Share

Bab 97

Penulis: Mustika Ainel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-01 09:57:22

"Oya, Ca ... Aku kesini selain ingin jenguk kamu dan anakmu, aku juga, sekalian mau ngasih tau kalo akhir bulan ini aku sama Dea akan melangsungkan pernikahan. Nih! Aku ada undangan untuk kamu, ya. Kamu datang ya, Ca." Ardi mengulurkan undangan pernikahannya pada Eca.

Dengan ragu Eca menerima undangan yang Ardi berikan untuknya.

"Jadi kalian akhir bulan mau nikah?" tanya Eca memastikan lagi.

Semua seperti mimpi, Eca terlalu menaruh harapan yang besar pada Ardi. Hingga membawanya pada luka yang tak berdarah saat ini.

"Iya, Ca. Kami akhir bulan ini nanti akan menikah. Tuh ada tanggalnya di sana. Nanti kamu datang ya, Ca." Pinta Dea.

Eca hanya tersenyum paksa, lalu mengangguk kecil. "Aku nggak janji ya, Dia, Ca. Doain aja anakku lekas sembuh, kalo anakku masih sakit mungkin aku anggap bisa datang."

"Iya, Ca. Ngak apa-apa. Aku ngerti, Kok. Oya, Mas Ridwan mana, Ca? Kok dari tadi kamu sendirian aja?" tanya Ardi penasaran.

"Mas Ridwan di jambi, Di. Dia kerja di sana. Pulangnya satu t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 98

    "Nak ... ak! ak!" Eca memperagakan membukakan mulutnya. Namun Kelvin tidak merespon sama sekali. "Nak, jangan tidur, makan dulu, Sayang. Nanti habis ini tidur, ya." Eca menggoyang pelan dagu anaknya agar Kelvin membuka mata. Eca mengira bahwa Kelvin mengantuk dan ketiduran. "Nak! Bangun!" Perasaan Eca mulai tidak enak. Eca segera keluar dan berteriak. "Suster! Dokter! Tolong anak saya kenapa?" teriak Eca di lorong jalan. Suster yang tengah melintas mendengar itu langsung menghampiri Eca dan masuk ke ruang kelvin. "Mbak, tolong panggil dokter cepat!" Seru suster itu pada temannya. "Tenang, Buk. Kita periksa dulu ya?" ujar Suster itu. Suster itu memeriksa Kelvin, namum belum berani menyampaikan apa yang terjadi. "kita tunggu dokternya datang ya, Buk." Tak berselang lama masuklah dokter. "Adek Kelvin kenapa, Buk?" Tanya Dokter itu. "Nggak tau, Dok. Tadi pas saya suapin, suapan ke tiga dia sudah nggak merespon lagi. Dia ketiduran, Dok." Jelas Eca. Dokter itu memeriksa Kelvin, la

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 99

    Pukul 19.30, mobil ambulance memasuki gang sempit rumah Rista. Kedatangan ambulance di malam hari di gang itu cukup mencuri perhatian masyarakat setempat. Mereka bertanya-tanya siapakah yang tengah berduka? Kenapa ada ambulance masuk malam hari dengan bunyi sirine ambulan mengantar jenazah? Suana yang masih terbilang sore membuat orang-orang keluar untuk memastikan kemana ambulan itu berhenti.Rista yang tengah duduk di ruang tengah bersama Vina juga terganggu dengan kedatangan ambulance di rumahnya. Ya, Eca memang tidak mengabari siapapun dari keluarga suaminya. Karena Eca tau mereka juga tidak akan perduli. Melihat ambulan masuk ke halaman rumah Rista membuat tetangga datang berkerumun untuk melihat siapa yang meninggal.Eca, dari rumah sakit hingga sampai di rumah dia terus memeluk jenazah Kelvin, air matanya mungkin sudah tidak ada lagi untuk di tumpahkan. Hanya lantunan doa-doa lah yang terus Eca ucapkan sepanjang perjalanan menuju rumah duka. Meskipun rasa tidak percaya ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 100

    Vina menangisi Keponakan yang tak pernah ia pedulikan selama ini.Semua warga setempat datang melayat setelah mendengar pengumuman dari masjid. Eca masih setia tidak ingin melepaskan Kelvin dari pangkuannya."Ca, anakmu taruh di bawah aja, ya? Capek kamu peluk terus nanti," usul Buk Rt pada Eca.Dengan bujuk rayu yang alot, Eca akhirnya mau melepaskan Kelvin dari pangkuannya dan membiarkan orang menaruh Kelvin di atas kasur yang disiapkan oleh tetangga.Rista dan Vina masih tetap dengan dramanya menangis sesenggukan seolah menjadi nenek dan tante yang paling kehilangan dan terpukul atas kepergian Kelvin.Sungguh, Eca sangat sakit hati melihat kelakuan Keluarga suaminya. Eca tau betul itu semua hanya sandiwara yang sedang Vina dan Rista buat. "Ca, apa ayahnya tau kalo Kelvin meninggal?" tanya, Buk RT lagi pada Eca.Eca hanya menggelengkan kepalanya sambil tertunduk menatap wajah anak kesayangannya."Apa waktu sakit Ayahnya tau?" tanya Buk RT itu lagi.Lagi Eca menunduk dan menganggu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 101

    Buk RT yang mendengar itu ikut teriris hatinya dan sedih. Sementara Rista dan Vina hanya duduk tak bersuara. Mereka ingin segera pulang, tapi segan karena Pak RT dan istrinya masih di sini menemani Eca. Tapi mereka sama sekali tidak berniat menenangkan Eca. Meraka hanya menyimak percakapan Eca dan juga Buk RT."Ca, kita pulang, ya? Ini sudah larut malam. Nggak baik diratapi terusan begitu. Itu sama saja kamu mempersulitkan jalan anakmu, Ca. Kelvin akan sangat senang jika kamu iklhas, percayalah, Ca. Saya paham gimana rasanya, kamu pasti terpukul sekali kehilangan seorang anak. Tapi tidak baik berlarut terus menerus. Kirim doa untuk Anak surgamu. Insya Allah Nak Kevin sudah bahagia di sana. Dia nggak sakit lagi. Tinggal kamu yang terus mendoakan untuk memudahkan jalannya, ya." Tutur, Buk RT.Eca hanya diam dalam tangisnya. Perasaan Eca Masih sangat terpukul dengan kejadian ini. Mengingat nasib anaknya bahkan tak di saksikan oleh Papanya. hingga saat ini ridwan masih belum mengetahu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 102

    Kedatangan Eca ke kantor membuat semua karyawan tercengang. Mereka semua saling tanya ada apa Eca sampai datang ke kantor. Begitu juga dengan Rara. Rara tak kalah terkejutnya melihat wanita yang ada di hadapannya saat ini. Tiga tahun sudah berlalu Eca tak pernah ingin tau tentangnya dan juga kabarnya, namun sekarang wanita yang yang tak ingin dia ketahui ada di hadapannya saat ini. Membuat Rara bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Eca di tempatnya. "Mau apa kamu datang kemari, Ca?" Rara bertanya dingin. Eca menarik nafasnya berat lalu tertunduk lemas. Kata-kata yang ingin dia lontarkan seolah tercekat di tenggorokan. "Mbak, kedatanganku ke sini ingin meminta maaf pada, Mbak. Aku tau banyak salah selama ini sama Mbak, aku menyesal pernah menyakiti, Mbak dan Hanum. Aku harap, Mbak mau memaafkan aku," lirih sekali suara itu keluar dari bibirnya. Rara yang mendengar itu merasa bingung dan tidak percaya bahwa Eca meminta maaf. Luka yang pernah di torehkan Eca memang sudah sembuh, me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 103

    "Mas, gawat! Sepertinya hubungan kita sudah mulai tercium di kantor, Mas. Gimana ini, Mas? Kalo atasan kita tau kita bisa di pecat ini. Karena sudah mencoreng nama perusahaan." Ujar Mawar saat mereka tengah makan di kantin.Mawar dan Ridwan memang kerap makan bersama di kantin, selama ini para karyawan staf kantor hanya mengira sebagai rekan kerja dan tidak ada hubungan serius antara Mawar dan Ridwan. Namun, ada yang memergoki mereka tengah jalan berdua saat di kota jambi. Salah satu karyawan staf yang juga kebetulan orang jambi sedang pulang dan tidak sengaja melihat kebersamaan Ridwan dan mawar.Betapa terkejutnya lagi setelah tak sengaja melihat mereka menginap di hotel yang sama. Apa tujuan mereka masuk hotel jika bukan menginap bersama. Mengingat mawar adalah seorang janda, dan Ridwan seorang pria yang berstatus suami dari perempuan lain. Tentu, di perusahaan akan ada sanksi tegas karena mencoreng nama baik tempat mereka bekerja."Kamu tenang aja, nggak akan ada yang terjadi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 104

    "Sebenarnya begini, Pak, karena perusahaan sudah ada, aturan-aturan yang harus kita Jaga, karena bapak Ridwan telah mencoreng nama perusahaan jadi bapak kita kasih pilihan mau mengundurkan diri atau kita pecat secara tidak hormat?""Pak, apakah tidak ada pilihan lain, Pak? Saya mohon, Pak. Saya masih butuh pekerjaan ini, pak. Saya butuh biaya untuk pengobatan anak saya, Pak. Saya mohon jangan pecat Saya." Ridwan memohon agar tidak di pecat dari kerjanya."Maaf, pak Ridwan. Ini adalah kebijakan dari perusahaan yang harus di jalankan. Jadi sekarang silahkan bapak pilih. Kita beri pilihan bapak dalam waktu empat hari ke depan."Rapat di tutup. Semua petinggi dan para staf kantor keluar dari ruang meeting dan hanya meninggalkan Ridwan dan Mawar."War, kok kamu nggak di bahas di sini, tadi? Kenapa seolah hanya aku yang salah di sini? Apa kamu mencurangi-ku Mawar?" tanya Ridwan."Nggak, Mas. Aku nggak tau soal itu. Aku harap hubungan kita cukup sampai di sini, ya, Mas. Aku sudah tidak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 105

    "Mas! Gimana keadaan, Mama? Di mana, Mama sekarang, Mas?" tanya Vina yang baru saja sampai di rumah sakit."Mama masih di tangani sama dokter. Kita belum tau gimana keadaan, Mama. Tunggu aja," ujar Anton sambil memijat-mijat pundaknya pelan."Mama kenapa bisa pingsan di kamar mandi, Mas?""Mana, Mas tau, orang tadi kita datang mama nggak kelihatan di dalam rumah, pas ketemu Mama di kamar mandi sudah dalam keadaan pingsan." Kata Anton lagi.Ridwan masih mondar mandir di ruang tunggu, Ridwan benar-benar khawatir dengan keadaan Rista. Rasanya tidak sabar sekali menunggu dokter yang menangani Rista itu keluar. Ridwan ingin segera tau keadaan Mamanya.Tak berselang lama, Dokter yang di tunggu-tunggu pun keluar. "Dok, gimana keadaan, Mama saya, Dok? Apa Mama saya baik-baik saja, Dok?" tanya Vina beruntung dengan wajah paniknya.Kelihatan sekali jika Vina Panik, dan khawatir jika terjadi apa-apa pada Rista.Dokter itu menarik napasnya dalam, terlihat jelas sekali jika dokter itu sedang mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05

Bab terbaru

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Akhir kisah

    Ke esokan harinya, Rara dan Hanum pergi ketempat Ridwan berada. "Kak, Kakak mau nyekar ke makam, Oma Dulu apa ke rumah Papa, Dulu?""Kita nyekar dulu, Bun. habis itu baru ke rumah, Papa.""Baik, Kak." Rara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar segera sampai di sana. "Eh, tapi, Bun. nggak usah nyekar dulu, Bun. kita kerumah, Papa dulu. Baru nanti habis itu kita nyekar ke makam, Oma." Rara menuruti semua apa maunya Hamum saja. yang terpenting bagi Rara saat ini Hamum jauh lebih bahagia dan sudah bisa legowo dengan keadaan apapun. Mobil yang membawa mereka sudah masuk ke gang rumah kontrakan Ridwan. Dari jauh tanpak orang-orang ramai di depan kontrakan itu. tak berselang lama dengan arah berlawan Muncul lah mobil Dimana tunangam Vina. di susul juga dengan kedatangan mobil Anton. "Itu kenapa rame-rame begitu, Kak ya? itu ada mobil Om anton sama Mobil Om Dimas juga." "Ada acara kali, Bun.""Kak. tapi itu ada bendera kuning juga di depan kontrakan, Kak,""Ayok kita turun,

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Ingatan di masa lalu

    Kalau memang masih ada rasa, kenapa tidak kembali lagi, Bun? biar kita menjadi keluarga yang utuh kembali." cicit Hamum lagi. deg! dada Rara berdebar hebat, hatiny mulai tidak karuan."Kak, tidak semudah itu untuk sebuah kata kembali, Kak.""Tapi seandainya, Papa meminta apa, Bunda akan menolak?""Kak, Kakak kenapa? kenapa dari tadi menanyakan masalah pernikahan melulu.""Jujur saja dari, Kakak, Bun. Kakak ingin Bunda bersatu kembali sama, Papa. kita jadi satu keluarga utuh lagi. Kakak sayang bangat sama kalian berdua, Bun.""Kakak ngaco kalo ngomong. Sudah lah, Kak. Bunda mau mandi dulu.""Tapi bunda masih ada rasakan sama, Papa." Rara hanya menoleh sesaat lalu kembali masuk ke dalam. sambil mandi Rara terus kepikiran dengan ucapa Hanum anaknya. Rara sendiri menanyakan itu pada pantulan bayangannya di kaca kamar mandi. "Apa benar aku masih mencintai, Mas Ridwan? apa benar selama ini aku seperti mati rassa pada lawan jenisku? tapi kenapa? kenapa disaat dekat dengannya seperti

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   masih adakah untuk Papa, Bun?

    Hamum memeluk Rara penuh dengan kegirangan dan kebahagiaan. pasalnya, hari ini dia sudah pakai toga tanda kelulusan. "Bunda, Kakak senang banget, Bun. Alhamdulillah, Kakak sudah lulus.""Iya, Kak. Bunda turut senang, selamat ya untuk anak, Bunda. Alhamdulillah, Bunda bangga sekali sama, Kakak karena Kakak sudah lulus melewati ujian ini." Tutur Rara seraya kembali memeluk hamum.Wajah Hanum yang tadinya bahagia, Sesaat kemudia berubah sendu. Hamum melihat ke kiri dan ke kanan, dan mengedar pandangan kesemua arah. Hanum beraharap akan ada kejutan di hari yang spesial ini. tapi nyatanya tidak. Rara juga tengah menunggu orang yang sama yang dicari Hanum. "Mas, kamu bilang mau datang, mana? Andai kamu melihat, Hanum tenngah menunggumu di sini." Rara membatin.melihat orang-orang berfoto bersama dengan ayah, membuat hati Hanum berkedut nyeri. "Pa, andai Papa datang? andai Papa ada di sini. "meskipun, Hamum belum secara langsung menghubungi Ridwan, tetap hati Hamum sudah memaafkan, Ridwan

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Apa kamu sakit, Mas?

    Ridwan dan Rara sama-sama menoleh dan netra mereka bertemu. "Mas,""Ra," mereka kompak saling menyapa. Rara tersenyum begitu juga dengan Ridwan."Ini kejutan bagi, Mas, Ra. Mas nggak nyangka kamu akan datang.""Vina anak baik, Mas. dia datang ke rumah bersama calonnya mengundang secara langsung. Rasanya tidak pantas jika aku tidak datang. itu artinya aku masih dianggap keluarga oleh,Vina." Tutur Rara pelan. karena jarak mereka berdekatan. "Iya, Ra, kita masih keluarga, dan kamu hari ini cantik sekali… kamu sangat cantik." tentu itu hanya Ridwan ucapkan dalam hatinya. "Dua minggu lagi, Kakak wisuda, Mas.""Iya, Mas tau. Insya Allah, Mas akan usahakan datang." "ugh!" Ridwan meringis kesakitan. Perutnya tiba-tiba perih. Ridwan mencoba untuk tetap menahannya agar tidak ada yang tau kalau Dia tengah merasakan sakit yang luar biasa. "Mas, kamu kenapa?" Rara yang mendapati ridwan meringis menahan sakit. "Hm… nggak apa-apa, Ra.""Kamu pucat, Mas. Apa kamu sakit?""Nggak, Ra. Mas baik-ba

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   tunangan

    "Siapa yang datang kemari? apa ada uang mau bikin baju, lagi?"Dimas dan Vina keluar dari dalam mobil, Rara terkejut. "Vina?" ucap Rara tidak percaya. Rara segera keluar dari ruang meetingnya untuk menyambut kedatangan Vina. terlebih dahulu Rara menunda meeting itu setelah nanti Vina pulang. Rara rasanya bahagia sekali melihat perubahan Vina. Vina benar-benar membuktikan apa yang dia janjikan. "Assalamualaikum," Sapa Vina. "Waalaikumsalam." Rara menjawab salam Vina seraya keluar dari ruang meeting nya. "Mbak, apa kabar?" Vina bersalaman dengan Rara dan cipika cipiki. Entahlah semua seperti kebetulan atau memang sudah diatur oleh yang diatas. hari ini Rara memakai jilbab hadiah dari Vina. Wajah Vina sumringah bahagia mendapati pemberiannya dipakai oleh Rara. "Ada angin apa ini sampai datang kemari? ini siapa?" tanya Rara sambil menaruh minuman kemasan di atas meja. Vina menatap Dimas seraya tersenyum. "Aku kesini ingin silaturahmi aja, Mbak. sekalian aku mau ngasih, Mbak ini."

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Sebuah kejujuran

    "Dim, Maaf kita belum saling mengenal, Dim. kamu belum tahu aku, pun sebaliknya aku juga belum tau kamu. Aku belum bisa jika kamu minta aku menjawab sekarang. Tapi jika kami ingin kita dekat, aku siap untuk kita saling mengenal terlebih dahulu.""Baik, Vin. Aku tau ini terlalu mendadak. Aku paham kok. Aku siap nunggu kamu kapanpun kamu bersedia." Tutur Dimas lembut. "Terima kasih, Dim.""Aku yang berterima kasih, Vin. karena kamu sudah mau memberi kesempatan untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."Vina benar-benar takut dengan keseriusan Dimas. Hal yang ditakuti vina selama ini akhirnya terjadi juga. bagaimana nanti jika Dia tau bahwa Vina sudah tidak lagi suci. Apa Dimas masih bisa menerima, Vina dalam keadaan kotor. namun untuk jujur pun Vina tak berani. malu? iya jelas Vina sangat malu. "Apa sebaiknya aku beranikan diri untuk jujur? jika Dimas benar mencintaiku, pasti dia akan tetap menerima aku." Vina berbicara dengan diri sendiri. ******"Kamu mau pesan apa?" tanya Dim

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Vina Di lamar

    Ridwan membuka matanya, kepalanya terasa sangat berat dan sakit. matanya menelusuri sekitar ruangan, bau obat-obatan memenuhi indra penciuman Ridwan. Ridwan menyadari tangannya terpasang infus. "Ya Allah apa yang terjadi padamu?" Ridwan tiba-tiba panik sekaligus penasaran apa yang terjadi padanya. "Selamat siang, Pak Ridwan. Bapak sudah sadar? gimana keadaannya. Apa yang, Bapak rasakan sekarang?""Dok, saya kenapa? apa yang terjadi pada saya?" bukan menjawab, Ridwan justru bertanya balik. "Menurut hasil pemeriksaan, Pak Ridwan, terkena asam lambung dan maag kronis, Pak." "Apa, Dok? kronis? apa saya bisa sembuh, Dok?""Insya Allah ya, Pak. Kita usahakan pengobatan terbaik untuk, Bapak. Untuk hasilnya, kita serahkan sama Allah ya, Pak. Kalau boleh saya tau, apa bapak tidak menjaga pola makan dengan, baik di rumah?""Iya, Dok. Saya makan yang teratur kok dirumah." ucap Ridwan berbohong. Dokter itu tersenyum ramah pada Ridwan. dokter perempuan muda. Yang sedang koas di rumah sak

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Perubahan Vina

    Selama ini Epri mengamati, Rara dari jauh, Epri benar-benar tidak menyangka kehidupan Rara jauh lebih baik darinya. Epri yang notabene-nya dari keluarga yang berkecukupan dan kaya justru jauh di bawah Rara saat ini. Bahkan wanita yang dia pilih untuk dijadikan istri oleh Epri pun jauh di bawah Rara. Rara bahkan tidak terlihat ada kerutan di wajahnya. dia seperti menolak tua, membuat Epri yang semakin ingin mendekati Rara kembali. tapi sepertinya akan selalu gagal. "Apa aku harus berusaha lebih untuk ini? aku tidak boleh menyerah, aku harus mendapatkan kembali hati, Rara." Gumam Epri. Seminggu setelah kejadian itu, Rara kembali menerima paket. kali ini paket itu datang langsung ke kantor Rara. Iwan yang baru pulang dari antar paket menera itu dari kurir di depan kantor. "Bun, ini ada paket untuk Bunda. " Ridwan memberikan itu seraya paket buket bunga dari luar. "Bunga? dari siapa, Wan?" tanya Rara"Nggak tau, Bun. Aku nggak lihat nama pengirimnya." "Oh ya, sini, Bunda lihat. Ter

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Pertemuan Epri dan Rara

    "Bun, di luar ada tamu." Windi datang memberitahukan, Rara. "Siapa? suruh masuk saja, Win." Titah Rara masih fokus dengan laptopnya. "Baik, Bun.""Assalamualaikum," Suara yang yang tidak asing itu terdengar mengusik konsentrasi Rara. Rara menatap sepatu pria itu hingga beralih sampai ke atas. Mata Rara melotot sempurna melihat siapa yang datang. "ya Allah, dia ternyata tidak main-main ingin menemuiku." Gumam Rara. "Waalaikumsalam," Sahut Rara dengan wajah syoknya. "Apa aku boleh masuk?""Tentu… silahkan duduk."Rara mencoba kembali ke mode tenang dan santai. Rara mencoba untuk rileks seolah dia tengah baik-baik saja. Rara ingin menunjukkan pada pria yang ada di hadapannya saat ini bahwa Rara jauh lebih baik dan lebih bahagia. setelah mempersilahkan duduk, Rara hanya diam dan tidak berbicara. itu berhasil membuat Epri menjadi salah tingkah. Epri duduk di sofa tepat di depan meja kerja Rara. Epri sempat terkagum melihat Rara yang sekarang. Rara tidak terlihat tua sama sekali,

DMCA.com Protection Status