Beranda / Pendekar / ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH / SAMBUTAN PALANG PINTU SUKARAMA

Share

SAMBUTAN PALANG PINTU SUKARAMA

Penulis: GANDARA
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-09 12:01:02

"Kami hanya pengelana, Tuan." Balas Ruyung beralasan. 

Namun tiga orang yang menangkap basah mereka, sepertinya tidak dapat menerima alasan tersebut. 

Bahkan jelas terlihat dari wajah ketiganya, memiliki niat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan sebuah pertarungan. 

Awalnya baik Ruyung maupun yang lainnya, memilih untuk membicarakannya secara baik-baik. 

Akan tetapi respon ketiga orang itu, justru bertolak belakang dengan keinginan Ruyung dan lainnya. 

"Tenang saja, kami tidak akan melakukan kekacauan. Karena tujuan kami, hanya untuk sekedar membeli beberapa bahan makanan."

Ruyung kembali beralasan, dengan harapan ketiga orang itu menerima alasannya kali ini. 

Seperti sebelumnya, tiga orang tersebut malah terlihat semakin geram. Dan menganggap percakapan di antara mereka, hanya buang-buang waktu saja. 

Melihat tiga orang itu mengeluarkan pedang, tidak serta merta membuat Ruyung dan lain

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Raha
gak bisa buat cerita kau anjing ga jelas babi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   BAYANGAN HITAM

    Rupanya lelaki berambut kuncir itu tidak dapat melakukan apapun, malah justru dia harus terlempar beberapa meter akibat terkena serangan Panca.Bukan hanya itu, panas energi tenaga dalam yang Panca keluarkan telah berhasil merobek baju bahkan kulit tubuh lelaki tersebut."Si-siapa sebenarnya pemuda ini, sial."Lelaki berambut kuncir mencoba bangkit dengan sisa-sisa tenaga yang dia miliki, tentu saja dengan menahan rasa sakit akibat sedikit sayatan pada tubuhnya.Belum juga berdiri dengan benar, Panca alias Arya sudah berada tepat di hadapannya.Kedua kalinya lelaki berambut kuncir terkejut dengan kecepatan yang Panca miliki, bahkan sedikitpun dia tidak menyadari sejak kapan Panca berdiri.Terlebih gumpalan energi berada tepat di depan muka lelaki itu, yang jelas membuat nyalinya ciut sampai mengeluarkan air kencing di celana.Dengan cepat kedua rekannya tiba lalu bersujud, demi memohon ampunan supay

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-05
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   PERTARUNGAN TIGA LAWAN TIGA

    Setelah Ruyung memastikan sendiri siapa sebenarnya orang yang berada di balik bilik, dia tidak menemukan siapapun."Bagaimana? Apa kau menemukan seseorang?""Tidak Guru," balasnya.Aneh memang, sejak Arya dan tiga lainnya memutuskan untuk beristirahat, mereka tidak melihat lagi tiga palang pintu perbatasan desa Sukarama.Hal ini jelas menimbulkan kecurigaan, terlebih mereka adalah musuh yang rencananya masih tidak dapat diperkirakan.Meskipun sebelumnya berkata kalau mereka menyerah, tetap saja akan lebih baik Arya tetap waspada.Untuk itu Arya sepakat dengan yang lain, untuk membagi tugas guna meminimalisir apapun yang membahayakan nanti.Kebetulan orang yang pertama kali berjaga adalah rekan Ruyung, dan berikutnya adalah Ruyung sendiri.Singkat cerita, hampir setengah dari waktu malam sudah terlewati. Sesuai kesepakatannya, kini giliran Ruyung untuk berjaga.Namun ada sat

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-07
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   LUKA RUYUNG

    Sejak lama Arya memang sudah terkenal gigih dalam berlatih, sehingga tampa energi Wngun Genta Pati saja dirinya tetap mampu bertarung dengan baik. Akan tetapi saat ini kemampuan Arya lebih hebat, karena memiliki energi petapa sakti itu dalam dirinya. Hanya saja, sering kali Arya harus kehilangan kesadaran, mengingat energi itu lebih kuat daripada kemampuan Arya itu sendiri. Beruntung belum lama Arya bertemu dengan si kakek, yang sedikit demi sedikit melatih Arya untuk dapat mengontrol energi kuat milik petapa tersebut. Tidak heran lawannya kali ini sampai memuji kemampuan bertarung Arya, karena bagaimanapun Arya sudah berhasil bertahan cukup lama. "Kalau begitu aku akan mulai serius menghadapi mu, anak muda!" Ujar lelaki yang kini berhadapan dengan Arya. Bersamaan dengan pertarungan tersebut, Ruyung rupanya mengalami kesulitan dalam menghadapi lawannya kali ini. Alhasil paha kanan terluka akibat sabetan parang musuh, hingga mengeluarkan banyak darah. Jangankan untuk bergerak c

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   AKHIR PERTARUNGAN

    Lantas dengan segera Arya kembali ketempat dimana Ruyung berada, yang kebetulan di sana tengah terjadi pertarungan antara si kakek dengan pendekar pengguna jurus siluman harimau. "Ruyung! Apa kau baik-baik saja?" Tanya Arya sembari berjongkok melihat luka Ruyung. "Aku hanya terluka sayat saja," balas Ruyung. Setelah dengan benar memastikan luka Ruyung, Arya berniat langsung membantu si kakek untuk segera mengalahkan pendekar pengguna jurus siluman harimau. Akan tetapi si kakek tidak mengizinkannya, karena si kakek tahu kondisi Arya juga sudah kelelahan dan hampir mencapai batasnya. Untuk itu si kakek menyarankan Arya, supaya segera mengoleskan ramuan obat terhadap luka Ruyung. Hal itu si kakek lakukan semata untuk berjaga, kalau kalau musuh yang berhasil melukai Ruyung menggunakan racun. Tanpa bertanya apa alasan si kakek, Arya mengikuti apa yang di katakan demi keselamatan Ruyung kala itu. Terlebih Arya tidak ingin kehilangan rekan untuk kedua kalinya, karena bagi dia kehilan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   LAHIR BAKAL WADAH

    Di tengah pedesaan di sebuah negeri yang jauh dari kata damai, terlihat sepasang suami istri berkehidupan serba kekurangan.Setiap hari mereka hanya menggantungkan hidup dari hasil pertanian seadanya. Itu pun milik seorang hartawan penguasa negeri tersebut.Sebut saja dia Kumbang Lana, hartawan sombong yang selalu bersikap semena-mena terhadap orang yang tidak punya. Siapa pun tidak berani melawannya.Selain kaya raya, dia juga memiliki kemampuan bela diri yang cukup tinggi. Beberapa bandit pernah mencoba merampok harta miliknya. Tetapi mereka gagal setelah mendapatkan perlawanan darinya.Dengan demikian orang-orang desa hanya bisa mematuhi perkataannya. Kalau tidak nyawa mereka bisa terancam karenanya.Di tengah kesengsaraan yang melanda, Kumbang Lana seolah menjadi dewa. Berkuasa atas segala hak juga kebebasan orang desa. Setiap hari warga desa harus mengurus pertanian miliknya.Tidak terkecuali Gendis dan suaminya Wira. Ketidak -berdayaan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   Arya Wiguna

    Beberapa tahun kemudian, tampak terjadi banyak kekacauan di hampir seluruh pelosok negeri.Kemarau panjang yang terjadi, membuat rasa kemanusiaan hilang karena sulitnya keadaan.Tidak terkecuali Desa Mandalika, pelosok negeri yang paling jauh dari kata sejahtera.Para penguasa selalu bersikap egois tanpa memikirkan penderitaan rakyat kecil di sekitarnya.Katakanlah keserakahan atas hak orang lemah kerap kali disengaja semata demi memperkaya diri sendiri."Ambil semuanya!"Terdengar jelas seruan kejam yang dilakukan para bawahan penguasa untuk mengambil hasil pertanian."Kami mohon, jangan lakukan itu," rintih seorang wanita paruh baya sambil memegang kaki salah satu pesuruh penguasa Desa Mandalika.Namun pria itu malah tertawa puas mendengar rintihan yang perempuan tersebut lakukan."Pergi sana!" tendang pria itu dengan kejamnya.Akibatnya perempuan tadi harus tersungkur dan menderita luka-luka karena hal tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   SOSOK WANGUN GENTA PATI

    Mungkin kebanyakan orang lain akan menyimpan uang pada kain kecil yang dapat dikerutkan tersebut.Akan tetapi berbeda dengan Arya Wiguna. ke mana pun dia pergi sudah pasti membawa daun sirih atau bahan obat lainnya.Selain kemampuan bertarungnya yang cukup hebat, Arya Wiguna juga mengetahui tanaman-tanaman yang bisa dijadikan obat.Untuk itu dia selalu membawa beberapa dedaunan, semata berjaga kalau-kalau bertemu dengan warga yang terluka."Kau kira kami kambing!" gerutu pria berambut gimbal itu merasa dirinya telah dilecehkan.Dengan penuh rasa kesal, pria itu menyuruh beberapa temannya untuk segera menangkap Arya Wiguna."tunggu, Paman, kembalikan dulu itu," Arya Wiguna dengan konyolnya meminta kantung kecil berisi daun sirih yang diberikan tadi."Kalau tidak, kau tahu akibatnya," ancam Arya.Wajah Arya Wiguna berubah serius seketika.Belum pun melakukan penyerangan, mereka yang berencana meminta upeti berpikir d

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   ARYA TERTANGKAP

    Tidak lama kemudian muncullah pada air yang jernih wajah berbeda selain dirinya.Benar, wajah itu tidak lain adalah rupa kakek yang muncul dalam mimpi Arya.Karena ini merupakan hal yang terjadi pertama kali, Arya terperanjat kaget sampai jatuh ke belakang."Apa aku sedang berhalusinasi?" gumamnya dalam hati.Sejak dia mengalami pertemuan dengan lelaki tua dalam mimpi, Arya merasa banyak terjadi keanehan.Salah satunya adalah selalu mendengar suara yang bahkan wujudnya tidak ada.Ditambah lagi, sekarang Arya melihat wajah lain yang terdapat pada dirinya."Dasar bocah!"Suara aneh itu muncul kembali, memecah lamunan Arya tentang serangkaian keanehan yang dia alami."Siapapun kau, pergilah!" gertak Arya merasa terganggu dengan kedatangan suara tersebut."HAHAHAHAHA."Bukannya pergi, suara tersebut malah mengejek Arya dengan menertawakannya."Baiklah apa yang kau inginkan?" Arya memberanikan diri

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26

Bab terbaru

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   AKHIR PERTARUNGAN

    Lantas dengan segera Arya kembali ketempat dimana Ruyung berada, yang kebetulan di sana tengah terjadi pertarungan antara si kakek dengan pendekar pengguna jurus siluman harimau. "Ruyung! Apa kau baik-baik saja?" Tanya Arya sembari berjongkok melihat luka Ruyung. "Aku hanya terluka sayat saja," balas Ruyung. Setelah dengan benar memastikan luka Ruyung, Arya berniat langsung membantu si kakek untuk segera mengalahkan pendekar pengguna jurus siluman harimau. Akan tetapi si kakek tidak mengizinkannya, karena si kakek tahu kondisi Arya juga sudah kelelahan dan hampir mencapai batasnya. Untuk itu si kakek menyarankan Arya, supaya segera mengoleskan ramuan obat terhadap luka Ruyung. Hal itu si kakek lakukan semata untuk berjaga, kalau kalau musuh yang berhasil melukai Ruyung menggunakan racun. Tanpa bertanya apa alasan si kakek, Arya mengikuti apa yang di katakan demi keselamatan Ruyung kala itu. Terlebih Arya tidak ingin kehilangan rekan untuk kedua kalinya, karena bagi dia kehilan

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   LUKA RUYUNG

    Sejak lama Arya memang sudah terkenal gigih dalam berlatih, sehingga tampa energi Wngun Genta Pati saja dirinya tetap mampu bertarung dengan baik. Akan tetapi saat ini kemampuan Arya lebih hebat, karena memiliki energi petapa sakti itu dalam dirinya. Hanya saja, sering kali Arya harus kehilangan kesadaran, mengingat energi itu lebih kuat daripada kemampuan Arya itu sendiri. Beruntung belum lama Arya bertemu dengan si kakek, yang sedikit demi sedikit melatih Arya untuk dapat mengontrol energi kuat milik petapa tersebut. Tidak heran lawannya kali ini sampai memuji kemampuan bertarung Arya, karena bagaimanapun Arya sudah berhasil bertahan cukup lama. "Kalau begitu aku akan mulai serius menghadapi mu, anak muda!" Ujar lelaki yang kini berhadapan dengan Arya. Bersamaan dengan pertarungan tersebut, Ruyung rupanya mengalami kesulitan dalam menghadapi lawannya kali ini. Alhasil paha kanan terluka akibat sabetan parang musuh, hingga mengeluarkan banyak darah. Jangankan untuk bergerak c

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   PERTARUNGAN TIGA LAWAN TIGA

    Setelah Ruyung memastikan sendiri siapa sebenarnya orang yang berada di balik bilik, dia tidak menemukan siapapun."Bagaimana? Apa kau menemukan seseorang?""Tidak Guru," balasnya.Aneh memang, sejak Arya dan tiga lainnya memutuskan untuk beristirahat, mereka tidak melihat lagi tiga palang pintu perbatasan desa Sukarama.Hal ini jelas menimbulkan kecurigaan, terlebih mereka adalah musuh yang rencananya masih tidak dapat diperkirakan.Meskipun sebelumnya berkata kalau mereka menyerah, tetap saja akan lebih baik Arya tetap waspada.Untuk itu Arya sepakat dengan yang lain, untuk membagi tugas guna meminimalisir apapun yang membahayakan nanti.Kebetulan orang yang pertama kali berjaga adalah rekan Ruyung, dan berikutnya adalah Ruyung sendiri.Singkat cerita, hampir setengah dari waktu malam sudah terlewati. Sesuai kesepakatannya, kini giliran Ruyung untuk berjaga.Namun ada sat

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   BAYANGAN HITAM

    Rupanya lelaki berambut kuncir itu tidak dapat melakukan apapun, malah justru dia harus terlempar beberapa meter akibat terkena serangan Panca.Bukan hanya itu, panas energi tenaga dalam yang Panca keluarkan telah berhasil merobek baju bahkan kulit tubuh lelaki tersebut."Si-siapa sebenarnya pemuda ini, sial."Lelaki berambut kuncir mencoba bangkit dengan sisa-sisa tenaga yang dia miliki, tentu saja dengan menahan rasa sakit akibat sedikit sayatan pada tubuhnya.Belum juga berdiri dengan benar, Panca alias Arya sudah berada tepat di hadapannya.Kedua kalinya lelaki berambut kuncir terkejut dengan kecepatan yang Panca miliki, bahkan sedikitpun dia tidak menyadari sejak kapan Panca berdiri.Terlebih gumpalan energi berada tepat di depan muka lelaki itu, yang jelas membuat nyalinya ciut sampai mengeluarkan air kencing di celana.Dengan cepat kedua rekannya tiba lalu bersujud, demi memohon ampunan supay

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   SAMBUTAN PALANG PINTU SUKARAMA

    "Kami hanya pengelana, Tuan." Balas Ruyung beralasan.Namun tiga orang yang menangkap basah mereka, sepertinya tidak dapat menerima alasan tersebut.Bahkan jelas terlihat dari wajah ketiganya, memiliki niat untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan sebuah pertarungan.Awalnya baik Ruyung maupun yang lainnya, memilih untuk membicarakannya secara baik-baik.Akan tetapi respon ketiga orang itu, justru bertolak belakang dengan keinginan Ruyung dan lainnya."Tenang saja, kami tidak akan melakukan kekacauan. Karena tujuan kami, hanya untuk sekedar membeli beberapa bahan makanan."Ruyung kembali beralasan, dengan harapan ketiga orang itu menerima alasannya kali ini.Seperti sebelumnya, tiga orang tersebut malah terlihat semakin geram. Dan menganggap percakapan di antara mereka, hanya buang-buang waktu saja.Melihat tiga orang itu mengeluarkan pedang, tidak serta merta membuat Ruyung dan lain

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   BAHAYA BARU

    "Bajingan! Siapapun kau, aku pastikan akan mati dengan sangat menyedihkan." Ujar Adipati sembari mengepalkan kedua telapak tangannya.Berulang kali Adipati tersebut nengirimkan pendekar bayaran, akan tetapi selalu tetjadi hal yang sama.Arya selalu menggagalkan setiap rencana Adipati secara sembunyi-sembunyi, guna keberadaannya tidak terlalu mencolok dan mudah ditemukan.Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat sudah hapal betul dengan siapa yang sudah membantu mereka selama ini.Bahkan secara terang-terangan mereka mengucapkan terima kasih. Karena sejak Arya berpijak di desa tersebut, keadaan para petani berangsur membaik.Hal ini berbanding terbalik dengan penghasilan Adipati, yang biasanya mendapatkan hampir 95 persen hasil pertanian masyarakat desa Marga."Kalau terus seperti ini, bisa-bisa kekayaanku terancam," gerutu Adipati semakin merasa tidak nyaman.Sementata itu, seorang k

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   MATINYA PENDEKAR BAYARAN

    Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Tunggul Ametung mendapatkan luka sayatan pada tubuh bagian depan.Walau tidak terlalu dalam, tetap saja luka itu sungguh menjadikan Tunggul Ametung merasa terpukul.Entah berapa pendekar yang sudah dia habisi sejauh ini, dan Tunggul Ametung tidak pernah menderita luka sedikitpun."Bajingan! Kau sudah berani membuat tubuhku terluka. Ku bunuh kau Bangsat!""Salah sendiri, tidak menghindari serangan ku."Lantas keduanya kembali mengayunkan senjata mereka masing-masing, percikan cahaya kekuningan beriringan suara dua benda tajam beradu.Andai saja itu bukan Arya, mungkin sudah sejak awal dapat dikalahkan oleh Tunggul Ametung.Bagaimana tidak, kapak besarnya masih saja bisa Arya imbangi dengan pedang yang bahkan bukan miliknya sendiri.Sementara pertarungan Arya berlangsung, Ruyung juga Katimus meminta anak yang ditawan untuk segera kembali pada oran

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   MELAWAN TUNGGUL AMETUNG

    "Apa kalian orang yang sudah menganggu kedamaian desa ini?" Sergah Tunggul Ametung menyambut kedatangan tiga orang asing."Tentu saja tidak, kami hanya kebetulan lewat saja," timpal Arya dengan wajah polosnya."Memangnya apa urusan kalian di desa ini?" Selidik Tunggul Ametung merasa curiga dengan tiga orang asing tersebut."Kami hanya tidak tega melihat anak di bawah umur, kau seret dengan paksa," tandas Arya.Sedikit tersinggung dengan ungkapan itu, amarah Tunggul Ametung mulai memanas, bergejolak ingin menghabisi pemuda tersebut.Meskipun Tunggul Ametung belum mengetahui kalau memang pemuda itu yang sedang dia cari, tidak pantas membuatnya untuk berhenti.Kapak besar yang awalnya seperti pajangan punggung saja, diayunkan membelah angin hingga menimbulkan sebuah bunyi menyerupai desis.Sayangnya hal itu belum cukup untuk membuat Arya gentar, sebaliknya dia cukup percaya diri dengan kemampuan

  • ARYA WIGUNA WADAH TERPILIH   PENDEKAR BAYARAN ADIPATI

    Maka rasanya sangat pantas, kalau mereka mendapatkan perlakuan seperti apa yang di lakukan Arya.Satu demi satu para pesuruh Adipati desa Marga di cegat, lalu mereka hilang tanpa kabar berita.Sampai akhirnya Adipati bertanya-tanya, mengapa berulang kali pesuruh nya tidak kembali."Apa yang sedang terjadi? Apa mungkin warga mulai bertingkah?"Untuk menjawab semua itu, Adipati dengan segera memutuskan memanggil beberapa pendekar yang sudah lama tunduk padanya."Hormat kami Adipati, apa gerangan yang bisa hamba lakukan?" tanya Tunggul Ametung sembari memberi hormat.Tunggu Ametung merupakan seorang pendekar pilih tanding, yang sengaja dipilih sebagai ketua dari beberapa pendekar bayaran lainnya.Sebelumnya dia belum pernah turun tangan, karena masalah selalu bisa diselesaikan oleh pendekar yang kemampuannya lebih rendah.Namun kali ini, keadaan sepertinya memaksa Tunggul Ametu

DMCA.com Protection Status