Leon alias Singa Emas adalah salah satu dari Lima Raja Besar di Dunia Bawah Tanah Ibu Kota. Kekuatannya dan juga keberaniannya menjadikan sosoknya sangat disegani dan ditakuti, bahkan oleh para Petinggi Negeri dan para Taipan besar yang hampir sebagian besar bermukim di Ibu Kota Negara tercinta ini. Anak rantau dari wilayah desa terpencil nan jauh di mata ini memiliki kepandaian di atas rata-rata,. Baik itu kepandaian dalam hal keterampilan bela diri, kecerdasan dan keberanian dalam berperang dan berkonfrontasi melawan siapapun yang menurutnya sangat mengganggu dan berseberangan dengannya. Sepak terjangnya yang cukup luar biasa, berani menantang sepuluh Penguasa sebelumnya, dan berhasil mengalahkan sebagia besar dari mereka, membuat namanya menjadi besar dalam waktu relatif singkat. Tidak lebih dari Lima Tahun! Publik Dunia Bawah menobatkannya menjadi salah satu Raja Besar yang sangat berpengaruh dan di segani. Dalam perjalanannya, Leon Sang Singa Emas ikut andil dalam menggenggam at
Mata Langit menerawang ke Cakrawala. Menikmati gumpalan awan yang tengah bergerak dengan perlahan-lahan. Berjalan bersama angin yang bertiup dengan cukup kencang di atas sana. Sesaat ingatannya ikut menerawang pada waktu kemarin, saat perjumpaannya bersama beberapa orang yang tanpa di duga sama sekali, mampu menguak satu persatu tabir gelap yang selama ini masih menggelayuti fikiran nya. "Apa kamu masih merasa segan dengan kami?" sebuah suara menegur di sampingnya. Suara merdu yang jika itu di dengar oleh orang biasa, niscaya Dia akan luluh dan terpesona mendengarnya. Suci, gadis cantik Jelita dengan pembawaannya yang anggun mempesona. Mengingatkan Langit pada sosok Puteri-Puteri Raja Masa lalu yang pernah dilihatnya di Film-Film Kolosal dan Kerajaan. Dengan Outfit dress panjang warna putih dipadu denga blazer warna ungu berenda, menjadikan tampilannya benar-benar mirip seorang Puteri. Hei, ini juga mengingatkanku pada Ratu Kumala Suci Fikir nya tiba-tiba. Bagaimana kabarnya Ratu
Suci menoleh. Mata indahnya menatap lekat ke arah Langit. Lalu segera palingkan pandangan ke arah lain. Tidak berani beradu lama dengan Langit. "Aku tidak tahu. Mungkin ayahku lebih tahu. Kenapa kamu tanyakan itu?""Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apakah ada sesuatu yang tidak aku tahu? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku?""Tidak, sama sekali tidak. Ayolah, jangan coba berniat membaca fikiranku Tuan Langit. Aku sudah bisa memproteksi nalarku sendiri. Percayalah, apa yang kamu ingin tahu, itu tidak ada padaku,""Setidaknya kamu pasti tahu sesuatu Suci,""Itu tidak ada hubungannya denganmu!" "Kamu yakin?" "Kamu ingin aku berkata apa?""Jawab saja pertanyaanku, tidak susah bukan?""Baiklah, kenapa aku tidak bisa menolakmu? Padahal bagiku, kamu hanyalah orang asing, Tuan Langit," Suci bertanya lirih dalam hatinya. Sekuat itukah pesona dan Aura Langit baginya? "Mungkin memang kamu memiliki saudara, tapi jujur saja kau tidak tahu banyak. Ayahku lah yang lebih tahu. Aku tid
"Apa maksudmu? Siapa yang berani menyerangku? Apa-apaan Kaisar sampai menyebarkan berita bohong itu kepadamu?" Leon mengerutkan keningnya. Parasnya terlihat kebingungan. Dewi Bulan dan Langit juga saling pandang, mereka sama-sama bingung. "Ayah.... Kenapa dia sampai melakukan hal seperti ini? Aku sungguh tidak habis fikir! Tapi, serius kamu gak kenapa-kenapa?" Suci balik bertanya. "Seperti yang kamu lihat? Siapa yang berani datang kemari dan menyatroni rumahku tanpa tujuan yang jelas, apa lagi ada maksud jahat, dia tidak akan bisa keluar dengan selamat dari sini!""Tapi beberapa saat yang lalu, ayahku menelepon, aneh! Ada apa dengan ayah?""Apa kamu yakin ayahmu yang menelepon tadi Dewi?" tanya Langit. "Tentu saja! Apa kamu ragu kalau yang menelpon itu ayahku?""Tidak, maksudku, apakah kamu yakin kalau itu benar-benar ayahmu? Soalnya setahuku, Kaisar sedang pergi Ke Kota Banda sejak kemarin. Dia mau bertemu dengan koleganya di sana. Bagaimana dia bisa tahu kalau Singa Emas diserang?
Satu sosok Pria setengah baya berperawakan tinggi dengan kepala plontos,mengenakan pakaian dinas lapangan loreng khas militer, tiga gurat luka terlihat di pipi kanan dan kirinya, sekilas nampak seperti tatto, yang makin menambah seram penampilannya. "Berani sekali kamu datang ke tempatku berbuat mengacau disini! Punya kekuatan dari mana kamu sampai berani menantang ku, Wolfgang?""Jangan sok kau Leon, kamu akan segera mati hari ini!" "Oh ya? Apa dengan mengajak mereka semua, kamu fikir akan bisa mengalahkanku? Hehehe, kamu sedang mimpi di siang bolong, Wolfgang!" Leon tertawa mengekeh. "Kamu mungkin hebat, tapi mereka adalah para Pembunuh Profesional Tingkat Atas yang sengaja di sewa Tuanku untuk melenyapkan satu persatu hama pengganggu, alias orang-orang tolol yang sok baik dan sok bijaksana, padahal dia sendiri tidak lebih seperti seekor tikus comberan yang selalu mengais kotoran di gorong-gorong yang kotor dan bau!""Seekor Serigala Tua, tiba-tiba saja merasa memiliki sayap dan b
"Siapa pemuda ini? Suaranya keras sekali! Jantungku hampir copot!" seru seseorang di Pasukan Wolfgang. "Iya, Getarannya sangat kuat, aku fikir barusan itu adalah gempa!""Apa betul teriakan itu punya dia?" Bisik-bisik itu lama kelamaan berubah menjadi suara yang riuh rendah dari hampir seluruh pasukan. "Diam semuanya! Jangan berisik!" Wolfgang menengahi. Walau hatinya ikut terkejut dengan teriakan berbau intimidasi tersebut. "Siapa pemuda asing ini? Tekanan suaranya sungguh kuat sekali! Apa dia teman Singa Emas?" fikir Wolfgang sedikit khawatir. "Siapa orang ini? Kenapa aku merasakan dia bakal jadi batu sandungan yang serius buat kita?" tanya Jacky. "Mana kutahu? Biar ku penggal saja dia, sebelum menjadi hama pengganggu nantinya!" Awei berusaha tegar, walau hatinya ikut merasa was-was. "Jangan ceroboh! Dialah pemuda yang aku maksud! Dengarkan apa yang dikatakannya, aku fikir dia berkata dengan serius! Sebaiknya kita tunggu instruksi dari kedua Kakak Besar kita!" cegah Morgan. "
Langit bergerak dengan cepat. Bersama dengan Leon dan Dewi Bulan, dia langsung menyatroni kediaman Sang Taipan Bima Sena. Dengan membawa Wolfgang sebagai jaminan dan Lima Dewa Senjata yang sudah beralih kiblat menjadi pengikutnya. Tentu saja kedatangan Langit dan 'pasukannya' membuat Bima Sena terkejut. Langit dengan lugas memberikan penawaran pada Bima Sena untuk membuka rekonsiliasi damai dan bersedia memberitahu siapa penggagas utama yang berniat menghancurkan Leon dan Darren Chow. Pada awalnya Bima Sena tidak menunjukan sikap persahabatan dan kooperatif dengan kehadiran Langit, hingga akhirnya Langit harus kembali menunjukan eksistensi dan otiritasnya sebagai seorang manusia pilihan dengan melumpuhkan beberapa Pengawal terbaik Sang Taipan secara cepat, dan sekaligus tanpa perlawanan berarti. Hal itu membuat Bima Sena terpaksa dibuat tunduk menyerah dan membuka matanya, dia akhirnya bersedia memberikan informasi yang diperlukan oleh Langit saat ini. "Kami hanya mengikuti kehen
Langit akhirnya memutuskan untuk mengumpulkan dan merekonsiliasi para pihak yang bertikai, dari mulai Tiga Taipan dan para Penguasa Bawah Tanah. Dia sengaja melakukan itu agar bisa menjernihkan suasana di Ibu Kota yang selama ini tidak begitu kondusif. Terutama untuk urusan persaingan dan perseteruan antara Penguasa Bawah Tanah, Lima Raja Besar, para Pemilik Bisnis Hitam, dan para Taipan yang sudah lama hubungan mereka tidak begitu harmonis. Hingga berimbas pada imflikasi di real bisnis yang cenderung menjadi tidak lancar dan tersendat. Awalnya semua pihak meragukan apa yang sedang di sounding kan oleh Langit, dan untuk sekali lagi, Langit harus menunjukan kekuatan serta otoritasnya sebagai seorang manusia pilihan yang mewarisi Trah Raja Besar, dengan menantang mereka atas dua hal, pertama unjuk Kekuatan fisik, yang kedua adalah menunjukan hal yang selama ini tidak pernah ingin diperlihatkan olehnya sama sekali, karena menurutnya sangat tabu dan tidak elok diketahui oleh orang lain.
Langit sudah tahu siapa orang ini sebenarnya. Bahkan dia adalah sosok yang selama ini diingat dan sedang di cari olehnya. Laporan dari teman-temannya di Sky Kingdom tempo hari, ketika ada penyerangan ke Kampus, terkait Kasus Bintang Pop Jepang Yuni Hanasaki yang menyebabkan Langit kena Skrosing keras. Dan muaranya adalah dia dan Kelompoknnya. Hazel, Golden Table dan Royal Knight! Sejatinya Langit sudah melupakan masalah itu, karena insiden ini sudah memakan waktu cukup lama. Bahkan ketika pertemuannya dengan Royal Knight di Istana William Burgez, dan akhirnya bertemu dengan Hazel, Bullock, Neil dan lainnya, dia menganggap semuanya biasa-biasa saja. Namun karena sikap dari Hazel yang selama ini selalu menyebalkan, dan selalu memancing konfrontasi dengannya, membuat Langit yang semula santai dan enggan menggubris akhirnya mulai tersulut juga. Walau dia masih melihat beberapa tokoh konkrit dan sangat penting di Royal Knight, dari mulai Master Shin Wu, Bullock, Neil bahkan Roman Arc
'Kenapa aku tidak boleh memukulnya Tuan?" Bullock berusaha menahan diri. Langit menggelengkan kepalanya."Kamu tidak boleh melakukannya Bullock....""Tapi mereka sudah menghina dan menuduh Tuan Langit!""Betul Tuan! Mereka sudah berani merendahkan Tuan! Mereka memang wajib di hajar!" David Huang ikut merasa geram."Setuju! Kita tidak boleh diam saja, nanti mereka bisa ngelunjak dan menghina kita terus Tuan!" timpal yang lain."Tuan, tolong untuk kali ini izinkan aku untuk memberi mereka pelajaran!" Bullock setengah memaksa."Ya, aku juga akan menghajarnya! Aku tidak peduli walau harus dapat hukuman atau di diskualifikasi sekalipun!""Sudahlah, kalian jangan terbawa emosi,""Tidak bisa Tuan, baiknya, kita sikat saja sekalian biar mereka tidak kurang ajar lagi kedepannya!""Sudah kubilang, tidak boleh!""Ta..Tapi kenapa Tuan?""Kalian tidak perlu banyak bertanya!""Tapi kami ingin kejelasan Tuan!""Kalian ini! Sudah kubilang, jangan lakukan itu...! Karena....Aku sendiri yang akan mengha
Beberapa saat sebelumnya. Zaghold dan Gurrick tidak menduga sama sekali ada serangan cepat dan mendadak, disertai dengan kekuatan yang tidak main-main siap menghantam keduanya! "Sialan! Aku tidak sempat..." Zaghold panik. "Kekuatan ini...Matilah kita!" teriak Gurick ikut ketakutan. Dia merasa kekuatan tinju yang datang ini jauh lebih kuat dari yang tadi. Sebelum kedua tinju Langit sampai dan mengenai mereka... "Berhenti anak muda!" sebuah suara keras entah datang dari mana mengejutkan semuanya. Bersamaan dengan itu sebuah bayangan Luning keemasan bergerak sangat cepat menghadang kedua tinju Langit! Dess! Dess! Duaarrr! Dua kekuatan besar beradu secara berturut-turut, menimbulkan. suara ledakan yang dahsyat seperti bom, hempasan angin yang ditimbulkannya mampu menerbangkan jutaan material pasir dan batuan, bahkan sanggup menerbangkan Zaghold dan Gurock secara bersamaan. Namun justru itu yang menyelamatkan mereka, karena kedua Tinju Langit ada yang meng-counter, hingga tid
"Kenapa kalian lama sekali heh? Kami sudah boson menunggu!" seru seseorang di muka gerbang. Mereka adalah beberapa orang yang sudah berada di Pintu Gerbang Akademu yang nampak berdiri dengan megah dan menjulang. "Nel!? ....l Neil!" Bullock berteriak gembira. Di Pintu Gerbang berdiri beberapa orang yang sudah menunggu mereka. Para sisa Kandidat yang sepertinya sudah lolos dari Ujian Masuk Akademi. Jumlah mereka tidak lebih dari Dua Puluh Orang saja! Neil Langsung menyambut Bullock, keduanya saling berpelukan seperti layaknya sahabat karib. yang sudah lama tidak bertemu. "Kalian hanya bertiga? Mana Jones dan yang lainnya?" tanya Bullock. "Jones...Dia...Dia..." "Tidak perlu kamu tanyakan itu! Dia adalah bibit gagal yang memang sudah seharusnya disingkirkan sejak lama!" jawab Hazel dingin. Bullock terdiam. Neil dan Chen nampak saling pandang, namun tidak berani berkomentar. "Selamat Kak Bullock, kamu berhasil. Dan sepertinya... Kalian semua masih dengan Kelompok yang Utuh seja
Langit bukannya tidak mengetahui kekuatan para Mahluk menyeramkan di depannya. Jika dibandingkan dengan kelompoknya, mereka jelas berada di atas kelompok Langit. Bahkan masih berada di atas Bullock yang menguasai Ranah Cakra Langit Level dua! Setidaknya diantara mereka berada satu dua tingkat di atasnya. Dan itu tidak termasuk Zaghold! Langit melihat Salah satu Kepala Suku Ras Terkuat Bangsawan Troll itu berada di ranah Alam Master tingkat Enam, satu tingkat di atas Gurrick, sang Jenderal Goblin! "Mungkin ini adalah satu-satunya cara terbaik aku menguji kekuatan ku, sebelum kedepannya aku harus menyimpan rapat-rapat ketika aku masuk Akademi! Mungkin akan kelihatan aneh dan timpang nantinya.Tetapi tidak masalah. Aku sudah berada di sini. Aku jelas harus membela diri. Dan aku akan berjuang untuk melakukan yang terbaik! Biarlah aku memberi sedikit kejutan pada mereka. Pada Kumpulan Badut ini, juga kepada orang-orang yang sejak tadi terus mengawasi kami. Ya, semoga aku tidak salah b
Sialan! Kenapa mereka bisa ada di sini? Bukankah mereka harusnya berada di... " Sharock bergumam kesal dalam hatinya. "Kakak, kenapa para Bajingan Troll ini bisa berada di wilayah kita?" "Ya, mereka seharusnya berada di Padang Monster bersama dengan Mahluk sialan lainnya. Bahkan mereka dengan seenaknya menerobos Gua Kabut. Apa tidak ada yang menjaga di sana?" "Kakak, bukankah idemu yang menyuruh kita mengerahkan hampir setengah Pasukan untuk menyambut mereka di sini? Karena kamu khawatr Gua Kabut akan hancur?' "Ya, kamu benar Rydock. Coba kamu lihat sekarang. bahkan para pasukan kita masih belum bisa siuman. Dia berhasil menghajar telak Pasukan Inti kita! Hei, ini adalah Visiku! Penerawanganku! Aku akhirnya berhasil menghindarkan malapetaka yang seharusnya terjadi!" Sharok teringat sesuatu. "Maksudmu?" "Dasar bodoh! Belajarlah menjadi Goblin yang cerdas! Kamu lihat apa yang sudah dia lakukan dengan area ini? Dia berhasil membuatnya hancur berantakan! Bukan cuma pasukan, daerah
"Ada apa sebenarnya dengan para Penguji di sana? Apa mereka hendak membunuh para Kandidat?" Andromeda memukul meja dengan geram. "Itu adalah bagian dari prosedur yang aku ceritakan kepadamu. Setiap Kandidat disesuaikan dengan para Pengujinya. Aku fikir ini masih dalam tahapan yang wajar dan bisa di benarkan," "Wajar apanya? Ratusan Goblin dan Tiga Jenderal nya ikut turun tangan. Ini jelas tidak bisa di benarkan sama sekali, Tuan Muda Veganza!" "Kakak, sabarlah, tidak perlu panik dan protes seperti itu. Ini adalah kurikulum yang sudah disetujui oleh para Petinggi Akademi, dan juga... " "Diam kau Aurora! Apa kamu tidak pernah berfikir, sehebat-hebatnya para pemuda ini, mereka tetaplah Kandidat yang belum memiliki Pengalaman luas dan Mental yang kuat! Walau terlihat berbakat..." "Mereka, terutama pemuda ini terlihat spesial Kak. Dan aku yakin, dia masih sanggup mengatasinya, justru ujian ini sangat penting untuk menentukan sampai dimana batas kekuatannya, Kak!" "Tapi ini sudah san
Gurick segera melompat dengan cepat dari bukit kecil tersebut, langkah kakinya yang ringan menjadikan dia terlihat seperti tidak sedang menapak tanah. Di tangan kanannya tergenggam sebilah Pentungan sepanjang satu meter berbentuk gada dengan ujung bulat, dipenuhi dengan duri yang runcing. Gada berduri terbuat dari batu Pualam Stalaktit tersebut merupakan senjata andalan dari Jenderal Gurick, salah satu Jenderal Goblin terkuat. "Tuan, biar aku yang hadapi dia!" Bullock bersiap dengan kuda-kudanya. "Tidak Bullock, mundurlah! Dia tidak seperti yang kau kira! Kekuatannya, jauh berada di atasmu!" Langit mencegah sambil bergerak cepat mendahului Bullock. Sekilas saja dia sudah bisa menakar dan mengetahui Kekuatan dari Jenderal Goblin satu ini. Setidaknya, dia sudah berada di Ranah Alam Master! "Tuan, tapi.... " "Bullock, dengarkan saja apa kata Tuan Langit! Apa kau tidak merasakan Aura Kuat dari Goblun itu?" David Huang ikut mengingatkan. "Tapi, apa kita harus berpangku tangan
Tiga sosok itu nampak memandang tajam ke arah Langit dan Kawan-kawan. Mata mereka yang besar seperti ingin meloncat keluar. Sepasang taring terselip di sela-sela bibirnya. Denga telinga mereka yang lanncio dan muka mereka yang lonjong dan agak panjang mirip seperti tokoh-tokoh monster fiksi di film kolosal. Dan wajah mereka terlihat marah! "Tuan.... Kemungkinan mereka adalah pemimpin dari para Goblin ini, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati agar tidak ditangkap oleh mereka!" ujar Marcella mengingatkan. "Memang kenapa kalau sampai di tangkap oleh mereka? Apa mereka akan menyiksa kita?" tanya Mei Hua penasaran. "Tidak, mereka tidak menyiksa, mereka hanya akan... Menjadikan kita Makan malam!" "Aa..Apa...!?" "Yang benar saja! Kenapa kita bertemu mahluk seperti ini lagi?" "Bukankah aku pernah bilang bahwa mereka adalah Mahluk pemakan segala, termasuk Manusia!" "Hiiiyy... Apa kamu pernah bilang begitu sebelumnya? Bukankah itu hanya berlaku pada Kumpulan Monyet..." "Mer