Sasha melangkah dengan susah payah, ia berusaha berjalan senormal mungkin hingga akhirmya ia sampai di dalam mobil dan duduk di sebelah Mike. Mike sudah berada di dalam mobil di balik kemudi."Ck! Kau lama sekali, apa yang kau lakukan?" seru Mike dengan wajah datarnya.Sasha hanya langsung duduk di sebelah Mike tanpa mengeluarkan sepatah katapun, namun wajahnya ketara sangat jengkel.'Apa yang ku lakukan hah? Kau memang menyebalkann,' geram Sasha di dalam hatinya.Rasanya Sasha ingin mencekik Mike saat ini, ah tapi tak mungkin. Sehingga ia lebih baik diam saja, dan menikmati pemandangan di luar jendela.Masih tampak putih, salju masih menghiasi jalanan."Apa kau sudah menyiapkan kata-kata untuk Yuri?" tanya Mike tanpa menolehkan pandangannya pada Sasha, ia fokus menatap jalanan. Sangat bahaya jika mobil yang ia kendarai sampai tergelincir karena jalanan masih sangat licin. Meskipun petugas sudah menyingkirkan salju dari jalan."Hmm..., sepertinya belum.." cicit Sasha pelan, keningnya
Maria menghela napas panjang, dadanya bergemuruh mendengar pernyataan dari Tuannya, ia tak sanggup untuk menatap mata Alonzo.Ia sendiri tak mengerti dengan semua ini apalagi perasaannya. Tak pernah ada komunikasi sebelumnya dengan Alonzo hingga ia tak bisa memahami hatinya. Ini terlalu mendadak, tapi jujur saja ia merasa senang.Alonzo begitu tampan, ah tentu saja. Namun selama ini ia selalu melihatnya sebagai pria yang tidak terlalu banyak berbicara dan senang menyendiri.Maria ragu, tentu saja. Apakah menerimanya adalah keputusan yang tepat? Apa menolaknya juga keputusan yang benar? Sungguh ia tak tahu semua itu. Pilihan yang teramat sulit.Maria sadar, ia bukan siapa-siapa, ia bukan berasal dari keluarga yang berada dan tak berpendidikan tinggi. Hingga bermimpi berada di samping seorang pria seperti Tuan Alonzo seperti nya tidak pantas untuk dirinya."Tuan.." Maria mulai berani untuk menatap Alonzo.Napas Alonzo tampak tercekat, menanti jawaban yang selama dua tahun terakhir ia tu
Sasha berjalan di samping Mike, saat ini mereka sudah sampai di mansion milik Yuri. Tempatnya di daerah pinggiran kota Moskow, seperti di kota tadi, pekarangan mansion Yuri tampak tertutup oleh salju.Anak buah Yuri yang lain langsung menyambut kedatangan Sasha dan Mike. Kemudian Sasha mengarahkan Mike dimana Yuri berada.Mansion Yuri sama megahnya dengan mansion milik Arsen, tidak jauh berbeda.Rasa sakit di tubuh Sasha sedikit mulai mereda. Hingga ia bisa berjalan dengan normal. Tapi sungguh bagian tubuh bawahnya masih benar-benar terasa kebas dan perih. Apa lagi saat ia buang air kecil, membuat meringis.'Tidak tidak Sasha kau harus terlihat normal di depan Yuri atau kau akan digantung!!' seru nya dalam hati.Pada akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu besar bercat coklat. Yang merupakan pintu ruang utama, dimana Yuri biasa berada.Sasha membuka pintu tersebut begitu saja. Tampak terlihat Yuri dan beberapa anak buahnya sedang duduk dan menunggu kedatangan mereka. Bahkan Serge
Mike sudah menceritakan semuanya bahkan sudah mengutarakan niatnya untuk membawa Sasha ke New York pada Yuri.Mike berbicara langsung pada intinya ketika anak buah Yuri sudah meninggalkan ruangan. Ia memang tidak suka banyak berbasa-basi. Karena itu akan percuma dan membuang-buang waktu.Yuri tampak mengeratkan genggaman tangannya. Nampak menahan emosi dan amarahnya."Kau.." geramnya. Yuri menggemertakkan giginya."Aku sudah menjelaskan maksud dan tujuanku, aku ingin membawa Sasha denganku ke New york," Mike berbicara dengan serius dan tanpa ada keraguan di dalamnya.Sedangkan Sasha menunggu dengan khawatir jawaban dari Yuri, ia bisa melihat kini Yuri sudah memasang wajah yang begitu kesal dan marah."Jika seperti itu kau tidak menghargaimu Mike!!" geram Yuri. Ia sudah tidak bisa menahan amarahnya."Aku tahu aku salah, maka dari itu aku akan memperbaikinya," jelas Mike."Jika itu bukan Sasha aku tidak masalah, tapi aku sudah menganggap Sasha sebagai anakku!!" pekik Yuri seraya mengelu
Sasha memejamkan matanya dengan kuat, badannya bergetar hebat, ia tak sanggup untuk membuka matanya sama sekali. Tak ingin melihat apa yang tidak ingin dilihatnya. Ia histeris, namun tak sanggup mengeluarkan suara.Brukkk..Hingga akhirnya ia tak sadarkan diri. Dan tubuhnya jatuh begitu saja di lantai."Yuri.., kau membuatnya ketakutan," seru Mike dengan santai."Hmm..., aku tidak menyangkanya ia akan sampai seperti ini," timpal Yuri, kemudian ia segera menyimpan kembali pistolnya ke dalam balik jas nya.Mike segera berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Sasha kemudian menggendongnya dan merebahkannya di sofa.Yuri sama sekali tidak menembak Mike, ia memang menembak tapi tidak mengenai Mike, bahkan Mike sama sekali tidak menghindar dan beranjak dari tempatnya seinci pun.Yuri sudah mengenal sosok Mike seperti apa, hingga ia tidak keberatan dengan keputusan Mike dan Sasha untuk menjalin hubungan.Sasha sudah cukup dewasa untuk membuat suatu keputusan penting dalam hidupnya. Bah
Sasha mulai membuka matanya perlahan, saat sedikit guncangan terasa di tubuhnya. Ingatan tentang tembakan itu membuat dirinya tersentak seketika dan membangunkan dirinya dari tidurnya"Mike.." pekiknya.Namun kini ia berada dalam sebuah mobil yang melaju, ia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya agar cepat tersadar. Bahkan kini Sasha sedang melihat Mike yang sedang mengemudi di sampingnya."M-mike..?" seru Sasha ragu, ia masih belum sepenuhnya sadar, bukankah tadi Yuri.. Ahh..., Sasha tidak ingin mengingat hal itu."Hmm.." Mike bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan."Apa kita berada di surga? Mengendarai mobil?" tanya Sasha ragu dengan wajah polosnya.Entahlah, Mike enggan untuk menjawab pertanyaan Sasha tersebut. Bahkan ia tidak menggubrisnya sama sekali. Yang ada rasanya Mike ingin mendorong Sasha keluar dari dalam mobil. Namun tentu saja ia tidak melakukannya.Mike tetap tenang melajukan mobilnya, sedangkan Sasha masih berusaha untuk mengembalikan kesadarannya."Kau..,
Kini Sasha mengantar Mike di bandara, Sergei menemaninya. Tidak berapa lama Mike dan Sasha berada di apartemen, ketika Mike selesai membereskan pakaiannya Sergei datang untuk membantu dan mengantarkan Mike ke bandara terbang ke New York.Hanya tidak banyak bicara, karena hatinya begitu sedih akan berpisah dengan Mike."Ada ponsel Sasha, ada ponsel, ingat itu," gumamnya pelan menghibur dirinya sendiri.Ia jadi merasa malu sendiri mengapa dirinya selalu tampak bodoh di depan Mike.Begitu Mike pergi Sasha harus segera menyelesaikan misinya secepat mungkin dan langsung terbang ke Praha.Ia tak mau berlama-lama berpisah dengan Mike. Rasanya sungguh menyiksa.Sasha menatap Mike dengan mata nanarnya, air matanya sudah berontak hendak keluar meluncur bebas dari matanya dan turun ke pipi. Tapi ia menahannya. Sasha terus menenangkan dirinya.Sasha menguncangkan lengan Mike. Seperti anak kecil yang meminta sesuatu pada ibunya.Mike menoleh pada Sasha seraya berujar, "Apa?" tanyanya pelan. Kini m
Arsen sedang menikmati makan malam bersama kolega. Ada yang membuatnya sedikit muak, karena koleganya membawa seorang sekretaris, beberapa kali sekretarisnya mengerlingkan mata padanya. Jangan harap Arsen tergoda dengan hal itu.Sesekali wanita itu membenarkan pakaiannya di bagian dada, Arsen tahu itu hanya untuk menggodanya saja.Ia ingin meninggalkan pertemuan ini, namun sayangnya dia merupakan kolega penting. Sehingga ia harus bertahan hanya untuk beberapa menit lagi.Arsen meminum wine miliknya, hanya baru menyentuh lidahnya saja ia dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda pada rasa wine tersebut. Lain dari saat ia tinggalkan sebelum ke kamar mandi.'Shit!!' umpatnya dalam hati.Ia lupa bahwa tadi ia ke kamar mandi sebentar dan meninggalkan meja beserta minumannya. Sedangkan Ivanov sedang tidak menemaninya karena sibuk mengurusi acara amal yang akan di adakan akhir tahun ini.Arsen bukan orang bodoh yang bisa di bodoh-bodohi dengan hal kecil seperti ini. Ia mengerti dengan maksud
Sore hari Arsen kembali ke markas, rupanya Mike sudah menghandle semuanya dan sudah menyiapkan conference call bersama Five Familia.Ketiga ketua kelompok anggota Five Familia sudah menyetujui conference call sore ini bersama Arsen.Dan mereka adalah :Devonte Luciano - Cuore Nero - Minnesota.Bartolomeo Diangelo - La Extrema - Texas.Edard Fabriano - Morte Sanguinante - California.Arsen duduk di kursinya. Kemudian Pascoe mulai menghubungi mereka dengan menyambungkannya ke sebuah layar besar. Agar terlihat oleh semua anggota inti yang ada di ruang rapat.Tak berapa lama panggilan pun terhubung, satu persatu dari mereka mulai terhubung dengan panggilan Arsen, dan wajah mereka mulai terlihat di layar.Arsen mulai menyapa mereka satu persatu, Denvonte, Diangelo, dan Edard."Selamat sore, semuanya." Arsen mulai membuka percakapan.Dengan serempak mereka membalas ucapan salam dari Arsen yang merupakan capo de tutti capi mereka."Seperti yang kalian ketahui, mungkin berita ini sudah menyeb
"Aku memang iblis, iblis yang akan mencabut nyawamu juga pria tua!" Seru Arsen dengan seringainya kemudian beranjak dari kursinya dan mulai mengeluarkan belati miliknya dari balik jas.Mata Giuseppe semakin membulat. "Bunuh aku secepatnya!" Serunya meski rasa takut kembali menyeruak di dalam tubuhnya."Haha, tak semudah itu pria tua. Sudah ku katakan, aku tak akan membiarkan mu mati dengan mudah, itu terlalu enak untukmu." Ujar Arsen dengan seringainya seraya mulai memainkan belati miliknya.'Sial!!' Pekik Giuseppe dalam hati."Pegangi dia!!" Titah Arsen pada Camilio dan Alonzo yang langsung diangguki oleh keduanya dan langsung memegangi Giuseppe.Tentunya Giuseppe memberikan perlawanan saat anak buah Arsen hendak memeganginya. Ia berusaha untuk menghindar dan melepaskan cengkraman tangan Camilio dan Alonzo.Namun, tentu saja dengan luka ditangannya, serta Giuseppe yang terlalu terbawa dan terbakar emosinya, ia tak mampu melawan Camilio dan Alonzo.Camilio dan Alonzo memiting tubuh Gi
Setelah menerima beberapa vitamin untuk ibu hamil, Sasha dan Mike berjalan beriringan keluar ruangan. Wajah Mike tampak sangat sumringah dan selalu tersenyum."Handsome, kau dari tadi tersenyum terus, jadi kelihatan makin tampan. Apa itu kode kau minta kucium, hah?" Tanya Sasha dengan wajah tengilnya."Aku sangat bahagia, Sasha. sekitar 7 bulan lagi aku akan punya anak. Sekaligus 2 anak. Ini sangat luar biasa" seru Mike sambil mengeratkan rangkulannya pada pinggang Sasha dan mencium pucuk kepala Sasha."Aku juga sangat bahagia sekali dan rasanya aku ingin melompat-lompat." Seru Sasha.Mike langsung mencubit pinggang Sasha."Aduhh..." pekik Sasha."Kalau aku sampai melihat kau melompat 1 kali saja, aku akan akan mengikat dan mengurungmu di dalam kamar!" Ancam Mike."Yayaya, aku mengerti," jawab Sasha sambil mengerucutkan bibirnya.Mereka memasuki lift untuk menuju ke kamar mereka yang berada di lantai 2."Kau sudah jadi calon ibu, Sasha. Kurang lebih 7 bulan lagi anak kita lahir. Kau h
"Usia kehamilan sudah masuk 11 minggu. Ini calon anak anda, Tuan. Lihat ini. Ada dua titik, yang merupakan calon bayi kembar Anda." Seru Bella sambil menunjukkan jarinya pada layar monitor.Mike tampak tersenyum lebar dan sangat bahagia mendengar kata-kata Bella. Satu tangan yang semula berada di saku celana, segera dikeluarkan untuk menggenggam erat tangan kiri Sasha dengan kedua tangannya."Sekali lagi selamat untuk anda Tuan, Nyonya Foland." Seru Bella dengan tulus."Selamat Sasha. Selamat Tuan." Ujar Charlotte sambil tersenyum ikut merasakan kebahagiaan untuk Mike dan Sasha.Mike tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Charlotte dan Bella. Mike tak mampu berkata banyak, namun hatinya amatlah bahagia."Whaa.. Handsome, anak kita kembar! Aku akan punya anak kembar, Charl! Hebat.. ini keren. Laki-laki semua atau perempuan semua, Bella?" Tanya Sasha dengan senyum ceria dan penuh rasa penasaran.Charlotte hanya tersenyum lebar dan Mike tersenyum bahagia. Mike meremas dan mengecup te
Mike dan Sasha duduk di hadapan Bella yang sedang serius membaca blangko catatan kesehatan Sasha selama dia diperiksa olehnya beberapa kali dan Bella pun telah berbicara dengan dokter Harry mengenai hasil pemeriksaannya sementara Sasha."Saya sudah mendengar hasil pemeriksaan dokter Harry di telpon. Tekanan darah Nyonya Sasha sangat rendah. Tidak sedang kelelahan, tidak sedang diet ketat, tidak kurang tidur tapi pingsan karena teringat sesuatu yang mengerikan. Dan dokter Harry sudah mengambil darah untuk pemeriksaan tapi hasilnya masih beberapa jam lagi." Kata Bella memberikan analisa awal.Mike dan Sasha menganggukkan kepalanya. Mengiyakan ucapan Bella berdasarkan pemeriksaan awal dokter Harry.Bella tampak menuliskan sesuatu di blangko catatan kesehatan Sasha."Setelah Nyonya konsultasi pada saya hampir 2 bulan yang lalu, apakah anda masih belum menstruasi atau keluar bercak?" Tanya Bella.Sasha menautkan kedua alisnya dan berusaha untuk mengingat-ingat."Seingatku belum, dan tidak
"Sashaaa...!!" Pekik Mike seraya menangkap tubuh Sasha yang ambruk supaya tidak jatuh ke lantai. Berkat kesigapan Mike Sasha tak terjatuh ke lantai, karena Mike berhasil menangkapnya.Riobard dan Camilio yang sedang mengobrol di dekat pintu masuk ruang meeting terkejut mendengar suara pekikan Mike. Dengan segera mereka mencari lokasi sumber suara dan segera berjalan cepat mendekati Mike dan Sasha.Sasha sudah dalam gendongan Mike saat Riobard dan Camilio datang menghampiri."Sasha kenapa Mike?" Tanya Camilio khawatir dan penasaran. Ia dapat melihat wajah Sasha yang tampak pucat. Begitu pula Riobard yang sedikit khawatir terlihat di wajahnya."Awalnya dia ikut kemari untuk bersenang-senang sedikit dengan Giu tapi mendadak ingat Tuan yang pernah memotong lengan Ken lalu dia mual dan malah pingsan!" Jelas Mike dengan sedikit panik."Bawa ke klinik saja Mike. Dokternya masih ada. Aku baru saja menengok Dante. Jeofre dan Alonzo tadi ke sana." Sahut Riobard dengan cepat."Baik, aku akan mem
Dengan perlahan Sasha melerai pelukan Mike, Mike tampak masih terlelap dalam tidurnya. Pagi sekali Mike sudah kembali ke kamar dan tidur di samping Sasha.Dengan perlahan Sasha mulai turun dari tempat tidurnya. Berusaha tak membangunkan Mike yang tampak raut kelelahan di wajahnya.Setelah mandi dan berpakaian rapi, Sasha segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Mike.Sasha memanggang beberapa lembar roti kemudian menaruh potongan daging asap, potongan tomat, selada dan satu lembaran keju di tengahnya, kemudian menaruhnya di atas piring. Sasha juga mengambil semangkuk salad kesukaan Mike dan dua gelas jus apel. Semua itu ditaruh di atas meja dorong dan dibawanya ke dalam kamar.Saat memasuki kamar, terlihat Mike mulai terbangun."Jam berapa ini?" Tanya Mike dengan suara serak seraya mengucek matanya."Hampir jam sembilan pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita." jawab Sasha."Hmm.. kebetulan sekali, aku agak lapar." Jawab Mike sambil turun dari ranjang dan mende
Anggota inti Black Nostra segera memasuki helikopter. Arsen dan Mike terbang kembali ke New York memakai helikopternya yang lebih kecil sedangkan seluruh anak buahnya dan Giuseppe yang tertawan berada di dalam helikopter yang besar.Misi penumpasan Gio Bruscha terbilang sukses, meskipun ada 6 pengawal mereka yang tewas, bahkan Sam dan Dante terkena tembakan. Meskipun tidak parah.Yang terpenting adalah mereka telah menghancurkan Gio Bruscha dan menangkap Giuseppe hidup-hidup. Mereka akan mengintrogasi Giuseppe untuk memastikan tidak ada orang lain lagi dalam persekongkolannya untuk menjatuhkan Black Nostra.Arsen dan Mike duduk bersebelahan untuk mendiskusi penghargaan apa yang akan diberikan kepada beberapa pengawal yang tewas, termasuk memantau Richard membereskan urusan di Miami agar semuanya berjalan aman.Sementara di dalam helikopter, Dante tak henti-hentinya merintih dan mengomel, sesaat sebelum helikopter diterbangkan hingga mulai lepas landas."Aduh.. lenganku sakit sekali..
Arsen dan seluruh anggota inti Black Nostra telah sampai di hanggar tempat kedua helikopter diparkirkan. Jeofre dan Enrico segera menggotong Giuseppe ke dalam helikopter, sedangkan Riobard dan Alonzo memindahkan semua perlengkapan senjata ke dalam helikopter."Buka jasmu, Dante. Aku akan memeriksa lukamu," seru Camilio sambil membuka ikatan sapu tangannya di lengan Dante, lalu mengambil kotak P3K dan senter yang selalu tersedia di dalam setiap mobil.Saat masih di militer, Camilio sudah terlatih untuk mengobati luka secara darurat, baik itu luka tembak maupun luka tusukan dengan peralatan sederhana.Dante melepas jasnya dibantu oleh Pascoe dan tampak kemeja Dante yang berwarna putih, banyak noda darah di sekitar luka tembaknya pada lengan atas sebelah kanan.Dante duduk di atas kursi mobil van bagian tengah dekat pintu mobil dan Camilio berdiri di dekatnya.Camilio menarik sedikit kain lengan panjang Dante ke atas dan melalui lubang yang kena tembak itu Camilio memasukkan satu jariny