Rasa dingin yang sangat menusuk seperti jutaan jarum ditusukan langsung ke tulangnya. Rasa sakitnya begitu luar biasa dan membuat Awan hampir tidak tahan dan berpikir bahwa mati lebih baik daripada harus menahan siksaan seperti itu.'Apa ini yang dimaksud Seno tadi?' Pikir Awan bertanya-tanya.Awan tidak mengerti apa maksud ucapan Seno sebelumnya sampai ia mengalaminya sendiri.Pertama, Awan melihat bayangan yang tidak biasa sampai akhirnya ia hanya bisa melihat bayangan saja tanpa bisa melihat lingkungan sekitarnya. Ini merupakan fase di mana Awan melihat wujud kekuatan sejatinya. Selanjutnya, Awan harus melewati fase ujian pembangkitan dengan siksaan rasa dingin yang sangat luar biasa.Awan lalu teringat dengan kalung yang diberikan Seno dan dikatakan sebagai bantuan agar ia bisa menghadapi ujian pembangkitannya. Sayangnya, kalung itu sekarang sudah hancur.Meski begitu, Awan tidak ingin menyerah. Ia bertekad untuk memperjuangka
Salah satu alasan kenapa jurang itu disebut sebagai jurang gelap adalah karena selain tidak ada yang tahu seberapa dalam jurang tersebut sebenarnya, juga karena misteri yang meliputinya. Selain kegelapan total tidak ada cahaya sedikitpun yang menerangi bagian dalam jurang.Siapapun yang jatuh ke dalamnya akan merasa seperti memasuki lobang lobang gelap tanpa dasar.Begitupun dengan Awan, entah sudah berapa lama ia terjatuh ke dalam jurang dan tubuhnya masih melayang turun tanpa tahu kapan ia benar-benar akan jatuh ke dasar jurang atau jurang ini memang tidak memiliki dasar sama sekali?Awan sendiri, sudah sejak tadi tidak sadarkan diri.Rasa dingin yang sangat menusuk dan ditambah oleh tekanan udara yang sangat kuat, membuat Awan kehilangan kesadarannya. Waktu tengtah malam semakin dekat bersamaan dengan malam purnama mendekati puncaknya dan Awan sekarang berada dalam keadaan yang sangat kritis.Sementara itu, tubuh Awan terus mel
Kelopak mata Awan mengerjap beberapa kali sebelum matanya terbuka sepenuhnya. Rasanya ia sudah tertidur sangat lama, hingga tubuhnya serasa pegal. Lalu, setelah tersadar sepenuhnya, Awan terkejut saat merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Ia merasa seperti terbangun dalam tubuh yang berbeda karena ia merasa jauh lebih kuat dan vitalitasnya meningkat drastis hingga berkali lipat dari biasanya. Saat itu, ia jelas-jelas melihat sekelilingnya gelap tanpa cahaya seolah-olah ia sedang berada dalam ruang yang sangat gelap. Namun, di sisi lain ia justru bisa melihat setiap detail di sekelilingnya dengan lebih jelas. Misalnya, ia bisa tahu kalau saat itu dirinya sedang berada dalam gua yang sangat asing. Tidak hanya gua, bahkan setiap benda yang terdapat di dalam gua, baik itu besar atau kecil bisa terlihat dengan jelas seolah matanya ada di mana-mana. Tidak hanya benda yang ada di depannya tapi juga di belakang dan bahkan benda yang jauh darinya, seolah penglihatannya menjadi ti
Vika merasakan jika keinginan membunuh Awan sama sekali tidak berkurang karena peringatannya dan bahkan semakin bertambah kuat. Bisa dilhat, kalau Awan bukanlah tipikal orang penakut yang akan menyerah hanya karena mengetahui bahwa lawannya jauh lebih kuat dari dirinya. Apalagi, orang itu telah membunuh ibunya. Meski harus mati, Awan tetap akan membalaskan dendam ibunya.Melihat itu, Vika tersenyum penuh arti. Ia merasa tidak salah menilai Awan dan berkata, "Tapi, aku bisa membantumu menjadi lebih kuat agar dapat membalaskan dendam ibumu. Tidak hanya membalas pembunuh ibumu, tapi juga membalas mereka yang coba mencelakaimu kemarin.""Benarkah?" Tanya Awan dengan tatapan menyala.Tentu saja ia bukan orang bodoh yang akan bertindak tanpa rencana. Hanya saja, ia kehilangan kendali karena dibutakan oleh hasrat balas dendamnya. Sekarang, mendengar Vika bersedia membantunya, bagaimana ia tidak bersemangat?Vika telah menyelamatkan hidupnya, karena itu Awan yakin jika Vika bukanlah sosok yan
Keesokan harinya. SMA Persada mendadak manjadi ramai oleh masa yang berdemo menuntut Awan agar dikeluarkan dari sekolah. Tidak hanya masa, puluhan wartawan juga ramai berkumpul di depan gerbang sekolah yang membuat pihak keamanan sekolah terpaksa harus menutup gerbang sekolah untuk sementara waktu. Keributan yang mereka timbulkan sampai membuat aktifitas sekolah menjadi terganggu. Mau bagaimana lagi, berita pelecehan Awan sudah terlanjur viral dan mengundang banyak kebencian masyarakat. Mereka yang tidak tahu kejadian sesungguhnya banyak termakan mentah-mentah oleh berita ini dan mereka berbondong-bondong mendemo SMA Persada. Sekarang, berita ini telah menyebar di berbagai media dan masyarakat yang marah menginginkan Awan dikeluarkan dari sekolah. Tuntutan dari masa ini saja sudah cukup membuat Sherla selaku kepala sekolah SMA Persada pusing tujuh keliling dan kini, sekelompok orang tua murid juga menyerbu dirinya dengan tuntutan serupa. "Saya tidak peduli, ana itu harus dikelua
Di gudang belakang sekolah, beberapa orang siswa tampak meringkuk ketakutan. Mereka adalah Farhan, Rania dan tiga belas siswa lainnya.Saat ini, di depan mereka tampak Theo bersama anggota gengnya sedang mengepung ke lima belas orang ini dengan sikap mengancam. Bagi siswa seperti Farhan dan mereka yang tidak pernah berkelahi seumur hidupnya, bagaimana tidak ketakutan mendapat intimidasi dari siswa yang terkenal dengan kebengisannya itu?Para cewek yang tergabung dalam kelompok Farhan bahkan sudah mulai menangis ketakutan karena khawatir mereka akan dilecehkan seperti ancaman Theo.Dari semua siswa di sekolah mereka, siapa yang tidak kenal dengan Theo? Pria ini dikenal sebagai siswa bengal dan keluarganya bahkan juga anggota mafia. Jangankan siswa, guru dan pihak sekolah saja tidak berani menegur apalagi menindak Theo jika ia melakukan kesalahan. Apalagi mereka? Bahkan jika keluarga mereka pejabat sekalipun, semua itu masih tidak ada apa-apanya dihadapan Theo. Sekarang, konspirasi j
Dipo Alam sempat khawatir begitu tahu bahwa Nadya berasal dari keluarga Wongso. Namun, bisikan berikutnya membuat Dipo kembali percaya diri.'Ternyata dia hanya cucu terbuang keluarga Wongso! Kalau begitu, kenapa tadi aku harus takut dengannya?'Sepertinya status Nadya dan keluarganya yang tidak dianggap oleh keluarga utama Wongso sudah banyak diketahui oleh kalangan atas. Sehingga, saat Dipo mengetahui informasi itu dari ajudannya, ketakutannya seketika sirna dan berganti dengan tatapan meremehkan.Entah apa hubungan Nadya dan bocah bernama Awan tersebut, sampai membuat seorang Nadya sampai datang langsung membelanya. Namun sekarang, Dipo sudah tidak perlu khawatir lagi.Dipo tidak akan berani menyinggung keluarga utama Wongso. Namun, karena sudah mengetahui status Nadya, Dipo merasa tidak perlu takut lagi dengan identitas Nadya. Ia percaya, selama ia tidak melewati batas, keluarga Wongso tidak mungkin akan mempersoalkan tindakannya.Dengan senyum sinis di wajahnya, Dipo berkata, "B
Orang itu adalah gubernur kota Jakarta, Aziz Baswedan.Sebenarnya hari itu Azis ada rapat penting di kantornya. Hanya saja, sebuah panggilan dari orang nomor satu negara ini membuat Azis harus menunda rapatnya dan datang ke SMA Persada untuk menyelesaikan kasus seorang siswa di sana.Sebenarnya, banyak pertanyaan muncul dalam benak Azis saat ini. Apa istimewanya siswa satu ini sampai-sampai orang nomor satu negara ini memerintahkannya untuk menyelesaikan kasusnya?Lalu, saat ia datang ke SMA Persada, ia langsung dikejutkan saat melihat beberapa pejabat penting seperti Kapolres dan kepala Dinas Pendidikan kota juga ada di sana.Ternyata bukan hanya dirinya yang mendapat panggilan 'khusus' dari sang presiden. Ini menunjukkan bahwa siswa yang akan ia 'urus' memiliki status yang luar biasa.Sejak kapan siswa yang memiliki status luar biasa seperti itu ada di wilayahnya? Tentu saja Azis mengenal banyak orang penting dan berkuasa yang ada dal
"Jadi, aku bosnya? Pemilik saham mayoritas dan nama perusahaan baru kita PT ADN, pasti inisial nama kita juga, 'kan?" Tanya Awan sambil menggoda Nadya yang sedang sibuk mendandaninya.Karena ini adalah rapat perdana yang melibatkan kekasihnya, Nadya ingin kekasihnya itu tampil dengan optimal. Namun, saat itu penampilan Awan justru tidak mencerminkan seorang eksekutif sama sekali. Karena itu, Nadya langsung Awan ke salah satu ruangan yang sudah dipersiapkan Nadya sejak lama.Itu adalah ruangan presiden direktur yang telah disiapkan Nadya untuk Awan.Selain ruang ekslusif dengan dekorasi dan interior modern, di dalamnya juga terdapat kamar khusus untuk beristirahat. Nadya bahkan juga sudah menyiapkan cukup banyak pakaian pria dan semuanya terlihat pas dengan tubuh Awan.Sepertinya, Nadya sudah hapal dengan baik ukuran tubuh Awan. Karena semua ukuran pakaian yang ada di dalam lemari memiliki ukuran yang sama.Sambil tersenyum merapikan dasi dan
"Nad, eh, maksudku Bu Nadya, anda tidak apa-apa, 'kan?” Tanya seorang pria usia tiga puluhan mengenakan setelan rapi bak seorang eksekutif menerobos masuk tidak lama setelah kepergian Dian dan yang lainnya. Dibelakangnya disusul oleh beberapa eksekutif perusahaan.Sama seperti pria yang pertama masuk, mereka semua mengkhawatirkan keselamatan Nadya akibat penyerangan sebelumnya.Ternyata, selain petugas keamanan dilumpuhkan, para eksekutif perusahaan dan karyawan yang berada di lantai atas, disekap dalam ruangan masing-masing dan tidak diperbolehkan keluar oleh belasan anggota geng.Beberapa menit yang lalu, tidak lama setelah Awan melumpuhkan para penyerang, petugas keamanan perusahaan berhasil mengendalikan situasi. Orang-orang ini baru berhasil keluar dan langsung menuju ke ruangan Nadya mengira jika para penjahat tersebut menargetkan Nadya.Namun, di antara semua orang, pria yang masuk pertama kali terlihat mencolok karena perhatiannya yang seperti sengaja ditunjukkan secara terang
"Adikku, kamu beruntung sekali dapat lencana dari jenderal besar Saka. Dengan kencana itu kamu bisa balapan di tengah kota tanpa perlu khawatir ada polisi yang berani menangkapmu." Ujar Sigit sambil tertawa."Nyiut!""Aw-aw, sakit istriku!"Tidak sampai sedetik Sigit tertawa, pinggangnya langsung terasa perih akibat cubikan sang istri yang menatapnya melotot, "Kamu itu mengajari adikmu yang tidak baik. Apa kamu tidak lihat! Di sini juga ada putri kita, bagaimana kalau dia juga mencobanya saat sudah bisa mengendumibil nanti?""Hahaha, maaf-maaf, aku hanya bercanda sayang!" Ujar Sigit meringis sambil mengelus lembut tangan istrinya agar dilepaskan.Awan dan yang lainnya ikut tertawa melihat bagaimana 'pertengkaran' romantis sepasang suami-istri tersebut.Sigit dan keluarganya masih tinggal bersama Dian Saka yang meminta ijin keluarganya untuk tinggal lebih lama di sana.Selain candaan tersebut, ternyata tujuan Sigit lainnya yaitu untuk membahas kesulitan perusahaan Awan.Setelah berbinc
"Ehm, ehmn!" Tuan besar Saka berdehem dua kalian dan sekaligus menyadarkan semua orang dari kondisi canggung yang sedang terjadi.Terutama, cucu perempuannya yang bertindak sangat nekad dengan memeluk Awan di hadapan semua orang.Meskipun Awan adalah pemuda yang sangat menjanjikan dengan segudang bakat yang sulit dicari duanya. Namun, bukan berarti cucunya dapat memeluknya begitu saja. Apalagi, ia memeluknya di depan semua orang dan terutama karena pemuda itu sendiri sudah memiliki kekasih yang saat ini berdiri tepat di samping mereka.'Situasi macam apa ini? Bahkan cucuku yang biasanya sangat tenang, sekarang justru mengambil inisiatif duluan untuk memeluk seorang pria asing?'Sebagai kakek yang melihat cucunya tumbuh sejak kecil, tuan besar Saka cukup mengenali bagaimana kepribadian cucunya tersebut. Sebagai bunga yang tumbuh dalam keluarga militer, Dian memiliki kepribadian yang keras dan disiplin. Alasan itu juga yang membuat lelaki manapun sulit untuk mendekatinya. Pernah ada se
Jay meringkuk ketakutan dan tidak berdaya saat ayahnya sendiri menamparnya berulangkali. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya, ayahnya menghajarnya seperti sekarang ini. Namun hari ini, ayahnya memukulnya seperti orang kesetanan dan itu semua disebabkan oleh satu orang, Awan.Meski begitu, Jay yang sedang kesakitan tidak sempat memikirkan bagaimana membalas Awan untuk sekarang. Karena ia harus meredakan amarah ayahnya terlebih dahulu.Tamparan ayahnya baru berhenti saat kakeknya memerintahkan ayahnya untuk berhenti. Itupun wajah Jay sudah membengkak dan darah keluar cukup banyak dari mulut dan hidungnya.Saat itu, Jay berpikir jika penderitaannya sudah berakhir. Tapi yang terjadi, itu justru awal dari penderitaan Jay yang sebenarnya.Saat tuan besar Harsya berkata, "Mulai hari ini, kamu akan dikirim ke Uganda selama lima tahun ke depan untuk merenungkan semua kesalahanmu. Selain itu, uang sakumu akan dipangkas sembilan puluh persen dan jika kamu masih belum berubah dan masih berkeing
"Kamu tidak salah kan, Jok? Apa semua ini benar dilakukan oleh bos Awan seorang diri?" Tanya ketua tim keamanan perusahaan terperangah pada Joko, petugas keamanan yang sebelumnya diselamatkan Awan.Bagaimana tidak? Saat ini ada belasan tim keamanan bersenjatakan lengkap dan tujuan mereka tentu saja untuk siap tempur menghadapi semua penyerang yang telah melumpuhkan mereka sebelumnya. Namun, jangankan bertarung, mereka justru hanya menemukan puluhan anggota geng yang sudah terbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka.Namun, yang lebih terkejut justru adalah Joko dan seorang rekannya.Karena baru seperempat jam berlalu sejak Awan pergi dari pos jaga setelah menyelamatkan mereka dan ia sudah berhasil melumpuhkan semua penjahat yang menyerang perusahaan mereka. Joko dan kawan-kawannya bahkan tidak memiliki kesempatan untuk unjuk gigi.'Apa ini yang dimaksud bos waktu itu?' Bathin Joko antara percaya tidak percaya.Joko teringat ucapan Awan terakhir, "...kalian ku
Max yang sebelumnya tampak arogan, kini dibuat tercengang. Empat bawahannya yang selama ini menjadi tangan kanannya benar-benar dibuat tidak berkutik dan berlutut begitu saja di depan seorang gembel.Max sangat mengenal empat bawahannya, tidak mungkin mereka akan berlutut begitu saja di depan orang. Terlebih, mereka adalah kultivator.'Kenapa mereka begitu ketakutan di depan gembel ini?' Pikir Max bertanya-tanya.Saat itu, Max mulai curiga kalau pria yang terlihat seperti gembel itu tidaklah sesederhana penampilannya."Siapa kamu?" Tanya Max dengan suara tertahan."Oh, setelah begitu sombong dan bahkan mau melecehkan wanitaku, kamu baru bertanya siapa aku? Apa kepalamu baru saja terbentur, bung?" Balas Awan mengejek."Wanitamu? Setahuku, dia adalah wanita singel." Ujar Max hati-hati sambil melirik kesal ke arah Anton.Melihat aura Awan yang dapat mengintimidasi bawahannya, Max tidak lagi berani berbuat ceroboh. Pengalamannya selama belasan tahun di dunia hitam mengajarinya untuk berha
"Awan?" Nadya tercengang dan sampai menutup mulutnya. Ia hampir tidak percaya kalau orang yang selama ini ia tunggu-tunggu akan muncul seperti ini.Perasaan Nadya campur aduk dan sebagian besarnya didominasi oleh perasaan bahagia karena harapan terbesarnya akhirnya terkabul. Awannya telah kembali! "Bajingan! Siapa kamu? Berani-beraninya kamu menganggu kesenanganku?" Hardik Max berang.Sedikit lagi, Max hampir berhasil menyentuh Nadya dan tentu,madegan selanjutnya akan berjalan sesuai dengan keinginan Max. Namun, kedatangan orang asing yang tidak dikenalnya, membuat usahanya jadi terhenti. Lebih parahnya, orang asing yang terlihat seperti gembel tersebut malah tidak mengacuhkan kemarahan Max dan berjalan melewatinya begitu saja."Aku tidak terlambat, 'kan?" Tanya Awan pada Nadya.Nadya menggeleng dan matanya berkaca-kaca,"Kamu, kamu sangat terlambat! Kamu terlambat dua bulan satu hari tiga jam dan dua puluh tiga menit."Tanpa menghiraukan semua pasang mata yang melihat dan juga pen
"Plak!"Sebuah suara tamparan terdengar cukup keras dan sekaligus membuat semua orang menatap ke sumber suara dengan tatapan tegang.Siapa yang tidak tegang, saat seorang petinggi mafia yang paling ditakuti di kota ini di tampar oleh seorang wanita dan itu terjadi tepat di depan banyak pasang mata yang melihatnya."Na-Nadya, apa yang kamu lakukan? Cepat berlutut dan minta maaf pada tuan Max! Jika tidak, kamu akan berakhir dengan nasib tragis kalau tuan Max sampai marah." Teriak Anton ketakutan dan kesal dengan tindakan berani sepupunya tersebut.Punggung Anton terasa basah oleh keringat dingin. Tentu saja, ia sangat takut dengan kemarahan Max. Apalagi, ide untuk memperkenalkan Nadya pada Max adalah dari dirinya. Sikap lancang Nadya bisa berimbas pada dirinya. Anton tidak berani membayangkan jika Max sampai murka dan melampiaskan kemarahannya pada dirinya.Lona yang berdiri di dekat Nadya tidak kalah terkejutnya. Meski menurutnya, Max sangat pantas mendapat tamparan tersebut karena ia c