Langit bergerak dengan cepat. Bersama dengan Leon dan Dewi Bulan, dia langsung menyatroni kediaman Sang Taipan Bima Sena. Dengan membawa Wolfgang sebagai jaminan dan Lima Dewa Senjata yang sudah beralih kiblat menjadi pengikutnya. Tentu saja kedatangan Langit dan 'pasukannya' membuat Bima Sena terkejut. Langit dengan lugas memberikan penawaran pada Bima Sena untuk membuka rekonsiliasi damai dan bersedia memberitahu siapa penggagas utama yang berniat menghancurkan Leon dan Darren Chow. Pada awalnya Bima Sena tidak menunjukan sikap persahabatan dan kooperatif dengan kehadiran Langit, hingga akhirnya Langit harus kembali menunjukan eksistensi dan otiritasnya sebagai seorang manusia pilihan dengan melumpuhkan beberapa Pengawal terbaik Sang Taipan secara cepat, dan sekaligus tanpa perlawanan berarti. Hal itu membuat Bima Sena terpaksa dibuat tunduk menyerah dan membuka matanya, dia akhirnya bersedia memberikan informasi yang diperlukan oleh Langit saat ini. "Kami hanya mengikuti kehen
Langit akhirnya memutuskan untuk mengumpulkan dan merekonsiliasi para pihak yang bertikai, dari mulai Tiga Taipan dan para Penguasa Bawah Tanah. Dia sengaja melakukan itu agar bisa menjernihkan suasana di Ibu Kota yang selama ini tidak begitu kondusif. Terutama untuk urusan persaingan dan perseteruan antara Penguasa Bawah Tanah, Lima Raja Besar, para Pemilik Bisnis Hitam, dan para Taipan yang sudah lama hubungan mereka tidak begitu harmonis. Hingga berimbas pada imflikasi di real bisnis yang cenderung menjadi tidak lancar dan tersendat. Awalnya semua pihak meragukan apa yang sedang di sounding kan oleh Langit, dan untuk sekali lagi, Langit harus menunjukan kekuatan serta otoritasnya sebagai seorang manusia pilihan yang mewarisi Trah Raja Besar, dengan menantang mereka atas dua hal, pertama unjuk Kekuatan fisik, yang kedua adalah menunjukan hal yang selama ini tidak pernah ingin diperlihatkan olehnya sama sekali, karena menurutnya sangat tabu dan tidak elok diketahui oleh orang lain.
Ada dua peristiwa yang membuat Langit tidak bisa memejamkan matanya malam ini. Kejadian tadi siang yang tidak pernah diduga nya, masih membekas di benaknya hingga saat ini. Bahkan cukup mengganggu hati dan fikirannya. Pertama pertengkarannya dengan Roman Archilles. Sosok penolong yang selama ini sudah dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Sang Taipan terkaya negeri ini, yang sejatinya merupakan seorang penjaga dari asset-asset yang selama ini dimiliki oleh Leluhur Langit. Yang jika waktunya sudah tepat, maka semua gudang kekayaan dan asset-asset tersebut akan kembali dan dimiliki kembali oleh pewaris yang sah. Yakni Langit. Perbedaan faham dan visi yang cukup tajam, menyebabkan perdebatan yang berkepanjangan, hingga akhirnya tanpa di diduganya sama sekali, memantik kehadiran sosok lain yang selama ini ternyata masih ada dan selalu mengiringi setiap langkahnya hingga saat ini. "Sudah kubilang, kamu belumlah siap untuk mengikrarkan dirimu sendiri menjadi penantang tunggal dari semu
Akhirnya Roman Archilles tersungkur di hadapan Langit. Dia segera menyadari segala kekhilafan nya. Dia mengakui segala kesalahannya. Dia meminta maaf kepada Langit, disaksikan oleh Wangsa, Sang Kucing Kesayangan Raja. Roman berjanji bahwa dia tidak akan berbuat kurang ajar dan menganggap remeh Langit sebagai Keturunan Raja Besar. Dia juga berikrar akan selalu setia mendukung, membela dan mendampingi Langit dalam memenuhi jalan takdirnya, mengemban amanat besar untuk membangun kembali Imperium Raja Besar yang pernah berjaya dengan hebat di masa lalu! Kini, ketika semuanya telah selesai, dan Roman Archilles kembali mengikat Perjanjian darah langsung dengan Langit, masalah kedua kembali muncul, dan ini lebih tidak di duganya sama sekali! Lilian tiba-tiba saja bertengkar dengan Suci alias Dewi Bulan. Keduanya terlibat percekcokan sengit yang berujung pada pertengkaran satu sama lain, sampai akhirnya melibatkan Leon dan Master Shin Wu untuk bisa meredam dan menenangkan mereka! Dan itu ha
"Kamu!? Kamu berani bicara seperti itu!? Kamu benar-benar tidak menghargaiku, Suci!" Lilian berdiri dengan marah. Dewi Bulan hanya mengangkat bahunya dengan santai. Sementara Langit yang berada di tengah-tengah kembali di buat bingung dengan ulah dan kelakuan dua gadis cantik ini. "Aku bicara apa adanya. Aku bicara tentang apa yang aku rasakan saat ini. Memang salah kalau aku suka dan berharap pada pria hebat seperti Tuan Langit?""Kamu... Kamu... Dasar wanita munafik!""Hei, yang munafik itu sebenarnya siapa? Aku atau kamu? Kamu yang selalu memendam perasaan sejak lama dan tidak berani mengungkapkannya, atau aku yang bicara terus terang, karena aku tidak mau tersiksa oleh perasaanku sendiri!""Tapi kamu kan tahu kalau aku, ...""Dengarkan aku Lili, urusan hati adalah murni, tidak bisa dihalangi oleh apapun juga. Aku bebas berekspresi mengungkapkan apapun yang aku rasakan!""Kamu benar-benar tidak...""Aku tidak sepertimu, yang antipati terhadap laki-laki. Aku menganggap laki-laki it
"Aku akan pamit untuk menyelesaikan segala urusanku. Aku minta kamu dan juga Leon bisa menjaga diri dengan baik. Mungkin ketika Kaisar kembali kemari, aku sudah akan berada di sana. Sampaikan salamku untuk ayahmu, semoga kalian semua selalu dalam keadaan sehat selalu, Dewi Bu..." Langit tidak bisa meneruskan ucapannya, karena Gadis cantik ini sudah keburu memeluknya dengan erat. Suci langsung menangis di bahunya. Leon beserta pengikutnya hanya bisa terdiam dengan berbagai perasaan berkecamuk di benak masing-masing. Jika harus jujur, semuanya merasa sedih melihat pemandangan tersebut. Itu terlihat jelas dari mata para pengawal Leon yang hampir semuanya adalah laki-laki, mereka nampak berkaca-kaca. Namun, mereka bukan sedih karena merasa terharu, melainkan mereka sedih karena merasa iri dan kesal sekaligus dongkol dengan sosok Langit. Seorang Pemuda asing yang baru saja di kenal oleh mereka, tetapi berhasil menaklukan hati Sang Ratu Primadona Cantik Jelita, Bidadari nomor satu di Duni
"Maaf, mungkin ini sangat konyol dan mengganggu kalian, tapi bisakkah kamu sedikit membantuku dengan memberikan sedikit rupiah yang kamu punya? Jujur saja, sudah dua hari ini perutku belum tersentuh apapun, selain dari air yang ada di sungai itu!" seorang pria setengah baya dengan setelan pakaian lusuh, compang-camping dan seadanya. Wajahnya nampak hitam dan berdebu. Dia mencoba memberanikaan diri mendekati meja yang tengah diisi oleh empat orang anak muda yang sibuk bercengkrama, sambil sesekali menyuap hidangan berkelas yang merupakan favorit dan andalan dari Resto besar tersebut. "Hei, siapa anda? Apa anda sedang bertanya kepada kami?" tanya seorang gadis cantik bermata biru, berwajah Indo-Eropa, berambut panjang berwarna merah terurai. "Ohh, ayolah, kenapa orang macam ini bisa masuk kemari? Apakah tidak ada sekuriti yang berjaga di depan sana?" sela temannya, seorang gadis cantik berkata coklat, dengan bulu mata tebal, berambut pendek sebahu kurang senang. "Uhh! Dia sangat bau
"Hei, apa-apaan ini? Apa yang kalian lakukan?" Travis memberontak ketika dipaksa masuk ke dalam mobil. Sementara ketiga temannya, Audrey, Nadine dan Vania sudah lebih dahulu masuk ke dalam Van besar warna hitam yang terparkir di sudut area Restauran. "Berteriaklah kalau kamu memang ingin mati di sini!" ancam pria ber jas itu dengan tegas. Lalu memasukan Travis ke dalam Van, bergabung dengan mereka. Orang-orang berjas, yang secara keseluruhan berjumlah empat orang itu masuk ke dalam Van. Dua orang berada di depan, sementara dua lagi ikut masuk ke pintu tengah tempat Audrey cs berada. "Kalian akan kami ajak menemui kawan kalian, jadi jangan ada satupun yang bertindak bodoh. Karena kami tidak akan segan melukai atau bahkan mengakhiri hidup salah satu dari kalian!" salah satu dari pria ber jas plus kacamata hitam itu berkata menebar ancaman. Sepucuk pistol FN-16 sengaja dikeluarkan dari balik jasnya, bermaksud untuk mengintimidasi para 'Sandera' di sana. "Ada apa ini? Apa kalian sedan
Beberapa hari kemudian, Andromeda sang Mentor mengumumkan bahwa salah satu Ketua Perwakilan Kadet telah meninggal Dunia, saat menjalani masa hukumannya.Dan Prosesi pemakaman sengaja sudah dilakukan satu hari sebelumnya. Semua itu dilakukan karena untuk menghindari gejolak dan opini negatif bahwa kadet baru tersebut telah meninggal dengan cara yang mengenaskan.Ya, Langit, salah satu Kadet berbakat telah pergi untuk selamanya. Sebagian besar para Kadet sontak merasa terkejjut dengan berita duka cita dan sangat mendadak tersebut. Sebagian dari mereka merasa tidak percaya mendengarnya dan memganggapnya Hoax. Karena mereka telah rahu siapa Langit. Bagiamana Kehebatan dan Sepak Terjangnya. Sebagian lagi ada yang merasa acuh tak acuh bahkan senang dengan kepergiannya. Sebagaian lagi yang memang tidak mengenal sosok Langit, mereka menanggapinya secara datar dan tidak merasa terbebani sama sekali. "Tuan Langit, aku tidak menyangka sama sekali ... Hiks...Hiks...!" Zulaikha tidak kuasa mena
Andromeda memeriksa dengan teliti isi Penjara bercahaya suram tersebut. Ruang batu berukuran lima kali lima meter. Bak seorang Detektif, dia menyusuri setiap sudut dari ruang batu tersebut, lalu kembali sudut tengah, dimana bekas genangan darah dan seepihan daging serta tulang ynag nampak tercerai berai dan saling berceceran, mengeluarkan bau amis kemana-mana. Dia tidak menduga sama sekali, bahwa Kadet baru itu tiba-tiba saja mati dengan tubuh hancur dan luluh lantak tidak berbentuk, tanpa alasan yang jelas sama sekali. Dan yang paling penting, kenapa dia harus meninggal secara mengenaskan seperti itu? Apakah dia punya musuh di sini? Siapa manusianya yang telah tega melakukan hal tidak beradab dan mengerikan semacam itu? Bukankah kesalahan kadet ini tidaklah fatal? Kesalahan? Ya, Kadet ini memang telah melakukan sebuah kesalahan karena berani menginterupsi seorang paling berpengaruh di Akademi. Namun apakah hukuman ini setimpal untuk dosa yang sudah dia perbuat? Untuk sekedar di hu
"Hei bangunlah! Kamu belum mati kan?" seseorang berteriak sambil menyiramkan air dingin ke kepalanya. Langit mendadak sontak terbangun dan menemukan dirinya basah kuyup. Namun keadaannya saat ini agak lebih baik. Dia tidak telentang di lantai batu, melainkan sudah berada dalam posisi berdiri, walau posisi kedua tangan dan kdkinya masih terbelenggu oleh besi hitam yang sangat kuat!"Makanlah, kamu sudah empat hari pingsan, aku fikir kamu sudah mati!" ujar seorang penjaga muda beekumis tipis sambil mengantarkan makanan seadanya ke hadapan Langit. "Empat hari? Pantas saja tubuhku terasa lemah dan berat untuk di gerakan! Tunggu, bukankah kemarin aku sempat tersadar dan bicara dengan seseorang? Siapa namanya? Oh, aku menyebutnya Tuan Tanpa Wujud? Lalu, apakah aku pingsan lagi setelah itu?" batin Langit. Matanya kembali mengamati sekitar, ruang tahanan dari batu Hitam dan Jeruji besi besar yang berfungsi juga sebagai sebuah pintu, dimana sang Penjaga itu berada."Ketahuilah, jika itu orang
Langit merasakan remang-remang di sekelilingnya. Dia berusaha membuka matanya dengan baik. Kerlap-kerlip Bintang berwarna putih bertebaran di sekitarnya. Menghiasi kepalanya. Beberapa kali dia mengedipkan matanya, dan sudah berkali-kali pula Bintang itu mengitari kepalanya. Seolah berputar dan bermain-main di otaknya. Perlahan Langit mulai mengenali sekitarnya, pertama Kepalanya yang terasa pusing dan sakit. Lalu beberapa bagian tubuhnya yang seperti tertusuk beberapa duri tajam. Perih dan ngilu bahkan hingga ke tulang sendinya. Langit beberapa kali meringis menahan rasa sakit tersebut. Namun dia berusaha menahan dan membuka matanya, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan dia ada dimana saat ini!"Dimana ini? Tempat apa ini? Apakah dku....Hei, apa aku sudah matii? Disini semuanya terlihat sangat suram dan gelap sekali! Apakah aku sudah dikubur di dalam tanah? Tuhanku... Apakah aku benar-benar sudah mati!?" "Bangunlah bodoh! Kamu sudah terlalu lama tidur! Atau kamu ingin
Hampirr semua orang di Akademi mengenal siapa Lord Cyrus. Dia adalah salah satu darii Lima Tetua sekaligus Petinggi Utama yang begitu dihormati di Akademi. Hampir semua Kebijakan di World Heroes Akademi berasal dari dia. Adapun Keempat Tetua lainnya, meskipun mereka memiliki wewenang yang hampir sama,, namun Otoritas dan Kebijakan dari Lord Cyrus cukup mendominasi.Selain itu dia juga merupakan salah satu Anggoita Elite dari Dua Puluh orang Penguasa Golden Table. Sebuah Organisasi besar dan rahasia di Dunia ynag memiliki peranan besar untuk ikut mengontrol dan menjaga Keseimbangan Dunia secara Global. Sedangkan di Royal Knight, Organisasi Utama Penopang Golden Table, yang berisikan para Master dan Petarung hebat, Ahli strategi Perang dan orang genius terkemuka, Lord Cyrua bertengger di Puncak Rantai tertinggi bersama orang-orang hebat lainnya di Royal Knight, dengan Pangkat dan Jabatan Jenderal Besar Golden Knight!Kekuasaan dan Kekuatan Lord Cyrus sangatlah besar. Hingga nyaris tid
Suara Bass bernada tinggi dan keras itu menggema ke sekeliling, menggetarkan dinding, dan Lantai Audotorium. Membuat semua terpaku dan terhenyak dengan adanya suara keras yang dialiri Kuasa Intimidasi dan Tenaga dalam tinggi, yang membuat sebagian Kadet merasakan dadanya sesak, serta Jantungnya nyaris berhenti berdetak!"Siapa lagi ini? Auranya tidak main-main! Apakah dia salah satu dari Angels of Eye?" batin Langit.Semua mata menoleh ke arah sumber suara.Mereka seolah lupa dengan kejadian mengerikan barusan. Para Kadet yang semula pingsan, kini mulai siuman, karena pengaruh dari suara tersebut!"Lord Cyrus!" teriak beberapa orang. Termasuk para Kdet yang mengenali sosok hebat yang kini tengah berdiri tegak di depan mereka.Seorang Pria setengah baya berambut Panjan sebahu berwarna putih, dengan raut wajah keras, bermata kecil namun tajam. Mengenakan Pakaian Kebesaranya. Baju Sutera mewah warna Ungu berenda Emas. Ssbuah Tongkat Emas sefinggi Satu Meter tergenggam di tangan kanannya.
"Apa-apaan ini? Mereka menamakan diri mereka Mata Malaikat, tapi Ilmu mereka Hitam Kelam dan pake nama dari Neraka segala! Sungguh ngawur!" ujar Langit protes. "Kamu masih sempat membahas hal seperti itu saat ini? Dasar bodoh! Sebaiknya segera keluarkan kemampuanmu dan habisi mereka sekarang juga! Karena aku mendapatkan firasat buruk akan hal ini!" timpal Hazel ketus. Namun dia sambil bergerak mengibaskan Tendangan Cepat dengan Kekuatan Maksimal, menghancurkan setiap Tengkorak yang bermaksud menyerangnya.:Sejak kapan kamu jadi tukang ramal heh?" jawab Langit, sambil mengeluarkan Tinju Tornado yang bergerak cepat menerbangkan para Pasukan Tengkorak yang tiba-tiba saja mengeluarkan asap tebal menutupi mereka."Jangan menghinaku hanya karena kamu bisa mengalahkanku! Setidaknya aku pernah menghajar anak buahmu sampai babak belur waktu itu!""Oh ya kapan? Perasaan aku gak merasa punya anak buah?""Terserah kamu! Anak buahmu memang sama menyebalkannya denganmu! Mereka terlalu banyak omong
Langit melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa dia sudah menghancurkan sebagan dari Pasukan Tengkorak itu. membuat mereka terbang dan bercerai berai tidak tentu arah. Begitu juga dengan yang lainnya. Ketiganya merasa puas dan bangga bisa menghancurkan zombi tulang belulang itu dengan sangat meyakinkan. Namun sesaat kemudian mereka tersentak, ketika Pasukan tersebut secara ajaib kembali utuh dalam hitungan beberapa detik saja. Tulang-tulang yang hancur berserakan, dan sebagian sudah hancur menjadi abu, tiba-tiba saja bersatu kembali ke tempatnya semula dengan cara yang luar biasa. Kerangka mereka kembali menyatu dengan cepat , dan berdiri tegak seperti semula, seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya!"Apa-apaan ini? Apa mereka menggunakan Ilmu Sihir?" tanya Hazel tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Necromenger....! Ilmu sesat dan terlarang..... Kuasa Hitam untuk membangkitkan Mayat. Berhati-hatilah!" Master Genus sudah ada di antara mereka."Master....!?""Sebaiknya kal
Angels of Eye adalah sebuah Perkumpulan Rahasia yang keberadaannya masih dipertanyakan hingga saat ini. Mereka adalah kelompok orang-oramg dengan sudut pandang pemikiran yang Ekstrem dan relatif berseberangan dengan Akademi. Pada Awalnya mereka bergerak secara diam-diam. mempengaruhi beberapa Kadet, dari mulai Kadet baru hingga Senior, bahkan beberapa Mentor ikut terjerumus dan terkena Doktrinasinya. Gerakan mereka di mulai dari puluhan tahun silam, di motori oleh para Kadet Senior yang merasa tidak puas dengan beberapa Aturan serta Kebijakan Akademi. Mereka mulai bersuara. Dan akhinrya seiring waktu berjalan, komunitas rahasia ini terbentuk secara alami. Angels of Eye sering mengkritisi Kebijakan Akademi, baik dalam hal Teknis, ataupun yang bersifat Kebijakan-kebijakan Global yang cenderung dianggap memberatkan dan merugikan pera Kadet, juga sebagian Mentor yang ada di Akademi. Gerakan mereka mendapatkan dukungan hampir dari separuh penghuni Akademi, karena dianggap mampu me