Share

Bab 102

Penulis: Mustika Ainel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-03 06:19:20

Kedatangan Eca ke kantor membuat semua karyawan tercengang. Mereka semua saling tanya ada apa Eca sampai datang ke kantor. Begitu juga dengan Rara. Rara tak kalah terkejutnya melihat wanita yang ada di hadapannya saat ini.

Tiga tahun sudah berlalu Eca tak pernah ingin tau tentangnya dan juga kabarnya, namun sekarang wanita yang yang tak ingin dia ketahui ada di hadapannya saat ini. Membuat Rara bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Eca di tempatnya.

"Mau apa kamu datang kemari, Ca?" Rara bertanya dingin.

Eca menarik nafasnya berat lalu tertunduk lemas. Kata-kata yang ingin dia lontarkan seolah tercekat di tenggorokan.

"Mbak, kedatanganku ke sini ingin meminta maaf pada, Mbak. Aku tau banyak salah selama ini sama Mbak, aku menyesal pernah menyakiti, Mbak dan Hanum. Aku harap, Mbak mau memaafkan aku," lirih sekali suara itu keluar dari bibirnya.

Rara yang mendengar itu merasa bingung dan tidak percaya bahwa Eca meminta maaf. Luka yang pernah di torehkan Eca memang sudah sembuh, me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 103

    "Mas, gawat! Sepertinya hubungan kita sudah mulai tercium di kantor, Mas. Gimana ini, Mas? Kalo atasan kita tau kita bisa di pecat ini. Karena sudah mencoreng nama perusahaan." Ujar Mawar saat mereka tengah makan di kantin.Mawar dan Ridwan memang kerap makan bersama di kantin, selama ini para karyawan staf kantor hanya mengira sebagai rekan kerja dan tidak ada hubungan serius antara Mawar dan Ridwan. Namun, ada yang memergoki mereka tengah jalan berdua saat di kota jambi. Salah satu karyawan staf yang juga kebetulan orang jambi sedang pulang dan tidak sengaja melihat kebersamaan Ridwan dan mawar.Betapa terkejutnya lagi setelah tak sengaja melihat mereka menginap di hotel yang sama. Apa tujuan mereka masuk hotel jika bukan menginap bersama. Mengingat mawar adalah seorang janda, dan Ridwan seorang pria yang berstatus suami dari perempuan lain. Tentu, di perusahaan akan ada sanksi tegas karena mencoreng nama baik tempat mereka bekerja."Kamu tenang aja, nggak akan ada yang terjadi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 104

    "Sebenarnya begini, Pak, karena perusahaan sudah ada, aturan-aturan yang harus kita Jaga, karena bapak Ridwan telah mencoreng nama perusahaan jadi bapak kita kasih pilihan mau mengundurkan diri atau kita pecat secara tidak hormat?""Pak, apakah tidak ada pilihan lain, Pak? Saya mohon, Pak. Saya masih butuh pekerjaan ini, pak. Saya butuh biaya untuk pengobatan anak saya, Pak. Saya mohon jangan pecat Saya." Ridwan memohon agar tidak di pecat dari kerjanya."Maaf, pak Ridwan. Ini adalah kebijakan dari perusahaan yang harus di jalankan. Jadi sekarang silahkan bapak pilih. Kita beri pilihan bapak dalam waktu empat hari ke depan."Rapat di tutup. Semua petinggi dan para staf kantor keluar dari ruang meeting dan hanya meninggalkan Ridwan dan Mawar."War, kok kamu nggak di bahas di sini, tadi? Kenapa seolah hanya aku yang salah di sini? Apa kamu mencurangi-ku Mawar?" tanya Ridwan."Nggak, Mas. Aku nggak tau soal itu. Aku harap hubungan kita cukup sampai di sini, ya, Mas. Aku sudah tidak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 105

    "Mas! Gimana keadaan, Mama? Di mana, Mama sekarang, Mas?" tanya Vina yang baru saja sampai di rumah sakit."Mama masih di tangani sama dokter. Kita belum tau gimana keadaan, Mama. Tunggu aja," ujar Anton sambil memijat-mijat pundaknya pelan."Mama kenapa bisa pingsan di kamar mandi, Mas?""Mana, Mas tau, orang tadi kita datang mama nggak kelihatan di dalam rumah, pas ketemu Mama di kamar mandi sudah dalam keadaan pingsan." Kata Anton lagi.Ridwan masih mondar mandir di ruang tunggu, Ridwan benar-benar khawatir dengan keadaan Rista. Rasanya tidak sabar sekali menunggu dokter yang menangani Rista itu keluar. Ridwan ingin segera tau keadaan Mamanya.Tak berselang lama, Dokter yang di tunggu-tunggu pun keluar. "Dok, gimana keadaan, Mama saya, Dok? Apa Mama saya baik-baik saja, Dok?" tanya Vina beruntung dengan wajah paniknya.Kelihatan sekali jika Vina Panik, dan khawatir jika terjadi apa-apa pada Rista.Dokter itu menarik napasnya dalam, terlihat jelas sekali jika dokter itu sedang mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 106

    Ridwan masih belum menyadari kemana arah tujuan Anton akan membawanya. "Kita kenapa berhenti di sini, Nton?" Ridwan bertanya dengan wajah yang sangat bingung. Bagaimana tidak, Anton adiknya membawanya ke pemakaman umum dekat rumahnya. Sementara Ridwan masih belum tahu menahu apa yang terjadi. Hubungannya bersama Mawar membuatnya lupa akan keluarga kecilnya. Semua masih banyak pertanyaan di benaknya. Apa dan kenapa?"Di sini ada jawaban semuanya, Mas," Anton berkata lirih.Deg! Jantung Ridwan berpacu lebih cepat. Pikiran Ridwan sudah mulai melalang buana. Apa benar maksud dari tujuan yang di ucapkan adiknya adalah?Ridwan segera turun dari mobil dan masuk ke kawan pemakaman. Tampak dari jauh saat Ridwan baru memasuki area pemakaman sosok seseorang yang sangat Ridwan kenal sedang nyekar di makam yang masih terlihat tahan merah dan bunga masih segar. Dada Ridwan semakin berdebar untuk mengetahui kenyataan yang akan dia Terima. Ridwan mendekati sosok itu dengan langkah cepat, unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 107

    Ridwan mendatangi kampung di mana Eca tinggal. Sudah satu bulan lamanya Ridwan sampai setelah kepulangannya dari tempat kerja akibat di pecat. Kesibukan mengurus Rista membuatnya tidak punya waktu untuk mendatangi Eca. Waktu Ridwan tersita untuk membawa Rista berobat kemana-mana. Bahkan pasongan yang tidak seberapa pun sudah habis untuk biaya pengobatan Rista. Hari ini Ridwan menyempatkan waktunya untuk menjemput Eca, Ridwan ingin memperbaiki semuanya, Ridwan ingin menebus kesalahan yang pernah dia lakukan pada anak istrinya. Ridwan ingin memulai kembali dari nol. Sebuah mobil sampai di depan rumah kecil, rumah yang sederhana namun terlihat sangat nyaman dan asri. Lingkungan bersih, banyak tanaman hias di halaman menambah kesan indah dan damainya rumah itu.Ridwan membawa langkahnya menuju rumah itu. Rumah yang menjadi saksi pernikahan mereka dulu. Pernikahan yang sangat sederhana. Kembali Ridwan mengingat kembali saat dulu meminta Eca untuk menjadi istri kedua dari Ridwan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 108

    Assalamu'alaikum,""Waalaikumsalam," Semua menjawab dengan serentak Erima dan Ridwan. Ridwan benar-benar terperangah dan pangling melihat Eca. Eca yang datang dengan balutan hijab syar'i serba hitam. Menandakan suasana hatinya yang masih diselimuti duka. Di dalam tangannya memeluk al-Qur'an. Eca benar-benar berubah. Ridwan benar-benar speechless melihat perubahan Eca."Ca, Mas minta maaf, maaf telah mengabaikanmu dan Kelvin. Mas ... Mas salah, Mas minta maaf.""Pulang lah, Mas. Aku sudah tidak ingin lagi melihat mukamu. Aku mau kita berpisah!" Eca berkata lantang dan yakin."Ca, Mas ke sini mau jemput kamu, Mas nggak mau kita pisah, Ca. Beri, Mas kesempatan, Mas mohon ... izinkan Mas menebus kesalahan, Mas."Ridwan memohon. "Cara kamu menebus kesalahanmu hanya satu, Mas. Ceraikan aku. Hanya itu." Ucap Eca yakin. "Mas nggak mau kita pisah, Ca. Mas, sayang bangat sama kamu. Mas mau kita mulai lagi dari nol.""Nggak, Mas! Aku sudah tidak ingin lagi kembali ke lubang yang sama. Jika

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 109

    "Terimakasih, Pak, semoga Ibuknya lekas sembuh, ya.""Aamiin. Terima kasih banyak, Pak." Balas Ridwan pula.Setelah penuh basa basi kecil, Ridwan, Rista, Vina, pergi meninggalkan halaman rumah yang penuh kenangan itu. Rumah di mana mereka dilahirkan dan dibesarkan. Sekarang rumah ini tinggal hanya kenangan. Rumah ini menjadi harta terakhir yang di jual untuk biaya pengobatan Rista. Enam bulan sudah berlalu, Rista masih belum sembuh, dokter menyarankan terus melakukan pengobatan rutin. Kemungkinan untuk sembuh itu ada, tapi entah sampai kapan. Ridwan yang sangat menyayanginya Rista melakukan apapun untuk pengobatan Mamanya. Sampai pada akhirnya rumah peninggalan Almarhum Papanya pun di jual.Rumah itu tidak lain adalah warisan satu-satunya yang ditinggalkan oleh Almarhum papanya. Sekarang semua sudah tiada, semua sudah habis, Ridwan hanya terfokus mengurus Rista, dengan sisa uang yang tiap hari menipis karena kebutuhan hidup. Namun Rista tidak juga menunjukkan tanda-tanda untuk se

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 110

    "Kiri kiri! op! Op! Maju lagi, mundur!"Wajah yang sudah terlihat menua. Uban yang sudah mulai tumbuh satu persatu, tubuh yang tak lagi terawat, kerutan yang yang mulai terlihat jelas di sudut mata. Sesekali menyeka keringatnya dengan handuk yang menjuntai di pundaknya.Kini, Ridwan menjadi tukang parkir untuk menyambung hidup keluarganya. Semua telah habis tak tersisa. Duduk di ujung jalan di pinggiran cafe, sambil meratapi nasib yang saat ini sangat memprihatinkan. Tuhan sudah memberinya teguran dan balasan atas apa yang dia perbuat. Hingga sekarang Ridwan malu untuk menemui anak semata wayangnya. Hanum.Hanum sekarang telah menjadi calon dokter. Seorang Wanita yang hebat telah mampu menghidupinya dan mengantarnya menjadi seperti saat ini. Rara kuat, karena Hanum sumber kekuatannya. Hari-hari Rara penuh dengan kebahagian, Bisnis yang di bangun semakin berkembang pesat hingga memiliki beberapa cabang butik.Tidak ada yang membuat Rara bahagia, selain dari pada kebahagiaan Hanum.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07

Bab terbaru

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Akhir kisah

    Ke esokan harinya, Rara dan Hanum pergi ketempat Ridwan berada. "Kak, Kakak mau nyekar ke makam, Oma Dulu apa ke rumah Papa, Dulu?""Kita nyekar dulu, Bun. habis itu baru ke rumah, Papa.""Baik, Kak." Rara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar segera sampai di sana. "Eh, tapi, Bun. nggak usah nyekar dulu, Bun. kita kerumah, Papa dulu. Baru nanti habis itu kita nyekar ke makam, Oma." Rara menuruti semua apa maunya Hamum saja. yang terpenting bagi Rara saat ini Hamum jauh lebih bahagia dan sudah bisa legowo dengan keadaan apapun. Mobil yang membawa mereka sudah masuk ke gang rumah kontrakan Ridwan. Dari jauh tanpak orang-orang ramai di depan kontrakan itu. tak berselang lama dengan arah berlawan Muncul lah mobil Dimana tunangam Vina. di susul juga dengan kedatangan mobil Anton. "Itu kenapa rame-rame begitu, Kak ya? itu ada mobil Om anton sama Mobil Om Dimas juga." "Ada acara kali, Bun.""Kak. tapi itu ada bendera kuning juga di depan kontrakan, Kak,""Ayok kita turun,

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Ingatan di masa lalu

    Kalau memang masih ada rasa, kenapa tidak kembali lagi, Bun? biar kita menjadi keluarga yang utuh kembali." cicit Hamum lagi. deg! dada Rara berdebar hebat, hatiny mulai tidak karuan."Kak, tidak semudah itu untuk sebuah kata kembali, Kak.""Tapi seandainya, Papa meminta apa, Bunda akan menolak?""Kak, Kakak kenapa? kenapa dari tadi menanyakan masalah pernikahan melulu.""Jujur saja dari, Kakak, Bun. Kakak ingin Bunda bersatu kembali sama, Papa. kita jadi satu keluarga utuh lagi. Kakak sayang bangat sama kalian berdua, Bun.""Kakak ngaco kalo ngomong. Sudah lah, Kak. Bunda mau mandi dulu.""Tapi bunda masih ada rasakan sama, Papa." Rara hanya menoleh sesaat lalu kembali masuk ke dalam. sambil mandi Rara terus kepikiran dengan ucapa Hanum anaknya. Rara sendiri menanyakan itu pada pantulan bayangannya di kaca kamar mandi. "Apa benar aku masih mencintai, Mas Ridwan? apa benar selama ini aku seperti mati rassa pada lawan jenisku? tapi kenapa? kenapa disaat dekat dengannya seperti

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   masih adakah untuk Papa, Bun?

    Hamum memeluk Rara penuh dengan kegirangan dan kebahagiaan. pasalnya, hari ini dia sudah pakai toga tanda kelulusan. "Bunda, Kakak senang banget, Bun. Alhamdulillah, Kakak sudah lulus.""Iya, Kak. Bunda turut senang, selamat ya untuk anak, Bunda. Alhamdulillah, Bunda bangga sekali sama, Kakak karena Kakak sudah lulus melewati ujian ini." Tutur Rara seraya kembali memeluk hamum.Wajah Hanum yang tadinya bahagia, Sesaat kemudia berubah sendu. Hamum melihat ke kiri dan ke kanan, dan mengedar pandangan kesemua arah. Hanum beraharap akan ada kejutan di hari yang spesial ini. tapi nyatanya tidak. Rara juga tengah menunggu orang yang sama yang dicari Hanum. "Mas, kamu bilang mau datang, mana? Andai kamu melihat, Hanum tenngah menunggumu di sini." Rara membatin.melihat orang-orang berfoto bersama dengan ayah, membuat hati Hanum berkedut nyeri. "Pa, andai Papa datang? andai Papa ada di sini. "meskipun, Hamum belum secara langsung menghubungi Ridwan, tetap hati Hamum sudah memaafkan, Ridwan

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Apa kamu sakit, Mas?

    Ridwan dan Rara sama-sama menoleh dan netra mereka bertemu. "Mas,""Ra," mereka kompak saling menyapa. Rara tersenyum begitu juga dengan Ridwan."Ini kejutan bagi, Mas, Ra. Mas nggak nyangka kamu akan datang.""Vina anak baik, Mas. dia datang ke rumah bersama calonnya mengundang secara langsung. Rasanya tidak pantas jika aku tidak datang. itu artinya aku masih dianggap keluarga oleh,Vina." Tutur Rara pelan. karena jarak mereka berdekatan. "Iya, Ra, kita masih keluarga, dan kamu hari ini cantik sekali… kamu sangat cantik." tentu itu hanya Ridwan ucapkan dalam hatinya. "Dua minggu lagi, Kakak wisuda, Mas.""Iya, Mas tau. Insya Allah, Mas akan usahakan datang." "ugh!" Ridwan meringis kesakitan. Perutnya tiba-tiba perih. Ridwan mencoba untuk tetap menahannya agar tidak ada yang tau kalau Dia tengah merasakan sakit yang luar biasa. "Mas, kamu kenapa?" Rara yang mendapati ridwan meringis menahan sakit. "Hm… nggak apa-apa, Ra.""Kamu pucat, Mas. Apa kamu sakit?""Nggak, Ra. Mas baik-ba

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   tunangan

    "Siapa yang datang kemari? apa ada uang mau bikin baju, lagi?"Dimas dan Vina keluar dari dalam mobil, Rara terkejut. "Vina?" ucap Rara tidak percaya. Rara segera keluar dari ruang meetingnya untuk menyambut kedatangan Vina. terlebih dahulu Rara menunda meeting itu setelah nanti Vina pulang. Rara rasanya bahagia sekali melihat perubahan Vina. Vina benar-benar membuktikan apa yang dia janjikan. "Assalamualaikum," Sapa Vina. "Waalaikumsalam." Rara menjawab salam Vina seraya keluar dari ruang meeting nya. "Mbak, apa kabar?" Vina bersalaman dengan Rara dan cipika cipiki. Entahlah semua seperti kebetulan atau memang sudah diatur oleh yang diatas. hari ini Rara memakai jilbab hadiah dari Vina. Wajah Vina sumringah bahagia mendapati pemberiannya dipakai oleh Rara. "Ada angin apa ini sampai datang kemari? ini siapa?" tanya Rara sambil menaruh minuman kemasan di atas meja. Vina menatap Dimas seraya tersenyum. "Aku kesini ingin silaturahmi aja, Mbak. sekalian aku mau ngasih, Mbak ini."

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Sebuah kejujuran

    "Dim, Maaf kita belum saling mengenal, Dim. kamu belum tahu aku, pun sebaliknya aku juga belum tau kamu. Aku belum bisa jika kamu minta aku menjawab sekarang. Tapi jika kami ingin kita dekat, aku siap untuk kita saling mengenal terlebih dahulu.""Baik, Vin. Aku tau ini terlalu mendadak. Aku paham kok. Aku siap nunggu kamu kapanpun kamu bersedia." Tutur Dimas lembut. "Terima kasih, Dim.""Aku yang berterima kasih, Vin. karena kamu sudah mau memberi kesempatan untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."Vina benar-benar takut dengan keseriusan Dimas. Hal yang ditakuti vina selama ini akhirnya terjadi juga. bagaimana nanti jika Dia tau bahwa Vina sudah tidak lagi suci. Apa Dimas masih bisa menerima, Vina dalam keadaan kotor. namun untuk jujur pun Vina tak berani. malu? iya jelas Vina sangat malu. "Apa sebaiknya aku beranikan diri untuk jujur? jika Dimas benar mencintaiku, pasti dia akan tetap menerima aku." Vina berbicara dengan diri sendiri. ******"Kamu mau pesan apa?" tanya Dim

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Vina Di lamar

    Ridwan membuka matanya, kepalanya terasa sangat berat dan sakit. matanya menelusuri sekitar ruangan, bau obat-obatan memenuhi indra penciuman Ridwan. Ridwan menyadari tangannya terpasang infus. "Ya Allah apa yang terjadi padamu?" Ridwan tiba-tiba panik sekaligus penasaran apa yang terjadi padanya. "Selamat siang, Pak Ridwan. Bapak sudah sadar? gimana keadaannya. Apa yang, Bapak rasakan sekarang?""Dok, saya kenapa? apa yang terjadi pada saya?" bukan menjawab, Ridwan justru bertanya balik. "Menurut hasil pemeriksaan, Pak Ridwan, terkena asam lambung dan maag kronis, Pak." "Apa, Dok? kronis? apa saya bisa sembuh, Dok?""Insya Allah ya, Pak. Kita usahakan pengobatan terbaik untuk, Bapak. Untuk hasilnya, kita serahkan sama Allah ya, Pak. Kalau boleh saya tau, apa bapak tidak menjaga pola makan dengan, baik di rumah?""Iya, Dok. Saya makan yang teratur kok dirumah." ucap Ridwan berbohong. Dokter itu tersenyum ramah pada Ridwan. dokter perempuan muda. Yang sedang koas di rumah sak

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Perubahan Vina

    Selama ini Epri mengamati, Rara dari jauh, Epri benar-benar tidak menyangka kehidupan Rara jauh lebih baik darinya. Epri yang notabene-nya dari keluarga yang berkecukupan dan kaya justru jauh di bawah Rara saat ini. Bahkan wanita yang dia pilih untuk dijadikan istri oleh Epri pun jauh di bawah Rara. Rara bahkan tidak terlihat ada kerutan di wajahnya. dia seperti menolak tua, membuat Epri yang semakin ingin mendekati Rara kembali. tapi sepertinya akan selalu gagal. "Apa aku harus berusaha lebih untuk ini? aku tidak boleh menyerah, aku harus mendapatkan kembali hati, Rara." Gumam Epri. Seminggu setelah kejadian itu, Rara kembali menerima paket. kali ini paket itu datang langsung ke kantor Rara. Iwan yang baru pulang dari antar paket menera itu dari kurir di depan kantor. "Bun, ini ada paket untuk Bunda. " Ridwan memberikan itu seraya paket buket bunga dari luar. "Bunga? dari siapa, Wan?" tanya Rara"Nggak tau, Bun. Aku nggak lihat nama pengirimnya." "Oh ya, sini, Bunda lihat. Ter

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Pertemuan Epri dan Rara

    "Bun, di luar ada tamu." Windi datang memberitahukan, Rara. "Siapa? suruh masuk saja, Win." Titah Rara masih fokus dengan laptopnya. "Baik, Bun.""Assalamualaikum," Suara yang yang tidak asing itu terdengar mengusik konsentrasi Rara. Rara menatap sepatu pria itu hingga beralih sampai ke atas. Mata Rara melotot sempurna melihat siapa yang datang. "ya Allah, dia ternyata tidak main-main ingin menemuiku." Gumam Rara. "Waalaikumsalam," Sahut Rara dengan wajah syoknya. "Apa aku boleh masuk?""Tentu… silahkan duduk."Rara mencoba kembali ke mode tenang dan santai. Rara mencoba untuk rileks seolah dia tengah baik-baik saja. Rara ingin menunjukkan pada pria yang ada di hadapannya saat ini bahwa Rara jauh lebih baik dan lebih bahagia. setelah mempersilahkan duduk, Rara hanya diam dan tidak berbicara. itu berhasil membuat Epri menjadi salah tingkah. Epri duduk di sofa tepat di depan meja kerja Rara. Epri sempat terkagum melihat Rara yang sekarang. Rara tidak terlihat tua sama sekali,

DMCA.com Protection Status