Share

Bab 171 b season 2

Author: Cucan_Apprilliaa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dan akhirnya, pernikahanku dan Rian pun terjadi. Pernikahan kami berlangsung sangat sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat kami. Namun, Rian menceraikan aku meskipun pernikahan kami belum genap satu bulan. Rian beralasan tak sanggup hidup denganku karena kondisiku yang masih tetap sama. Tak ada perubahan yang berarti. Memang begitu kenyataannya, perhatian apapun yang diberikan oleh Rian padaku, sama sekali tak menggetarkan hatiku. Aku masih suka menyendiri dan melamun.

"Anggun, mau sampai kapan kamu seperti ini terus, Nak?" tanya Mama dengan berlinang air mata.

"Mama mau kamu sembuh seperti dulu, Nak. Kasian kedua anak kamu, gak bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Tolong, Nak, jangan buat Mama sedih. Jalani hidup kamu seperti wanita normal pada umumnya, menikah dan hidup bahagia. Bukan terus-menerus melamun dan diam. Katakan sama Mama, apa yang kamu mau? Pasti Mama turuti. Tapi tolong ... sembuhlah, Nak," racau Mama sambil menangis terisak di hadapanku.

Aku bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 172 a season 2

    Ingatan tentang masa lalu seolah berputar dalam pikiranku. Aku langsung teringat, bagaimana bahagianya kehidupanku saat menjadi istri Mas Kenzie dulu. Kami terlihat seperti keluarga yang sempurna. Memiliki dua anak yang lucu dan menggemaskan.Kami sering jalan berempat untuk menghabiskan waktu diluar. Memanjakan anak-anak kami, dan mengurus anak kami berdua dengan baik. Mas Kenzie sosok suami yang sempurna, yang selalu siap siaga menjaga anak-anak kami. Tak pernah merasa jijik ataupun terlihat lelah, saat mengurus kedua anak balita kami. Sayangnya, aku baru menyadari itu semua. Dan menyisakan sesal yang teramat dalam.Dulu, aku selalu meremehkan dan merendahkan Mas Kenzie setelah ia bercerai dari Naya. Karena setelah bercerai dari Naya, Mas Kenzie tak memiliki apapun lagi. Bahkan, pekerjaan pun ia tak punya. Dan yang lebih membuatku kesal, Mas Kenzie justru bekerja menjadi seorang cleaning servis. Yang memang pekerjaan yang aku anggap rendah saat itu. Tapi kini, aku sangat menyesal.A

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 173 b season 2

    Seorang pria yang terlihat tak asing sedang berdiri terpaku di depan pagar rumahku sambil memandangku dengan tatapan yang sulit untuk aku artikan. Sebab saat ini, aku sedang duduk menyendiri di depan teras rumah."Anggun!" teriak pria itu memanggil namaku. Seketika, aku memperhatikan wajah pria itu dengan seksama dan mencoba mengingat-ingat. Jika pria itu tahu namaku, berarti akupun mengenalnya.Pria itu melambaikan tangannya dan tersenyum. Seketika sekelebat bayangan dimasa lalu kembali muncul, aku baru ingat, jika pria itu adalah Mas Jody."Anggun, buka pagarnya, aku mau bicara!" teriak Mas Jody lagi. Tapi aku tetap diam dan tak merespon panggilannya."Siapa, Nak?" tanya Mama yang baru keluar dari dalam rumah."Mas Jody, Ma," jawabku singkat."Jody?" Mama seolah-olah mengingat nama itu lalu beralih memandang pria yang masih berdiri di depan pagar rumahku. Tak lama, wajah Mama berubah merah padam lalu kembali masuk ke dalam rumah dan memanggil Papa. Beberapa menit kemudian, Papa dan

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 174 a season 2

    ☘️Aku masih berdiri mematung di depan pintu sambil menatap Mas Kenzie dengan tatapan sendu. Aku berusaha untuk tetap tegar dan menahan air mataku yang mungkin saja bisa jatuh sewaktu-waktu. Aku menghela nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan sesak di dalam dada."Nduk, kenapa bengong disini? Ayo duduk," ucap wanita paruh baya yang aku tahu adalah Ibunya Mas Kenzie.Ternyata, wanita yang Papa dan Mama sebut dengan Bu Leha itu adalah mantan mertuaku. Memandang wajah Bu Leha, ingatan masa lalu kembali hadir. Bagaimana beliau begitu antusias saat aku menikah dengan Mas Kenzie dulu. Namun, aku juga merasa bersalah pada beliau karena telah mengusirnya saat Bu Leha ingin tinggal di rumahku.Bu Leha menuntunku untuk duduk di sampingnya. Mata ini masih memperhatikan Mas Kenzie dan juga wanita muda yang sedang duduk di samping Mas Kenzie. Dalam hati aku bertanya-tanya, siapa wanita itu sebenarnya. Apakah teman atau pacar Mas Kenzie?"Maryam, kenalkan, ini Anggun, mantan menantu kesayangan Ibu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 175 b season 2

    "A ... Anggun, kamu serius dengan apa yang kamu ucapkan?" tanya Mas Kenzie yang aku jawab dengan anggukan pelan."Anggun, aku ... aku senang dengan niat baik kamu untuk berubah. Jujur, aku kaget, gak nyangka kamu bisa bilang gitu. Tapi, maaf, aku gak bisa kembali sama kamu. Aku sudah punya calon istri, dan sebentar lagi kami akan menikah.Anggun, kalau kamu memang mau berubah jadi wanita yang lebih baik aku akan dukung kamu. Tapi kalau untuk menjadi pendamping kamu, aku gak bisa. Maaf ..." ucap Mas Kenzie lirih.Penolakan dari Mas Kenzie seketika membuat hatiku sedih. Tapi, aku sadar diri, aku memang tak pantas untuk kembali pada Mas Kenzie. Apalagi mengingat luka yang pernah aku goreskan di hatinya. Aku membuang nafas panjang, dan berusaha terlihat tegar di hadapan Mas Kenzie."Iya, Mas, gak papa. Aku mengerti. Rasanya lega, udah mengungkapkan perasaan hati aku," kataku. Tapi memang benar, hati ini rasanya benar-benar lega, sudah mengungkapkan semua perasaan yang aku pendam dalam hat

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 176 a season 2

    POV KenzieAku merasa sangat kesal dengan sikap Ibu yang dengan terang-terangan membanggakan Anggun di depan Maryam. Seolah Ibu tak menghargai Maryam sebagai calon menantunya yang baru. Untungnya, Maryam sangat sabar menghadapi Ibu. Maryam bersikap sangat tenang, sama sekali tak terpancing emosi meskipun terlihat jelas ketidaksukaan di raut wajah Ibu pada Maryam."Mar, kita pulang aja, yuk? Udah mau Magrib. Nanti takut kemalaman," bisikku pada Maryam."Aku terserah kamu aja, Mas," ucap Maryam.Akhirnya, aku pamit pada Ibu dan semua yang ada di rumahku untuk mengantarkan Maryam pulang. Aku beralasan pada mereka, bahwa kami harus mempersiapkan kebutuhan pernikahan kami. Sengaja memang, agar Anggun dan kedua orang tuanya tahu bahwa Maryam adalah calon istriku."Mas Kenzie!"Aku dan Maryam menoleh secara bersamaan, saat terdengar suara Anggun berteriak memanggilku. Aku sedikit terkejut, karena tiba-tiba saja Anggun memanggilku. Sebab sedari tadi, tak sepatah katapun keluar dari bibir Angg

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 177 b season 2

    Aku berjalan kaki setelah memastikan Maryam sudah masuk ke dalam kostannya. Aku merasa, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti setelah aku memutuskan untuk menikah dengan Maryam. Meskipun berat, aku merasa kuat dan semangat setelah melihat sikap Maryam yang ternyata lebih kuat dan lebih dewasa dariku.Tapi lagi-lagi, aku teringat dengan ucapan Anggun tadi. Jujur saja, hati ini ikut merasa sedih saat melihat Anggun menangis tadi. Terlihat bagaimana sedihnya Anggun saat minta maaf dan juga meminta aku untuk kembali padanya.Apalagi, melihat kondisi kejiwaan Anggun yang memang sedang tidak baik-baik saja itu. Mungkin jika aku mau kembali padanya, kondisi kejiwaan Anggun bisa pulih kembali. Sebab setahuku, hanya orang terdekat lah yang bisa membantu menyembuhkan jiwa seseorang yang terkena penyakit mental. Mungkin jika aku tak ada niat untuk menikah dengan Maryam, aku akan membantu untuk proses penyembuhan jiwa Anggun.Dalam hati, aku berharap, Tuhan menjaga Anggun dan menyembuhk

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 178 a season 2

    ☘️Setelah acara ijab kabul kami selesai, dilanjutkan dengan acara meminta doa restu kepada orang tua kami. Kami melakukan sungkeman secara bergantian, seperti adat di daerah kami. Maryam terlihat menangis haru dan terisak, saat bersujud meminta doa restu di pangkuan Bapak dan Ibunya. Wajar memang, karena ini adalah pernikahan pertama untuk Maryam. Setelah selesai, aku bergantian meminta doa restu pada kedua mertuaku. Mereka memberi aku wejangan atau nasihat padaku untuk menjaga dan menyayangi Maryam sepenuh hati.Bapak mertua bilang, kini tugasnya telah usai untuk menjaga Maryam dan diserahkan padaku. Wejangan demi wejangan yang Bapak dan Ibu mertua sampaikan padaku, aku dengar dengan seksama. Dan Insya Allah, aku akan menjalankan amanah dari mereka."Kenzie, tolong jaga anak kami Maryam dengan baik. Jaga dan lindungi Maryam, sayangi dia, seperti kami menyayanginya selama ini. Jangan pernah kasar atau melukai Maryam secara batin ataupun fisik. Kalau kamu sudah bosan atau tak sanggup

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 179 b season 2

    "Mar, kamu ngapain?" tanyaku. Pertanyaan basa-basi meskipun aku tahu apa yang sedang Maryam kerjakan saat ini."Lagi nyuci piring, Mas. Nanggung, bentar lagi selesai," jawab Maryam tersenyum.Ada rasa miris dalam hati ketika Maryam masih bisa tersenyum disaat seperti ini. Meskipun aku tahu, Maryam pastilah sangat lelah saat ini. Terlihat dari peluh yang membasahi kening Maryam. Padahal, cuaca malam ini cukup dingin karena hujan gerimis sedari tadi.Aku tak melihat kehadiran Ibu ataupun Dini di dapur. Itu artinya, Maryam hanya sendiri mencuci piring dan perabotan sisa bekas memasak acara siang tadi. Aku membuang nafas kasar, pastilah Ibu yang sudah menyuruh Maryam untuk mengerjakan ini semua sendirian. Aku bukannya suuzon pada Ibuku sendiri, tapi memang begitulah sikap Ibu jika tak suka pada seseorang. Selalu berbuat sesuka hati."Astaga, Mar, harusnya kamu gak perlu nyuciin piring sama perabotan ini," ujarku."Gak papa, Mas. Gak enak lihatnya, kalau pada kotor semua begini.""Ya udah,

Latest chapter

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 197 b season 2 Ending

    ☘️Dan hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Sony dan Naya memutuskan untuk merayakan ulang tahun Zahra di hotel bintang lima. Sebab, di acara ulang tahun Zahra kali ini, Sony dan Naya mengundang semua karyawan di perusahaannya tanpa terkecuali.Tema perayaan ulang tahun Zahra kali ini bernuansa Mickey mouse. Sesuai dengan tokoh Disney kesukaan Zahra. Zahra merasa sangat senang, sebab setiap keinginannnya selalu dipenuhi oleh Papa dan Mamanya. Dan yang lebih membuat Zahra bahagia, akhirnya ia bisa mengundang Anggun yaitu Mama kandung yang mulai ia sayangi itu."Selamat ulang tahun, cucu Oma dan Opa," ucap Bu Hanin yang didampingi oleh Pak Abu. Bu Hanin dan Pak Abu mencium Zahra secara bergantian."Terima kasih, Pak, Bu, karena kalian semua sudah datang," ucap Bu Maysaroh."Sama-sama, Bu. Kami sangat senang, karena kalian mau mengundang kami," ucap Bu Hanin.Ucapan Bu Hanin sebenarnya tulus. Tapi bagi keluarga Bu Maysaroh justru terdengar seolah sindiran bagi mereka. Mereka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 196 a season 2

    ☘️POV AuthorSony memandang wajah Naya yang sedang tertidur pulas sambil memeluk kedua anaknya, Adam dan Aisyah. Di tangan kanan Naya ada Adam dan di tangan kirinya Aisyah. Belum lagi, ada Zahra yang ikut-ikutan tertidur pulas di samping adiknya, Aisyah. Naya tertidur pulas dengan wajah yang terlihat sangat kelelahan. Mulutnya terlihat sedikit terbuka, dan terdengar suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Membuat Sony terkekeh kecil melihat posisi tidur Naya yang menurutnya terlihat lucu itu.Sony mengabadikan momen tidur istri dan anak-anaknya dengan kamera ponsel miliknya. Foto itu akan Sony simpan sebagai kenangan jika di kantor Sony merasa rindu dengan keluarganya di rumah. Bagi Sony, Naya tetap terlihat cantik meskipun dalam kondisi jelek sekalipun.Pastilah tak mudah bagi Naya untuk mengurus ketiga buah hatinya. Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Tapi, ketiga anak Sony dan Naya baru tertidur setelah puas bermain. Dan tanpa sadar, Naya pun ikut keti

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 195 b season 2

    ☘️Hari ini, adalah hari putusan sidang tentang kasus meninggalnya Maryam. Aku datang didampingi oleh Bapak mertua. Beberapa kali sidang, kami sempat membawa Ibu mertua. Tapi, beliau sering mengamuk jika bertemu dengan pelaku. Setiap jalannya sidang, orang tua Maryam memang selalu menyempatkan untuk hadir di persidangan.Mereka sama denganku, ingin tahu tentang perkembangan kasus Maryam. Berulang kali, Ibu dan Bapak mengucapkan terima kasih padaku setelah mengetahui tentang fakta bahwa Maryam pernah mengalami pemerkosaan oleh pelaku. Mereka mengucapkan terima kasih sebab aku telah menerima Maryam apa adanya. Sebab selama ini, aku dan Maryam memang menutup rapat tentang aib itu.Saat sidang sebelumnya, aku membeberkan tentang kasus perkosaan yang diterima Maryam di masa lalu, untuk menambah berat masa hukuman yang diterima oleh pelaku. Itulah sebabnya orang tua Maryam bisa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Karena hanya akulah saksi kunci. Aku juga menyerahkan buku diary milik Maryam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 194 a season 2

    ☘️Mataku tertuju pada lembar halaman tulisan Maryam yang terakhir. Sebab pada catatan itu, tertulis jelas namaku. Mataku langsung memanas, membaca tulisan Maryam yang ditujukan untukku.Ungkapan hatiku untuk Mas KenzieMas Kenzie, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu.Terima kasih telah mencintaiku.Terima kasih telah menyayangiku.Terima kasih telah menjagaku.Terima kasih telah menjadi pelindung untukku.Terima kasih telah menjadi penyelamat hidupku.Terima kasih telah menerima segala kekuranganku.Terima kasih atas cinta tulusmu.Dan masih banyak ucapan terima kasih lainnya yang tak bisa aku ungkapkan untukmu.Kamu lelaki kedua yang ada di dalam hatiku setelah Bapak.Aku memintamu, Mas.Dan cinta ini, akan aku bawa sampai mati ....Begitulah isi cacatan terakhir Maryam di buku diary miliknya. Membuat air mataku seketika mengalir deras. Dada ini semakin sesak dibuatnya. Dan ternyata, bukan hanya itu saja. Masih banyak catatan lain yang berisi tentang diriku. Semua Maryam ceri

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 193 b season 2

    ☘️"Pak, Bu, maafkan saya. Sebab saya tidak bisa menjaga Maryam dengan baik," ucapku menunduk.Saat ini, kami semua sudah berada di rumah. Kami semua saat ini sedang berkumpul di ruang tamu."Sudah, Ken. Ini sudah jadi takdir Tuhan. Meskipun saya kecewa, tapi semua tak akan merubah keadaan," ucap Bapak."Lalu, bagaimana dengan pelaku yang sudah mencelakai Maryam? Apa sudah tertangkap?" tanya Bapak."Sudah, Pak. Kemarin, pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian," jawabku."Syukurlah, setidaknya, pelakunya harus dihukum sesuai dengan perbuatannya pada anak kami," ucap Bapak."Kami sangat berterima kasih sama kamu, Ken. Karena selama ini sudah bertanggung jawab membahagiakan anak kami. Hampir setiap hari, Maryam telepon kami. Maryam selalu menceritakan tentang kamu," ucap Bapak dengan suara serak."Benarkah?" tanyaku lirih.Aku tak menyangka, Maryam selalu menceritakan tentang aku pada Bapak dan Ibu. Padahal, selama ini Maryam sama sekali tak pernah bercerita padaku. Bahkan, Maryam h

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 192 a season 2

    ☘️Aku masih menunggu di luar ruangan ICU dengan cemas. Perasaanku bercampur aduk. Dalam hati tak henti-hentinya melantukan doa untuk kekasih hatiku yang saat ini sedang berjuang nyawa.Dini yang berada di sampingku mengusap pundakku pelan. Seolah memberikan aku dukungan agar tetap kuat. Tak sengaja aku melirik ke arah Dini, ternyata adikku itu sudah menitikkan air mata."Kenzie!" panggil suara yang sepertinya tak asing. Lalu aku menoleh ke arah sumber suara itu."Bapak, Ibu," ucapku. Ternyata orang tua Maryam baru tiba di rumah sakit.Semalam, aku telah menceritakan perihal kejadian ini pada kedua mertuaku. Dan malam ini, sepertinya mereka baru tiba. Karena memang jarak dari kampung halaman mereka untuk sampai di kota ini cukup jauh."Gimana keadaan Maryam, Ken?" tanya Ibu yang terlihat sudah berlinang air mata.Aku menundukkan kepala, tak sanggup untuk menceritakan tentang kondisi Maryam saat ini. Pastilah perasaan mereka sama hancurnya denganku jika tahu bagaimana keadaan Maryam sa

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 191 b season 2

    "Bagaimana, Ken? Apa benar, polisi sudah menangkap pelakunya?" tanya Ibu tak sabar, saat aku baru tiba di rumah sakit."Benar, Bu. Pelakunya sudah tertangkap," jawabku lirih sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan Maryam saat ini dirawat."Terus, siapa pelakunya?"Sulit rasanya, untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Aku tak mungkin menceritakan secara detail tentang kasus ini pada Ibu. Yang ada, Ibu akan berpikir macam-macam tentang Maryam. Biarlah, aib Maryam dimasa lalu cukup aku saja yang tahu."Ken, kok gak jawab pertanyaan Ibu?""Aku gak kenal dengan pelakunya, Bu.""Aneh, kalau gak kenal, kenapa bisa kejadian begini? Apa jangan-jangan, pelakunya itu selingkuhan Maryam?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut sekaligus marah."Bu, bisa gak, Ibu gak menuduh Maryam yang aneh-aneh. Maryam sekarang lagi kritis, Bu. Lagi berjuang antara hidup dan mati, jadi tolong, jangan berpikir negatif dengan Maryam!" ucapku tak terima."Loh, Ibu kan cuma bertanya, apa salahnya? Lagian kamu it

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 190 a season 2

    ☘️"Arrghh ... !" Aku berteriak kesetanan saat para polisi memegangi tubuhku untuk menjauh dari dua orang biadab itu."Pak, tenang, Pak!" teriak salah seorang polisi yang sedang memegangi ku. Tapi, aku tetap berusaha ingin lepas dan maju untuk menghajar pelaku yang sudah membuat istriku terluka. Bahkan, saat ini istriku sedang bertaruh nyawa di ranjang rumah sakit. Itu semua akibat ulah pria biadab itu.Pak polisi menyeret tubuhku dengan paksa untuk menjauh dan keluar dari ruangan tadi. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan amarahku. Bagaimana tidak, salah satu pria yang duduk itu wajahnya masih sangat aku kenali. Dia adalah Dion. Mantan pacar Maryam yang dulu pernah bertengkar denganku.Dan aku yakin, pria paruh baya yang duduk di samping Dion itu adalah Ayahnya. Pria bejat yang sudah memperkosa Maryam dulu. Hingga membuat Maryam depresi dan hampir bunuh diri.Aku terduduk di sebuah kursi dengan pikiran kacau balau. Antara emosi, marah, dan juga dendam. Rasanya belum puas, jika belu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 189 b season 2

    ☘️"Ken, gimana keadaan Maryam?" tanya Ibu yang baru datang bersama Dini. Aku sendiri masih duduk di depan ruang ICU, karena kondisiku juga ikut melemah setelah melakukan pendonoran darah untuk Maryam."Maryam masih kritis, Bu," jawabku lemah.Hingga saat ini, keadaan Maryam memang belum menunjukkan kemajuan. Maryam masih kritis dan belum juga sadarkan diri."Memangnya, apa yang terjadi, Ken? Kenapa bisa seperti ini?""Ceritanya panjang, Bu. Intinya ada orang jahat yang mau mencelakakan kami. Maryam bisa seperti ini juga karena aku, Bu. Maryam ... sudah menyelamatkan nyawa aku, Bu," jelasku dengan suara serak. Tak lama, air mata keluar dari sudut mataku.Aku memang benar-benar tak bisa lagi menahan kesedihan. Aku benar-benar sangat takut. Takut jika Maryam meninggalkan aku. Kami belum lama menikah, tapi, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan puncaknya, inilah cobaan terberat dan yang paling menakutkan untukku.Aku takut ....Takut jika Maryam sampai pergi meninggalkan k

DMCA.com Protection Status