Di dekat pintu masuk utama telah berdiri seorang pemuda tampan berusia dua puluhan. Badannya tinggi dan tegap. Lalu, sorot matanya yang tegas memberikan kesan layaknya seorang penguasa dan tidak tersentuh.Selain itu, ia juga memiliki aura kuat yang sukar untuk dijelaskan.Bahkan, Beny Wongso yang merupakan petinggi salah satu kelompok mafia merasa tertekan saat menatap mata pemuda ini. Aura mendominasi seperti ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang telah terbiasa bertarung. Seolah, Beny sedang berhadapan dengan sosok hebat yang sangat mengerikan dan tidak bisa dilawannya.Penampilannya yang tenang memberikan kesan bahwa pemuda ini memiliki kerpecayaan diri yang tinggi.Lain halnya dengan Nadya. Ia menatap lama ke arah pemuda yang baru masuk tersebut dengan tatapan yang sangat dalam.Lama ia meyakinkan dirinya kalau saat itu ia tidak sedang bermimpi.Sampai-sampai Nadya mengerjapkan matanya beberapa kali dan menemukan sosok yang sudah lama ia cari itu ternyata masih berada di sana.
Tuan besar Wongso dibuat terkejut dengan keberanian Nadya.Selama ini, tidak pernah ada satu orangpun dari keluarganya yang berani menyela ucapannya apalagi sampai menentang perintahnya. Tidak terkecuali Nadya. Tidak peduli apa yang diucapkan Dimas, Nadya tidak pernah sekalipun berani menentang dirinya.Keberanian Nadya menentang kata-katanya sama sekali tidak diduganya. Sebagai seorang kepala keluarga, bagaimana Dimas bisa menerimanya? Sikap Nadya kali ini sama saja dengan menampar dirinya di depan umum. Tatapan Dimas Wongso seketika berubah dingin."Nadya, beginikah caramu bicara dengan orang tua? Apa kamu ingin mempermalukan keluarga kita? Sekarang, demi pria tidak jelas asal-asulnya seperti dia, kamu berani mengkhianati calon suamimu dan mencoreng nama baik keluarga kita?" Ucap Dimas dingin dan penuh tekanan."Kakek, katakan padaku, apa selama ini aku pernah menentangmu? Jika hari ini aku menentangmu, maka itu karena kakek yang memaksaku melakukannya. Tidak hanya kakek, tapi sem
Bam!Belum sempat pengawal tersebut bereaksi, sebuah pukulan tajam dan terukur sudah membuatnya terhempas terbang.Bam!Serangan itu terjadi dengan begitu cepat seperti badai dan sulit dihentikan. Begitu serangan pertama datang dan menghempaskan satu orang pengawal, pukulan lainnya sudah datang menyusul dan menghempaskan satu orang lainnya.Saking cepatnya, semua orang yang menyaksikannya seakan sedang melihat sebuah ilusi optik dimana mereka melihat satu persatu pengawal keluarga Wongso melayang terbang dan tiba-tiba saja, belasan pengawal yang semula terlihat gagah perkasa, kini sudah meringkuk di atas lantai dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri.Sulit bagi siapapun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hanya ekspresi kesakitan di wajah para pengawal ini yang menunjukkan kalau mereka diserang dengan sebuah pukulan yang sangat keras dan membuat mereka lumpuh hingga tidak sadarkan diri seperti sekarang ini.Nadya sendiri yang semula sempat mengkhawatirkan keadaan A
Penilaian pengawal pribadi Dimas tentang Awan tidaklah salah,Karena benar kalau Awan masih menahan kekuatannya. Awalnya, Awan berharap jika anak buah Beny akan dapat memberinya tekanan. Sehingga ia dapat mengetahui seberapa jauh kekuatannya saat ini.Namun, setelah bertarung beberapa saat lamanya, Awan terpaksa harus menelan kekecewaan. Ratusan gengster ini mungkin sangat hebat dan kuat untuk level orang biasa. Namun bagi Awan yang sudah menapaki jalan kultivator, kemampuan mereka malah terlihat biasa jika tidak ingin dibilang sangat-sangat lemah.Awan bahkan hanya mengeluarkan sepuluh persen kekuatan sejatinya, itupun tanpa menggunakan reiki. Jika tidak, orang-orang ini mungkin akan mati dalam keadaan jasad tidak utuh.Saat itulah Awan baru menyadari jika kekuatan sejatinya dan juga warisan yang ia terima dari dewi cahaya sebelumnya nbegitu kuat. Mungkin, ia perlu bertemu lawan seorang kultivator untuk mengetahui di level mana ia berada saat ini."Huft, sebanyak ini tidak ada yang b
Dimas hanya melirik Beny sekilas. Sebagai rubah tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan, Dimas tentu saja tahu maksud tersembunyi yang coba dimainkan oleh anak gungsunya tersebut. Jika saja, Dimas tidak mendapat masukan dari dua pengawal pribadinya sebelumnya, ia mungkin saja akan melakukan apa yang diinginkan oleh Beny. Namun, setelah tahu bahwa kekuatan Awan tidak biasa, membuat Beny mengurungkan niatnya. Meskipun mereka bisa menundukan Awan pada akhirnya, kerugian yang akan mereka tanggung jelas tidak sedikit. Tidak tertutup kemungkinan, pengawal pribadi Dimas akan terluka dan hal itu jelas tidak diinginkan oleh Dimas. Bagaimanapun, ia telah membayar sangat mahal untuk menyewa keduanya sebagai pengawal pribadi. Kalau sampai mereka terluka, otomatis Dimas hanya bisa mengandalkan pengawal biasa untuk melindunginya hingga mereka pulih. Dengan besarnya pengaruh dan kekuasaan keluarga Wongso maka akan semakin banyak pula musuh mereka. Tanpa pengawal terbaiknya, keselamatan
Sebelumnya, begitu tahu kalau kalau perusahaan Nadya jatuh bangkrut, Awan merasa kalau hal tersebut tidaklah normal. Ketika bersama Nadya, Nadya sering bercerita kalau perkembangan perusahaannya sangat bagus dan mungkin akan menjadi perusahaan kosmetik di negara Nusantara suatu saat kelak. Bagaimana bisa perusahaan dengan neraca keuangan sebagus itu bisa jatuh mendadak begini? Kecuali ada konspirasi jahat di sini. Benar saja, saat Awan menyelidiki perusahaan mana saja yang terlibat dalam kejatuhan perusahaan Nadya, Awan menemukan keterlibatan nama-nama yang sangat tidak asing dibaliknya. Sayangnya, Awan hanya memiliki waktu singkat untuk menggalinya. Jika tidak, dengan bukti yang ia kejar, orang-orang yang terlibat pasti akan bisa di penjarakan. Meski begitu, untuk sekedar mengekspos mereka, bukti sederhana yang Awan dapatkan sudah lebih dari cukup. Paling tidak, Nadya bisa mengetahui siapa yang telah menjatuhkannya. Sekarang, melihat Nadya tidak mengekspos kejahatan keluarganya
"Apa? Jadi, Andreas ikut terlibat dibalik menghilangngtkamu waktu itu?" Tanya Nadya terkejut.Nadya baru bertemu dengan Awan setelah kejadian tiga tahun lalu dan dia belum mendengar cerita Awan tentang apa yang terjadi waktu itu. Sekarang, ketika Awan menyinggung kejadian waktu itu dan menyebut nama Andreas, Nadya mau tidak mau penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dan kalau benar Andreas terlibat apalagi sampai mengirim seorang pembunuh untuk menyingkirkan Awan, maka Nadya tidak akan pernah memaafkannya.Andreas sendiri terkesiap ketika Awan menyinggung kejadian yang lalu. Tidak dipungkiri kalau ia memang sengaja mengirim pelayan pribadinya untuk menyingkirkan Awan waktu itu.Meski begitu, mana mungkin ia mengakuinya begitu saja. Lagian, semua rencana dan eksekusi di lapangan dilakukan oleh kepala pelayannya dan dia hanya orang di belakang layar. Tidak peduli, betapa hebat kemampuan IT Awan, ia tidak akan bisa menghubungkan kejadian tiga tahun lalu dengan dirinya.Karena itu An
Plak! plak!Dua suara tamparan beruntun terdengar keras memenuhi seluruh aula. Itu karena tidak ada seorangpun di dalam sana yang berani bersuara saat melihat Awan dengan kejam menampar dan mempermainkan Andreas.Tidak ada lagi aura seorang tuan muda kaya yang sombong dan mendominasi seperti sebelumnya.Andreas lebih terlihat seperti ayam potong yang setiap saat bisa disembelih.Tentu saja yang menjadi algojonya adalah Awan.Sebenarnya, dengan satu pukulannya, Awan bisa saja langsung menghabisi orang biasa seperti Andreas. Tapi, ia sengaja tidak melakukannya atau hal itu akan menjadi hukuman yang terlalu ringan untuk Andreas.Awan bukan tipikal orang pendendam namun ia juga bukan orang yang mudah memaafkan musuh yang sudah berulangkali coba membunuhnya. Beberapa tahun lalu, Awan merasakan yang namanya penderitaan dan putus asa yang membuatnya hampir kehilangan nyawanya. Jadi, mana mungkin ia membunuh Andreas begitu saja? Setidaknya, Andreas juga merasaka
"Plak!"Sebuah suara tamparan terdengar cukup keras dan sekaligus membuat semua orang menatap ke sumber suara dengan tatapan tegang.Siapa yang tidak tegang, saat seorang petinggi mafia yang paling ditakuti di kota ini di tampar oleh seorang wanita dan itu terjadi tepat di depan banyak pasang mata yang melihatnya."Na-Nadya, apa yang kamu lakukan? Cepat berlutut dan minta maaf pada tuan Max! Jika tidak, kamu akan berakhir dengan nasib tragis kalau tuan Max sampai marah." Teriak Anton ketakutan dan kesal dengan tindakan berani sepupunya tersebut.Punggung Anton terasa basah oleh keringat dingin. Tentu saja, ia sangat takut dengan kemarahan Max. Apalagi, ide untuk memperkenalkan Nadya pada Max adalah dari dirinya. Sikap lancang Nadya bisa berimbas pada dirinya. Anton tidak berani membayangkan jika Max sampai murka dan melampiaskan kemarahannya pada dirinya.Lona yang berdiri di dekat Nadya tidak kalah terkejutnya. Meski menurutnya, Max sangat pantas mendapat tamparan tersebut karena ia
Awan berdiri dengan mata syarat kerinduan memandang sebuah gedung di seberang jalan tempat ia berdiri saat ini. Sekarang sudah dua bulan berlalu dan satu-satunya orang yang terpikir olehnya saat ia kembali adalah Nadya, kekasihnya. Namun, di saat bersamaan ia juga terlihat ragu untuk melangkah ke depan dan masuk ke dalam gedung dua belas lantai tersebut."Hmn, aku harus memberi jawaban seperti apa nantinya yah?""Nadya, aku kembali!""Ah, tidak mungkin sesingkat itu. Bagaimanapun aku telah menghilang dua bulan lamanya. Atau aku harus berterus-terang saja dan menjelaskan kalau aku di seret oleh raksasa ke dasar telaga dan ular tersebut sebenarnya adalah sisa jiwa seekor naga dan kemudian aku menerima warisannya.""Huft, kalau dipikir-pikir, cerita itu lebih terdengar seperti dongeng dan mungkin akan sangat sulit dipercaya. Siapa yang akan percaya jia di dunia masih ada seekor naga? Meskipun itu hanya pecahan jiwa sekalipun. Apalagi Nadya orangnya sangat kritis dan logis.""Aku tidak b
"Aku tidak peduli kamu mendengar isu tidak jelas itu darimana. Kalaupun perusahaanku dalam masalah, aku tidak akan pernah meminta bantuanmu, Jay. Atau aku perlu menelpon Erika untuk menjemputmu ke sini?" Balas Nadya dingin dan membuat Jay yang semula terlihat percaya diri menjadi canggung dengan wajah memerah karena malu ditolak Nadya secara terang-terangan seperti itu."Hahahaa... Wanita yang galak! Aku suka. Oh man, sepertinya keberuntunganmu sudah habis. Jangan bilang kalau aku tidak memberikan kesempatan, hahaha!" Tawa Max menertawakan Jay.Max tanpa malu-malu bahkan duduk duduk di sofa depan meja Nadya sambil melipat satu kakinya dan mengeluarkan cerutunya.Seorang pengawal dengan sigap menyalakan korek untuk Max dan membuatnya terlihat seperti seorang bos yang mengendalikan situasi. Aura Max berbeda dengan Jay.Jika Jay terlihat seperti orang kaya pada umumnya, maka Max lebih terlihat seperti seorang mafia dengan aura menindas dan syarat kekejaman. Itu pula yang membuat Lona leb
Anton menatap iri kemegahan ruangan Nadya dan membayangkan jika ruangan semewah itu menjadi miliknya, tentu saja lengkap dengan perusahaannya.Wajar saja Anton cemburu dengan pencapaian Nadya. Baru beberapa bukan yang lalu Nadya dan keluarganya pindah ke kota ini dan meminta bantuan keluarga besarnya untuk meminta perlindungan dan membantu kehidupan mereka karena Madya Nadya dan keluarganya baru saja di'buang' oleh keluarga Wongso.Siapa sangka, nasib Nadya akan berubah begitu drastis hanya dalam beberapa bulan. Tidak hanya bisa mengenal keluarga kelas satu di kota ini tapi kehidupan mereka juga berubah sangat drastis. Nadya bahkan bisa memiliki sebuah perusahaan yang tingkatnya di atas perusahaan keluarganya dan hanya dalam waktu relatif singkat, status Nadya dan keluarganya bahkan sudah melewati keluarga Dehen.Karena kedengkiannya, Anton coba menghasut keluarganya dengan coba menjodohkan Nadya dengan kenalannya. Tentu saja, tujuan Anton yang sebenarnya adalah untuk memperdaya Nad
Dinding gua bergetar dan beberapa batu mulai berjatuhan. Gua yang telah ada selama ibuan tahun tersebut sepertinya tidak bisa lagi bertahan.Di saat bersamaan, Awan membuka mata dan aura kuat tampak mengelilingi seluruh tubuhnya.Dibanding sebelumnya, penampilan Awan yang sekarang terlihat seperti seorang pertapa. Rambutnya sedikit lebih panjang serta wajahnya yang tampan mulai ditutupi oleh jambang dan kumis tipis."Haah!" Awan menarik napas dalam dan melepaskannya ke udara dan seketika udara keruh memenuhi udara sebelum menguap tersapu angin.Awan tidak tahu berapa lama waktu yang telah ia habiskan untuk menyerap pil roh. Namun, hasil yang ia tuai melebihi dari ekspektasi naga Ragnarok terhadapnya. Ia telah berhasil membuka simpul ke tiga dan sekaligus mencapai level Pemutusan Roh.Sekarang, Awan dapat merasakan jumlah reiki di dalam tubuhnya meningkat drastis yang membuat tidak hanya kekuatannya meningkat berkali-kali lipat tetapi juga kemampuan persepsinya jadi lebih luas dan ter
Tanpa terasa dua hari sudah berlalu sejak Awan mulai berlatih teknik pemurnian tubuh naga.Naga Ragnarok yang sedang menjaga api di luar bejana dibuat terkejut begitu bejana tempat Awan berada tiba-tiba retak dan sebuah cahaya menyilaukan keluar dari dalamnya.Tidak lama setelah itu, bejana yang terbuat dari perunggu tersebut pecah dan sosok Awan muncul dari dalamnya dengan berselimutkan cahaya keemasan."Bagaimana mungkin? Dia benar-benar berhasil menyempurnakan tahap pertama pemurnian tubuh naga?" Seru Ragnarok tidak percaya.Bagaimana tidak? Teknik ini sejatinya adalah teknik bangsa naga karen mereka terlahir dengan fisik khusus dan juga api bawaan yang sudah ada semenjak mereka lahir.Namun, Awan menggunakan cara yang berbeda yaitu dengan menggunakan elemen air untuk mengendalikan amukan api saat pemurnian tubuh naga.Tidak hanya berhenti disitu, Awan juga berhasil menyempurnakan teknik ini lebih cepat dan menyatu sempurna dengannya.Ragnarok bisa melihat jika cahaya yang menyelimu
"Namun, sebelum kamu menyerap teratai inti bumi dan memurnikannya, kamu harus menguasai teknik tubuh naga secara sempurna terlebih dahulu.""Teratai inti bumi ini mungkin cukup untuk mengantarmu naik tingkatan kecil menjadi Pembentukan Jiwa tahap puncak dan kalau beruntung, itu bisa membuatmu selangkah lebih dekat membuka simpul ketiga dalam tubuhmu.""Apa? Senior juga tahu tentang simpul dalam tubuhku?" Ujar Awan terkejut.Kultivasi Awan sangat unik dan berbeda dengan kultivator pada umumnya. Itu karena ia mewarisi teknik kultivasi dari raja Asura. Didalam tubuh Awan terdapat dua belas simpul murni yang membatasi kekuatan sejati. Sejauh ini, Awan baru membuka dua simpul dan jika ia membanding kekuatannya dengan tetua Wahyu yang ia lawan sebelumnya, Awan menyimpulkan kekuatannya berada di level Pembentukan Jiwa tahap menengah. Hanya saja, perbedaan pengalaman serta kekuatan, Awan masih berada setingkat di bawah tetua Wahyu.Namun, cara menentukan tingkat kekuatan Asura bukan dengan ti
Awan mengyunkan dager sepasang dager di tangannya beberapa kali untuk menguji kemampuannya lebih lanjut. Semakin lama ia menggunakannya semakin Awan dibuat kagum. Selama ini Awan belum pernah menggunakan senjata meski dalam warisan Asura terdapat beberapa teknik beladiri menggunakan senjata. Mungkin karena ia belum menemukan senjata yang cocok dengannya.Namun ketika ia menggunakan dager pemberian Naga Ragnarok, Awan seperti menemukan kecocokan dengan senjata tersebut.'Tebasannya sangat tajam namun tidak meninggalkan jejak apapun, sangat sempurna sebagai senjata pembunuh yang sangat mematikan. Beratnya juga ringan dan membuatnya menjadi sangat fleksibel. Bahkan, setelah diayunkan hampir tidak meninggalkan jejak lintasan angin. Meski begitu, hanya dengan mengayunkannya seperti ini, sudah cukup untuk membelah benda ringan.' Pikir Awan kagum."Senior naga, dari apa senjata ini terbuat? Ini terlihat kokoh dan sangat tajam seperti terbuat dari baja namun jelas ini bukan baja. Selain itu,
"Nak, terima warisanku ini!" Naga Ragnarok menjentikkan jarinya dan sebuah cincin hitam melayang tepat di depan Awan.Dengan cepat Awan meraih cincin tersebut dan menatap Ragnarok dengan penuh tanya. Bagaimanapun cincin ditangannya itu hanya terlihat seperti cincin hitam biasa dan bahkan tanpapermata ataupun ukiran apa-apa di permukaannya alias polos.Lalu, apa maksudnya naga Ragnarok menyebut cincin tersebut sebagai warisan."Hmn, aku lupa! Diduniamu sekarang mungkin sangat asing dengan benda ini. Kamu pasti sudah mengaktifkan kesadaran ilahimu, benar?"Awan mengangguk ringan, "Iya, sudah senior naga.""Kalau begitu gunakan kesadaran ilahimu dan lihat apa yang ada dalam cincin ditanganmu itu!" Perintah naga Ragnarok.Meski masih sedih bingung dengan maksud dibalik perintah naga Ragnarok namun Awan tetap menurutinya. Selama ini, Awan hanya menggunakan kemampuan kesadaran ilahinya untuk melihat apa yang tidak bisa dijangkau oleh inderanya. Karena itu, ia heran kenapa naga Ragnarok me