Na lagi."Aku tidak tahu b
Bab 85 AIL GNMalam ini, di ruang keluarga kediaman Nathan dan Jane, keluarga kecil itu tampak asik sedang berkumpul. Jane duduk di sofa bersama suaminya, sedangkan putranya yang masih bayi berada di kasur kecil samping sofa. Jane dan Nathan baru saja mengadopsi seorang anak perempuan yang orang tuanya meninggal akibat gempa di Jepang. Mereka sangat iba dan membawa gadis kecil berusia tujuh tahun itu tinggal bersama atas saran Vanesha. Namanya Hanako, dia sedang bersila di karpet dengan remot televisi di tangan.Suara ribut bel terus berulang memecah ketenangan rumah. Jane yang sedang memijat kaki Nathan sambil mengoleskan lotion pijat, meminta Hanako untuk melihat ke depan."Hana, coba lihat siapa yang datang," pinta Jane pada putri angkanya yang tengah menonton siaran dinosaurus ala pinkfong.Hanako tak menjawab. Matanya masih juga tak beralih dari benda kotak yang menyajikan acara favoritnya."Hanako! Dengar Mama, kan? Sekarang cepat lihat dulu ke depan, Atau nanti tv nya Mama mat