Share

Bab 166 a season 2

Penulis: Cucan_Apprilliaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

☘️

"Ken, Ibu mau bicara dari hati ke hati sama kamu," ucap Ibu memecah keheningan diantara kami bertiga.

Sebab saat ini, aku, Ibu dan Dini sedang sarapan pagi bersama. Sejak kejadian kemarin, kami tak bertegur sapa. Kami sama-sama saling mendiamkan. Jika Ibu bisa mendiamkan aku, kenapa aku tidak? Aku ingin tahu, seberapa tahan Ibu bisa mendiamkan aku. Dan akhirnya, Ibu mau memulai menegurku lebih dulu.

"Bicara apa, Bu?" tanyaku datar.

Sejujurnya, aku benar-benar masih kesal pada Ibu. Untuk berbicara dengan Ibu saja, aku sudah malas. Aku tahu, Ibu tidak akan mungkin bisa berubah pikiran secara cepat. Dan aku yakin, Ibu masih mau membahas tentang Anggun.

"Tolong, Ken, Ibu mohon sama kamu, sekali ini saja, turuti kemauan Ibu. Ibu janji, ini permintaan Ibu yang terakhir. Untuk kedepannya, Ibu gak akan pernah memaksa kamu lagi," jawab Ibu.

"Permintaan mana yang harus aku turuti, Bu? Menikahi Anggun maksud Ibu?" tanyaku mulai kesal. Selera makanku tiba-tiba menghilang sudah.

"Iya, Ken. Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 167 b season 2

    "Kamu kenapa, Mas? Kok kelihatan kusut banget?" tanya Maryam, saat kami istirahat makan siang bersama."Gak papa, Mar. Pagi tadi, aku habis ribut sama Ibu," jawabku.Biarlah, aku jujur saja pada Maryam. Sebab tak ingin ada sesuatu yang aku sembunyikan dari Maryam. Karena dalam hitungan hari, kami akan segera menikah. Aku berharap, tak akan ada rahasia apapun diantara kami. Aku ingin Maryam kuat mental dan tak kaget, jika suatu saat, Ibu berucap yang menyakitkan hati Maryam. Jangankan Maryam, aku yang anaknya sendiri saja, sakit hati dengan ucapan Ibu."Kamu yang sabar ya, Mas. Maaf, gara-gara mau menikah sama aku, kamu jadi sasaran kemarahan Ibu kamu," ucap Maryam."Berapa kali aku harus bilang, Mar. Ini semua bukan sepenuhnya kesalahan kamu. Seandainya aku gak mau nikah sama kamu sekalipun, masalah ini tetap ada. Aku memang benar-benar gak mau rujuk sama Anggun," jelasku."Memangnya, apa yang membuat Ibu kamu begitu kekeh nyuruh kamu balik sama mantan istri kamu itu, Mas?" tanya Mary

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 168 a season 2

    "Kok muka kamu tegang gitu, Mar? Kamu takut?" tanyaku pada Maryam.Saat ini, kami sedang berada di angkutan umum untuk pulang menuju ke rumahku. Seperti pesan Ibu siang tadi, yang menyuruh aku membawa Maryam untuk bertemu dengan Ibu. Wajah Maryam yang terlihat tegang menyiratkan ada ketakutan di wajah Maryam."Gak papa, Mas. Cuma gugup aja, ini pertama kalinya aku mau ketemu Ibu kamu. Takut kalau Ibu kamu gak suka sama aku, Mas," jawab Maryam."Kamu gak perlu takut, Mar. Kan ada aku, apapun yang terjadi nanti, aku akan selalu menjaga dan melindungi kamu," kataku berusaha menenangkan Maryam."Iya, Mas. Aku tahu kok, aku cuma ... ngerasa gimana gitu. Apalagi, sudah jelas Ibu kamu gak suka sama aku.""Ya, aku ngerti, Mar. Meskipun Ibu bilang mau menerima kamu, aku gak bisa percaya sepenuhnya dengan omongan Ibu. Makanya, kita harus siapkan mental dengan segala kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi nanti. Apa kamu siap?""Siap gak siap sih, Mas. Karena mau nikah sama kamu, ya harus siap.

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 169 b season 2

    "Memangnya, kamu lulusan apa? Gak kuliah?""Saya cuma tamatan SMA, Bu.""Terus, orang tua kamu kerja apa?" Kali ini Ibu bertanya dengan datar, tak ada lagi senyuman di bibir Ibu."Orang tua saya buruh tani, Bu.""Oh pantas saja, nama kamu terlihat kampungan," ujar Ibu lirih. "Kenapa gak cari laki-laki di kampung saja? Kenapa malah milih Kenzie?""Bu!" ucapku memberi peringatan pada Ibu. Aku tak suka jika Ibu bertanya yang bisa melukai hati Maryam. Sedari tadi, aku sudah berusaha bersabar mendengar pertanyaan Ibu yang seolah menyudutkan Maryam. Tapi Maryam justru menyenggol lenganku, seolah memberi kode bahwa ia tak keberatan dengan pertanyaan dari Ibu."Ibu cuma bertanya, Ken. Memang salah?""Maaf, Bu. Kalau jodoh saya ada di sini, kenapa harus cari di kampung? Mas Kenzie bisa menerima kekurangan saya, begitupun sebaliknya. Saya merasa nyaman dengan Mas Kenzie," jawab Maryam tersenyum. Maryam masih terlihat biasa saja dan terlihat santai. Sama sekali tak terpancing emosi dengan pertan

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 170 a season 2

    ☘️POV Anggun"Tidak! Tidak! Jangan pergi, Mas!""Akh!" Aku terbangun dengan nafas tersengal-sengal. Keringat membanjiri sekujur tubuhku hingga membuat piyama tidurku menjadi basah.Aku terduduk sambil memeluk kedua lututku. Mimpi buruk itu kembali datang setiap tengah malam setiap aku tertidur. Tak pernah satu hari pun terlewatkan tanpa mimpi buruk. Aku membenamkan wajah kedalam lutut. Lalu mulai menangis terisak sendirian.Aku selalu memendam mimpi buruk ini sendirian. Tanpa pernah sekalipun aku bercerita pada siapapun, termasuk Mama. Percuma aku bercerita juga, Mama tak pernah mengerti dengan perasaanku. Sebenarnya, aku sangat butuh teman. Teman untuk berbagi cerita yang bisa aku ajak bicara untuk mencurahkan segala beban di hatiku. Sayangnya, aku tak memiliki satu orangpun teman yang dekat denganku.Penyesalan yang begitu dalam selalu menghantui hidupku. Terutama rasa sesal karena tak bisa mengulang waktu untuk bisa kembali seperti dulu. Ya, seperti dulu, saat aku masih hidup bers

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 171 b season 2

    Dan akhirnya, pernikahanku dan Rian pun terjadi. Pernikahan kami berlangsung sangat sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat kami. Namun, Rian menceraikan aku meskipun pernikahan kami belum genap satu bulan. Rian beralasan tak sanggup hidup denganku karena kondisiku yang masih tetap sama. Tak ada perubahan yang berarti. Memang begitu kenyataannya, perhatian apapun yang diberikan oleh Rian padaku, sama sekali tak menggetarkan hatiku. Aku masih suka menyendiri dan melamun."Anggun, mau sampai kapan kamu seperti ini terus, Nak?" tanya Mama dengan berlinang air mata."Mama mau kamu sembuh seperti dulu, Nak. Kasian kedua anak kamu, gak bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Tolong, Nak, jangan buat Mama sedih. Jalani hidup kamu seperti wanita normal pada umumnya, menikah dan hidup bahagia. Bukan terus-menerus melamun dan diam. Katakan sama Mama, apa yang kamu mau? Pasti Mama turuti. Tapi tolong ... sembuhlah, Nak," racau Mama sambil menangis terisak di hadapanku.Aku bi

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 172 a season 2

    Ingatan tentang masa lalu seolah berputar dalam pikiranku. Aku langsung teringat, bagaimana bahagianya kehidupanku saat menjadi istri Mas Kenzie dulu. Kami terlihat seperti keluarga yang sempurna. Memiliki dua anak yang lucu dan menggemaskan.Kami sering jalan berempat untuk menghabiskan waktu diluar. Memanjakan anak-anak kami, dan mengurus anak kami berdua dengan baik. Mas Kenzie sosok suami yang sempurna, yang selalu siap siaga menjaga anak-anak kami. Tak pernah merasa jijik ataupun terlihat lelah, saat mengurus kedua anak balita kami. Sayangnya, aku baru menyadari itu semua. Dan menyisakan sesal yang teramat dalam.Dulu, aku selalu meremehkan dan merendahkan Mas Kenzie setelah ia bercerai dari Naya. Karena setelah bercerai dari Naya, Mas Kenzie tak memiliki apapun lagi. Bahkan, pekerjaan pun ia tak punya. Dan yang lebih membuatku kesal, Mas Kenzie justru bekerja menjadi seorang cleaning servis. Yang memang pekerjaan yang aku anggap rendah saat itu. Tapi kini, aku sangat menyesal.A

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 173 b season 2

    Seorang pria yang terlihat tak asing sedang berdiri terpaku di depan pagar rumahku sambil memandangku dengan tatapan yang sulit untuk aku artikan. Sebab saat ini, aku sedang duduk menyendiri di depan teras rumah."Anggun!" teriak pria itu memanggil namaku. Seketika, aku memperhatikan wajah pria itu dengan seksama dan mencoba mengingat-ingat. Jika pria itu tahu namaku, berarti akupun mengenalnya.Pria itu melambaikan tangannya dan tersenyum. Seketika sekelebat bayangan dimasa lalu kembali muncul, aku baru ingat, jika pria itu adalah Mas Jody."Anggun, buka pagarnya, aku mau bicara!" teriak Mas Jody lagi. Tapi aku tetap diam dan tak merespon panggilannya."Siapa, Nak?" tanya Mama yang baru keluar dari dalam rumah."Mas Jody, Ma," jawabku singkat."Jody?" Mama seolah-olah mengingat nama itu lalu beralih memandang pria yang masih berdiri di depan pagar rumahku. Tak lama, wajah Mama berubah merah padam lalu kembali masuk ke dalam rumah dan memanggil Papa. Beberapa menit kemudian, Papa dan

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 174 a season 2

    ☘️Aku masih berdiri mematung di depan pintu sambil menatap Mas Kenzie dengan tatapan sendu. Aku berusaha untuk tetap tegar dan menahan air mataku yang mungkin saja bisa jatuh sewaktu-waktu. Aku menghela nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan sesak di dalam dada."Nduk, kenapa bengong disini? Ayo duduk," ucap wanita paruh baya yang aku tahu adalah Ibunya Mas Kenzie.Ternyata, wanita yang Papa dan Mama sebut dengan Bu Leha itu adalah mantan mertuaku. Memandang wajah Bu Leha, ingatan masa lalu kembali hadir. Bagaimana beliau begitu antusias saat aku menikah dengan Mas Kenzie dulu. Namun, aku juga merasa bersalah pada beliau karena telah mengusirnya saat Bu Leha ingin tinggal di rumahku.Bu Leha menuntunku untuk duduk di sampingnya. Mata ini masih memperhatikan Mas Kenzie dan juga wanita muda yang sedang duduk di samping Mas Kenzie. Dalam hati aku bertanya-tanya, siapa wanita itu sebenarnya. Apakah teman atau pacar Mas Kenzie?"Maryam, kenalkan, ini Anggun, mantan menantu kesayangan Ibu

Bab terbaru

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 197 b season 2 Ending

    ☘️Dan hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga. Sony dan Naya memutuskan untuk merayakan ulang tahun Zahra di hotel bintang lima. Sebab, di acara ulang tahun Zahra kali ini, Sony dan Naya mengundang semua karyawan di perusahaannya tanpa terkecuali.Tema perayaan ulang tahun Zahra kali ini bernuansa Mickey mouse. Sesuai dengan tokoh Disney kesukaan Zahra. Zahra merasa sangat senang, sebab setiap keinginannnya selalu dipenuhi oleh Papa dan Mamanya. Dan yang lebih membuat Zahra bahagia, akhirnya ia bisa mengundang Anggun yaitu Mama kandung yang mulai ia sayangi itu."Selamat ulang tahun, cucu Oma dan Opa," ucap Bu Hanin yang didampingi oleh Pak Abu. Bu Hanin dan Pak Abu mencium Zahra secara bergantian."Terima kasih, Pak, Bu, karena kalian semua sudah datang," ucap Bu Maysaroh."Sama-sama, Bu. Kami sangat senang, karena kalian mau mengundang kami," ucap Bu Hanin.Ucapan Bu Hanin sebenarnya tulus. Tapi bagi keluarga Bu Maysaroh justru terdengar seolah sindiran bagi mereka. Mereka

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 196 a season 2

    ☘️POV AuthorSony memandang wajah Naya yang sedang tertidur pulas sambil memeluk kedua anaknya, Adam dan Aisyah. Di tangan kanan Naya ada Adam dan di tangan kirinya Aisyah. Belum lagi, ada Zahra yang ikut-ikutan tertidur pulas di samping adiknya, Aisyah. Naya tertidur pulas dengan wajah yang terlihat sangat kelelahan. Mulutnya terlihat sedikit terbuka, dan terdengar suara dengkuran halus keluar dari mulutnya. Membuat Sony terkekeh kecil melihat posisi tidur Naya yang menurutnya terlihat lucu itu.Sony mengabadikan momen tidur istri dan anak-anaknya dengan kamera ponsel miliknya. Foto itu akan Sony simpan sebagai kenangan jika di kantor Sony merasa rindu dengan keluarganya di rumah. Bagi Sony, Naya tetap terlihat cantik meskipun dalam kondisi jelek sekalipun.Pastilah tak mudah bagi Naya untuk mengurus ketiga buah hatinya. Seperti saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Tapi, ketiga anak Sony dan Naya baru tertidur setelah puas bermain. Dan tanpa sadar, Naya pun ikut keti

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 195 b season 2

    ☘️Hari ini, adalah hari putusan sidang tentang kasus meninggalnya Maryam. Aku datang didampingi oleh Bapak mertua. Beberapa kali sidang, kami sempat membawa Ibu mertua. Tapi, beliau sering mengamuk jika bertemu dengan pelaku. Setiap jalannya sidang, orang tua Maryam memang selalu menyempatkan untuk hadir di persidangan.Mereka sama denganku, ingin tahu tentang perkembangan kasus Maryam. Berulang kali, Ibu dan Bapak mengucapkan terima kasih padaku setelah mengetahui tentang fakta bahwa Maryam pernah mengalami pemerkosaan oleh pelaku. Mereka mengucapkan terima kasih sebab aku telah menerima Maryam apa adanya. Sebab selama ini, aku dan Maryam memang menutup rapat tentang aib itu.Saat sidang sebelumnya, aku membeberkan tentang kasus perkosaan yang diterima Maryam di masa lalu, untuk menambah berat masa hukuman yang diterima oleh pelaku. Itulah sebabnya orang tua Maryam bisa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Karena hanya akulah saksi kunci. Aku juga menyerahkan buku diary milik Maryam

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 194 a season 2

    ☘️Mataku tertuju pada lembar halaman tulisan Maryam yang terakhir. Sebab pada catatan itu, tertulis jelas namaku. Mataku langsung memanas, membaca tulisan Maryam yang ditujukan untukku.Ungkapan hatiku untuk Mas KenzieMas Kenzie, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu.Terima kasih telah mencintaiku.Terima kasih telah menyayangiku.Terima kasih telah menjagaku.Terima kasih telah menjadi pelindung untukku.Terima kasih telah menjadi penyelamat hidupku.Terima kasih telah menerima segala kekuranganku.Terima kasih atas cinta tulusmu.Dan masih banyak ucapan terima kasih lainnya yang tak bisa aku ungkapkan untukmu.Kamu lelaki kedua yang ada di dalam hatiku setelah Bapak.Aku memintamu, Mas.Dan cinta ini, akan aku bawa sampai mati ....Begitulah isi cacatan terakhir Maryam di buku diary miliknya. Membuat air mataku seketika mengalir deras. Dada ini semakin sesak dibuatnya. Dan ternyata, bukan hanya itu saja. Masih banyak catatan lain yang berisi tentang diriku. Semua Maryam ceri

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 193 b season 2

    ☘️"Pak, Bu, maafkan saya. Sebab saya tidak bisa menjaga Maryam dengan baik," ucapku menunduk.Saat ini, kami semua sudah berada di rumah. Kami semua saat ini sedang berkumpul di ruang tamu."Sudah, Ken. Ini sudah jadi takdir Tuhan. Meskipun saya kecewa, tapi semua tak akan merubah keadaan," ucap Bapak."Lalu, bagaimana dengan pelaku yang sudah mencelakai Maryam? Apa sudah tertangkap?" tanya Bapak."Sudah, Pak. Kemarin, pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian," jawabku."Syukurlah, setidaknya, pelakunya harus dihukum sesuai dengan perbuatannya pada anak kami," ucap Bapak."Kami sangat berterima kasih sama kamu, Ken. Karena selama ini sudah bertanggung jawab membahagiakan anak kami. Hampir setiap hari, Maryam telepon kami. Maryam selalu menceritakan tentang kamu," ucap Bapak dengan suara serak."Benarkah?" tanyaku lirih.Aku tak menyangka, Maryam selalu menceritakan tentang aku pada Bapak dan Ibu. Padahal, selama ini Maryam sama sekali tak pernah bercerita padaku. Bahkan, Maryam h

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 192 a season 2

    ☘️Aku masih menunggu di luar ruangan ICU dengan cemas. Perasaanku bercampur aduk. Dalam hati tak henti-hentinya melantukan doa untuk kekasih hatiku yang saat ini sedang berjuang nyawa.Dini yang berada di sampingku mengusap pundakku pelan. Seolah memberikan aku dukungan agar tetap kuat. Tak sengaja aku melirik ke arah Dini, ternyata adikku itu sudah menitikkan air mata."Kenzie!" panggil suara yang sepertinya tak asing. Lalu aku menoleh ke arah sumber suara itu."Bapak, Ibu," ucapku. Ternyata orang tua Maryam baru tiba di rumah sakit.Semalam, aku telah menceritakan perihal kejadian ini pada kedua mertuaku. Dan malam ini, sepertinya mereka baru tiba. Karena memang jarak dari kampung halaman mereka untuk sampai di kota ini cukup jauh."Gimana keadaan Maryam, Ken?" tanya Ibu yang terlihat sudah berlinang air mata.Aku menundukkan kepala, tak sanggup untuk menceritakan tentang kondisi Maryam saat ini. Pastilah perasaan mereka sama hancurnya denganku jika tahu bagaimana keadaan Maryam sa

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 191 b season 2

    "Bagaimana, Ken? Apa benar, polisi sudah menangkap pelakunya?" tanya Ibu tak sabar, saat aku baru tiba di rumah sakit."Benar, Bu. Pelakunya sudah tertangkap," jawabku lirih sambil duduk di kursi tunggu depan ruangan Maryam saat ini dirawat."Terus, siapa pelakunya?"Sulit rasanya, untuk menjawab pertanyaan dari Ibu. Aku tak mungkin menceritakan secara detail tentang kasus ini pada Ibu. Yang ada, Ibu akan berpikir macam-macam tentang Maryam. Biarlah, aib Maryam dimasa lalu cukup aku saja yang tahu."Ken, kok gak jawab pertanyaan Ibu?""Aku gak kenal dengan pelakunya, Bu.""Aneh, kalau gak kenal, kenapa bisa kejadian begini? Apa jangan-jangan, pelakunya itu selingkuhan Maryam?" tanya Ibu yang seketika membuatku terkejut sekaligus marah."Bu, bisa gak, Ibu gak menuduh Maryam yang aneh-aneh. Maryam sekarang lagi kritis, Bu. Lagi berjuang antara hidup dan mati, jadi tolong, jangan berpikir negatif dengan Maryam!" ucapku tak terima."Loh, Ibu kan cuma bertanya, apa salahnya? Lagian kamu it

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 190 a season 2

    ☘️"Arrghh ... !" Aku berteriak kesetanan saat para polisi memegangi tubuhku untuk menjauh dari dua orang biadab itu."Pak, tenang, Pak!" teriak salah seorang polisi yang sedang memegangi ku. Tapi, aku tetap berusaha ingin lepas dan maju untuk menghajar pelaku yang sudah membuat istriku terluka. Bahkan, saat ini istriku sedang bertaruh nyawa di ranjang rumah sakit. Itu semua akibat ulah pria biadab itu.Pak polisi menyeret tubuhku dengan paksa untuk menjauh dan keluar dari ruangan tadi. Aku benar-benar tak bisa mengendalikan amarahku. Bagaimana tidak, salah satu pria yang duduk itu wajahnya masih sangat aku kenali. Dia adalah Dion. Mantan pacar Maryam yang dulu pernah bertengkar denganku.Dan aku yakin, pria paruh baya yang duduk di samping Dion itu adalah Ayahnya. Pria bejat yang sudah memperkosa Maryam dulu. Hingga membuat Maryam depresi dan hampir bunuh diri.Aku terduduk di sebuah kursi dengan pikiran kacau balau. Antara emosi, marah, dan juga dendam. Rasanya belum puas, jika belu

  • Acara Syukuran di Rumah Mertua   Bab 189 b season 2

    ☘️"Ken, gimana keadaan Maryam?" tanya Ibu yang baru datang bersama Dini. Aku sendiri masih duduk di depan ruang ICU, karena kondisiku juga ikut melemah setelah melakukan pendonoran darah untuk Maryam."Maryam masih kritis, Bu," jawabku lemah.Hingga saat ini, keadaan Maryam memang belum menunjukkan kemajuan. Maryam masih kritis dan belum juga sadarkan diri."Memangnya, apa yang terjadi, Ken? Kenapa bisa seperti ini?""Ceritanya panjang, Bu. Intinya ada orang jahat yang mau mencelakakan kami. Maryam bisa seperti ini juga karena aku, Bu. Maryam ... sudah menyelamatkan nyawa aku, Bu," jelasku dengan suara serak. Tak lama, air mata keluar dari sudut mataku.Aku memang benar-benar tak bisa lagi menahan kesedihan. Aku benar-benar sangat takut. Takut jika Maryam meninggalkan aku. Kami belum lama menikah, tapi, begitu banyak cobaan yang datang silih berganti. Dan puncaknya, inilah cobaan terberat dan yang paling menakutkan untukku.Aku takut ....Takut jika Maryam sampai pergi meninggalkan k

DMCA.com Protection Status