Bab 75 AIL GN
"Nez, seharusnya kau bersyukur dengan apa yang kau punya dan bukan berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Tae Min itu pasti, Nez. Dia cinta mati padamu, dia belahan jiwa untukmu," ucap Cassie seraya menarik napas panjang dan membuangnya dengan berat. Pria-pria yang berada di sekitar selalu saja hanya berlabuh singkat. Tak ada yang betah untuk menetap."Hey, mana Cassie yang periang?" Vanesha yang kini menekankan tangannya di kedua pipi Cassie."Hehehe, aku lupa kalau aku yang harus menghiburmu. Kan yang sakit dirimu bukan aku," ucap Cassie melayangkan senyum lebar. Dia senang sekali memiliki sahabat seperti Vanesha."Nah, gitu dong. Itu baru Cassie yang aku kenal." Vanesha tersenyum sendu."Cepatlah sembuh, Nez. Kau dan bayi itu harus sehat. Jangan pernah kau sia-siakan bayi itu. Aku tak ingin dia berjuang sendiri sepertiku tanpa siapa pun sejak aku berusia delapan tahun. Aku hidup sendiri dan terbiasa memenuhi kebutuhan hiBab 76 AIL GNHmmm… kau benar juga.""Pergilah dan jaga dia malam ini. Aku akan pulang ke apartemen ku. Besok kabari aku tentang Vanesha," ucap Cassie lalu pamit undur diri dari hadapan Tae Min.Setelah itu, Tae Min pergi ke ruangan tempat Vanesha dirawat. Digenggamnya tangan halus sang kekasih. Sesekali dia kecup punggung tangan Vanesha yang sudah terlelap. Tae Min lalu membaringkan kepalanya di sisi Vanesha sampai dia terlelap.***Sang surya mulai menyapa, bersolek bersiap menerangi dunia. Sinarnya menerpa wajah Tae Min dan membuatnya merasakan kehangatan. Begitu juga dengan Vanesha yang terkena terpaan sinar mentari pagi kala itu. Secercah sinar mentari pagi itu bagai harapan untuk jiwa-jiwa yang dilanda gundah. Binarnya menuntun menapaki jagat raya seantero bumi. Suara burung-burung bernyanyi bersahutan, saling bersiul memberi salam. Bak suara malaikat yang mengantar para manusia menyambut harinya. Vanesha merasak
Bab 77 AIL GNKecewa dengan sikap Vanesha dan juga mendengar hubungan Vanesha dan Tae Min kembali bersatu, Jaehyung memilih untuk ikut serta dalam penugasan militer ke Negara Flower.Di sana, Jaehyung bertemu dengan Fatima. Gadis belia usia delapan belas tahun sebagai perawat. Jaehyung tahu bahwa sekarang Fatima sedang mengandung. Namun, ada yang ditutupi oleh gadis itu, Fatima tengah mengandung dan orang lain mengira dia masih lajang.Sesampainya di kamp ternyata banyak teman-temanya Jae yang menyukai sosok suster muda nan cantik itu. Fatima memang sosok perempuan yang sangat sempurna. Wanita berhijab dengan kulit putihnya yang kemerahan, dan tubuh layaknya model sangat digilai para tentara.Namun, Fatima selalu dingin kepada setiap tentara di sana. Hanya ke pada Jaehyung dia bersikap hangat. Wanita itu tahu Jaehyung pria baik hati yang tak pernah menggodanya. Fatima juga tahu kalau Jaehyung suka memandangi foto seorang gadis bernama Vanesha, seb
Bab 78 AIL GN"Anakku?" "Vanesha mengakui kalau kau ayah dari bayi itu. Dia membatalkan pernikahannya dengan Tae Min dan pergi."Ada gurat bahagia di wajah Jaehyung kala itu."Apa itu artinya, dia mau menikah denganku?" tanya Jae."Tidak juga. Dia memilih untuk merawat anaknya sendirian.""Apa? Bagaimana bisa dia sangat egois seperti itu?" Jae mulai terlihat kesal."Untuk itu, kau harus selamat! Lalu, perjuangan hak mu untuk menjadi ayah dan suami Vanesha!" Cassie menarik kerah seragam Cassie."Baik, Cassie, aku akan pastikan diriku selamat. Kau juga lekas pergi dari sini!" titah Jaehyung."Tentu saja, hari ini aku akan kembali ke Diamond. Ingat ya, Jae, kau harus selamat!" tegas Cassie sekali lagi.Jaehyung mengangguk lalu menuju ke mobil tentara yang akan dia naiki. Dalam hati pria itu hanya ada nama Vanesha.Begitu juga dengan Frans. Wanita itu harus dia selamatkan. Apapun yang terjadi dia harus berhasil menyelamatkan gadis yang k
Bab 79 AIL GN"Kini, giliranmu mencari Vanesha, Jae! Tuntut hak mu sebagai ayah!" seru Cassie."Terima kasih, Cassie." Jaehyung memeluk Cassie dengan erat."Ah, bahagianya menjadi Vanesha. Andai saja aku bisa menjadi Vanesha." Cassie menggoda Jaehyung."Cassie, hentikan!" lirih Jaehyung penuh ancaman."Hehehe, aku hanya bercanda. Sana sana! Cepat pergi cari Vanesha!" seru Cassie.Jaehyung lalu pamit pada Frans dan Fatimah. Sekilas dia sempat mengusap kepala bayi laki-laki yang tampan itu. Lalu, memberi kecupan sebentar di pucuk kepala itu. Jaehyung sudah tak sabar rasanya membayangkan dia akan punya anak dari Vanesha. Jaehyung membayangkan keluarga kecilnya bersama Vanesha dan putra kecilnya. Tak sabar rasanya menikah dan membina rumah tangga dengan Vanesha.Ponsel Jaehyung berbunyi, suara Cassie tampak panik di dalam ponselnya. Perempuan itu meminta Jaehyung untuk segera datang ke negaranya dan Tae Min. Dia me
Bab 80 AIL GN"Jae, apa-apaan kau ini? Kau mau mengerjai aku, ya? Dari seminggu yang lalu aku mencarimu untuk menjadikan mu pengiring pengantinku. Kau malah memilih bertugas." Tae Min ingin mendekat ke arah Jaehyung, tetapi Vanesha mencegahnya.Semua sorot mata tamu undangan tertuju pada Jaehyung. Pria itu perlahan-lahan melangkah menuju altar."Jangan lakukan ini, Nez. Aku mohon…," pinta Jaehyung berusaha menyentuh tangan Vanesha yang langsung ditepis wanita itu.Vanesha tak mau menoleh ke arah Jaehyung. Dia hanya bisa menunduk dan membendung air mata yang sudah mengembang di pelupuk mata itu."Apa-apaan ini, Jae?" tanya Tae Min tak mengerti.Jaehyung menoleh ke arah ayah dan ibunya Tae Min. Tatapannya sangat memelas dan penuh permohonan."Paman, Bibi, maafkan aku. Bukannya aku tak tahu terima kasih. Tapi, aku tak ingin menjadi pria tak bertanggung jawab. Aku tak bermaksud merebut apa yang seharusnya Tae Min miliki. Awa
Bab 81 AIL GN"Nez, pikirkan kondisi bayimu, jangan sedih seperti ini," ucap Dokter Jung."Aku hanya ingin dia mati sekarang, hiks hiks." Bulir air mata itu makin deras bergulir."Vanesha! Jaga ucapanmu!" Dokter Jung melepas pelukannya dan mencengkeram bahu Vanesha dengan kuat."Aku, aku tak mau anak ini lahir, huhuhu." Vanesha memukul perutnya sampai Dokter Jung memerintahkan para suster memegangi Vanesha. Dokter wanita senior itu terpaksa memberikan Vanesha obat penenang."Biarkan dia tidur, dan tolong awasi dia!" titah Dokter Jung.Dia lalu menemui Nathan dan keluarga Vanesha untuk menceritakan keadaan kehamilan Vanesha. Kondisi janinnya baik-baik saja, tetapi Vanesha dalam kondisi stres. Saat sang ibu stres atau sedang marah, tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon stres yang bernama kortisol. Ketika jumlah hormon stres tersebut nantinya meningkat
Bab 82 AIL GNSalju turun sangat lebat di Negara Flower. Sekarang bulan Januari, puncak musim dingin di sana terjadi di bulan tersebut. Menurut berita, suhu di bulan Januari diperkirakan mencapai minus tiga derajat celcius. Sungguh cuaca dingin yang sesungguhnya. Nyonya Han Na sedang memasak sup jamur dan juga sup rumput laut. Diatau kalau orang-orang akan lebih memilih berdiam diri di dalam rumah, meringkuk di atas kasur dengan selimut tebal daripada keluar melawan udara dingin. Menurut mereka, baju tebal tidak banyak membantu. Suaminya sudah pergi bekerja tetapi tidak dengan Tae Min.Peristiwa pernikahan kacau yang memalukan itu membuatnya memilih berdiam diri di rumah, tak mau pergi ke mana pun. Terbukti sampai pagi itu, Tae Min sedang bergelung di bawah selimut tebal sembari memejamkan mata. Lelaki tampan itu hanya akan bangun kalau ada panggilan alam atau perutnya melilit karena kosong meminta jatah makan. Hidup Tae Min sangat berantakan beberapa hari belakangan, tepatnya setel
Bab 83 AIL GNTae Min akhirnya mau keluar untuk mengikuti kencan buta atas perintah ibunya."Ah, sial! Kenapa dingin sekali!" Tae Min menggerutu saat kaki bersepatu booth-nya menjejak tanah bersalju. Dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya. Baginya yang terpenting bisa mengurangi sergapan udara dingin. Tae Min mengenakan kaos rajut berlengan panjang warna cokelat dengan bagian leher tertutup sebagai lapisan pertama. Lalu, mantel yang lebih panjang dari lutut sebagai lapisan kedua, dan diakhiri dengan celana jeans berwarna biru navy. Pakaian yang dia kenakan dibandrol dengan harga tinggi karena merupakan pakaian bermerek ternama. "Selamat sore, Tuan," sapa seorang laki-laki berusia kurang lebih empat puluh tahunan. Dia membungkukkan tubuh dantersenyum sopan. Mempersilakan Tae Min untuk masuk ke dalam mobil Jaguar hitam."Mau diantar ke mana?" tanya laki-laki itu kemudian."Anda bicara dengan saya?" tanya Tae Min.Laki-laki itu tersenyum. "Benar, Tuan. Saya adalah supir pribadi
Bab 156 AIL GN.Cassie tersenyum lebar menatap putrinya melahap dengan rakus ASI untuknya. Bayi mungil itu menghisap dengan kekuatan penuh. Seakan dia tidak diberi makan selama di dalam kandungan."Aku sangat mencintaimu," bisik Tae Min di telinga sang istri.Cassie menoleh dengan senyum lebar di wajahnya. Sang suami lalu mengecup sekilas bibir merah itu, lalu dielusnya dengan sayang puncak kepala sang putri yang masih belum kenyang menghisap susu ibunya."Aunty, Uncle!" Pekikan itu menyertai masuknya seorang anak perempuan kecil. Min Ju datang dan langsung berlari menghampiri tempat tidur Cassie."Hai, Sayang! Ayo, sapa adik barumu," perintah Tae Min mengacak-acak rambut Min Ju kecil. Usianya hampir menginjak tiga tahun, tetapi Min Ju sangat cerdas dengan perkembangan di atas rata-rata anak seusianya."Mana Mom dan Dad-mu?" tanya Cassie."Ada di bawah. Aunty mau gendong dedek bayi," pinta Min Ju. "Belum boleh sayang, nanti jatuh. Ummm, sini gendongnya dekat aunty di pangkuan aunty,"
Bab 155 AIL GNSatu tahun berlalu, Cassie tengah mengandung."Aku mau jalan ke taman, ya." Cassie mengusap punggung Tae Min."Ayo, aku temani." Tae Min bergegas menyelesaikan pekerjaannya."Tak usah, aku sendiri saja. Kau urus saja pekerjaanmu di sini!" perintah Cassie.Cassie lantas meraih sweater merah lalu keluar menuju taman. "Baiklah, nanti aku segera menyusul!" seru Tae Min.Sesampainya di taman setelah Cassie berjalan sekitar dua ratus meter penuh semangat. Maklum saja, kandungannya sudah menginjak bulan ke sembilan, dan sang dokter kandungan memintanya agar sering berjalan agar mempermudah persalinan."Hai kucing! Duh, lucu banget sih kalian!" Cassie menyapa para hewan peliharaan yang sedang bermain di taman bersama tuannya."Halo, Nyonya Cassie!" sapa Tuan Tom, penjaga taman yang berusaha menghindari kejaran si golden retriever milik Nyonya Katarina itu."Hahaha, hati-hati, Tuan Tom! Wah, lucu banget sumpah." Cassie tertawa dengan puasnya melihat Tuan Tom yang dikejar oleh a
Bab 154 AIL GNYoo Na kembali dengan menyembunyikan penyakitnya. Ia meminta Jaehyung dan Vanesha tak usah menjemputnya. Wanita itu kini menyesal dan berjanji akan mengubah sikapnya lebih baik lagi. Namun, Vanesha merasa kondisi Yoo Na semakin kurus dan memprihatinkan.Hati itu, Vanesha bertemu dengan Yoo Na di sebuah kedai buah. Yoo Na bekerja di sana. Wanita itu menyambut Vanesha yang datang dengan Jimin dan Min Ju. "Halo, Tante Yoo Na!" sapa Min Ju dengan bahasa cadelnya."Halo, anak cantik! Tante punya semangka yang besar untukmu. Kau pasti akan menyukainya," ucap Yoo Na."Terima kasih, Yoo Na. Maaf, apa aku boleh tanya sesuatu padamu?" tanya Vanesha. "Tentang apa?" "Apa kau sakit? Kenapa kau tampak pucat dan sekarang sangat kurus?" tanya Vanesha lagi."Aku hanya banyak pikiran tak enak makan. Kau tahu kan kalau aku banyak hutang, hehehe," sahut Yoo Na asal."Ayolah, kau tidak bohong kan?" "Tidak! Aku tidak bohong. Eh, ke mana Jimin?" tanya Yoo Na."Ya Tuhan, tadi dia ada di sa
Bab 153 AIL GNYoo Na dirawat di rumah sakit di Kanada untuk pemulihan. Wanita itu sudah bisa berjalan. Sementara itu, Vanesha dan Jaehyung memilih untuk pulang. Saat seminggu sebelum kepulangan Yoo Na nanti, baru mereka akan datang menjemput.Sebulan setelah operasi, kondisi Yoo Na malah mengalami kemunduran. Namun, ia meminta Professor Rudolf untuk menyembunyikannya. Keesokan harinya sang profesor meminta Yoo Na bertemu dengan Dokter Scott Travis. Sang profesor curiga dengan hasil tes lab darah milik Yoo Na. Dokter Scoot langsung mengecek kondisi kesehatan dan penyakit AIDS yang ternyata diidapnya. Dokter begitu terkejut melihat kondisi Yoo Na. Wanita itu begitu sangat kurus dan berat badannya turun sekitar sepuluh kilogram selama di Kanada. Dokter Scott meminta Yoo Na untuk meminum obat dan makan secara teratur walau agak kurang begitu baik ketika pertama kali beradaptasi dengan cuaca dingin Kanada. Dokter meneliti lebih lanjut dan ia merasa semakin cemas karena hasil tes darah y
Bab 152 AIL GNMalam itu sebelum Jaehyung membawa Yoo Na menemui Professor Rudolf, ia memasak pasta dan daging asap. Sementara Jaehyung membuat cokelat panas untuk menghangatkan tubuh.Sheila juga sudah datang untuk menjemput. Vanesha memintanya untuk bergabung makan malam dulu sebelum berangkat lagi ke rumah sakit. Wanita itu setuju. Selama makan malam, Sheila menanyakan kegiatan Jaehyung dan Vanesha saat di festival. Keduanya menceritakan dengan penuh antusias sampai membuat Yoo Na cemburu."Apa kita sudah selesai? Ayo, kita temui profesor!" ajak Yoo Na yang sengaja menghentikan perbincangan ketiga orang di hadapannya."Aku sudah selesai, sih. Ya sudah mari kita berangkat!" sahut Sheila.Jaehyung dan Vanesha akhirnya mengangguk setuju. Mereka merapikan piring makan malam dulu dan membersihkannya sebelum berangkat.Sheila membawa rombongan Yoo Na langsung menuju Rumah Sakit Kanada. Professor Rudolf sudah menunggu mereka. Sang ahli tersebut menjelaskan kalau Yoo Na memiliki peluang y
Bab 151 AIL GNMusim dingin di Kanada berarti ini adalah waktu untuk beberapa festival dan acara terbesar dan paling populer di negara itu untuk membuat Kanada dan pengunjung menikmati cuaca dingin.Cuaca dingin dan salju dari bulan November hingga Maret adalah kenyataan yang tak terhindarkan dan menjadi penyumbang utama bagi identitas dan karakter nasional negara itu.Selama tujuh belas hari setiap tahun, biasanya dimulai pada akhir pekan terakhir bulan Januari dan berlanjut selama dua minggu berikutnya, Kota Quebec, hidup dengan kegembiraan di bawah nol. Karnaval musim dingin terbesar di dunia, Québec Winter Carnival, telah menjadi sorotan di kalender acara Quebec sejak tahun 1894 dan telah memberi Quebeckers dan ribuan pengunjung alasan untuk merayakannya selama musim salju yang dingin dan bersalju.Vanesha memeluk lengan kekar Jaehyung dengan erat. Wanita itu kedinginan, tetapi ia sangat senang sekali. Bahkan Vanesha berharap mereka bisa kembali berlibur sambil membawa anak-anak n
Bab 150 AIL GNVanesha menitipkan Jimin dan Min Ju pada Nyonya Giselle. Mereka tinggal di rumah Nathan dan Jane untuk sementara sampai Vanesha dan Jaehyung pulang."Semoga operasi Yoo Na berhasil. Ibu muak melihat ia seperti benalu di keluarga kalian," ucap ibunya Vanesha."Jangankan ibu, apalagi aku." Vanesha terkekeh. "Yakinlah, Nez, cinta Jaehyung pasti masih sangat besar untuk mu dan juga untuk anak-anak. Seorang Yoo Na tidak akan bisa mengambilnya darimu. Kau harus selalu mempertahankan dia," ujar wanita paruh baya itu."Tentu, Bu. Tentu saja aku tak akan melepaskan Jaehyung begitu saja. Sampai bertaruh nyawa sekali pun aku rela," kata Vanesha dengan tekad yang bulat.Vanesha lalu pamit setelah memberi kecupan di kening anak-anaknya. Jane langsung mengalihkan perhatian Jimin dan Min Ju agar tidak melihat kepergian Jaehyung dan Vanesha. Selepas itu, Jaehyung menjemput Yoo Na di apartemen. Ketiganya segera menuju ke bandara untuk lepas landas ke Kanada.***Sampai di Kanada, seora
Bab 149 AIL GNMakan malam hari itu, Vanesha maish berkutat dengan ayam panggang di dapur dibantu oleh Jaehyung. Sementara Jimin yang mulai pulih tapi masih belum bisa berbicara, berada di hadapan Yoo Na bersama Min Ju."Apa kalian lihat-lihat?" Yoo Na menatap tajam seraya menyeringai.Di tangan Yoo Na tergenggam pisau makan yang dia arahkan ke anak-anak Vanesha dan Jaehyung. Rasanya dia ingin merobek wajah imut mereka satu persatu. Jimin tercekat dan mulai ketakutan. Ia mendekat pada Min Ju yang juga ketakutan dan menangis."Ada apa ini?" Jaehyung bergegas seraya membawakan ayam panggang yang masih panas.Vanesha juga mengikuti di belakang suami. Lalu meraih Min Ju dari kursi makan bayi. Jimin menunjuk ke arah Yoo Na."Ada apa, Nak? Apa Tante Yoo Na nakal pada kalian?" Vanesha menatap tajam pada Yoo Na."Aku rasa mereka salah paham saat aku meraih pisau yang jatuh ini di lantai tadi," sahut Yoo Na beralasan palsu membela diri."Sudah sudah hentikan! Ayo, kita makan dulu!" ajak Jaehyu
Bab 148 AIL GNMendadak kemudian, Yoo Na dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi. Ia baru bisa keluar dari rumah sakit setelah rawat inap selama seminggu. Namun, kesembuhannya itu membawa berita lain yang begitu membuatnya takut. Dokter Steve yang merawatnya, mengajaknya bicara secara empat mata sedangkan Jaehyung dan Vanesha yang menemani menunggu di luar."Apa keluargamu tidak ikut?" tanya Dokter Steve."Aku tak punya keluarga, hanya suamiku yang menunggu di luar," jawab Yoo Na berbohong. Dokter Steve lalu duduk berhadapan dengan Yoo Na. Tersirat raut wajahnya yang tampak sangat serius kala itu."Kenapa harus bicara berdua begini, Dok?" tanya Yoo Na heran."Ya, sebaiknya aku bicara empat mata dulu denganmu. Karena ada hal penting yang ingin kusampaikan pada Anda yang sepertinya harus disampaikan secara langsung tanpa perantara," jelas sangat Dokter berucap."Sampai harus dirahasiakan segala pada keluargaku juga?""Mungkin ini yang terbaik. Dengan begini, saya hanya ingin membuat