Sasha segera menghampiri Mike yang keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai celana panjangnya saja. Sasha menyerahkan kemeja yang sudah terbuka kancingnya, dan membantu Mike mengancingkan kembali kemejanya setelah Mike memakainya.Menyambut suami pulang dan melayani suami saat berpakaian dengan kasih sayang itu Sasha pelajari dari Nyonya Lazcano.Tentu saja Mike senang dan sangat menghargai semua perubahan Sasha menuju sikap wanita dewasa bersuami, meskipun sikap polos, manja dan kekanak-kanakannya sering kali kambuh. Mike menyadari itu karena Sasha dibesarkan dalam lingkungan yang keras."Celana jeans robek itu kenapa masih ada? Dibuang saja," seru Mike saat melihat Sasha mengambil celana jeans robek dari tumpukan pakaian yang telah rapi setelah dicuci dan di setrika, dan hendak memasukkannya ke dalam lemari."Kenapa dibuang?" tanya Sasha seraya menoleh pada Mike dan berhenti berjalan."Sudah robek," jawab Mike dengan singkat."Jangan Handsome. Aku simpan supaya kau bisa pakai na
Lily tersenyum sumringah kini ia pulang ke Mansion dengan membawa perlengkapan bayi yang baru saja dibelinya. Begitu banyak barang yang ia beli pakaian, sepatu, box bayi dan banyak lagi.Rasanya ia ingin memborong seluruh isi toko. Tapi tidak, berlebihan itu tidak baik, dan Lily sangat mengetahui itu. Orang tuanya tak pernah mengajarkan untuk hidup terlalu berlebihan. Hingga saat ini ia masih terapkan. Meskipun dengan uang Arsen ia mampu membeli toko tersebut.Seberapa banyaknya uangmu, tetaplah bersikap sederhana. Lebih baik pergunakan hartamu untuk membantu orang lain. Itu ucapan ayahnya yang selalu diingatnya.Saat Lily pulang ke mansion Arsen masih belum pulang. Ia masih berada di kantor untuk mengurus beberapa pekerjaannya.Kedatangan Lily disambut oleh Maria dn Charlotte yang memang tidak ikut untuk berbelanja, mereka langsung membantu membawakan barang-barang yang tadi dibeli oleh Lily. Sedangkan Anna tidak ikut ke mansion, ia segera kembali ke kantor.Kini mereka berjalan menu
Margaret dengan langkah terburu-buru berjalan menuju apartemen untuk menemui Elliot. Ia akan memberitahukan mengenai apa yang baru saja dilihatnya.Ini akan menjadi informasi yang bagus yang diberikan-nya kepada Elliot. Tentu saja Margareth meyakini bahwa Elliot akan senang dengan informasi yang akan ia berikan ini, karena informasi ini menyangkut mengenai anak tirinya dan Black Nostra.Semoga saja dengan informasi ini akan mengubah sikap dan perilaku Elliot kepada Margaret, menjadi kembali seperti semula.Margaret berharap Elliot tidak akan bermain wanita lagi dan menyakiti hatinya. Jika ia memberi memberikan informasi yang berharga ini.Margaret memasuki apartemen dan langsung mencari keberadaan Elliot di sana. Ia benar-benar sudah tidak sabar untuk memberitahukannya.Elliot sedang duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya ketika Margaret masuk ke dalam apartemen dengan sedikit tergesa-gesa.Dengan percaya dirinya Margaret duduk disebelah Elliot dan menyunggingkan sebuah senyuman y
Arsen hari ini pulang lebih awal karena mendapat informasi dari Mike bahwa Black Nostra kembali mendapat pesanan obat-obatan terlarang dan ganja dalam jumlah yang besar. Serta sedikit senjata rakitan buatan mereka.Pesanan tersebut dari afiliansi mereka yang ada di Norfolk, Virginia. Mereka meminta barang bisa disiapkan dalam jangka waktu empat belas hari dan mereka yang akan mengambil sendiri di perbatasan kota New York.Arsen menuju markas untuk ikut menghadiri rapat yang dipimpin oleh Mike, bersama dengan seluruh anggota inti lainnya. Mereka harus menyusun rencana untuk mempersiapkan barangnya. Tak lupa mereka tetap harus meneliti keamanan transaksi, di mana dalam hal itu, Black Nostra harus mengandalkan penuh pada kemampuan Pascoe, Alonzo dan Dante.Setelah pembagian tugas diselesaikan, Arsen segera kembali ke mansion untuk segera bertemu dengan istri tercinta yang selalu dirindukannya.Saat memasuki kamar Arsen terkejut melihat Lily yang sedang berbaring di sofa dan menaikkan kak
Pria itu berjalan dengan langkah besar dan penuh kesiapan dengan tangan yang sudah siap memegang senjata di balik jasnya. Matanya begitu tajam bak elang yang sedang mengamati mangsanya.Pelatihannya selama ia menjadi anggota Black Nostra terlihat dari setiap sikap dan gerak-geriknya saat ini.Begitu mendekati tempat yang ditujunya, orang tadi sudah tak ada. Sayang sekali, ia menghela napas.Orang yang ia curigai karena sejak tadi memperhatikan gerak-gerik mereka, sepertinya sudah pergi menjauh dari tempat ini. Tapi sepertinya belum cukuo jauh jika mengitung perkiraan waktu antara tadi ia melihatnya dan orang itu sembunyi dan menghilang.Tak ingin membuang waktu, pria bertubuh tinggi dan tegap itu mengeluarkan sebuah benda pipih dari saku jasnya, ponsel.Dengan gerakan cepat ia segera menghubungi seseorang melalui ponsel tersebut. Dengan sikap yang tiba-tiba serius, sudah di pastikan bukan orang sembarangan yang dihubunginya."Tuan," serunya ketika panggilannya di angkat oleh seseorang
Margaret terus berlari saat ia berhasil keluar dari markas K-Force melalui pagar jaring yang rusak. Ia sampai harus merangkak untuk melewatinya.Ia sudah sadar bahwa dirinya diikuti oleh orang-orang berpakaian hitam tadi. Hingga dengan sengaja ia menyuruh supir taksi untuk menuju markas K-Force dari pada apartemen tempat tinggalnya bersama Elliot.Setelah di rasa semua aman Margaret mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam tas, dan segera menekan nomor milik Elliot untuk segera menghubunginya.Di panggilan ke dua Elliot baru mengangkatnya."Sayang kau dimana?""...""Jangan ke apartemen!! Kita harus bertemu di tempat lain. Ku rasa anggota Black Nostra mengejarku, tapi aku mengalihkannya ke markas K-Force dan membuat Robert menjadi umpan," jelas Margaret." ...""Baik, satu jam lagi kita bertemu di sana," seru Margaret sebelum mematikan panggilannya dan menyimpan kembali ponselnya.Ia kembali bergegas menjauh dari tempat itu.Katakan saja dia kejam karena mengumpankan Robert pada Black
Arsen dan Mike sangat geram melihat Pascoe tidak bisa menemukan jejak Margaret melalui laptop kesayangannya.Dalam radius 2 KM dari daerah sekitar markas kumuh K-Force adalah kawasan warga kulit hitam dan ternyata sangat minim adanya CCTV. Mike ikut mengamati hasil retasan CCTV yang nampak di laptop, dan memang mereka tidak menemukan jejak Margaret dalam radius 5 KM dari tempat dia kabur sampai sekitarnya, pada jam perkiraan Margaret melewatinya.Mike sudah menyebar foto dan ciri-ciri Margaret pada seluruh agen Black Nostra yang tersebar di New York untuk mengejar Margaret. Arsen memerintahkan untuk menangkap Margaret dalam keadaan hidup secepatnya."Al, Cam, apa istri kalian tahu tentang wanita ular ini?" tanya Arsen."Tahu, Tuan," jawab Alonzo."Belum, Tuan," jawab Camilio."Mereka harus sembunyikan ulah ular tua yang mengintai Anna dan pengejaran kita ini dari istriku," titah Arsen."Baik, Tuan," sahut Alonzo dan Camilio bersamaan."Siang hari saat istriku istirahat, aku mengijinka
Margaret baru saja terbangun dari tidur siangnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa menit dan perlahan. Ia memutuskan untuk turun dari atas ranjang ruang perawatan rumah sakit. Ia berjalan menuju cermin yang ada di sudut kamar dan duduk di hadapannya.Kamar yang ia tempati adalah kamar yang di sewakan oleh Elliot untuk ia tinggali selama penyembuhan setelah operasi di rumah sakit kecil di Juarez.Margaret tersenyum melihat banyangan wajahnya yang sudah berubah, menjadi cantik dan tampak lebih muda meskipun masih ada sedikit luka dan bengkak. Tampak kerutan dan kantung matanya sudah hilang. Kulit pipi dekat sudut bibir dan kulit lehernya yang mengendur sudah hilang. Matanya sudah tidak terlalu cekung. Dalam beberapa hari lagi, sisa lukanya akan hilang, dan ia semakin sempurna."Wajahku lebih cantik dibandingkan sepuluh tahun yang lalu," gumamnya dengan seringai lebarnya.'Huhh..., kenapa kulit wajahku masih merah-merah dan agak sakit jika aku menarik bibirku lebih lebar? Ah, ini masih a
Kejadian Margaret yang di seret dengan kuda sudah berlalu dua hari. Dan Lily sudah kembali terlihat seperti biasanya.Namun, Arsen sudah berjanji pada dirinya akan memberikan hadiah bagi Lily atas keberaniannya membunuh Elliot dan menyiksa Margaret. Yang Arsen tahu, jika dalam kondisi biasa dan bukan mereka berdua, Lily tak akan mungkin melakukannya.Tapi setelah dua hari berlalu, Arsen masih belum bisa mendapatkan hadiah apa yang akan di berikan pada istrinya tersebut.Arsen menatap Lily yang sedang memakan sarapan paginya.Lily yang merasa di tatap menyadarinya kemudian menolehkan wajah pada Arsen."Ada apa?" tanyanya dengan lembut setelah menaruh sendoknya di atas piring."Tidak ada, hanya...., Hmm apa kau sedang menginginkan sesuatu?" tanya Arsen pada akhirnya.Lily tampak mengerutkan keningnya, ia tak mengerti dengan ucapan Arsen tersebut."Aku ingin memberimu hadiah, tapi belum menemukan yang cocok untukmu. Jadi katakan apa yang kau inginkan," seru Arsen."Hadiah?"Arsen mengang
Setelah membereskan meja makan dan dapur, Charlotte berjalan mendekati Mario dan Silvia yang sedang bersama menyusun sebuah puzzle yang cukup besar di atas meja.Sebelum sampai rumah, Camilio dan Charlotte menyempatkan diri untuk membeli kue untuk Chaterine dan mainan untuk anak-anak. Camilio membelikan lima buah puzzle dari yang paling mudah sampai agak sulit. Camilio juga membelikan dua buah magic block untuk Mario dan Silvia. Camilio ingin memberikan mainan yang bermanfaat untuk anak-anaknya dan melatih perkembangan otak mereka."Bagaimana? Bisa?" tanya Charlotte dengan lembut pada Mario dan Silvia yang tampak sangat serius menyusun puzzle milik mereka."Bisa," jawab Mario tanpa mengalihkan perhatiannya pada puzzle yang ada di hadapannya."Tadi sudah berhasil dua. Yang ini sulit, Mom," lapor Silvia dengan suara yang terdengar begitu menggemaskan."Sabar ya sayang. Kau menyusun puzzlenya tidak sendiri, tapi bersama Mario. Pasti kalian bisa. Anak-anak mommy kan pintar semua," kata Ch
"Mike, semua sudah selesai dan tidak ada yang dikerjakan lagi. Aku pulang dulu ya," pamit Alonzo seraya melambaikan tangan pada Mike dan menepuk lengan Camilio."Ya, aku juga pamit. ini sudah menjelang sore. Aku pulang dulu, Mike," pamit Camilio pada Mike."Kau pulang ke rumah ibumu hari ini?" tanya Mike pada Camilio."Ya, seperti biasa. Sabtu sore aku dan Charlotte pulang dan besok malam aku sudah sampai mansion lagi," jawab Camilio."Ok. Berhati-hatilah," kata Mike sambil tersenyum."Jika ada tugas mendadak, jangan sungkan untuk menghubungiku. Anytime," ujar Camilio."Ok Cam. Selamat menikmati waktu bersama anak-anakmu. Dan sampaikan salam ku pada ibumu, dan kedua anakmu," sahut Mike.Camilio hanya membalas dengan mengangkat tangan dan tersenyum tipis. Ia bergegas menuju mobilnya untuk menjemput Charlotte dan segera pulang bersama ke rumahnya dan bertemu dengan buah hati mereka, Mario dan Silvia.Mike memasuki ruangan rapat sebentar untuk mengecek segala sesuatu sebelum meninggalka
Margaret di seret dengan paksa oleh Alonzo dan Camilio ke halaman belakang mansion.Dengan sangat jelas Margaret masih ingat tempat ini, dimana ia harus menonton Lily yang sedang berlatih menembak dan Elliot lah yang menjadi target tembaknya.Margaret terus bertanya-tanya dalam hatinya, apakah kini gilirannya menjadi sasaran tembak Lily? Tapi, tadi ia mendengar kuda dan jalan-jalan. Ia benar-benar tak mengerti.Namun, pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya terjawab sudah, saat kedua tangannya diikat menjadi satu dan diikatkan pada seekor kuda hitam yang tampak besar dan terlihat begitu gagah.Tampak pula Lily dan Arsen yang memperhatikannya saat dirinya diikat.'Aku salah memperhitungkan jalang cilik itu! Ia benar-benar berubah dan sangat berbeda dengan Lily yang dulu penakut dan penurut. Siall!!' umpat Margaret dalam hati."Ini kali kedua ku datang ke markasmu, jadi aku ingin tahu keadaan disekitar sini. Hingga memutuskan untuk berjalan-jalan," bisik Lily pada Arsen."Dengan senang hati
Bugh....Kali ini Lily meninju mulut Margaret untuk menghentikan ucapan Margaret.Hingga Margaret memekik kesakitan."Akhh..." Margaret memekik kesakitan."Brengsek!!" umpat Margaret.Sungguh Margaret sangat kesal pada Lily. Gara-gara Lily meninju hidungnya beberapa hari yang lalu. Hidungnya sedikit bengkok, sepertinya silikon hasil operasinya bergeser dari tempatnya.Bukan itu saja, wajah mulusnya hasil dari botox nya pun kini terdapat luka memanjang hasil cakaran Lily.'Aku harus membalasnya!' geram Margaret dalam hati.Operasi plastik yang sudah lama di mimpikan nya dirusak begitu saja. Tentu saja Margaret marah dan kesal. Susah payah Margaret merayu Elliot untuk membiayai operasi plastik ini.Margaret kembali meringis, karena tinjuan Lily di mulutnya membuat kepalanya pusing.Lily hanya tersenyum meremehkan, membuat Margaret semakin dongkol dan marah saja."Cuhhh..." Margaret meludah pada Lily, untung saja tidak mengenai wajah Lily karena dengan cepat Lily dapat menghindarinya.Ar
Sabtu pagi setelah Arsen dan Lily menikmati sarapannya, mereka kembali ke kamar untuk menyempatkan diri bermain-main dengan Theo sebentar sebelum pergi ke markas. Setelah sekitar dua jam kemudian, Theo mulai merengek karena sudah waktunya ia minum susu dan tidur.Saat Lily menemani Theo minum susu, Arsen mengirimkan pesan pada Mike bahwa ia akan menemani Lily bermain-main dengan wanita tua itu."Aku titip Theo pada kalian," kata Lily pada Charlotte dan Maria."Kami pasti akan menjaga Tuan Muda dengan baik, Nyonya," jawab Charlotte yang langsung diangguki oleh Maria.Lily segera keluar dari kamar Theo menuju kamarnya. Kali ini Lily mengenakan pakaian yang lebih kasual dan nyaman dikenakan. Kerena ia akan bersenang-senang hari ini, hingga ia memilih pakaian yang memudahkannya untuk bergerak.Legging yang sedikit tebal di padukan dengan atasan oversize yang panjangnya melebihi bokong. Memastikan lekuk pinggul tersembunyi dari pandangan orang lain. Karena Arsen tak akan menyukainya.Terak
Arsen mendengar kabar dari Camilio jika tangan Mike sempat terluka."Bagaimana dengan tanganmu? Aku mendengarnya dari Camilio," tanya Arsen.Mike menatap lengannya yang terluka di balik lengan jasnya. "Bukan luka besar, tidak masalah," jawab Mike pada Arsen, dan Arsen hanya mengangguk pelan."Han?" tanya Arsen seraya mengangkat sebelah alis matanya."Ya, anak dari Lam Phuong. Anak itu di rawat oleh Vargaz bahkan diangkatnya menjadi anak. Saat aku akan membunuh Vargaz dengan tiba-tiba anak itu muncul entah dari mana dan menikam lenganku," jelas Mike.Arsen mengangguk pelan, "aku mengerti. Apa kau sudah obati?" tanya Arsen."Sasha sudah mengobatinya sesampainya aku di mansion Subuh tadi," ujar Mike."Sebaiknya lain kali lebih berhati-hati lagi.""Baik Tuan. Terima kasih," ucap Mike dengan tulus."Kumpulkan anggota inti Mike, aku mau bicara dengan mereka," titah Arsen."Mereka ada di ruang rapat semua kecuali Enrico, Riobard dan Alonzo. Mereka sedang mempersiapkan barang untuk pengiriman
Mike segera melaporkan hasil penyergapan dan pengakuan Vargaz mengenai Morons pada Arsen, setelah mereka selesai mengeksekusi Vargaz dan seluruh anak buahnya. Karena saat ini sudah hampir pukul 02.00 pagi, Mike tahu jika Arsen sedang beristirahat makanya ia memberitahunya melalui sebuah aplikasi percakapan.Mike meminta Richard untuk membereskan semua kekacauan yang sudah mereka buat, dan segera menghilangkan semua bukti terkait eksekusi Vargaz dan seluruh anggota Bleeding Corp.Setelah dirasa semua selesai, Mike dan yang lainnya meninggalkan Jacksonville dini hari itu juga.Sedangkan bocah bernama Han itu, diserahkan pada Richard untuk di urus. Ada anak buah Richard yang bertahun-tahun menikah belum dikaruniai anak. Maka Han akan di asuh olehnya.Dalam waktu kurang lebih dua jam, akhirnya Mike dan yang lainnya sampai di New York. Tanpa menunggu lama, Mike memerintahkan yang lainnya untuk segera beristirahat. Mike tahu jika semuanya merasa lelah dan butuh istirahat, termasuk dirinya.
"Jawabbb!! Apa hubunganmu dengan Mark, Vargaz!!" pekik Mike lagi karena Vargaz masih diam dan menutup mulutnya.Kali ini Vargas sedikit tersentak karena Mike memekik tepat di depan wajahnya.Dorrr..Seorang pria yang merupakan anak buah Vargaz kembali terkapar di lantai dengan darah yang mengalir di dadanya.Mike kembali menembak salah satu anak buah Vargaz tanpa belas kasihan. Keringat dingin terlihat mengucur dari pelipis Vargaz. Mike dapat melihat, Vargaz mulai ketakutan kembali."M-Mark adalah temanku," jawabnya dengan mulut bergetar. Mike memang sudah terkenal tak kenal belas kasihan dan sadis. Kali ini ia melihat sendiri dengan mata kepalanya.Dan menurut Leonid dulu. Ketua Black Nostra yang sesungguhnya lebih sadis jika dibandingkan dengan Mike.Mike menyeringai mendengar ucapan Vargaz. Ia masih bertanya-tanya dalam hatinya, apakah pembelotan Morina karena Dimitri?."Apakah Morons membelot karena Dimitri!?" tanya Mike dengan nada tajamnya."A-aku tidak tahu secara pasti, tapi M