Bab 85 AIL GNMalam ini, di ruang keluarga kediaman Nathan dan Jane, keluarga kecil itu tampak asik sedang berkumpul. Jane duduk di sofa bersama suaminya, sedangkan putranya yang masih bayi berada di kasur kecil samping sofa. Jane dan Nathan baru saja mengadopsi seorang anak perempuan yang orang tuanya meninggal akibat gempa di Jepang. Mereka sangat iba dan membawa gadis kecil berusia tujuh tahun itu tinggal bersama atas saran Vanesha. Namanya Hanako, dia sedang bersila di karpet dengan remot televisi di tangan.Suara ribut bel terus berulang memecah ketenangan rumah. Jane yang sedang memijat kaki Nathan sambil mengoleskan lotion pijat, meminta Hanako untuk melihat ke depan."Hana, coba lihat siapa yang datang," pinta Jane pada putri angkanya yang tengah menonton siaran dinosaurus ala pinkfong.Hanako tak menjawab. Matanya masih juga tak beralih dari benda kotak yang menyajikan acara favoritnya."Hanako! Dengar Mama, kan? Sekarang cepat lihat dulu ke depan, Atau nanti tv nya Mama mat
Bab 86 AIL GNPukul sepuluh malam, mobil Jaehyung memasuki parkiran. Penjaga apartemen yang sudah dikenalnya berkata kalau Nyonya Kim Han Nan ada di dalam unitnya."Malam, Tuan Jae, ibu Anda datang dan saya mempersilakannya untuk masuk. Sepertinya dia juga tahu kode kunci unit Anda," tukasnya."Ibuku ke sini? Baiklah, terima kasih Pak Joseph." Jaehyung memasuki lift menuju ke unit apartemennya."Ibu? Kenapa tidak bilang mau datang ke sini? Kan aku bisa menjemputmu?" sapa Jaehyung lemah begitu melihat ibu angkatnya sudah menunggu.Nyonya Han Na menghambur. Memeluk putra kakaknya itu penuh kasih sayang. Dia menceritakan kalau sudah menjodohkan Tae Min dengan Yoo Na. Dia juga merestui hubungan Jaehyung dan Vanesha karena biar bagaimanapun juga Jaehyung dan Vanesha diikat oleh benih mereka yang sekarang masih berada di dalam kandungan.“Ibu, aku harus bagaimana? Vanesha tak mau bertemu denganku?" tanya Jaehyung terdengar lirih, perih, dan tersiksa."Ibu akan membantumu, Nak. Jangan sampa
Bab 87 AIL GNAkhirnya, tak sia-sia perjuangan Jaehyung datang ke rumah Nathan dan Jane. Pantang menyerah dan selalu gigih berjuang setiap dia datang lagi dan lagi ke rumah itu untuk memohon. Meskipun pengusiran kerap terjadi berulang oleh Nathan. Bahkan kakak Vanesha tak sudi membuka pintu, mengusir Jaehyung dari jendela beranda lantai dua dengan teriakan lantang.Kegigihannya membuahkan hasil saat itu. Kala Jane meyakinkan Nathan untuk mau mendengar penjelasan Jaehyung. Setelah dengan nada putus asa Jaehyung meminta Jane yang kebetulan baru pulang dari minimarket dan hendak masuk ke rumah, Jaehyung memohon padanya untuk menyerahkan obat-obatan juga vitamin kehamilan untuk Vanesha. Setelah bertukar kata cukup lama dan alot disertai cecaran yang terus menghujani Jaehyung tanpa ampun terutama dari Nathan, akhirnya calon kakak iparnya itu membuka suara tentang keberadaan Vanesha.Tak membuang waktu, Jaehyung langsung tancap gas dari sana menuju ke bandara. Dia memesan tiket menuju Nega
Bab 88 AIL GN"Nez, kau tidak berangkat ke pusat kesehatan?" tanya Nyonya Gisel."Dokter Roweina sedang cuti, Bu. Dia memintaku untuk cuti juga," jawab Vanesha."Tapi, bukankah kau baru bekerja sebulan menjadi perawat di sana. Masa sudah cuti?" Nyonya Gisel tersenyum seraya mencari tas kecilnya."Sepertinya dokter yang lain tak suka kalau aku jadi asisten mereka. Makanya Dokter Roweina menyuruh aku untuk cuti. Ibu kan tau, hanya dia dokter yang baik yang mau menerimaku bekerja," ucap Vanesha mengusap bahu ibunya."Apa memang mereka seperti itu?" Nyonya Gisel mengernyit."Entahlah, aku merasa jadi wanita hina dan kotor dengan perut buncit ini," sahut Vanesha."Nez, kau janji kan pada ibu untuk jaga anak itu dengan baik?" "Iya, aku janji. Aku hanya sedang kesal saja," sungut Vanesha."Ibu mau ke pasar tradisional dulu, ya. Kau jangan lupa makan. Oh iya, ada yang mau kau titip pada ibu untuk dibeli?" tanya Nyonya Gisel."Baik, Bu. Aku titip buah apel, ya," sahut Vanesha."Oke. Eh, Ibu t
Bab 89 AIL GN"Ma-maksudnya ini bagaimana, Nyonya?" tanya Jaehyung untuk memastikan pendengarannya tak salah."Vanesha sedang tidur. Kalau dia sedang terjaga, dia pasti tak mau bertemu denganmu. Maka ku izinkan kau melihat Vanesha saat dia tidur. Sudah sana langsung masuk saja," ucap Nyonya Gisel sampai membuat Jaehyung melongo. Hatinya sangat bahagia meski terbungkus rasa tak percaya."Ja-jadi, saya boleh langsung bertemu Vanesha, Nyonya?" Jaehyung bertanya lagi sampai tergagap untuk memastikan lagi.Jaehyung takut jika telinganya salah mendengar. Hatinya sangat bahagia dan ingin rasanya melompat dengan liar kala mendengar suara dari calon ibu mertuanya."Ayo, tunggu apa lagi?" Nyonya Gisel mempersilakan.Jaehyung menuju ke pintu kamar Vanesha. Dia mendorong pintunya perlahan agar deritnya tidak mengganggu Vanesha. Pria itu masuk dengan langkah pelan diiringi jantung berdegup kencang.Sempat menghela napas dalam dan meraup udara dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan agar membuat h
Bab 90 AIL GNJaehyung bersiap menerima teriakan dam makan dari Vanesha. Namun yang sebenarnya terjadi, Vanesha masih belum sadar kalau dia secara nyata berhadapan dengan Jaehyung. Dia hanya mengira kalau dirinya masih terbuai di alam mimpi."Hmmm, kenapa aku bisa memimpikanmu, Jae? Apa mungkin aku merasa ingin merindukanmu? Tapi aku sangat membencimu, tau! Huh, asal kau tau itu, ya, aku membencimu!" gumam Vanesha sampai membuat Jaehyung tertegun. Wanita yang mengira masih bermimpi itu ternyata masih juga memakinya. Jaehyung sedari tadi diam saja. Dia tak membuka mulut hanya tersenyum. Rupanya, Vanesha yang sedang berada dalam lingkupan kantuk berat menganggap keberadaan Jaehyung sebatas mimpi. Jaehyung mulai memberanikan diri untuk mengecup pipi Vanesha dan menunggu reaksi selanjutnya. Tak disangka, Vanesha malah menarik wajah pria itu dan menempelkan bibirnya di bibir Jaehyung dalam sekali kecupan."Rupanya, bayi ini ingin berada di s
Bab 91 AIL GN"Aku tak mencintaimu, aku tak ingin memiliki suami sepertimu, asal kau tahu itu!" tegas Vanesha berucap lagi seraya melempar apa pun yang ada di sekitarnya ke arah Jaehyung. "Oke, begini saja. Jika setelah kau melahirkan anak itu dan ingin pergi dari ku, silakan kau boleh pergi. Asal anak itu tetap bersamaku. Dia tanggung jawabku. Tapi aku yakin, aku akan bisa membuatmu mencintaiku, Nez. Lihat saja nanti, aku akan terus berusaha mendapatkan hatimu," ucap Jaehyung dengan pasti."Pergi! Pergi dari sini!" Vanesha tak peduli apa pun yang dikatakan Jaehyung. Saat ini ia hanya ingin menumpahkan segala beban yang menusuk dada. Marah, terluka, benci, dan malu bercampur jadi satu. Jaehyung menarik Vanesha dan mendekapnya dalam pelukan. Meskipun Vanesha menolak meronta, Jaehyung tetap tidak melepaskan dekapannya. Kepalan tangan Vanesha bahkan sampai memukuli punggung lebar pria itu. bahkan Vanesha sampai menggigit pundak Jaehyung. Dia j
Bab 92 AIL GNVanesha mengikuti kata hatinya yang ingin membalas Tae Min. Apalagi tadi sang mantan terlihat sedang berbahagia dengan jodoh pasangan ibunya. Namun bisa jadi Vanesha mungkin mulai memikirkan nasib anak yang dia kandung membutuhkan sang ayah. Pada akhirnya Vanesha menerima Jaehyung sebagai suaminya. Dia menganggukkan kepalanya. "Aku mencintaimu, Nez. Terima kasih, Sayangku. Terima kasih kau akhirnya mau menikah denganku." Jaehyung memeluk Vanesha dengan erat. Tadinya Vanesha mau meronta lagi, tetapi kali ini dia menerima pelukan Jaehyung meskipun dia masih enggan untuk membalasnya. Nyonya Gisel yang melihat hal tersebut langsung memeluk Jaehyung dan Vanesha. Tangis penuh haru tercipta dari wanita yang mulai menginjak usia lima puluh tahun itu. Akhirnya, keinginannya terwujud. Melihat Jaehyung dan Vanesha menikah. Nyonya Gisel kini hanya bisa berharap kalau putrinya akan selalu mendapatkan kebahagian.Pesta p