"Ck!" Alonzo berdecak kesal saat ponselnya menyala dan memunculkan nama Pascoe di layar. Bukan panggilan suara, tapi panggilan video."Apa dia pikir aku kekasihnya??! Panggilan suara sudah cukup!!" dengus Alonzo.Dengan enggan Alonzo mengusap tombol berwarna hijau ke atas untuk menerima panggilan tersebut. Saat ini ia sedang duduk di teras rumah Maria sambil menikmati beer kalengannya."Al..., kau di mana?" tanya Pascoe begitu wajahnya terlihat penuh di layar ponsel milik Alonzo."Di suatu tempat, " jawab Alonzo datar seraya meneguk beernya."Suatu tempat? Apa yang kau lakukan?!" Pascoe kembali bertanya."Bukan urusanmu!!" ujar Alonzo sedikit meninggi. Sudah pasti ia kesal dengan Pascoe, karena bocah itu akan terus merentet pertanyaan padanya."Ck!! Al, kau terlihat sangat mengerikan!" ujar Pascoe.bAlonzo menatap Pascoe di layar dengan raut wajah yang ketara sangat kesal. "Shut up your fucking mouth, Pas!!" Belum juga beberapa menit Pascoe selalu sukses membuat emosi Alonzo meroket.
"Haha..., harusnya kau senang Al, ini kesempatanmu untuk menyatakan perasaanmu pada Maria, jangan terus dipendam. Aku sudah bosan mendengar igauanmu memanggil nama Maria terus, mengganggu tidurku," goda Pascoe."Kau memang bocah sialan, Pas!!" pekik Alonzo."Aku serius Al, jangan menunda terlalu lama, beritahu kau mencintai Maria, Al." Pascoe masih menggoda Alonzo, sedangkan Alonzo mendengus kesal."Kau akan menyesal jika tidak mengatakannya," seru Pascoe kemudian.Alonzo merasa ucapan Pascoe ada benarnya, tapi ia benar-benar belum memiliki keberanian tersebut. Entahlah apa yang membuatnya seperti itu, namun setiap ia berada di dekat Maria, tindakan dan sikapnya selalu berlawanan dengan apa yang ada dipikirannya. Saling bertentangan, seakan sikapnya berkhianat padanya.Kesal dan marah? Tentu saja.Alonzo hanya takut kejadian dahulu terulang lagi, ketika ia sudah sangat mencintai seseorang, tapi orang yang dicintainya mengkhianatinya. Bahkan pekerjaan dirinya dijadikan alasan.Bahkan w
Tubuh mereka yang berada dalam bathtub menjadi licin karena air yang bercampur sabun. Mike terus membelai tubuh Sasha dengan lembut, hingga gelanyar itu kian terasa.Tangan Mike mulai turun kini berada di paha Sasha dan membukanya dengan lebar."Uhgg.." Sasha melenguh tanpa bisa menahannya lagi saat tangan Mike sampai di tempat yang bisa membuatnya bergetar hebat.Sasha mengerang saat Mike mulai memainkan jarinya di sana. "Mi..ke.." racau Sasha. Kau membutuhkannya Sasha.. Jangan di tahan teriak saja sesuka hatimu," bisik Mike."Eung…" Sasha hanya mengerang saat jari Mike mulai memasukinya."Kau harus siap menghadapi Yuri nanti.""Ah..apah..hubun..ngan ahh..nya dengan aw..?" racau Sasha karena Mike menggerakan tangannya di bawahnya sana sedikit lebih cepat."Hubungannya? Tentu saja ada, ini akan membuatmu lebih rileks nanti," jelas Mike.Sasha yang tidak bisa berpikir jernih, masih belum menemukan apa hubungannya menghadapi Yuri nanti dan aktivitas mereka saat ini, karena yang ada di
Sasha melangkah dengan susah payah, ia berusaha berjalan senormal mungkin hingga akhirmya ia sampai di dalam mobil dan duduk di sebelah Mike. Mike sudah berada di dalam mobil di balik kemudi."Ck! Kau lama sekali, apa yang kau lakukan?" seru Mike dengan wajah datarnya.Sasha hanya langsung duduk di sebelah Mike tanpa mengeluarkan sepatah katapun, namun wajahnya ketara sangat jengkel.'Apa yang ku lakukan hah? Kau memang menyebalkann,' geram Sasha di dalam hatinya.Rasanya Sasha ingin mencekik Mike saat ini, ah tapi tak mungkin. Sehingga ia lebih baik diam saja, dan menikmati pemandangan di luar jendela.Masih tampak putih, salju masih menghiasi jalanan."Apa kau sudah menyiapkan kata-kata untuk Yuri?" tanya Mike tanpa menolehkan pandangannya pada Sasha, ia fokus menatap jalanan. Sangat bahaya jika mobil yang ia kendarai sampai tergelincir karena jalanan masih sangat licin. Meskipun petugas sudah menyingkirkan salju dari jalan."Hmm..., sepertinya belum.." cicit Sasha pelan, keningnya
Maria menghela napas panjang, dadanya bergemuruh mendengar pernyataan dari Tuannya, ia tak sanggup untuk menatap mata Alonzo.Ia sendiri tak mengerti dengan semua ini apalagi perasaannya. Tak pernah ada komunikasi sebelumnya dengan Alonzo hingga ia tak bisa memahami hatinya. Ini terlalu mendadak, tapi jujur saja ia merasa senang.Alonzo begitu tampan, ah tentu saja. Namun selama ini ia selalu melihatnya sebagai pria yang tidak terlalu banyak berbicara dan senang menyendiri.Maria ragu, tentu saja. Apakah menerimanya adalah keputusan yang tepat? Apa menolaknya juga keputusan yang benar? Sungguh ia tak tahu semua itu. Pilihan yang teramat sulit.Maria sadar, ia bukan siapa-siapa, ia bukan berasal dari keluarga yang berada dan tak berpendidikan tinggi. Hingga bermimpi berada di samping seorang pria seperti Tuan Alonzo seperti nya tidak pantas untuk dirinya."Tuan.." Maria mulai berani untuk menatap Alonzo.Napas Alonzo tampak tercekat, menanti jawaban yang selama dua tahun terakhir ia tu
Sasha berjalan di samping Mike, saat ini mereka sudah sampai di mansion milik Yuri. Tempatnya di daerah pinggiran kota Moskow, seperti di kota tadi, pekarangan mansion Yuri tampak tertutup oleh salju.Anak buah Yuri yang lain langsung menyambut kedatangan Sasha dan Mike. Kemudian Sasha mengarahkan Mike dimana Yuri berada.Mansion Yuri sama megahnya dengan mansion milik Arsen, tidak jauh berbeda.Rasa sakit di tubuh Sasha sedikit mulai mereda. Hingga ia bisa berjalan dengan normal. Tapi sungguh bagian tubuh bawahnya masih benar-benar terasa kebas dan perih. Apa lagi saat ia buang air kecil, membuat meringis.'Tidak tidak Sasha kau harus terlihat normal di depan Yuri atau kau akan digantung!!' seru nya dalam hati.Pada akhirnya mereka sampai di depan sebuah pintu besar bercat coklat. Yang merupakan pintu ruang utama, dimana Yuri biasa berada.Sasha membuka pintu tersebut begitu saja. Tampak terlihat Yuri dan beberapa anak buahnya sedang duduk dan menunggu kedatangan mereka. Bahkan Serge
Mike sudah menceritakan semuanya bahkan sudah mengutarakan niatnya untuk membawa Sasha ke New York pada Yuri.Mike berbicara langsung pada intinya ketika anak buah Yuri sudah meninggalkan ruangan. Ia memang tidak suka banyak berbasa-basi. Karena itu akan percuma dan membuang-buang waktu.Yuri tampak mengeratkan genggaman tangannya. Nampak menahan emosi dan amarahnya."Kau.." geramnya. Yuri menggemertakkan giginya."Aku sudah menjelaskan maksud dan tujuanku, aku ingin membawa Sasha denganku ke New york," Mike berbicara dengan serius dan tanpa ada keraguan di dalamnya.Sedangkan Sasha menunggu dengan khawatir jawaban dari Yuri, ia bisa melihat kini Yuri sudah memasang wajah yang begitu kesal dan marah."Jika seperti itu kau tidak menghargaimu Mike!!" geram Yuri. Ia sudah tidak bisa menahan amarahnya."Aku tahu aku salah, maka dari itu aku akan memperbaikinya," jelas Mike."Jika itu bukan Sasha aku tidak masalah, tapi aku sudah menganggap Sasha sebagai anakku!!" pekik Yuri seraya mengelu
Sasha memejamkan matanya dengan kuat, badannya bergetar hebat, ia tak sanggup untuk membuka matanya sama sekali. Tak ingin melihat apa yang tidak ingin dilihatnya. Ia histeris, namun tak sanggup mengeluarkan suara.Brukkk..Hingga akhirnya ia tak sadarkan diri. Dan tubuhnya jatuh begitu saja di lantai."Yuri.., kau membuatnya ketakutan," seru Mike dengan santai."Hmm..., aku tidak menyangkanya ia akan sampai seperti ini," timpal Yuri, kemudian ia segera menyimpan kembali pistolnya ke dalam balik jas nya.Mike segera berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Sasha kemudian menggendongnya dan merebahkannya di sofa.Yuri sama sekali tidak menembak Mike, ia memang menembak tapi tidak mengenai Mike, bahkan Mike sama sekali tidak menghindar dan beranjak dari tempatnya seinci pun.Yuri sudah mengenal sosok Mike seperti apa, hingga ia tidak keberatan dengan keputusan Mike dan Sasha untuk menjalin hubungan.Sasha sudah cukup dewasa untuk membuat suatu keputusan penting dalam hidupnya. Bah
Sasha dan Yuri berjalan keluar kamar perlahan-lahan menuju tempat di mana acara pernikahan dilangsungkan.Semua tamu yang hadir langsung bangkit berdiri melihat Sasha dan Yuri telah tiba di depan pintu masuk ruangan.Sasha mulai resah melihat semua yang hadir berdiri dan mengarahkan pandangan matanya kepadanya.Tangan Sasha agak gemetar dalam genggaman tangan Yuri dan ia sedikit menundukkan mukanya. Yuri menepuk-nepuk tangan Sasha yang ada dalam kaitan lengan kirinya dan berbisik "Tenanglah. Lihat ke depan! Mike sudah menunggumu. Tersenyumlah!"Sasha mengangkat pandangan matanya dan melihat Mike telah berdiri di depan altar sedang memandang Sasha dan Yuri. Mike kelihatan sangat gagah dan begitu tampan dalam balutan setelah celana panjang dan tuxedo putih.'Handsome.'seru Sasha dalam hati. Mike tersenyum melihat penampilan Sasha saat ini. Begitu sangat berbeda.Mike pernah melihat Sasha berhias memakai gaun pesta berwarna merah saat hendak menjebak Leonid. Tapi kali ini Sasha kelihata
Tampak kesibukan terlihat diantara para pelayan dibawah perintah Paman Albert di pagi hari. Mereka sudah mempersiapkan beberapa roti, teh dan kopi untuk sarapan para tamu di tempat jamuan dan di ruang makan.Paman Albert mengantar sarapan pagi Arsen, Lily dan Marissa di kamar mereka masing-masing. Tidak lupa segelas susu ibu hamil tersedia di sarapan pagi Lily. Sasha dan Mike pun mendapatkan sarapan mereka di kamar, sebelum Eleanor datang untuk merias Sasha.Paman Albert dan para pelayan masih berkutat di tempat untuk menyediakan hidangan jamuan pesta pernikahan di siang hari.Selesai mandi, Lily menyiapkan kemeja, dasi dan tuxedo hitam untuk Arsen. Selanjutnya Lily segera mematut wajah dan rambutnya di meja rias. Lily mengenakan dress panjang berbahan sutera dengan warna broken white dengan hiasan bunga-bunga biru, pink dan emas pada bagian bawah, dada dan bagian bawah lengannya.Dress tersebut longgar di bagian perut sehingga perut Lily yang mulai membuncit benar-benar tampak. Lil
Besok adalah hari dimana Mike dan Sasha mengucap janji mereka. Dan saat ini semua anggota keluarga sedang berkumpul di dalam mansion untuk membicarakan acara yang akan berlangsung esok tersebut.Lain halnya dengan Maria dan Alonzo. Sore tadi Alonzo meminta Maria untuk menunggunya di tempat biasa malam ini. Beberapa hari ini memang mereka berdua tidak bertemu di tempat ini, karena sangat sibuk untuk mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha.Maria sedikit lega, karena kini hubungannya dengan Alonzo sudah direstui oleh Marissa. Hingga bertemu dengan Alonzo seperti ini saat beberapa pelayan masih berlalu-lalang tidak membuatnya merasa malu lagi.Alonzo sudah datang lebih dahulu, ia tampak sudah duduk di tempat biasa mereka bertemu. Begitu melihat dirinya Alonzo tersenyum dari kejauhan dan tentu saja di balas kembali oleh Maria dengan sebuah senyuman andalan milikinya.Maria tampak berkerut karena melihat sebuah bungkusan di samping Alonzo. Hatinya tampak bertanya-tanya, apa yang di bawa ol
Mereka berkumpul di ruang keluarga. Kini Arsen dan Mike ikut bergabung, namun tidak dengan Alonzo, ia kembali berjaga dan ikut mengawasi para pelayan yang mempersiapkan pernikahan Mike dan Sasha."Aku masih tidak menyangka kita akan bertemu lagi dan bahkan kita akan menjadi besan," ujar Marissa.Yuri tersenyum penuh arti pada Marissa. "Demikian denganku," jawab Yuri."Rupanya masa kita sudah lewat dan telah digantikan dengan penerus-penerus kita. Semua terasa seperti baru saja kemarin terjadi," Marissa memejamkan matanya mengingat semua yang sudah ia lewati bertahun-tahun yang lalu."Ya, semua ada masanya. Bahkan kita tak tahu sampai kapan kita masih bisa menghirup udara di dunia ini," ujar Yuri."Kau benar Yuri. Aku pun sedang menanti panggilan Tuhan untuk menemani David, dan aku merasa umurku mungkin tidak lama lagi," ujar Marissa seraya menatap dalam Yuri ada kesedihan di dalamnya, namun ia begitu tegar dan siap untuk menghadapinya.Marissa memang wanita yang kuat, maka dari itu ia
Dua hari lagi acara pernikahan Mike dan Sasha akan di laksanakan. Meskipun tertutup dari dunia luar, namun suasana mansion sudah nampak terlihat sibuk.Beberapa pelayan tampak mondar-mandir menyiapkan dekorasi di tempat akan dilaksanakannya pernikahan Mike dan Sasha.Pernikahan dilaksanakan di samping mansion di dekat taman. Pelayan mansion sudah membersihkan halaman dengan menyingkirkan salju dari sana, dan memasang tenda kecil.Tamu undanganpum tidak banyak, tamu dari luar dapat dipastikan tidak lebih dari 20 orang, meningat pernikahan ini harus tersembunyi dan tertutup. Sisanya anak buah Black Nostra dan Yuri.Tidak ada satupun anggota Five Familia yang diundang. Mengingat apa yang sudah menimpa Mike dan Sasha membuat penjagaan harus diperketat. Karena sampai saat ini dalang dibalik penculikan Mike dan penyerangan Dante di Vietnam belum terungkap.Musuh Black Nostra saat ini sangat lihai, mereka bersembunyi dan mengendalikan kelompok-kelompok kecil. Bahkan bisa memperdaya kelompok
Eleanor mengajak Sasha untuk memilih gaun pengantin. Eleanor membawa sekitar 8 baju pengantin terbaik yang akan di coba oleh Sasha.Mulai dari model Ball Gown yang memiliki detail rok yang terlihat mekar sehingga dapat menutupi bagian pinggul serta paha.Kemudian model A-Line Dress yang bervolume dari bagian pinggang ke bawah. Ada juga model Mermaid Dress, gaun berbentuk mermaid atau puteri duyung ini dapat mempertegas lekuk bentuk tubuh.Kemudian Sheath Dress sebuah gaun berdetail rok lurus ditengah betis, atau bisa juga lebih pendek.Dan terakhir model Empire Waist, gaun dengan potongan yang tepat di bawah dada ini pas dikenakan untuk tubuh yang petite, dapat membuat tubuh yang mungil terkesan lebih tinggi.Setelah melewati perdebatan panjang panjang, akhirnya pilihan jatuh pada gaun dengan model mermaid berbahan lace. Model tersebut sangat cocok ditubuh Sasha.Meski gaun pengantin model mermaid ini yang membungkus ketat tubuh Sasha. Gaun ini menyempit pada bagian pinggang dan pin
Setelah makan siang, Mike kembali merebahkan dirinya, dengan Sasha di sampingnya. Ia tidak terlelap hanya membaringkan saja tubuhnya.Sedangkan Sasha ia tertidur dengan memeluk tubuh Mike. Sesekali Mike memperhatikan wajah Sasha yang terlelap.Hingga akhirnya sebuah ketukan di pintu membuat Mike mau tak mau harus beranjak dari atas tempat tidur.Dengan perlahan ia turun dari atas tempat tidur dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang sudah mengetuk pintunya. Karena sebelum kembali berbaring Mike sudah mengunci pintu kamarnya."Tuan..." sapa Paman Albert begitu pintu dibuka."Maafkan saya Tuan Mike, Nyonya Marissa meminta Anda dan Nona Sasha untuk menemuinya di ruang keluarga," jelas Paman Albert.Mike mengangguk pelan. "Terima kasih, Paman," ucap Mike. Setelah Paman Albert pamit Mike kembali menutup pintu kembali.Ia melihat Sasha yang masih terlelap. Kemudian membangunkannya. Bagaimana pun Mike sangat menghormati Grandma Marissa, karena Grandma lah yang mengurus dan merawatn
Mike mulai memakan makanan yang di bawakan oleh Sasha. "Apa kau sudah makan?" tanya Mike."Sudah," jawab Sasha seraya mengangguk dan duduk dekat Mike.Sasha akan menemani Mike makan dan membereskan bekas makan Mike nantinya."Jika kau tenang dan bersikap lembut seperti ini kau tampak lebih dewasa," seru Mike di sela-sela makannya.Sasha tertunduk malu, Sasha menyadari dirinya memang kekanakan dan sangat jauh dari sikap Mike yang terkesan sangat tenang dan berwibawa. Ia sempat berpikir apakah ia mampu untuk mendampingi Mike. Apakah wanita idaman Mike seperti Nyonya Lazcano yang begitu lembut dan anggun. Tanpa sadar Sasha menghembuskan napas panjang."Aku dididik oleh Yuri tanpa sentuhan seorang wanita. Aku hampir lupa bagaimana dulu ibuku mendidikku," Sasha tampak berpikir. "Aku selalu berlatih dengan keras setiap harinya dibawah bimbingan Yuri. Hingga aku terbentuk dengan sikapku yang seperti saat ini, " lanjutnya kemudian Sasha menarik napas panjang lagi."Tapi melihat bagaimana sika
"Selamat datang di mansion ini, Sasha," seru Lily begitu memasuki ruang keluarga, tangannya masih menggenggam tangan Sasha dengan lembut.Sasha salah tingkah, ia bingung harus bersikap seperti apa pada Lily yang begitu lembut dan anggun. Sedangkan dirinya..ok Sasha akui dirinya begitu bar-bar dan urakan."T-terima kasih," ujarnya sedikit terbata.Lily menyadari bahwa Sasha sedikit canggung dengannya. Lily mengajak Sasha untuk duduk di sofa.Lily menatap Sasha dengan lembut dan tersenyum dengan penuh kehangatan."Jangan canggung padaku Sasha, aku temanmu saat ini. Ada Maria dan Charlotte juga yang akan menjadi temanmu," ujar Lily seraya menatap Maria dan Charlotte."Benar, kami akan menjadi temanmu juga, Nona Sasha," ujar Maria. Charlotte ikut mengangguk di samping Maria."Dan kau akan menikah dengan Mike minggu depan, maka kau akan menjadi keluarga kami disini," timpal Lily."Ah, iya. Maaf aku hanya masih sedikit hmm.." Sasha tak meneruskan ucapannya.Lily menggeleng pelan, "Aku menge