Di gudang belakang sekolah, beberapa orang siswa tampak meringkuk ketakutan. Mereka adalah Farhan, Rania dan tiga belas siswa lainnya.Saat ini, di depan mereka tampak Theo bersama anggota gengnya sedang mengepung ke lima belas orang ini dengan sikap mengancam. Bagi siswa seperti Farhan dan mereka yang tidak pernah berkelahi seumur hidupnya, bagaimana tidak ketakutan mendapat intimidasi dari siswa yang terkenal dengan kebengisannya itu?Para cewek yang tergabung dalam kelompok Farhan bahkan sudah mulai menangis ketakutan karena khawatir mereka akan dilecehkan seperti ancaman Theo.Dari semua siswa di sekolah mereka, siapa yang tidak kenal dengan Theo? Pria ini dikenal sebagai siswa bengal dan keluarganya bahkan juga anggota mafia. Jangankan siswa, guru dan pihak sekolah saja tidak berani menegur apalagi menindak Theo jika ia melakukan kesalahan. Apalagi mereka? Bahkan jika keluarga mereka pejabat sekalipun, semua itu masih tidak ada apa-apanya dihadapan Theo. Sekarang, konspirasi j
Dipo Alam sempat khawatir begitu tahu bahwa Nadya berasal dari keluarga Wongso. Namun, bisikan berikutnya membuat Dipo kembali percaya diri.'Ternyata dia hanya cucu terbuang keluarga Wongso! Kalau begitu, kenapa tadi aku harus takut dengannya?'Sepertinya status Nadya dan keluarganya yang tidak dianggap oleh keluarga utama Wongso sudah banyak diketahui oleh kalangan atas. Sehingga, saat Dipo mengetahui informasi itu dari ajudannya, ketakutannya seketika sirna dan berganti dengan tatapan meremehkan.Entah apa hubungan Nadya dan bocah bernama Awan tersebut, sampai membuat seorang Nadya sampai datang langsung membelanya. Namun sekarang, Dipo sudah tidak perlu khawatir lagi.Dipo tidak akan berani menyinggung keluarga utama Wongso. Namun, karena sudah mengetahui status Nadya, Dipo merasa tidak perlu takut lagi dengan identitas Nadya. Ia percaya, selama ia tidak melewati batas, keluarga Wongso tidak mungkin akan mempersoalkan tindakannya.Dengan senyum sinis di wajahnya, Dipo berkata, "B
Orang itu adalah gubernur kota Jakarta, Aziz Baswedan.Sebenarnya hari itu Azis ada rapat penting di kantornya. Hanya saja, sebuah panggilan dari orang nomor satu negara ini membuat Azis harus menunda rapatnya dan datang ke SMA Persada untuk menyelesaikan kasus seorang siswa di sana.Sebenarnya, banyak pertanyaan muncul dalam benak Azis saat ini. Apa istimewanya siswa satu ini sampai-sampai orang nomor satu negara ini memerintahkannya untuk menyelesaikan kasusnya?Lalu, saat ia datang ke SMA Persada, ia langsung dikejutkan saat melihat beberapa pejabat penting seperti Kapolres dan kepala Dinas Pendidikan kota juga ada di sana.Ternyata bukan hanya dirinya yang mendapat panggilan 'khusus' dari sang presiden. Ini menunjukkan bahwa siswa yang akan ia 'urus' memiliki status yang luar biasa.Sejak kapan siswa yang memiliki status luar biasa seperti itu ada di wilayahnya? Tentu saja Azis mengenal banyak orang penting dan berkuasa yang ada dal
"Bang Theo, Bagaimana? Sudah ada kabar tentang Awan?"Di depan gerbang sekolah sudah ada dua orang cewek mengenakan seragam SMA Persada. Keduanya sudah lama menunggu Theo di sana dan berharap bisa mendapatkan kabar tentang Awan darinya.Mereka tidak khawatir dengan isu miring yang menimpa Awan sebelumnya karena mereka sudah lama mengenal Awan dan tahu bagaimana karakternya. Karena itu, begitu isu itu menyebar mereka tidak menganggapnya sama sekali dan sudah menebak kalau itu adalah konspirasi dari orang-orang yang cemburu terhadap Awan.Lalu, dibandingkan isu tersebut mereka justru lebih khawatir dengan keadaan Awan. Karena semenjak hari terakhir Olimpiade di mana Awan dikeluarkan dan diusir dari tim sekolah SMA Persada, Awan tiba-tiba menghilang dan tidak diketahui bagaimana kabarnya.Selain itu, mereka juga tidak bisa menghubungi nomor Awan dan itu membuat mereka cemas dengan keadaan Awan.Melihat tatapan penuh harap dari dua dara cantik te
Waktu tiga tahun tanpa terasa begitu cepat berlalu dan selama itu pula, Awan tidak pernah berhenti berkultivasi dan meningkatkan kekuatannya. Pengalaman ketika diburu oleh pembunuh bayaran dan menghadapi musuh kuat membuat Awan tidak berdaya. Kenyataan itu membuat Awan bertekad untuk menjadi lebih kuat lagi sehingga ia ia tidak perlu mengkhawatirkan siapapun yang ingin membunuhnya. Karena saat itu, ia akan menjadi kuat dan membuat siapapun yang ingin menargetkan dirinya akan bertekuk lutut.Ketika Awan membuka matanya, ia bisa merasakan kekuatan besar meluap memenuhi dirinya.Sekarang, dia bukan lagi Awan yang sama seperti tiga tahun lalu.Begitu ia memulai langkahnya sebagai seorang kultivator, cara pandang Awan terhadap semua hal jadi berbeda. Ia seolah tercerahkan dan melihat sebuah dunia baru.Awan sudah memiliki pemahaman yang cukup dalam tentang kekuatan bayangan miliknya dan selain itu, ia juga telah berhasil menyerap sepenuhnya warisan dewi cahaya.Sekarang, ia bisa merasakan
"Anjir, aku sampai pangling! Kalau aku tidak mengenalmu, mungkin aku akan mengira kamu itu orang gila." Ujar Dirga mengomentari penampilan Awan setelah ia bercerita sekian lama.Dirga sengaja mengajak Awan ke rumahnya dan menyuruhnya bersih-bersih dan kemudian mereka bercerita panjang lebar tentang semua yang terjadi selama tiga tahun belakangan ini.Dari sana, Awan tahu kalau Dirga selalu mengunjungi sekolah mereka setiap seminggu sekali. Kadang, ada juga Karina dan Kirana.Mereka selalu percaya jika Awan akan kembali suatu saat nanti. Siapa sangka, hari ini, pas giliran Dirga yang berkunjung ke sekolah, ia berhasil bertemu Awan.Dirga sempat ingin memberitahu Karina dan Kirana, namun Awan melarangnya dan berkata akan memberitahu mereka sendiri nantinya.Awan hanya bisa tersenyum masam namun tidak tersinggung dengan tanggapan Dirga tentang dirinya. Hal yang wajar, mengingat penampilan Awan saat itu yang terlihat sangat tidak lazim.
Dalam sebuah kamar, tampak sekelompok perias sedang sibuk merias calon pangantin wanita yang akan menikah hari itu.Tempat pernikahan sudah siap dan undangan juga sudah disebar. Apalagi, banyak orang penting mulai dari pejabat, konglomerat hingga artis-artis besar yang akan datang menghadiri pernikahannya dan seharusnya hari ini akan menjadi hari paling membahagiakan bagi si wanita. Tapi, kenyataannya justru tidak terlihat seperti itu. Ekspresi wanita tersebut tampak muram dan tatapannya terlihat kosong. Tidak ada semangat di dalamnya, seolah jiwanya sudah lama menghilang dari tubuhnya.Melihat pemandangan memilukan seperti itu, sang ibu yang sedari tadi memperhatikan menjadi trenyuh. Ia meminta semua orang untuk keluar dan meningalkannya bersama putrinya."Nak, kamu harus kuat!" Ucap sang ibu lirih dengan mata berkaca-kaca.Wanita berwajah murung yang tidak lain adalah Nadya Wongso tersebut hanya diam tanpa bicara. Melihat itu, ibunya menjadi semakin sedih. Meski begitu, tidak ada
"Ben, tunggu! Aku ikut denganmu!" Ujar Irvan setengah berlari menyusul adik ke tiganya keluar ruangan. Melihat Beny turun tangan dan mengerahkan anggotanya, Irvan tidak mau ketinggalan. Bagaimanapun, ini adalah kesempatannya untuk unjuk gigi dan mendapat perhatian dari semua orang dan khususnya dari ayahnya.Tentu saja, Irvan memiliki keyakinan kalau adiknya yang merupakan petinggi salah satu kelompok dunia hitam itu akan dapat mengendalikan situasinya. Hanya saja, baru saja mereka sampai di luar gedung, tatapan keduanya seketika terbelalak dan raut wajah keduanya seketika berubah merah padam.Bagaimana tidak? Pemandangan di luar gedung benar-benar kacau. Semua kendaraan yang ada di halaman parkir tampak hancur akibat serangan anak-anak sekolah yang sedang tawuran. Karpet merah yang sebelumnya terlihat bersih dan rapi di sepanjang jalan ikut hancur tidak berbentuk.Yang lebih parah, karangan bunga yang jumlahnya ratusan dan terpajang disepanjang jalan di sekitar gedung turut hancur