Part 28
Tibalah mereka pada saat Abangnya membuka pintu kunci kost-kost an nya, malah kunci nya nggak ada di dalam saku celana nya.
"Ari kunci kost-kost an Abang kok nggak ada ya?" Ucap Abangnya.
"Hah? Kok bisa si hilang Bang?" Ucap Ari bertanya kembali.
"Ntah lah, apa jangan-jangan!" Ucap Abangnya.
"Hah? Abang jangan bilangbkalau kuncinya hilang dan tertinggal di bandara?" Ucap Ari.
"Ya, sepertinya begitu, tapi Abang nggak tau, kita cari saja dulu disekitaran sini. Ayo bantu Abang." Ucap Abangnya yang langsung mencari kunci kost-kost an nya.
Mereka berdua sibuk mencari-cari kunci itu sambil menundukkan kepalanya, sedangkan Ari mencari ke rumput-rumput yang dekat motor Abangnya. Mereka begitu sibuk sekali mencafi kunci itu,
"Ari bagaimana disitu sudah ketemu belum kuncinya?" Ucap Abangnya
"Nggak ada Bang, kayanya memang bener tertinggal disana." Ucap Ari.
pada akhirnya Abangnya Ari memutuskan pergi kemba
Part 29 Dan pada saat Abang nya sudah keluar untuk membeli gorengan tiba-tiba saja dia di kagetkan di perjalanan oleh seseorang, membuat Abangnya Ari menengok ke belakang dan terkejut dengan Ibu-Ibu yang semalam yang telah mengobrol dengan adiknya. "Eh.. Ibu, maaf ada apa ya?" Ucap Abang nya Ari. Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum saja. "Maaf ya, ada apa ya Bu?" Tanya nya sekali lagi. "Oh.. nggak ada apa-apa." Ucap nya sambil tersenyum kembali. "Oh ya sudah, kalau begitu aku permisi." Ucap Abang Ari pada saat sudah akan sampai di warung. "Bu gorangan tahu 3 dan goreng tempe 2 ya, jangan lupa kasih sambalnya." Ucapnya. "Iya, ini gorengannya dan sambal nya sudah di dalam ya!" Ucap si Ibu penjual gorengan. "Iya Bu, ini uang nya. Terimakasih." Ucapnya. Sedang kan si ibu penjual gorengan mengangguk dan sambil menerima uang dari Abangnya Ari. Abangnya Ari melewati Ibu itu yang tadi menghampirinya, sedangkan Ibu it
Part 30 "Siapa Ibu itu? Kenapa tingkah dan sifat nya itu aneh ya." Ucap Ari yang ngebatin. Setelah itu Ari langsung masuk kedalam dan menutup pintu, lalu Ari duduk di teras dan membulak balikkan kertas selembar yang tadi dia di kasih oleh Ibu itu. Ari langsung membaca kertas itu dengan menyimaknya. Ari membaca kertas info lowongan pekerjaan itu membuat dirinya binggung membacanya, karena isi lowongan tersebut memberitahukan menjual motor dan mobil, sedang kan tertera di dalam brosur itu menjadi Sales atau marketing, sedangkan dirinya belum pernah menjadi sales atau marketing, isi tersebut menyatakan harus bisa menyakinkan costumer dan harus bisa karna di target kan bagi si sales nya atau marketingnya harus bisa menarik costumer dalam 1 hari itu 10 orang kalau nggak bisa dapat, maka kita tak akan di gaji seperpun. Itulah isi dari brosur itu. Dan tertera kalau disitu nggak dapatkan makan dan tidak di sediakan mess. Karena posisi jarak dari tempat kediaman Abang
Part 31 "Ah.. Abang.. mah malah bercanda." Ucap Ari langsung mengerucutkan bibirnya ke depan. "Hahaha, Adek Abang sungguh kesihan.. ya sudah.. Abang ceritain deh.. tapi setelah diceritain kamu jangan asal mau ya ngambil pekerjaan itu." Ucap Abangnya. "Iya.. iya.. tapi.. Abang ceritain dulu, biar aku nya nggak penasaran dan binggung dengan semua ini, Abang ku.." ucap Ari yang di tekan dan merasa jengkel dengan Abangnya. "Hahaha iya.. iya.. nggak bakalan deh yang satu ini." Ucap nya yang langsung mengacak-acakkan rambut nya Ari. "Jadi begini.. Ri dulu.. pas Abang awal datang kesini.. Abang juga sama kaya kamu nggak tau apa-apa dan cari kesana kesini untuk cari tempat tinggal eh.. ketemu Ibu itu di jalan pas Abang sedang tengak-tengok dan bertanya pada semua orang yang memiliki kontrakkan atau kios, pas Abang sesudah bertanya-tanya pada orang lain, eh.. Ibu itu selalu memperhatikan Abang dari jauh.. terus.. dan malah ditawarin suruh ngontrak disi
Part 32 Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintunya. "Tok..tok..tok.. permisi!" Ucap yang mengetuk di luar. "Bang.. malam-malam gini siapa yang mengetuk pintu?" Tanya Ari, sedangkan Abangnya hanya menggelengkan kepala dan menggedikkan bahunya. "Ya sudah, sebentar ya.. Abang yang buka pintunya, kamu disini saja ok." Ucap Abangnya. "Iya Bang.." Abangnya Ari melangkahkan kakinya untuk membuka pintu yang sudah terkunci, sedangkan jam menunjukkan pukul 20:35 wib. Dan yang sebentar lagi akan menuju malam. "Ceklek, maaf ada apa ya Pak?" Tanya Abangnya Ari. "Jadi begini Mas, disini lagi ada maling..harus hati-hati ya disini tadi saya lihat malingnya lari kesini, dan Bapak hanya untuk memastikannya kalau Mas ini nggak terjadi apa-apa disekitar sini." Ucap Bapak itu. "Oh iya Pak, baik dan syukurnya aku nggak terjadi hal-hal apapun, terimakasih ya Pak sudah memberi kan informasi buat aku, biar nya aku bisa lebih waspada lagi
Part 33 "Tok..tok..tok.. permisi." Ucap nya yang mengetuk pintu. Lalu Ari bangkit dari tempat terbaringnya. "Iya.. sebentar." Ucap Ari yang langsyng menuju pintu dan untuk membukakan pintunya. "Hay.. Adek.. gimana dengan tawaran saya kemarin?" Tanya Ibu itu pas saat pintu terbuka. "Hmm.. maaf ya Bu, aku mau pikir-pikir lagi deh, soalnya juga tempat jarak dari tempat tinggal saya disini cukup jauh. Jadi maaf ya Bu." Ucap Ari sopan. "Hmm.. gimana ya.. apa kamu cari kos an sendiri saja di sana." Ucap Ibu itu sambil memberikan usulnya, agar Ari menerima tawarannya. "Hmm.. gimana ya Bu, aku juga binggung.. dan harus ijin juga ke Abang ku." Ucap Ari. "Gampang masalah Abang kamu.. nanti Ibu yang bicara kasih tau dengannya." Ucap Ibu itu untuk menyakinkan Ari. "Maaf ya Bu, seperti nya aku harus pikirpikir dulu deh." Ucap Ari sambil menggaruk-garukkan kepalanya, padahal kepalanya tidak lah gatal. "Hmm.. ya sudah.
Part 34"Dia mengatakan kalau dirinya sepupunya yang punya kontrakkan ini, dan dia mengatakan juga kalau dirinya juga punya usaha di tempat ini" ucap Abangnya dan sambil menunjuk-nunjuk kertas yang ada di pegang oleh Ari."Lalu apa hubungannya dengan Abang melarang aku kerja disana?" Tanya Ari kembali."Nah.. sebab nya itu pekerjaannya nggak baik Adik ku.. karna disana itu banyak sekali penipuan untuk para calon pembeli." Ucap nya lalu menjeda serta menarik nafas nya kembali terus mengeluarkannya dengan kasar."Dulu juga Abang gitu kaya kamu bertanya-tanya, pada saat itu Abang pergi mencari tempat yang Ibu itu kasih dan ingin mencari informasi yang lebih akurat, pada saat Abang sedang jalan kaki dan bertanya-tanya pada warga disini tiba-tiba saja ada yang menepuk Abang dari belakang membuat Abang kaget dan menoleh nya, nah ada Ibu-Ibu berpakaian Daster memberikan kode kepada Abang untuk mengikutinya, tapi Abang ragu setelah itu ada yang mengatakan suruh m
Part 35Ari yang sedang sarapan pagi di kaget kan oleh seorang Ibu-Ibu yang langsung saja masuk tanpa permisi."Dek, bagaimana sudah 3 hari kamu mau kan kerja di sana?" Tanya nya yang langsung saja to the point pada Ari."Maaf ya Bu, Ari sepertinya nggak jadi kerja di tempat Ibu." Ucap Ari ketika selesai makan."Hmm.. pasti ini karna Abang kamu kan? Sudah jawab! Abang kamu sok tahu dan juga main-main memberikan racun pikiran pada kamu ya kan?" Ucap nya langsung menuduh nya."Oh.. bukan-bukan ko Bu, kok Ibu berpikirnya negatif bangat si tentang Abang ku." Ucap Ari sambil menyipitkan matanya."Oh..n-nggak ko.. hanya feling saja." Ucap nya yang gugup."Lalu kenapa langsung menuduh Abang aku begitu saja?" Ucap Ari."Oh.. nggak kok, itu bagaimana jadi kan kamu kerja di tempat yang aku kasih kan brosur itu kemarin?" Tanya nya kembali dan mengalihkan pembicaraan."Hmm.. maaf ya Bu, sekali lagi maaf.. seperti nya aku nggak bisa,
Part 36"Hey.." Ucap seorang Ibu-Ibu itu langsung menegur Abangnya Ari."Oh.. iya Bu sebentar aku masukkan motor dulu." Ucap nya."Nggak usah basa-basi ya, saya mau protes ya." Ucap Ibu itu sambil berbicafa melotot dan ekspresi yang sangat marah sekali."Adik kamu kau kasih racun apa hah? Sehingga dirinya nggak bisa berkata yang baik kepada saya hah." Ucap nya sambil menunjuk-nunjuk kepada Abangnya Ari."Maaf, ya Bu maksud Ibu itu bicara seperti apa?" Ucap Abangnya Ari yang langsung kebinggungan."Alah.. nggak usah berlaga b*g*, situ kan yang mengajarkan Adik mu yang nggak-nggak ngaku lah.." ucap nya sambil matanya melirik begitu sinis serta melipatkan tangannya."Maaf.. ya Bu, sekali lagi maaf, aku nggak bener-bener tau apa permasalahan nya antara Ibu dan Adik saya." Ucap Abangnya Ari."Ah.. capek lah gw bicara sama loe pura-pura nggak ngerti dan nggak paham segala lagi." Ucap nya yang pedas."Bu.. bener deh aku ya ngga