Share

Bab 89 a

"Iya, Ma. Aku masih ingat," jawabku lesu.

"Ah sudahlah, kepala Mama mendadak pusing kalau ingat ulah kamu dulu," kata Mama sambil memijit pelipisnya.

"Ma, aku mohon, Mama jangan ungkit lagi masa lalu aku. Aku tahu aku salah, tapi mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi," kataku.

"Mama juga malas bahasnya. Tapi, gak tahu lah, sampai sekarang Mama masih selalu kepikiran. Apalagi Papa kamu, sampai sekarangpun dia gak mau lagi nyebut nama kamu," kata Mama.

Gara-gara kesalahanku dimasa lalu itu, Papa memang sangat membenciku. Bahkan, Papa tak mau melihatku hingga detik ini. Begitu juga dengan Kak Reno kakakku, ia sama seperti Papa. Menanyakan kabarku pun, ia tak pernah. Aku seperti dibuang oleh keluarga itu, hanya Mama saja yang masih mau peduli padaku. Meskipun sikap Mama masih ketus, tapi, aku yakin Mama masih begitu sayang padaku.

"Clara, sini Sayang. Oma kangen," kata Mama melihat Clara yang sudah selesai menghabiskan satu botol susu formula yang tadi aku buatkan.

"Ya ampun, badan Clar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status