Beranda / Urban / AWAN - THE NEXT SANJAYA / 84. SEORANG PEMIMPIN PUN HARUS MENUNDUK

Share

84. SEORANG PEMIMPIN PUN HARUS MENUNDUK

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-11 20:01:57

Mendengar kalimat berani Irvan, beny seketika berkeringat dingin.

Apa kakaknya itu tidak bisa membaca situasi? Bisa-bisanya ia memprovokasi Theo seperti ini. Apa dia tidak tahu dampak mengerikan yang akan menimpa mereka jika sampai Theo tersinggung dan membawa pamannya turun tangan?

Hanya saja, saat Beny hendak menyela dan meluruskan situasinya, suara dingin Theo sudah lebih dulu terdengar.

"Oh, sepertinya tuan pertama Wongso tidak terima? Baiklah, kalau begitu katakan padaku, bagaimana kamu ingin menyelesaikannya?" Tanya Theo dengan senyum main-main.

Di mata Beny, Theo seperti sengaja ingin memancing mereka. Jika kakaknya itu berkata yang tidak-tidak sekali lagi, bisa dipastikan kalau Theo tidak akan menahan diri untuk mengajak kakak dan pamannya untuk membuat perhitungan dengan mereka.

Lain halnya dengan Irvan, ia sama sekali tidak menyadari kegelisahan adiknya dan berkata dengan nada semakin angkuh, "Tentu saja, masing-masing kalian harus memata

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
03. Ahmad Varos Sy
Mati Suri kak ?!
goodnovel comment avatar
ERIS RISO
mohon bersabar ya gess, author terkena dampak musibah banjir di sumbar, jadi mungkkn update agak lambat
goodnovel comment avatar
Romi
Biarkan autor mengembangkan imajinasi nya jangan di desak terus. ntar ujungnya seperti yg tulisan kemaren tu..akhirnya GK jelas dan GK da kesan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   85. PERNIKAHAN INI TIDAK BISA DILANJUTKAN

    "Menikah dengan keluarga Winata belum tentu buruk. Paling tidak, keluarga kita masih tetap aman dan ayahmu bisa bekerja di perusahaan yang tidak kalah bonafit dari perusahaan milik keluarga Wongso ini.""Keluarga kita tidak akan lagi ditindas oleh pamanmu.""Sekarang, mungkin kamu tidak menyukai tuan muda Andreas. Tapi, perlahan seiring berjalannya waktu, kamu akan terbiasa dengan sendirinya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membuka hatimu untuknya.""Tuan muda Andreas sangat menyukaimu. Selain itu, dia dari keluarga yang mapan dan jelas. Kamu tidak perlu lagi susah-susah bekerja dan cukup menjadi istri yang baik di rumah. Dia pasti akan memperlakukanmu dengan baik." Kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh ibunya, membuat Nadya tidak mengerti dengan jalan pikiran ibunya. Baru beberapa saat yang lalu ia meminta dirinya untuk bersabar dan sekarang, ia sudah berbalik menyakinkan dirinya agar menerima Andreas dan memuji segala kelebihan Andreas. Seolah Andreas adalah jaminan hidup mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   86. TERNYATA INI BENAR KAMU!

    Di dekat pintu masuk utama telah berdiri seorang pemuda tampan berusia dua puluhan. Badannya tinggi dan tegap. Lalu, sorot matanya yang tegas memberikan kesan layaknya seorang penguasa dan tidak tersentuh.Selain itu, ia juga memiliki aura kuat yang sukar untuk dijelaskan.Bahkan, Beny Wongso yang merupakan petinggi salah satu kelompok mafia merasa tertekan saat menatap mata pemuda ini. Aura mendominasi seperti ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang telah terbiasa bertarung. Seolah, Beny sedang berhadapan dengan sosok hebat yang sangat mengerikan dan tidak bisa dilawannya.Penampilannya yang tenang memberikan kesan bahwa pemuda ini memiliki kerpecayaan diri yang tinggi.Lain halnya dengan Nadya. Ia menatap lama ke arah pemuda yang baru masuk tersebut dengan tatapan yang sangat dalam.Lama ia meyakinkan dirinya kalau saat itu ia tidak sedang bermimpi.Sampai-sampai Nadya mengerjapkan matanya beberapa kali dan menemukan sosok yang sudah lama ia cari itu ternyata masih berada di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   87. NADYA MEMBERONTAK

    Tuan besar Wongso dibuat terkejut dengan keberanian Nadya.Selama ini, tidak pernah ada satu orangpun dari keluarganya yang berani menyela ucapannya apalagi sampai menentang perintahnya. Tidak terkecuali Nadya. Tidak peduli apa yang diucapkan Dimas, Nadya tidak pernah sekalipun berani menentang dirinya.Keberanian Nadya menentang kata-katanya sama sekali tidak diduganya. Sebagai seorang kepala keluarga, bagaimana Dimas bisa menerimanya? Sikap Nadya kali ini sama saja dengan menampar dirinya di depan umum. Tatapan Dimas Wongso seketika berubah dingin."Nadya, beginikah caramu bicara dengan orang tua? Apa kamu ingin mempermalukan keluarga kita? Sekarang, demi pria tidak jelas asal-asulnya seperti dia, kamu berani mengkhianati calon suamimu dan mencoreng nama baik keluarga kita?" Ucap Dimas dingin dan penuh tekanan."Kakek, katakan padaku, apa selama ini aku pernah menentangmu? Jika hari ini aku menentangmu, maka itu karena kakek yang memaksaku melakukannya. Tidak hanya kakek, tapi sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   88. DIA TERLIHAT LEBIH DEWASA

    Bam!Belum sempat pengawal tersebut bereaksi, sebuah pukulan tajam dan terukur sudah membuatnya terhempas terbang.Bam!Serangan itu terjadi dengan begitu cepat seperti badai dan sulit dihentikan. Begitu serangan pertama datang dan menghempaskan satu orang pengawal, pukulan lainnya sudah datang menyusul dan menghempaskan satu orang lainnya.Saking cepatnya, semua orang yang menyaksikannya seakan sedang melihat sebuah ilusi optik dimana mereka melihat satu persatu pengawal keluarga Wongso melayang terbang dan tiba-tiba saja, belasan pengawal yang semula terlihat gagah perkasa, kini sudah meringkuk di atas lantai dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri.Sulit bagi siapapun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hanya ekspresi kesakitan di wajah para pengawal ini yang menunjukkan kalau mereka diserang dengan sebuah pukulan yang sangat keras dan membuat mereka lumpuh hingga tidak sadarkan diri seperti sekarang ini.Nadya sendiri yang semula sempat mengkhawatirkan keadaan A

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   89. PUKULAN PENGHANCUR BENY

    Penilaian pengawal pribadi Dimas tentang Awan tidaklah salah,Karena benar kalau Awan masih menahan kekuatannya. Awalnya, Awan berharap jika anak buah Beny akan dapat memberinya tekanan. Sehingga ia dapat mengetahui seberapa jauh kekuatannya saat ini.Namun, setelah bertarung beberapa saat lamanya, Awan terpaksa harus menelan kekecewaan. Ratusan gengster ini mungkin sangat hebat dan kuat untuk level orang biasa. Namun bagi Awan yang sudah menapaki jalan kultivator, kemampuan mereka malah terlihat biasa jika tidak ingin dibilang sangat-sangat lemah.Awan bahkan hanya mengeluarkan sepuluh persen kekuatan sejatinya, itupun tanpa menggunakan reiki. Jika tidak, orang-orang ini mungkin akan mati dalam keadaan jasad tidak utuh.Saat itulah Awan baru menyadari jika kekuatan sejatinya dan juga warisan yang ia terima dari dewi cahaya sebelumnya nbegitu kuat. Mungkin, ia perlu bertemu lawan seorang kultivator untuk mengetahui di level mana ia berada saat ini."Huft, sebanyak ini tidak ada yang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   90. KALIAN SEMUA BERHUTANG PADA NADYA

    Dimas hanya melirik Beny sekilas. Sebagai rubah tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan, Dimas tentu saja tahu maksud tersembunyi yang coba dimainkan oleh anak gungsunya tersebut. Jika saja, Dimas tidak mendapat masukan dari dua pengawal pribadinya sebelumnya, ia mungkin saja akan melakukan apa yang diinginkan oleh Beny. Namun, setelah tahu bahwa kekuatan Awan tidak biasa, membuat Beny mengurungkan niatnya. Meskipun mereka bisa menundukan Awan pada akhirnya, kerugian yang akan mereka tanggung jelas tidak sedikit. Tidak tertutup kemungkinan, pengawal pribadi Dimas akan terluka dan hal itu jelas tidak diinginkan oleh Dimas. Bagaimanapun, ia telah membayar sangat mahal untuk menyewa keduanya sebagai pengawal pribadi. Kalau sampai mereka terluka, otomatis Dimas hanya bisa mengandalkan pengawal biasa untuk melindunginya hingga mereka pulih. Dengan besarnya pengaruh dan kekuasaan keluarga Wongso maka akan semakin banyak pula musuh mereka. Tanpa pengawal terbaiknya, keselamatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   91. UTANG TIGA TAHUN LALU

    Sebelumnya, begitu tahu kalau kalau perusahaan Nadya jatuh bangkrut, Awan merasa kalau hal tersebut tidaklah normal. Ketika bersama Nadya, Nadya sering bercerita kalau perkembangan perusahaannya sangat bagus dan mungkin akan menjadi perusahaan kosmetik di negara Nusantara suatu saat kelak. Bagaimana bisa perusahaan dengan neraca keuangan sebagus itu bisa jatuh mendadak begini? Kecuali ada konspirasi jahat di sini. Benar saja, saat Awan menyelidiki perusahaan mana saja yang terlibat dalam kejatuhan perusahaan Nadya, Awan menemukan keterlibatan nama-nama yang sangat tidak asing dibaliknya. Sayangnya, Awan hanya memiliki waktu singkat untuk menggalinya. Jika tidak, dengan bukti yang ia kejar, orang-orang yang terlibat pasti akan bisa di penjarakan. Meski begitu, untuk sekedar mengekspos mereka, bukti sederhana yang Awan dapatkan sudah lebih dari cukup. Paling tidak, Nadya bisa mengetahui siapa yang telah menjatuhkannya. Sekarang, melihat Nadya tidak mengekspos kejahatan keluarganya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   92. KATAKAN, BAGAIMANA KAMU INGIN MATI?

    "Apa? Jadi, Andreas ikut terlibat dibalik menghilangngtkamu waktu itu?" Tanya Nadya terkejut.Nadya baru bertemu dengan Awan setelah kejadian tiga tahun lalu dan dia belum mendengar cerita Awan tentang apa yang terjadi waktu itu. Sekarang, ketika Awan menyinggung kejadian waktu itu dan menyebut nama Andreas, Nadya mau tidak mau penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dan kalau benar Andreas terlibat apalagi sampai mengirim seorang pembunuh untuk menyingkirkan Awan, maka Nadya tidak akan pernah memaafkannya.Andreas sendiri terkesiap ketika Awan menyinggung kejadian yang lalu. Tidak dipungkiri kalau ia memang sengaja mengirim pelayan pribadinya untuk menyingkirkan Awan waktu itu.Meski begitu, mana mungkin ia mengakuinya begitu saja. Lagian, semua rencana dan eksekusi di lapangan dilakukan oleh kepala pelayannya dan dia hanya orang di belakang layar. Tidak peduli, betapa hebat kemampuan IT Awan, ia tidak akan bisa menghubungkan kejadian tiga tahun lalu dengan dirinya.Karena itu An

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06

Bab terbaru

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   179. BAJINGAN NEKAD

    "Apa yang mereka lakukan?""Bodoh! Mereka malah melakukannya sendiri tanpa perlu kita paksa. Hahaha!"Melihat dua tetua keluarga Saka yang dengan 'bodoh'nya coba menyelamatkan dua rekan mereka yang ada di tengah kolam membuat Edi tertawa terbahak-bahak. Ia melihat kalau keduanya sudah melakukan tindakan sangat bodoh tanpa menyadari ada 'sesuatu' di bawah permukaan kolam.Benar saja, saat tetua Dion dan tetua Armen melintasi permukaan kolam, seekor makhluk mengerikan berbentuk ular raksasa dengan kulit hitam gelap pekat dan sepasang taring tajam besarnya langsung menyergap dan hampir saja menelan keduanya secara hidup-hidup. Jika saja Awan tidak datang tepat waktu, niscaya keduanya sudah berpindah alam dan menjadi bagian dari isi perut sang ular.Meski begitu, apa yang dilakukan Awan tidak memberi dampak apa-apa selain hanya berhasil mengalihkan perhatian sang ular. Bahkan dengan serangan sekuat itu masih tidak cukup meninggalkan satu goresan di permukaan kulit monster tersebut.Edi yan

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   178. KEMUNCULAN SOSOK ULAR RAKSASA

    Di tempat lain.Ribuan binatang spritual berlarian masuk ke dalam gua seolah sedang berlomba untuk berebut makanan. Derap langkah mereka yang besar membuat seluruh gua bergetar hebat seolah sedang dilanda gempa bumi.Pemandangan ini akan membuat siapapun gemetar ketakutan. Bahkan tiga tetua pembentukan jiwa yang dibawa oleh Edi tidak urung merasa khawatir. Jika jumlahnya puluhan, mereka mungkin masih dapat dengan mudah membunuhnya layaknya menginjak kawanan semut.Namun, jika jumlahnya sudah sebanyak ini, mereka tidak akan bisa keluar tanpa cidera."Tuan muda, situasi ini tidak terlihat bagus. Kita harus bergerak cepat!""Tetua, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Edi yang ditanya seperti itu justru balik bertanya dengan ekspresi bingung dan tegang.Kepercayaan diri yang ia tunjukkan beberapa menit sebelumnya sudah berubah menjadi ekspresi tegang. Rencana yang seharusnya mudah justru menjadi sangat sulit saat ini. Meskipun mereka berhasil mendapatkan teratai bumi dan inti monster

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   177. PENGKHIANAT

    "Tetua Arsyad, kenapa anda berhenti di sini?" Tanya salah seorang prajurit keluarga Saka heran.Karena tetua Arsyad yang memimpin mereka tiba-tiba berhenti, membuat semua orang di belakangnya ikut berhenti dan menatapnya dengan penuh tanya,Seharusnya mereka harus bergegas kembali ke kediaman keluarga Saka. Karena disamping mereka harus membawa pil untuk kepala keluarga, mereka juga harus segera melaporkan tentang misi penyelamatan dua tetua mereka yang dipimpin oleh Dian dan meminta tim bantuan.Namun, bukannya harus bergegas kembali, tindakan tetua Arsyad yang tiba-tiba berhenti dan menunjukkan gelagat mencurigakan membuat semua orang kebingungan."Cony, serahkan pilnya padaku!" Ujar tetua Arsyad mengulurkan tangannya."Tetua, apa maksudmu? Kita harus bergegas kembali dan melapor pada keluarga utama." Ujar prajurit Cony tidak langsung menuruti permintaan seniornya tersebut."Apa perintahku kurang jelas? Cepat, serahkan pil itu padaku!" Ulang tetua Arsyad dingin."Maaf, tetua! Kami t

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   176. SIAPA MENJEBAK SIAPA

    Ternyata, Awan sudah memperhitungkan semua kemungkinan bahaya yang dapat membahayakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Itu termasuk semua orang yang pernah menentang Awan seperti halnya kelompok Shelma.Tetua Dion sempat meragukan kecurigaan Awan saat itu. Menurutnya, Shelma seperti halnya semua prajurit dalam keluarga Saka adalah karakter yang sangat loyal. Karena salah satu persyaratan agar mereka bisa diterima sebagai prajurit keluarga Saka adalah mereka harus bersumpah setia menggunakan darah yang membuat mereka tidak bisa mengkhianati keluarga Saka.Hanya saja, alasan akan cukup masuk akal dengan menjelaskan kalau dirinya hanya orang luar yang membuat Shelma ataupun rekan-rekannya bisa saja menghabisi dirinya. Ditambah jika ada seseorang yang mampu meyakinkan mereka.Siapa lagi, kalau bukan Edi Purnama.Itu sebabnya, sesaat sebelum masuk ke dalam gua, sesuai dengan arahan Awan, tetua Dion sengaja memberi tanggungjawab pada Shelma dan rekan-rekannya secara khusus menjaga keam

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   175. DIA TIDAK AKAN MEMBUNUHKU

    Edi sempat salah tingkah saat Awan tiba-tiba bertanya padanya dan menjawab dengan nada agak tinggi, "Apa maksudmu bertanya seperti itu? Bagaimana aku tahu apa yang ada di dalam sana! Seperti kata Dian, seharusnya kita menyelamatkan tetua Elang dan tetua Evan sebelum ular monster itu kembali.""Begitukah?" Ujar Awan dengan senyum licik yang membuat Evan merasa gelisah layaknya seorang maling yang baru saja tertangkap basah."Bagaimana kalau kamu sudahi saja sandiwara ini, tuan muda Edi? Atau, aku sendiri yang akan membongkar kebohonganmu?""Kebohongan apa maksudmu? Jika ada yang perlu dicurigai di sini maka itu adalah kamu. Kita semua sudah melihat kalau dua tetua Saka ada di sana. Tapi, bukannya bergegas menyelamatkan mereka, bajingan ini justru membuat tuduhan tidak mendasar dan mengulur waktu yang membuat nyawa mereka bisa saja tidak dapat diselamatkan." Balas Edi ketus dan membalikkan semua kesalahan pada Awan.Selain tetua Dion, para prajurit keluarga Saka tampak mulai termakan de

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   174. MASUK KE DALAM GUA

    Rombongan Awan masuk ke dalam gua.Gua itu sendiri memiliki lebar tidak lebih dari dua setengah meter.Hanya saja, siapapun yang masuk ke dalam gua akan merasakan tekanan yang sangat besar seolah mereka sedang memasuki mulut harimau. Tidak terkecuali mereka yang berada di ranah pembentukan inti seperti halnya tetua Dion dan yang lainnya. Mereka merasakan tekanan yang belum pernah mereka hadapi.Tidak heran, Dian yang berada di ranah pembentukan fondasi tampak begitu tertekan. Sampai-sampai ia tidak berani berada jauh dari sisi Awan. Berada di dekat Awan satu-satunya cara yang membuatnya merasa agak aman.Karena di dalam gua terdapat binatang spritual tingkat empat dan juga lebar gua yang relatif sempit, mereka tidak memiliki pilihan selain berjalan kaki dan berusaha untuk menyembunyikan hawa keberadaan mereka.Hanya saja, belum lama mereka berjalan masuk ke dalam gua, mereka terpaksa berhenti karena di depan mereka terdapat beberapa lorong.Tanpa mereka sadari, gua tempat mereka ber

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   173. KITA IKUTI RENCANANYA

    Keserakahan terkadang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dan nuraninya. Itulah yang terjadi pada Edi Purnama.Menurut Awan, Edi memiliki tujuan utama yang membuatnya sampai rela menjadikan wanita yang disukainya sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya. Bisa jadi, Awan dan tim keluarga Saka akan dijadikan sebagai pengalih perhatian.Hanya saja, Awan tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dicari oleh Edi sampai berani mengorbankan banyak orang untuk mendapatkan keinginannya. Yang bisa dilakukan Awan saat ini adalah mengikuti permainan Edi dan membuat langkah antisipasi untuk menghindari jatuhnya korban di pihak mereka.Setelah menjelaskan rencananya pada tetua Dion, Awan lalu membuat pil pemulihan untuk kepala keluarga Saka seperti janjinya. Yang mengejutkan, pembuatan pil ini sendiri tidak menggunakan tungku alkimia seperti kebanyakan alkemis lainnya dan Awan bahkan hanya membutuh waktu kurang dari lima menit untuk memurnikan empat pil tingkat atas."Astaga! Dokter jeni

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   172. RENCANA AWAN

    Awan dan tetua Dion sampai di area pinggir hutan yang relatif sangat sepi dan bagian belakang mereka adalah tebing yang cukup tinggi. Sebuah tempat yang cukup ideal untuk meramu pil."Dokter jenius Awan, katakan saja, apa yang anda ingin saya lakukan?" Tanya tetua Dion begitu hanya ada mereka berdua di tempat tersebut.Awan tersenyum kecil dan berkata, "Hmn, tetua Dion sangat bijak. Saya kagum, tetua dapat membaca maksud saya mengajak anda ke sini.""Jangan mengejek saya, dokter jenius Awan! Di depan anda, saya justru tidak ada apa-apanya.""Saat anda mengajak saya untuk menjaga anda membuat pil, saya menyadari kalau ada sesuatu yang anda inginkan dari saya tapi tidak ingin diketahui oleh yang lainnya. Saya melihat anda dapat mengalahkan hewan spritual tingkat tiga dengan mudah. Bagi orang lain, mungkin itu suatu keberuntungan karena mengira tetua Armen sudah tenaga dan melukai monster itu sebelumnya. Tapi, saya tidak melihatnya demikian. Ular itu bahkan tidak terluka sama sekali oleh

  • AWAN - THE NEXT SANJAYA   171. DOKTER DAN JUGA ALKEMIS

    "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Dian meminta saran Awan dan para tetua.Meski dalam hati Dian sangat ingin menyelamatkan dua orang tetuanya yang ditangkap oleh monster ular tersebut. Namun, Dian masih dapat mengendalikan ketenangannya dan mempertimbangkan jalan terbaik yang harus mereka ambil.Misi menyelamatkan dua tetuanya jelas adalah misi yang hampir mustahil. Pertama, mereka tidak tahu bagaimana nasib kedua tetua tersebut saat ini. Entah mereka masih hidup atau sudah mati. Kedua, kalaupun mereka nekad pergi menyelamatkan keduanya, peluang keberhasilan mereka sangatlah kecil.Bagaimanapun lawan yang menanti mereka adalah binatang spritual tingkat empat. Sementara mereka hanya memiliki empat ahli pembentukan inti tahap menengah. Itupun jika Edi Purnama bersedia membantu mereka serta ditambah oleh lima orang pembentukan inti tahap awal.Untuk Awan sendiri, Dian tidak mungkin melibatkannya dalam misi berbahaya ini. Bagaimanapun, Awan adalah harapan kesembuhan kakeknya.

DMCA.com Protection Status