Share

Bab 90

Penulis: Mustika Ainel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-29 02:20:49

"Udah, biar Mama aja yang telpon Hanum." Kata Rista lalu mencari nomor Hanum untuk di telpon.

"Tapi, Ma. Gimana kalo Hanum nggak mau memaafkan aku, Ma." Vina khawatir. Vina benar-benar tidak menyangka jika aksinya bakal Ketahun oleh keponakannya. Vina benar-benar kepikiran jika Hanum nekat.

"Makanya kamu itu kalo mau membalas perbuatan Rara lihat-lihat duluan. Bukanya sadar ada CCTV kok malah kebablasan." Sungut Rista.

Vina hanya tertunduk risau mendengar Rista memarahinya. Vina juga menyesal kenapa tadi tidak menyadari CCTV.

"Ah, sial!" Vina mengumpat kebodohan dirinya sendiri dalam hatinya. Nasi sudah menjadi bubur. Aksinya sudah diketahui dan sekarang Hanum tengah mengancamnya untuk menuntut.

Sadar dengan kerisauan anak gadisnya, Rista pun meyakinkan Vina agar tidak berpikir yang aneh-aneh.

"Udah, nggak usah khawatir kamu, biar Mama yang yang bilang sama Hanum." Tutur Rista lembut. Rista sadar jika Vina sekarang tengah galau atas ancaman cucunya.

****

Keadaan butik masih r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 91

    "Gimana, Ma? Hanum mau?" tanya Vina. "Nggak mau, dia tetap minta kamu buat video klarifikasi tentang kelakuanmu itu, Vin. Mama udah nggak bisa lagi bantu kamu. Mau nggak mau kamu bikin lah permintaan maaf itu." Kata Rista."Ma, malu aku, Ma. Masa aku bikin video begitu terus posting di sosial media aku, Ma. Apa kata orang nantinya. Bisa-bisa aku di hujat nanti, Ma, " ujar Vina menolak saran dari Rista."Trus mau gimana lagi? Hanum itu wataknya sama seperti watak Rara, keras! Kamu juga berulah nggak hati-hati." Ketus Rista berkata pada Vina."Aku nggak mau, Ma. Pokoknya Mama harus kasih tau Mas Ridwan. Biar Mas yang ngomong sama Hanum. Aku nggak mau bikin video memalukan diriku sendiri, Ma," Vina memohon pada Rista dengan mengatupkan tangannya di hadapan Rista."Masmu aja nggak di angkat telponnya. Eh tapi, tadi kok Eca nanya ada perempuan. Apa mas mu di sana....?"Vina menatap Rista dengan tatapan penuh tanya, "Apa, Ma? Mas punya perempuan lain? Nggak bener dong, Ma. Nanti uang bula

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 92

    Selama ini setelah berpisah dari Ridwan, Rara hanya fokus mengembangkan usaha dan bisnisnya. Tidak sama sekali memikirkan untuk mencapai pendamping hidup."Apa-apaan sih, Kak?" Rara terlihat sedikit salah tingkah di tanyakan begitu oleh Hanum."Ya, Kan, Bunda selama ini hanya fokus kerja aja, Bun. Bunda fokus ngurusin Kakak dalam segala, hal. Sebentar lagi Kakak akan selesai sekolah, Bun. Dan kakak akan melanjutkan kuliah kedokteran. Itu tentu memakan banyak waktu Kakak di luar nantinya. Apa Bunda enggak kesepian nanti di rumah sendirian, Bun?"Hanum berkata seraya tersenyum pada Rara. Rara mengerti maksud Hanum apa, Rara juga paham apa yang ada di benak anak gadisnya itu.Rara merasa ada benarnya juga, nanti Rara akan kesepian di rumah seroang diri. Selama ini bukannya tidak ada yang mendekati, ada beberapa laki-laki yang mencoba untuk membuka gembok hati Rara. Tapi entah kenapa Rara tidak bisa dan tidak kepikiran untuk itu membuka diri dan lebih nyaman dengan kesendirian.meskipin d

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 93

    Pagi hari Hanum sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Pun Rara, di kamar Rara juga tengah bersiap untuk ke butik, untuk sementara butik masih di tinjau langsung oleh Rara, karena karyawan butik yang sekarang ada sebagian karyawan baru yang belum terlalu mengerti dan paham. Jadi Rara ingin memantau langsung untuk satu minggu ke depan. Sekaligus untuk memantau dan mengajari langsung karyawannya.Rara yang tengah berdandan sedikit terganggu dengan notifikasi di pesan WA–nya masuk berkali-kali. Rara menghentikan sejenak ritual dandanannya, lalu mengambil hpnya untuk melihat siapakah gerangan yang sibuk sekali di pagi hari ini.Rara membuka satu persatu pesan itu dari paling bawah, hingga yang terakhir pesan paling atas. Semua pesan itu dari teman-teman Rara dan juga dari para agen dan reseller Rara dan juga dari pelanggan tetap Rara.Pesan itu semua berisi tentang pemberitahuan dari akun sosial media Rara, yang katanya Vina sudah membuat video klarifikasi. Tanpa membalas pesan c

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 94

    "Kamu mau ngapain? Mau kemana? Emang uangmu udah habis?" Tanya Rista.Eca hanya bisa menahan gejolak emosi di dadanya, sudah sangat jelas Kelvin dari kemarin sakit panas tinggi sampai sekarang, Rista justru masih mempertanyakan mau kemana?"Ma, Kelvin panas nggak turun-turun dari kemarin. Aku mau bawa dia ke rumah sakit, Ma. Uangku cuma tinggal seratus ribu, nggak cukup jelang mas Ridwan kirim." Tutur Eca.Eca menjelaskan kembali kepada Rista, meskipun kenyataannya Rista sudah mengetahui itu. Tetapi Rista seolah tak perduli dengan nasib cucunya itu. Memilih untuk cuek dan tidak banyak bertanya."Di kasih para** l, aja kenapa? Nanti turun itu.""Sudah, Ma, tapi nggak turun juga. Aku bisa nggak pake uang, Mama dulu?" tanya Eca lagi memastikan pada Rista. Dari tadi Eca minta bantuan, bukannya memberi pertolongan, Rista malah interogasi yang tak kunjung usai. Merasa tidak mendapatkan jawabnya yang pasti, Eca pun gegas keluar dan membawa Kelvin ke rumah sakit.Rista hanya melihat tanpa b

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 95

    Eca menyaksikan suntikan infus itu masuk ke pembuluh darah tangan mungilnya Kelvin. Yang mana anak akan menangis ketika di suntik, berbeda dengan Kelvin. Kelvin hanya diam tak bersuara. Setelah selesai, Eca mengurus administrasi karena Eca pakai BPJS. Setelahnya Eca masuk ke ruang Rawat inap Anak.Eca menghubungi Rista untuk memberi tahu kalau cucunya di rawat. "Ma, Kelvin di rawat di rumah sakit, Ma. Kondisi Kelvin harus dapat perawatan intensif.""Oh, iya, semoga lekas sembuh ya. Ya sudah, Mama mau ke arisan dulu." Sambungan telpon itu di matikan sepihak oleh Rista.Lagi, Eca hanya bisa mengelus dadanya menahan sesak. Tidak ada simpatik sedikitpun dari neneknya yang dulu sangat menyayangi kelvin dari kandungan. Suaminya Ridwan juga, seolah tidak pagi 0erduli terhadapnya, begitu juga, keluarganya. Eca merasa sendiri dan bingung harus seperti apa. apa yang Akan Eca lakukan dengan keadaan tak memiliki uang. Eca menatap Kelvin dengan dada yang sesak. Berharap ada keajaiban yang a

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-31
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 96

    Tak berselang lama Ardi sampai di rumah sakit. Kembali Ardi menghubungi Eca untuk bertanya atas nama siapa yang sakit untuk di kunjungi. Setelah Eca memberi tahukan Ardi pun langsung bertanya pada petugas dan Ardi diantar hingga depan ruangan Eca. Tok! Tok! Tok! "Assalamu'alaikum, Ca," sapa Ardi dari luar ruangan. "Waalaikumsalam," sahut Eca play berdiri untuk membuka pintu. "Di, Masuk, kamu sendirian?" tanya Eca. "nggak Kok, aku berdua," ucap Ardi. "Oh, mana temannya? Kok nggak keliatan?" tanya Eca seraya melihat ke arah samping Ardi. "Dia masih menerima panggilan telpon sebentar, Ca." "Mari masuk, Di." Ardi pun mengikuti langkah Eca dari belakang. Ardi melihat kamar rawat yang ada bed pasien dua di dalam ruangan tersebut. Tapi di kamar ini hanya di isi oleh Eca. Sepi, itu lah yang Ardi rasakan saat pertama kali masuk. "Ca, ini Siapa?" tanya Ardi penasaran. "Dia, Kelvin, anakku," ucap Eca lirih. "Ya Allah, Ca. Anakmu kenapa, Ca? Kenapa wajahnya begitu?" Ardi benar-benar s

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 97

    "Oya, Ca ... Aku kesini selain ingin jenguk kamu dan anakmu, aku juga, sekalian mau ngasih tau kalo akhir bulan ini aku sama Dea akan melangsungkan pernikahan. Nih! Aku ada undangan untuk kamu, ya. Kamu datang ya, Ca." Ardi mengulurkan undangan pernikahannya pada Eca. Dengan ragu Eca menerima undangan yang Ardi berikan untuknya. "Jadi kalian akhir bulan mau nikah?" tanya Eca memastikan lagi. Semua seperti mimpi, Eca terlalu menaruh harapan yang besar pada Ardi. Hingga membawanya pada luka yang tak berdarah saat ini. "Iya, Ca. Kami akhir bulan ini nanti akan menikah. Tuh ada tanggalnya di sana. Nanti kamu datang ya, Ca." Pinta Dea. Eca hanya tersenyum paksa, lalu mengangguk kecil. "Aku nggak janji ya, Dia, Ca. Doain aja anakku lekas sembuh, kalo anakku masih sakit mungkin aku anggap bisa datang." "Iya, Ca. Ngak apa-apa. Aku ngerti, Kok. Oya, Mas Ridwan mana, Ca? Kok dari tadi kamu sendirian aja?" tanya Ardi penasaran. "Mas Ridwan di jambi, Di. Dia kerja di sana. Pulangnya satu t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 98

    "Nak ... ak! ak!" Eca memperagakan membukakan mulutnya. Namun Kelvin tidak merespon sama sekali. "Nak, jangan tidur, makan dulu, Sayang. Nanti habis ini tidur, ya." Eca menggoyang pelan dagu anaknya agar Kelvin membuka mata. Eca mengira bahwa Kelvin mengantuk dan ketiduran. "Nak! Bangun!" Perasaan Eca mulai tidak enak. Eca segera keluar dan berteriak. "Suster! Dokter! Tolong anak saya kenapa?" teriak Eca di lorong jalan. Suster yang tengah melintas mendengar itu langsung menghampiri Eca dan masuk ke ruang kelvin. "Mbak, tolong panggil dokter cepat!" Seru suster itu pada temannya. "Tenang, Buk. Kita periksa dulu ya?" ujar Suster itu. Suster itu memeriksa Kelvin, namum belum berani menyampaikan apa yang terjadi. "kita tunggu dokternya datang ya, Buk." Tak berselang lama masuklah dokter. "Adek Kelvin kenapa, Buk?" Tanya Dokter itu. "Nggak tau, Dok. Tadi pas saya suapin, suapan ke tiga dia sudah nggak merespon lagi. Dia ketiduran, Dok." Jelas Eca. Dokter itu memeriksa Kelvin, la

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01

Bab terbaru

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Akhir kisah

    Ke esokan harinya, Rara dan Hanum pergi ketempat Ridwan berada. "Kak, Kakak mau nyekar ke makam, Oma Dulu apa ke rumah Papa, Dulu?""Kita nyekar dulu, Bun. habis itu baru ke rumah, Papa.""Baik, Kak." Rara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar segera sampai di sana. "Eh, tapi, Bun. nggak usah nyekar dulu, Bun. kita kerumah, Papa dulu. Baru nanti habis itu kita nyekar ke makam, Oma." Rara menuruti semua apa maunya Hamum saja. yang terpenting bagi Rara saat ini Hamum jauh lebih bahagia dan sudah bisa legowo dengan keadaan apapun. Mobil yang membawa mereka sudah masuk ke gang rumah kontrakan Ridwan. Dari jauh tanpak orang-orang ramai di depan kontrakan itu. tak berselang lama dengan arah berlawan Muncul lah mobil Dimana tunangam Vina. di susul juga dengan kedatangan mobil Anton. "Itu kenapa rame-rame begitu, Kak ya? itu ada mobil Om anton sama Mobil Om Dimas juga." "Ada acara kali, Bun.""Kak. tapi itu ada bendera kuning juga di depan kontrakan, Kak,""Ayok kita turun,

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Ingatan di masa lalu

    Kalau memang masih ada rasa, kenapa tidak kembali lagi, Bun? biar kita menjadi keluarga yang utuh kembali." cicit Hamum lagi. deg! dada Rara berdebar hebat, hatiny mulai tidak karuan."Kak, tidak semudah itu untuk sebuah kata kembali, Kak.""Tapi seandainya, Papa meminta apa, Bunda akan menolak?""Kak, Kakak kenapa? kenapa dari tadi menanyakan masalah pernikahan melulu.""Jujur saja dari, Kakak, Bun. Kakak ingin Bunda bersatu kembali sama, Papa. kita jadi satu keluarga utuh lagi. Kakak sayang bangat sama kalian berdua, Bun.""Kakak ngaco kalo ngomong. Sudah lah, Kak. Bunda mau mandi dulu.""Tapi bunda masih ada rasakan sama, Papa." Rara hanya menoleh sesaat lalu kembali masuk ke dalam. sambil mandi Rara terus kepikiran dengan ucapa Hanum anaknya. Rara sendiri menanyakan itu pada pantulan bayangannya di kaca kamar mandi. "Apa benar aku masih mencintai, Mas Ridwan? apa benar selama ini aku seperti mati rassa pada lawan jenisku? tapi kenapa? kenapa disaat dekat dengannya seperti

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   masih adakah untuk Papa, Bun?

    Hamum memeluk Rara penuh dengan kegirangan dan kebahagiaan. pasalnya, hari ini dia sudah pakai toga tanda kelulusan. "Bunda, Kakak senang banget, Bun. Alhamdulillah, Kakak sudah lulus.""Iya, Kak. Bunda turut senang, selamat ya untuk anak, Bunda. Alhamdulillah, Bunda bangga sekali sama, Kakak karena Kakak sudah lulus melewati ujian ini." Tutur Rara seraya kembali memeluk hamum.Wajah Hanum yang tadinya bahagia, Sesaat kemudia berubah sendu. Hamum melihat ke kiri dan ke kanan, dan mengedar pandangan kesemua arah. Hanum beraharap akan ada kejutan di hari yang spesial ini. tapi nyatanya tidak. Rara juga tengah menunggu orang yang sama yang dicari Hanum. "Mas, kamu bilang mau datang, mana? Andai kamu melihat, Hanum tenngah menunggumu di sini." Rara membatin.melihat orang-orang berfoto bersama dengan ayah, membuat hati Hanum berkedut nyeri. "Pa, andai Papa datang? andai Papa ada di sini. "meskipun, Hamum belum secara langsung menghubungi Ridwan, tetap hati Hamum sudah memaafkan, Ridwan

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Apa kamu sakit, Mas?

    Ridwan dan Rara sama-sama menoleh dan netra mereka bertemu. "Mas,""Ra," mereka kompak saling menyapa. Rara tersenyum begitu juga dengan Ridwan."Ini kejutan bagi, Mas, Ra. Mas nggak nyangka kamu akan datang.""Vina anak baik, Mas. dia datang ke rumah bersama calonnya mengundang secara langsung. Rasanya tidak pantas jika aku tidak datang. itu artinya aku masih dianggap keluarga oleh,Vina." Tutur Rara pelan. karena jarak mereka berdekatan. "Iya, Ra, kita masih keluarga, dan kamu hari ini cantik sekali… kamu sangat cantik." tentu itu hanya Ridwan ucapkan dalam hatinya. "Dua minggu lagi, Kakak wisuda, Mas.""Iya, Mas tau. Insya Allah, Mas akan usahakan datang." "ugh!" Ridwan meringis kesakitan. Perutnya tiba-tiba perih. Ridwan mencoba untuk tetap menahannya agar tidak ada yang tau kalau Dia tengah merasakan sakit yang luar biasa. "Mas, kamu kenapa?" Rara yang mendapati ridwan meringis menahan sakit. "Hm… nggak apa-apa, Ra.""Kamu pucat, Mas. Apa kamu sakit?""Nggak, Ra. Mas baik-ba

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   tunangan

    "Siapa yang datang kemari? apa ada uang mau bikin baju, lagi?"Dimas dan Vina keluar dari dalam mobil, Rara terkejut. "Vina?" ucap Rara tidak percaya. Rara segera keluar dari ruang meetingnya untuk menyambut kedatangan Vina. terlebih dahulu Rara menunda meeting itu setelah nanti Vina pulang. Rara rasanya bahagia sekali melihat perubahan Vina. Vina benar-benar membuktikan apa yang dia janjikan. "Assalamualaikum," Sapa Vina. "Waalaikumsalam." Rara menjawab salam Vina seraya keluar dari ruang meeting nya. "Mbak, apa kabar?" Vina bersalaman dengan Rara dan cipika cipiki. Entahlah semua seperti kebetulan atau memang sudah diatur oleh yang diatas. hari ini Rara memakai jilbab hadiah dari Vina. Wajah Vina sumringah bahagia mendapati pemberiannya dipakai oleh Rara. "Ada angin apa ini sampai datang kemari? ini siapa?" tanya Rara sambil menaruh minuman kemasan di atas meja. Vina menatap Dimas seraya tersenyum. "Aku kesini ingin silaturahmi aja, Mbak. sekalian aku mau ngasih, Mbak ini."

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Sebuah kejujuran

    "Dim, Maaf kita belum saling mengenal, Dim. kamu belum tahu aku, pun sebaliknya aku juga belum tau kamu. Aku belum bisa jika kamu minta aku menjawab sekarang. Tapi jika kami ingin kita dekat, aku siap untuk kita saling mengenal terlebih dahulu.""Baik, Vin. Aku tau ini terlalu mendadak. Aku paham kok. Aku siap nunggu kamu kapanpun kamu bersedia." Tutur Dimas lembut. "Terima kasih, Dim.""Aku yang berterima kasih, Vin. karena kamu sudah mau memberi kesempatan untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."Vina benar-benar takut dengan keseriusan Dimas. Hal yang ditakuti vina selama ini akhirnya terjadi juga. bagaimana nanti jika Dia tau bahwa Vina sudah tidak lagi suci. Apa Dimas masih bisa menerima, Vina dalam keadaan kotor. namun untuk jujur pun Vina tak berani. malu? iya jelas Vina sangat malu. "Apa sebaiknya aku beranikan diri untuk jujur? jika Dimas benar mencintaiku, pasti dia akan tetap menerima aku." Vina berbicara dengan diri sendiri. ******"Kamu mau pesan apa?" tanya Dim

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Vina Di lamar

    Ridwan membuka matanya, kepalanya terasa sangat berat dan sakit. matanya menelusuri sekitar ruangan, bau obat-obatan memenuhi indra penciuman Ridwan. Ridwan menyadari tangannya terpasang infus. "Ya Allah apa yang terjadi padamu?" Ridwan tiba-tiba panik sekaligus penasaran apa yang terjadi padanya. "Selamat siang, Pak Ridwan. Bapak sudah sadar? gimana keadaannya. Apa yang, Bapak rasakan sekarang?""Dok, saya kenapa? apa yang terjadi pada saya?" bukan menjawab, Ridwan justru bertanya balik. "Menurut hasil pemeriksaan, Pak Ridwan, terkena asam lambung dan maag kronis, Pak." "Apa, Dok? kronis? apa saya bisa sembuh, Dok?""Insya Allah ya, Pak. Kita usahakan pengobatan terbaik untuk, Bapak. Untuk hasilnya, kita serahkan sama Allah ya, Pak. Kalau boleh saya tau, apa bapak tidak menjaga pola makan dengan, baik di rumah?""Iya, Dok. Saya makan yang teratur kok dirumah." ucap Ridwan berbohong. Dokter itu tersenyum ramah pada Ridwan. dokter perempuan muda. Yang sedang koas di rumah sak

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Perubahan Vina

    Selama ini Epri mengamati, Rara dari jauh, Epri benar-benar tidak menyangka kehidupan Rara jauh lebih baik darinya. Epri yang notabene-nya dari keluarga yang berkecukupan dan kaya justru jauh di bawah Rara saat ini. Bahkan wanita yang dia pilih untuk dijadikan istri oleh Epri pun jauh di bawah Rara. Rara bahkan tidak terlihat ada kerutan di wajahnya. dia seperti menolak tua, membuat Epri yang semakin ingin mendekati Rara kembali. tapi sepertinya akan selalu gagal. "Apa aku harus berusaha lebih untuk ini? aku tidak boleh menyerah, aku harus mendapatkan kembali hati, Rara." Gumam Epri. Seminggu setelah kejadian itu, Rara kembali menerima paket. kali ini paket itu datang langsung ke kantor Rara. Iwan yang baru pulang dari antar paket menera itu dari kurir di depan kantor. "Bun, ini ada paket untuk Bunda. " Ridwan memberikan itu seraya paket buket bunga dari luar. "Bunga? dari siapa, Wan?" tanya Rara"Nggak tau, Bun. Aku nggak lihat nama pengirimnya." "Oh ya, sini, Bunda lihat. Ter

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Pertemuan Epri dan Rara

    "Bun, di luar ada tamu." Windi datang memberitahukan, Rara. "Siapa? suruh masuk saja, Win." Titah Rara masih fokus dengan laptopnya. "Baik, Bun.""Assalamualaikum," Suara yang yang tidak asing itu terdengar mengusik konsentrasi Rara. Rara menatap sepatu pria itu hingga beralih sampai ke atas. Mata Rara melotot sempurna melihat siapa yang datang. "ya Allah, dia ternyata tidak main-main ingin menemuiku." Gumam Rara. "Waalaikumsalam," Sahut Rara dengan wajah syoknya. "Apa aku boleh masuk?""Tentu… silahkan duduk."Rara mencoba kembali ke mode tenang dan santai. Rara mencoba untuk rileks seolah dia tengah baik-baik saja. Rara ingin menunjukkan pada pria yang ada di hadapannya saat ini bahwa Rara jauh lebih baik dan lebih bahagia. setelah mempersilahkan duduk, Rara hanya diam dan tidak berbicara. itu berhasil membuat Epri menjadi salah tingkah. Epri duduk di sofa tepat di depan meja kerja Rara. Epri sempat terkagum melihat Rara yang sekarang. Rara tidak terlihat tua sama sekali,

DMCA.com Protection Status