Part 25
Pada saat di perjalanan tiba-tiba saja mobil Om nya Ari mogok di jalan membuat semua orang panik karena mobil nya pas dibagian belokkan jalan malah oleng, sedangkan mobil nya Adi yang dibelakangnya kaget membuat suasananya menjadi tidak nyaman.
"Om, kenapa dengan mobilnya?" Tanya Ari.
"Nggak tau Ri, Om juga binggung, sebentar ya Om cek dulu." Ucap Om nya, lalu dia turun dari dalam mobil, Om nya Ari mengecek semua keadaan mobilnya, mulai dari ban nya, cek kanan dan kiri, serta mengecek juga kondisi bensinnya, dan mengecek bagian depannya. Ternyata dia kehabisan bensin padahal seingat Om nya semalam sudah di isi mobilnya dengan bensin.
Lalu Ari turun juga dari dalam mobil, membuat dirinya penasaran.
"Om bagaimana? Apa yang terjadi?" Tanya Ari pada Om nya yang begitu penasaran.
"Begini loh Ri, mobil Om kehabisan bensin, sedangkan waktu kamu untuk pergi sebentar lagi. Bagaimana ini?" Ucap Om nya yang cemas.
Setela
Part 26 Setelah dia sudah masuk ke dalam pesawat tiba-tiba saja ada yang menabraknya sehingga dirinya hampir jatuh yang sedang memegang kopernya dan bawaannya dari yang Ari pegang. "Maaf, aku nggak sengaja." Ucap seorang wanita cantik dan tinggi itu. "Oh iya, nggak apa-apa." Ucap ari. "Kamu nggak kenapa-kenapa kam?" Tqnya si wanita itu pada nya. "Oh.. iya nggak apa-apa hanya sedikit sakit saja ini punggung nya." Ucap Ari. "Ya sudah, kalau ada apa-apa dengan mu aku yang akan bertanggung jawab ya! Dan ini pegang kartu nama aku jika terjadi apa-apa dengan kesalahan aku." Ucap si wanita itu. "Oh.. iya iya, nggak usah seperti inj, aku nggak kenapa-kenapa kok." Ucap Ari sambil mendorong kartu itu dari telapak tangannya. "Nggak kenapa-kenapa ko, ini pegang saja kartu nama ku. Ya sudah ya aku mau langsung masuk kedalam untuk duduk." Ucapnya. "Oh, iya aku juga sama kok mau cari tempat duduk." Ucap Ari. "Oh ya, ka
Part 27 Ketika Ari akan menengok tiba-tiba saja Ari hampir terjatuh dengan seseorang yang menepuk dia yang sedang memegang koper dan bawaannya yang di tangan nya. Pas saat menengok ternyata cewek cantik itu yang menepuk punggungnya. "Eh.. sorry, sorry aku nggak sengaja." Ucap nya. "Iya nggak apa-apa, kamj mengagetkanku saja." Ucap Ari. Mereka berdua berjalan bersama dari gerbang pintu pesawat. "Oh ya ngomong-ngomong nanti kamu mau kemana?" Ucap si wanita cantik itu. "Aku mau kerumah Abang aku." Ucap Ari. "Oh ya, aku lupa memperkenalkan nama aku, kenalin nama Aku Nur Hayati." Ucap cewek cantik itu sambil menjabat tangannya, seketika mereka berdua berhenti berjalan pada saat sudah turun dari tangga pesawat. "Aku Ari." Ucap Ari sambil membalas jabat tangannya. Cewek itu tersenyum pada Ari, senyumannya yang manis dan cantik jika di pandang oleh orang lain atau oleh Ari sendiri, tapi Ari mengaanggap nya b
Part 28 Tibalah mereka pada saat Abangnya membuka pintu kunci kost-kost an nya, malah kunci nya nggak ada di dalam saku celana nya. "Ari kunci kost-kost an Abang kok nggak ada ya?" Ucap Abangnya. "Hah? Kok bisa si hilang Bang?" Ucap Ari bertanya kembali. "Ntah lah, apa jangan-jangan!" Ucap Abangnya. "Hah? Abang jangan bilangbkalau kuncinya hilang dan tertinggal di bandara?" Ucap Ari. "Ya, sepertinya begitu, tapi Abang nggak tau, kita cari saja dulu disekitaran sini. Ayo bantu Abang." Ucap Abangnya yang langsung mencari kunci kost-kost an nya. Mereka berdua sibuk mencari-cari kunci itu sambil menundukkan kepalanya, sedangkan Ari mencari ke rumput-rumput yang dekat motor Abangnya. Mereka begitu sibuk sekali mencafi kunci itu, "Ari bagaimana disitu sudah ketemu belum kuncinya?" Ucap Abangnya "Nggak ada Bang, kayanya memang bener tertinggal disana." Ucap Ari. pada akhirnya Abangnya Ari memutuskan pergi kemba
Part 29 Dan pada saat Abang nya sudah keluar untuk membeli gorengan tiba-tiba saja dia di kagetkan di perjalanan oleh seseorang, membuat Abangnya Ari menengok ke belakang dan terkejut dengan Ibu-Ibu yang semalam yang telah mengobrol dengan adiknya. "Eh.. Ibu, maaf ada apa ya?" Ucap Abang nya Ari. Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum saja. "Maaf ya, ada apa ya Bu?" Tanya nya sekali lagi. "Oh.. nggak ada apa-apa." Ucap nya sambil tersenyum kembali. "Oh ya sudah, kalau begitu aku permisi." Ucap Abang Ari pada saat sudah akan sampai di warung. "Bu gorangan tahu 3 dan goreng tempe 2 ya, jangan lupa kasih sambalnya." Ucapnya. "Iya, ini gorengannya dan sambal nya sudah di dalam ya!" Ucap si Ibu penjual gorengan. "Iya Bu, ini uang nya. Terimakasih." Ucapnya. Sedang kan si ibu penjual gorengan mengangguk dan sambil menerima uang dari Abangnya Ari. Abangnya Ari melewati Ibu itu yang tadi menghampirinya, sedangkan Ibu it
Part 30 "Siapa Ibu itu? Kenapa tingkah dan sifat nya itu aneh ya." Ucap Ari yang ngebatin. Setelah itu Ari langsung masuk kedalam dan menutup pintu, lalu Ari duduk di teras dan membulak balikkan kertas selembar yang tadi dia di kasih oleh Ibu itu. Ari langsung membaca kertas itu dengan menyimaknya. Ari membaca kertas info lowongan pekerjaan itu membuat dirinya binggung membacanya, karena isi lowongan tersebut memberitahukan menjual motor dan mobil, sedang kan tertera di dalam brosur itu menjadi Sales atau marketing, sedangkan dirinya belum pernah menjadi sales atau marketing, isi tersebut menyatakan harus bisa menyakinkan costumer dan harus bisa karna di target kan bagi si sales nya atau marketingnya harus bisa menarik costumer dalam 1 hari itu 10 orang kalau nggak bisa dapat, maka kita tak akan di gaji seperpun. Itulah isi dari brosur itu. Dan tertera kalau disitu nggak dapatkan makan dan tidak di sediakan mess. Karena posisi jarak dari tempat kediaman Abang
Part 31 "Ah.. Abang.. mah malah bercanda." Ucap Ari langsung mengerucutkan bibirnya ke depan. "Hahaha, Adek Abang sungguh kesihan.. ya sudah.. Abang ceritain deh.. tapi setelah diceritain kamu jangan asal mau ya ngambil pekerjaan itu." Ucap Abangnya. "Iya.. iya.. tapi.. Abang ceritain dulu, biar aku nya nggak penasaran dan binggung dengan semua ini, Abang ku.." ucap Ari yang di tekan dan merasa jengkel dengan Abangnya. "Hahaha iya.. iya.. nggak bakalan deh yang satu ini." Ucap nya yang langsung mengacak-acakkan rambut nya Ari. "Jadi begini.. Ri dulu.. pas Abang awal datang kesini.. Abang juga sama kaya kamu nggak tau apa-apa dan cari kesana kesini untuk cari tempat tinggal eh.. ketemu Ibu itu di jalan pas Abang sedang tengak-tengok dan bertanya pada semua orang yang memiliki kontrakkan atau kios, pas Abang sesudah bertanya-tanya pada orang lain, eh.. Ibu itu selalu memperhatikan Abang dari jauh.. terus.. dan malah ditawarin suruh ngontrak disi
Part 32 Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintunya. "Tok..tok..tok.. permisi!" Ucap yang mengetuk di luar. "Bang.. malam-malam gini siapa yang mengetuk pintu?" Tanya Ari, sedangkan Abangnya hanya menggelengkan kepala dan menggedikkan bahunya. "Ya sudah, sebentar ya.. Abang yang buka pintunya, kamu disini saja ok." Ucap Abangnya. "Iya Bang.." Abangnya Ari melangkahkan kakinya untuk membuka pintu yang sudah terkunci, sedangkan jam menunjukkan pukul 20:35 wib. Dan yang sebentar lagi akan menuju malam. "Ceklek, maaf ada apa ya Pak?" Tanya Abangnya Ari. "Jadi begini Mas, disini lagi ada maling..harus hati-hati ya disini tadi saya lihat malingnya lari kesini, dan Bapak hanya untuk memastikannya kalau Mas ini nggak terjadi apa-apa disekitar sini." Ucap Bapak itu. "Oh iya Pak, baik dan syukurnya aku nggak terjadi hal-hal apapun, terimakasih ya Pak sudah memberi kan informasi buat aku, biar nya aku bisa lebih waspada lagi
Part 33 "Tok..tok..tok.. permisi." Ucap nya yang mengetuk pintu. Lalu Ari bangkit dari tempat terbaringnya. "Iya.. sebentar." Ucap Ari yang langsyng menuju pintu dan untuk membukakan pintunya. "Hay.. Adek.. gimana dengan tawaran saya kemarin?" Tanya Ibu itu pas saat pintu terbuka. "Hmm.. maaf ya Bu, aku mau pikir-pikir lagi deh, soalnya juga tempat jarak dari tempat tinggal saya disini cukup jauh. Jadi maaf ya Bu." Ucap Ari sopan. "Hmm.. gimana ya.. apa kamu cari kos an sendiri saja di sana." Ucap Ibu itu sambil memberikan usulnya, agar Ari menerima tawarannya. "Hmm.. gimana ya Bu, aku juga binggung.. dan harus ijin juga ke Abang ku." Ucap Ari. "Gampang masalah Abang kamu.. nanti Ibu yang bicara kasih tau dengannya." Ucap Ibu itu untuk menyakinkan Ari. "Maaf ya Bu, seperti nya aku harus pikirpikir dulu deh." Ucap Ari sambil menggaruk-garukkan kepalanya, padahal kepalanya tidak lah gatal. "Hmm.. ya sudah.