Share

Bab 86 c

Penulis: Cucan_Apprilliaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ken, besok datang ya ke acara pernikahan Pak Sony dan Bu Naya. Nanti saya jemput, kita berangkat bareng-bareng sama karyawan cleaning servis lainnya," kata Pak Ahmad menghampiriku.

"Tapi, Pak. Karyawan cleaning servis di kantor ini kan banyak. Memang mobil Pak Ahmad muat?"

"Kita datangnya bareng sama karyawan cleaning servis di lantai 2 ini aja, Ken. Kan cuma ada 6 orang. Pastilah muat, apa kamu mau ajak anak dan istri kamu juga?"

"Eh, enggak kok, Pak. Saya datang sendiri," jawabku.

"Ya sudah, berarti kamu berangkat bareng kami saja," kata Pak Ahmad.

Mau tak mau, akhirnya, aku pun mengiyakan ajakan dari Pak Ahmad untuk berangkat bersama dengan karyawan cleaning servis lainnya. Tak enak rasanya, menolak ajakan dari Pak Ahmad. Mengingat, Pak Ahmad selama ini begitu baik padaku.

🍀

Dan akhirnya, acara yang ditunggu-tunggu oleh semua karyawan di perusahaan Pak Sony pun tiba. Kini aku sudah datang bersama karyawan bagian cleaning servis lainnya bersama Pak Ahmad seperti janjinya kemarin.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 87 a

    POV Anggun"Aw, sakit, Mas!" teriakku sambil menangis. Tarikan tangan Mas Kenzie di rambutku, membuat kepalaku benar-benar terasa sangat sakit.Seketika, Mas Kenzie melepaskan tangannya dari rambutku"Aaarrrggghhh!" Mas Kenzie berteriak frustasi, lalu memukul tembok dengan kuat menggunakan kepalan tangannya.Aku yakin, hati Mas Kenzie saat ini hancur setelah mengetahui perselingkuhanku. Terlihat dari air mata yang menetes dari sudut matanya. Tak lama, Mas Kenzie pergi membawa tas besarnya dan meninggalkanku begitu saja.Aku sedikit lega, akhirnya Mas Kenzie pergi juga dari rumahku. Dengan sisa tenaga yang aku miliki, aku berusaha untuk berdiri.Aku memandang wajahku di depan cermin. Bekas tamparan dari tangan Mas Kenzie masih terlihat jelas jejak merahnya di pipiku. Juga bekas cekikan dileher ku, terlihat kemerahan dan sedikit nyeri. Aku tak menyangka, perselingkuhan yang selama ini aku tutupi dengan sangat rapi, akhirnya terbongkar sudah.Untung saja, lelaki pecundang yang tadinya be

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 88 b

    "Hallo, Mas. Kamu dimana?" tanyaku pada Mas Rian setelah sambungan telepon terhubung.["Aku lagi kerja, Sayang. Ada apa?"] jawab Mas Rian."Apa kamu gak bisa libur? Aku sekarang lagi sakit, anak-anak gak ada yang urus," kataku.["Gak bisa, Sayang. Hari ini aku ada rapat sama bos aku. Lagian, Sesil hari ini ngajak ke dokter kandungan juga,"] jawab Mas Rian.Aku mendengkus kesal, lalu segera mematikan sambungan telepon secara sepihak. Itu salah satu kekurangan Mas Rian, tak pernah perhatian padaku dan juga anak-anakku. Hanya uangnya saja yang selalu mengalir jika aku butuhkan. Lagi pula, Mas Rian masih mempunyai seorang istri. Apalagi, istrinya saat ini tengah mengandung. Tentulah ia akan lebih mementingkan istrinya dulu. Beginikah nasib menjadi seorang wanita simpanan? Saat awal menikah dengan Mas Kenzie pun begitu, aku selalu saja dinomor duakan.Aku segera memesan makanan di aplikasi online. Kasian anak-anakku, jam segini belum makan, karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10.

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 89 a

    "Iya, Ma. Aku masih ingat," jawabku lesu."Ah sudahlah, kepala Mama mendadak pusing kalau ingat ulah kamu dulu," kata Mama sambil memijit pelipisnya."Ma, aku mohon, Mama jangan ungkit lagi masa lalu aku. Aku tahu aku salah, tapi mau bagaimana lagi. Semua sudah terjadi," kataku."Mama juga malas bahasnya. Tapi, gak tahu lah, sampai sekarang Mama masih selalu kepikiran. Apalagi Papa kamu, sampai sekarangpun dia gak mau lagi nyebut nama kamu," kata Mama.Gara-gara kesalahanku dimasa lalu itu, Papa memang sangat membenciku. Bahkan, Papa tak mau melihatku hingga detik ini. Begitu juga dengan Kak Reno kakakku, ia sama seperti Papa. Menanyakan kabarku pun, ia tak pernah. Aku seperti dibuang oleh keluarga itu, hanya Mama saja yang masih mau peduli padaku. Meskipun sikap Mama masih ketus, tapi, aku yakin Mama masih begitu sayang padaku."Clara, sini Sayang. Oma kangen," kata Mama melihat Clara yang sudah selesai menghabiskan satu botol susu formula yang tadi aku buatkan."Ya ampun, badan Clar

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 90 b

    Setelah kepergian Mama membawa pulang kedua anakku, aku segera bersiap-siap untuk pergi ke butik.Ting!Satu pesan masuk ke dalam ponselku, saat aku sedang mengunci pintu rumah. Aku mengambil ponsel milikku di dalam tas kecil yang aku bawa. Ternyata pesan dari Mas Rian. Sudah satu Minggu tak ada kabar, akhirnya ia mengirim pesan untukku.["Sayang, gimana kabar kamu?] bunyi pesan dari Mas Rian.["Aku baik, Mas. Kamu sendiri gimana? Kenapa baru ngasih kabar?"] balasku.["Maaf, minggu-minggu ini aku sibuk ngurusin Sesil yang lagi manja banyak maunya. Kita ketemuan yuk, aku kangen nih,"] balasan pesan dari Mas Rian. Sebal rasanya, jika Mas Rian menyebut nama istrinya itu, tapi, hati ini seketika berbunga kala Mas Rian bilang kangen padaku.Setelah menentukan tempat untuk bertemu, aku melanjutkan langkah menuju mobilku. Sebelum bertemu dengan Mas Rian nanti, aku ingin membuka butik dulu. Karena aku dan Mas Rian sudah janjian, akan bertemu sore nanti.☘️Sore ini, seperti janji Mas Rian pag

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 91 a

    POV Naya💐Entah sudah berapa banyak tamu undangan yang menyalamiku dan Mas Sony, seperti tak ada habis-habisnya. Tangan dan kakiku juga sudah terasa sangat pegal berdiri di pelaminan ini. Belum lagi, kami harus melayani setiap tamu undangan yang ingin mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama kami. Tapi tak apalah, rasa lelah ini tak ada artinya, jika dibandingkan dengan kebahagiaan yang aku dapatkan saat ini.Mataku menyipit, saat melihat ada Mas Kenzie diantara deretan tamu undangan yang sedang mengantri untuk menyalami kami. Meskipun kepalanya menunduk, aku masih bisa mengenalinya. Bagaimana tidak, kami sudah pernah hidup bersama hingga hampir 8 tahun lamanya. Dan kini, kami telah berpisah dan menjalani hidup masing-masing.Berbeda denganku, kehidupan Mas Kenzie terlihat sangat memprihatinkan saat ini. Entah apa yang terjadi padanya setelah kami berpisah dulu. Karena aku sendiri, kini telah menemukan kebahagiaanku. Mungkin, ini sudah menjadi garis takdir yang Tuhan berikan un

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 92 b

    Setelah tamu undangan sudah mulai sepi, seorang pria dan seorang wanita paruh baya menghampiri Bu Maysaroh. Lalu seperti sedang bicara serius dengan beliau. Tak lama, mereka beralih ke arah Mas Sony dan juga aku."Selamat ya, Son. Papa ikut bahagia dengan pernikahan kamu. Terima kasih, karena kamu masih mau mengundang kami ke acara ini. Papa pikir, kamu sudah gak mau lagi kenal dengan kami," ucap pria itu pada Mas Sony sambil mengulurkan tangannya pada Mas Sony. Mas Sony sendiri tersenyum, lalu menjabat tangan pria itu. Entah mengapa, seperti ada sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka. Terlihat dari raut wajah wanita yang kutaksir adalah istri dari pria yang bersalaman dengan Mas Sony saat ini. Wajah wanita paruh baya itu terlihat sendu, dan entahlah, aku tak bisa mengartikan tatapannya pada Mas Sony saat ini.Dan pria itu membahasakan dirinya sebagai —Papa. Atau jangan-jangan?"Sama-sama, Pa. Semua sudah berlalu, lagi pula itu bukan kesalahan kalian," jawab Mas Sony."Selamat y

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 93 c

    "Nay, ditanya kok malah melamun? Apa mau aku mandiin?" tanya Mas Sony lagi."Eh, i ... iya, Mas. Eh, maksud aku gak perlu. Ya udah, Mas, aku mau mandi dulu," jawabku salah tingkah, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi.Mas Sony sendiri hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Lalu berjalan ke arah ranjang tempat tidur.Aku membasahi tubuhku dengan air dingin yang mengalir dari atas shower. Badan yang tadinya terasa sangat pegal dan juga lelah akhirnya kembali segar kembali. Setelah selesai mandi, aku segera memakai baju piyama tidur. Aku sengaja membawa baju ganti ke kamar mandi. Malu rasanya, jika berganti baju di depan Mas Sony.Meskipun kami telah resmi menjadi suami istri, tapi, masih ada sedikit kecanggungan bila berada dekat dengan Mas Sony. Sebenarnya, Siska menyuruhku untuk memakai lingerie yang sengaja ia belikan untukku pada malam ini. Tapi, aku malu. Takut jika Mas Sony berpikir macam-macam tentangku.Ceklek!Aku membuka pintu kamar mandi perlahan, Mas Sony langs

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 94 a

    "Sabar ya, Mas," ucapku pada Mas Sony."Pusing, Nay. Digantung itu rasanya gak enak," jawab Mas Sony lirih dengan wajah sedih.Melihat wajah sedih Mas Sony, rasanya aku ingin sekali tertawa saat ini. Tapi, aku berusaha untuk menahan tawaku, takut jika Mas Sony tersinggung nantinya. Tapi Disisi lain, aku juga kasihan dengan Mas Sony yang pastinya sudah sangat berat di ujung itu. Hihihi ..."Mama, besok kalau kita liburan ke Paris, kita ke menara Eiffel ya, Ma?" ucap Zahra."Iya, Sayang. Memang Zahra udah pernah ke sana?" tanyaku."Belum, Ma. Zahra pernah lihat di tivi," kata Zahra."Cuma Mama aja yang diajak, Papa enggak?" tanya Mas Sony yang masih menunjukkan wajah sebalnya."Hmm ... kalau Papa mau ikut boleh deh," jawab Zahra tersenyum."Kayaknya, pas ke Paris nanti Zahra gak usah ikut deh. Zahra kan harus sekolah," kata Mas Sony menaikkan sebelah alisnya."Kan Zahra bisa minta izin sama Bu guru," jawab Zahra polos."Nanti kalau Zahra ketinggalan pelajaran gimana?""Tenang aja, Pa. Z

Bab terbaru

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 197 b season 2 Ending

    ☘️Dan hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Sony dan Naya memutuskan untuk merayakan ulang tahun Zahra di hotel bintang lima. Sebab, di acara ulang tahun Zahra kali ini, Sony dan Naya mengundang semua karyawan di perusahaannya tanpa terkecuali.Tema perayaan ulang tahun Zahra kali ini bernuansa Mickey mouse. Sesuai dengan tokoh Disney kesukaan Zahra. Zahra merasa sangat senang, sebab setiap keinginannnya selalu dipenuhi oleh Papa dan Mamanya. Dan yang lebih membuat Zahra bahagia, akhirnya ia bisa mengundang Anggun yaitu Mama kandung yang mulai ia sayangi itu."Selamat ulang tahun, cucu Oma dan Opa," ucap Bu Hanin yang didampingi oleh Pak Abu. Bu Hanin dan Pak Abu mencium Zahra secara bergantian."Terima kasih, Pak, Bu, karena kalian semua sudah datang," ucap Bu Maysaroh."Sama-sama, Bu. Kami sangat senang, karena kalian mau mengundang kami," ucap Bu Hanin.Ucapan Bu Hanin sebenarnya tulus. Tapi bagi keluarga Bu Maysaroh justru terdengar seolah sindiran bagi mereka. Mereka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 196 a season 2

    ☘️POV AuthorSony memandang wajah Naya yang sedang tertidur pulas sambil memeluk kedua anaknya, Adam dan Aisyah. Di tangan kanan Naya ada Adam dan di tangan kirinya Aisyah. Belum lagi, ada Zahra yang ikut-ikutan tertidur pulas di samping adiknya, Aisyah. Naya tertidur pulas dengan wajah yang terlihat sangat kelelahan. Mulutnya terlihat sedikit terbuka, dan terdengar suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Membuat Sony terkekeh kecil melihat posisi tidur Naya yang menurutnya terlihat lucu itu.Sony mengabadikan momen tidur istri dan anak-anaknya dengan kamera ponsel miliknya. Foto itu akan Sony simpan sebagai kenangan jika di kantor Sony merasa rindu dengan keluarganya di rumah. Bagi Sony, Naya tetap terlihat cantik meskipun dalam kondisi jelek sekalipun.Pastilah tak mudah bagi Naya untuk mengurus ketiga buah hatinya. Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Tapi, ketiga anak Sony dan Naya baru tertidur setelah puas bermain. Dan tanpa sadar, Naya pun ikut keti

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 195 b season 2

    ☘️Hari ini, adalah hari putusan sidang tentang kasus meninggalnya Maryam. Aku datang didampingi oleh Bapak mertua. Beberapa kali sidang, kami sempat membawa Ibu mertua. Tapi, beliau sering mengamuk jika bertemu dengan pelaku. Setiap jalannya sidang, orang tua Maryam memang selalu menyempatkan untuk hadir di persidangan.Mereka sama denganku, ingin tahu tentang perkembangan kasus Maryam. Berulang kali, Ibu dan Bapak mengucapkan terima kasih padaku setelah mengetahui tentang fakta bahwa Maryam pernah mengalami pemerkosaan oleh pelaku. Mereka mengucapkan terima kasih sebab aku telah menerima Maryam apa adanya. Sebab selama ini, aku dan Maryam memang menutup rapat tentang aib itu.Saat sidang sebelumnya, aku membeberkan tentang kasus perkosaan yang diterima Maryam di masa lalu, untuk menambah berat masa hukuman yang diterima oleh pelaku. Itulah sebabnya orang tua Maryam bisa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Karena hanya akulah saksi kunci. Aku juga menyerahkan buku diary milik Maryam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 194 a season 2

    ☘️Mataku tertuju pada lembar halaman tulisan Maryam yang terakhir. Sebab pada catatan itu, tertulis jelas namaku. Mataku langsung memanas, membaca tulisan Maryam yang ditujukan untukku.Ungkapan hatiku untuk Mas KenzieMas Kenzie, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu.Terima kasih telah mencintaiku.Terima kasih telah menyayangiku.Terima kasih telah menjagaku.Terima kasih telah menjadi pelindung untukku.Terima kasih telah menjadi penyelamat hidupku.Terima kasih telah menerima segala kekuranganku.Terima kasih atas cinta tulusmu.Dan masih banyak ucapan terima kasih lainnya yang tak bisa aku ungkapkan untukmu.Kamu lelaki kedua yang ada di dalam hatiku setelah Bapak.Aku memintamu, Mas.Dan cinta ini, akan aku bawa sampai mati ....Begitulah isi cacatan terakhir Maryam di buku diary miliknya. Membuat air mataku seketika mengalir deras. Dada ini semakin sesak dibuatnya. Dan ternyata, bukan hanya itu saja. Masih banyak catatan lain yang berisi tentang diriku. Semua Maryam ceri

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 193 b season 2

    ☘️"Pak, Bu, maafkan saya. Sebab saya tidak bisa menjaga Maryam dengan baik," ucapku menunduk.Saat ini, kami semua sudah berada di rumah. Kami semua saat ini sedang berkumpul di ruang tamu."Sudah, Ken. Ini sudah jadi takdir Tuhan. Meskipun saya kecewa, tapi semua tak akan merubah keadaan," ucap Bapak."Lalu, bagaimana dengan pelaku yang sudah mencelakai Maryam? Apa sudah tertangkap?" tanya Bapak."Sudah, Pak. Kemarin, pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian," jawabku."Syukurlah, setidaknya, pelakunya harus dihukum sesuai dengan perbuatannya pada anak kami," ucap Bapak."Kami sangat berterima kasih sama kamu, Ken. Karena selama ini sudah bertanggung jawab membahagiakan anak kami. Hampir setiap hari, Maryam telepon kami. Maryam selalu menceritakan tentang kamu," ucap Bapak dengan suara serak."Benarkah?" tanyaku lirih.Aku tak menyangka, Maryam selalu menceritakan tentang aku pada Bapak dan Ibu. Padahal, selama ini Maryam sama sekali tak pernah bercerita padaku. Bahkan, Maryam h

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 192 a season 2

    ☘️Aku masih menunggu di luar ruangan ICU dengan cemas. Perasaanku bercampur aduk. Dalam hati tak henti-hentinya melantukan doa untuk kekasih hatiku yang saat ini sedang berjuang nyawa.Dini yang berada di sampingku mengusap pundakku pelan. Seolah memberikan aku dukungan agar tetap kuat. Tak sengaja aku melirik ke arah Dini, ternyata adikku itu sudah menitikkan air mata."Kenzie!" panggil suara yang sepertinya tak asing. Lalu aku menoleh ke arah sumber suara itu."Bapak, Ibu," ucapku. Ternyata orang tua Maryam baru tiba di rumah sakit.Semalam, aku telah menceritakan perihal kejadian ini pada kedua mertuaku. Dan malam ini, sepertinya mereka baru tiba. Karena memang jarak dari kampung halaman mereka untuk sampai di kota ini cukup jauh."Gimana keadaan Maryam, Ken?" tanya Ibu yang terlihat sudah berlinang air mata.Aku menundukkan kepala, tak sanggup untuk menceritakan tentang kondisi Maryam saat ini. Pastilah perasaan mereka sama hancurnya denganku jika tahu bagaimana keadaan Maryam sa

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 191 b season 2

    "Bagaimana, Ken? Apa benar, polisi sudah menangkap pelakunya?" tanya Ibu tak sabar, saat aku baru tiba di rumah sakit."Benar, Bu. Pelakunya sudah tertangkap," jawabku lirih sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan Maryam saat ini dirawat."Terus, siapa pelakunya?"Sulit rasanya, untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Aku tak mungkin menceritakan secara detail tentang kasus ini pada Ibu. Yang ada, Ibu akan berpikir macam-macam tentang Maryam. Biarlah, aib Maryam dimasa lalu cukup aku saja yang tahu."Ken, kok gak jawab pertanyaan Ibu?""Aku gak kenal dengan pelakunya, Bu.""Aneh, kalau gak kenal, kenapa bisa kejadian begini? Apa jangan-jangan, pelakunya itu selingkuhan Maryam?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut sekaligus marah."Bu, bisa gak, Ibu gak menuduh Maryam yang aneh-aneh. Maryam sekarang lagi kritis, Bu. Lagi berjuang antara hidup dan mati, jadi tolong, jangan berpikir negatif dengan Maryam!" ucapku tak terima."Loh, Ibu kan cuma bertanya, apa salahnya? Lagian kamu it

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 190 a season 2

    ☘️"Arrghh ... !" Aku berteriak kesetanan saat para polisi memegangi tubuhku untuk menjauh dari dua orang biadab itu."Pak, tenang, Pak!" teriak salah seorang polisi yang sedang memegangi ku. Tapi, aku tetap berusaha ingin lepas dan maju untuk menghajar pelaku yang sudah membuat istriku terluka. Bahkan, saat ini istriku sedang bertaruh nyawa di ranjang rumah sakit. Itu semua akibat ulah pria biadab itu.Pak polisi menyeret tubuhku dengan paksa untuk menjauh dan keluar dari ruangan tadi. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan amarahku. Bagaimana tidak, salah satu pria yang duduk itu wajahnya masih sangat aku kenali. Dia adalah Dion. Mantan pacar Maryam yang dulu pernah bertengkar denganku.Dan aku yakin, pria paruh baya yang duduk di samping Dion itu adalah Ayahnya. Pria bejat yang sudah memperkosa Maryam dulu. Hingga membuat Maryam depresi dan hampir bunuh diri.Aku terduduk di sebuah kursi dengan pikiran kacau balau. Antara emosi, marah, dan juga dendam. Rasanya belum puas, jika belu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 189 b season 2

    ☘️"Ken, gimana keadaan Maryam?" tanya Ibu yang baru datang bersama Dini. Aku sendiri masih duduk di depan ruang ICU, karena kondisiku juga ikut melemah setelah melakukan pendonoran darah untuk Maryam."Maryam masih kritis, Bu," jawabku lemah.Hingga saat ini, keadaan Maryam memang belum menunjukkan kemajuan. Maryam masih kritis dan belum juga sadarkan diri."Memangnya, apa yang terjadi, Ken? Kenapa bisa seperti ini?""Ceritanya panjang, Bu. Intinya ada orang jahat yang mau mencelakakan kami. Maryam bisa seperti ini juga karena aku, Bu. Maryam ... sudah menyelamatkan nyawa aku, Bu," jelasku dengan suara serak. Tak lama, air mata keluar dari sudut mataku.Aku memang benar-benar tak bisa lagi menahan kesedihan. Aku benar-benar sangat takut. Takut jika Maryam meninggalkan aku. Kami belum lama menikah, tapi, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan puncaknya, inilah cobaan terberat dan yang paling menakutkan untukku.Aku takut ....Takut jika Maryam sampai pergi meninggalkan k

DMCA.com Protection Status