Tuan besar Wongso dibuat terkejut dengan keberanian Nadya.Selama ini, tidak pernah ada satu orangpun dari keluarganya yang berani menyela ucapannya apalagi sampai menentang perintahnya. Tidak terkecuali Nadya. Tidak peduli apa yang diucapkan Dimas, Nadya tidak pernah sekalipun berani menentang dirinya.Keberanian Nadya menentang kata-katanya sama sekali tidak diduganya. Sebagai seorang kepala keluarga, bagaimana Dimas bisa menerimanya? Sikap Nadya kali ini sama saja dengan menampar dirinya di depan umum. Tatapan Dimas Wongso seketika berubah dingin."Nadya, beginikah caramu bicara dengan orang tua? Apa kamu ingin mempermalukan keluarga kita? Sekarang, demi pria tidak jelas asal-asulnya seperti dia, kamu berani mengkhianati calon suamimu dan mencoreng nama baik keluarga kita?" Ucap Dimas dingin dan penuh tekanan."Kakek, katakan padaku, apa selama ini aku pernah menentangmu? Jika hari ini aku menentangmu, maka itu karena kakek yang memaksaku melakukannya. Tidak hanya kakek, tapi sem
Bam!Belum sempat pengawal tersebut bereaksi, sebuah pukulan tajam dan terukur sudah membuatnya terhempas terbang.Bam!Serangan itu terjadi dengan begitu cepat seperti badai dan sulit dihentikan. Begitu serangan pertama datang dan menghempaskan satu orang pengawal, pukulan lainnya sudah datang menyusul dan menghempaskan satu orang lainnya.Saking cepatnya, semua orang yang menyaksikannya seakan sedang melihat sebuah ilusi optik dimana mereka melihat satu persatu pengawal keluarga Wongso melayang terbang dan tiba-tiba saja, belasan pengawal yang semula terlihat gagah perkasa, kini sudah meringkuk di atas lantai dengan kondisi sudah tidak sadarkan diri.Sulit bagi siapapun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hanya ekspresi kesakitan di wajah para pengawal ini yang menunjukkan kalau mereka diserang dengan sebuah pukulan yang sangat keras dan membuat mereka lumpuh hingga tidak sadarkan diri seperti sekarang ini.Nadya sendiri yang semula sempat mengkhawatirkan keadaan A
Penilaian pengawal pribadi Dimas tentang Awan tidaklah salah,Karena benar kalau Awan masih menahan kekuatannya. Awalnya, Awan berharap jika anak buah Beny akan dapat memberinya tekanan. Sehingga ia dapat mengetahui seberapa jauh kekuatannya saat ini.Namun, setelah bertarung beberapa saat lamanya, Awan terpaksa harus menelan kekecewaan. Ratusan gengster ini mungkin sangat hebat dan kuat untuk level orang biasa. Namun bagi Awan yang sudah menapaki jalan kultivator, kemampuan mereka malah terlihat biasa jika tidak ingin dibilang sangat-sangat lemah.Awan bahkan hanya mengeluarkan sepuluh persen kekuatan sejatinya, itupun tanpa menggunakan reiki. Jika tidak, orang-orang ini mungkin akan mati dalam keadaan jasad tidak utuh.Saat itulah Awan baru menyadari jika kekuatan sejatinya dan juga warisan yang ia terima dari dewi cahaya sebelumnya nbegitu kuat. Mungkin, ia perlu bertemu lawan seorang kultivator untuk mengetahui di level mana ia berada saat ini."Huft, sebanyak ini tidak ada yang b
Dimas hanya melirik Beny sekilas. Sebagai rubah tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan, Dimas tentu saja tahu maksud tersembunyi yang coba dimainkan oleh anak gungsunya tersebut. Jika saja, Dimas tidak mendapat masukan dari dua pengawal pribadinya sebelumnya, ia mungkin saja akan melakukan apa yang diinginkan oleh Beny. Namun, setelah tahu bahwa kekuatan Awan tidak biasa, membuat Beny mengurungkan niatnya. Meskipun mereka bisa menundukan Awan pada akhirnya, kerugian yang akan mereka tanggung jelas tidak sedikit. Tidak tertutup kemungkinan, pengawal pribadi Dimas akan terluka dan hal itu jelas tidak diinginkan oleh Dimas. Bagaimanapun, ia telah membayar sangat mahal untuk menyewa keduanya sebagai pengawal pribadi. Kalau sampai mereka terluka, otomatis Dimas hanya bisa mengandalkan pengawal biasa untuk melindunginya hingga mereka pulih. Dengan besarnya pengaruh dan kekuasaan keluarga Wongso maka akan semakin banyak pula musuh mereka. Tanpa pengawal terbaiknya, keselamatan
Sebelumnya, begitu tahu kalau kalau perusahaan Nadya jatuh bangkrut, Awan merasa kalau hal tersebut tidaklah normal. Ketika bersama Nadya, Nadya sering bercerita kalau perkembangan perusahaannya sangat bagus dan mungkin akan menjadi perusahaan kosmetik di negara Nusantara suatu saat kelak. Bagaimana bisa perusahaan dengan neraca keuangan sebagus itu bisa jatuh mendadak begini? Kecuali ada konspirasi jahat di sini. Benar saja, saat Awan menyelidiki perusahaan mana saja yang terlibat dalam kejatuhan perusahaan Nadya, Awan menemukan keterlibatan nama-nama yang sangat tidak asing dibaliknya. Sayangnya, Awan hanya memiliki waktu singkat untuk menggalinya. Jika tidak, dengan bukti yang ia kejar, orang-orang yang terlibat pasti akan bisa di penjarakan. Meski begitu, untuk sekedar mengekspos mereka, bukti sederhana yang Awan dapatkan sudah lebih dari cukup. Paling tidak, Nadya bisa mengetahui siapa yang telah menjatuhkannya. Sekarang, melihat Nadya tidak mengekspos kejahatan keluarganya
"Apa? Jadi, Andreas ikut terlibat dibalik menghilangngtkamu waktu itu?" Tanya Nadya terkejut.Nadya baru bertemu dengan Awan setelah kejadian tiga tahun lalu dan dia belum mendengar cerita Awan tentang apa yang terjadi waktu itu. Sekarang, ketika Awan menyinggung kejadian waktu itu dan menyebut nama Andreas, Nadya mau tidak mau penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dan kalau benar Andreas terlibat apalagi sampai mengirim seorang pembunuh untuk menyingkirkan Awan, maka Nadya tidak akan pernah memaafkannya.Andreas sendiri terkesiap ketika Awan menyinggung kejadian yang lalu. Tidak dipungkiri kalau ia memang sengaja mengirim pelayan pribadinya untuk menyingkirkan Awan waktu itu.Meski begitu, mana mungkin ia mengakuinya begitu saja. Lagian, semua rencana dan eksekusi di lapangan dilakukan oleh kepala pelayannya dan dia hanya orang di belakang layar. Tidak peduli, betapa hebat kemampuan IT Awan, ia tidak akan bisa menghubungkan kejadian tiga tahun lalu dengan dirinya.Karena itu An
Plak! plak!Dua suara tamparan beruntun terdengar keras memenuhi seluruh aula. Itu karena tidak ada seorangpun di dalam sana yang berani bersuara saat melihat Awan dengan kejam menampar dan mempermainkan Andreas.Tidak ada lagi aura seorang tuan muda kaya yang sombong dan mendominasi seperti sebelumnya.Andreas lebih terlihat seperti ayam potong yang setiap saat bisa disembelih.Tentu saja yang menjadi algojonya adalah Awan.Sebenarnya, dengan satu pukulannya, Awan bisa saja langsung menghabisi orang biasa seperti Andreas. Tapi, ia sengaja tidak melakukannya atau hal itu akan menjadi hukuman yang terlalu ringan untuk Andreas.Awan bukan tipikal orang pendendam namun ia juga bukan orang yang mudah memaafkan musuh yang sudah berulangkali coba membunuhnya. Beberapa tahun lalu, Awan merasakan yang namanya penderitaan dan putus asa yang membuatnya hampir kehilangan nyawanya. Jadi, mana mungkin ia membunuh Andreas begitu saja? Setidaknya, Andreas juga merasaka
Awan dan Nadya sudah pergi sejak lima menit yang lalu, akan tetapi aula yang seharusnya meriah dengan pesta pernikahan itu kini justru sepi seperti peringatan kematian.Pemandangan mengerikan yang terjadi sebelumnya seolah masih tertinggal di sana. Bahkan hanya untuk sekedar menarik napas saja, setiap orang melakukannya dengan hati-hati seolah takut akan menarik perhatian seseorang."Argh, to-tolong, selamatkan aku!"Teriakan lemah dan sekarat Andreas akhirnya menyadarkan semua orang jika di sana ada korban yang perlu diselamatkan.Beny adalah orang pertama yang berani mendekati Andreas dan memeriksa kondisinya di saat orang lain merasa ngeri untuk mendekatinya."Ayah, kondisinya sangat kritis dan harus segera mendapatkan perawatan! Ujar Beny melaporkan kondisi Andreas secara singkat."Tunggu apalagi? Bawa dia ke rumah sakit keluarga kita dan pastikan dia mendapat perawatan terbaik.""Irvan, kamu kabari keluarga Winata tentang apa yang terjadi di sini. Kamu tentu tahu harus bicara apa