Esok pagi tepatnya pada pukul 5 terlihat 3 orang anggota keluarga telah berada dalam ruang tamu. Sesuai perintah Felicia bangun lebih pagi dari biasanya.
"Siapa cowok yang mengantarkan semalam? Tempat tinggal dimana? Anak siapa? " tanya oma Rizya tanpa jeda.
"Katanya kenal dengan papa dan merupakan teman semasa SMP." jelas Felicia dengan satu tangan menopang kepala sembari menikmati segelas susu.
"Bohong." tolak oma Rizya merasakan kebohongan dari sang cucu.
"Oma percaya adalah bonus dari apa yang Felicia ucapkan." Felicia meninggalkan ruang makan sejenak untuk mengembalikan segelas susu tersebut lalu kembali menunggu sarapan sembari bermain HP.
Kini di ruang makan hanya tersisa Opa Adriel. Beliau merasa bahwa topik pembicaraan tadi tidak seharusnya dia ikut campur, karena merasa ada ledakan lebih dari tadi.
Di salah satu ruang kelas SMP Negeri 1 Samudera terlihat ramai, karena siswa-siswi setiap kelompok yang berlatih drama untuk ujian praktik. Pagi kelas 9B dibuka oleh ujian praktik bahasa daerah.Seorang gadis yang mendapatkan peran berbeda dari yang lain. Dia berusaha mengatasi kesusahan menyamankan kostum. Disaat teman-temannya berperan normal dia sebagai lelaki sunda dengan iket.Felicia berulang kali kesusahan mengikat iketnya. Seorang siswa yang telah selesai dengan urusan kostumnya pun menghampiri Felicia untuk membantu mengikat."Kekencangan." protes Felicia ketika kepalanya merasa pening."Biar nggak lepas." celetuk Revan sembari menepuk kepala Felicia."Tapi kepala gue berasa loe kurung." balas Felicia menggerutu."Cuma sebentar." Revan meninggalkan Felicia setelah selesai membantu mengikat. Setelah melihat Revan mulai menjauh Felici
Setelah tiba di parkiran motor rahasia milik siswa-siswi sepasang kekasih telah menanti sepasang tom and jerry kelas 9B. Satya memperlihatkan pesan dari orangtuanya yang mengatakan untuk pulang bersama Felicia.WhatsappMama Anak 3Satya, tolong nanti Leci pulang sama kamu. Jangan sama temannya.Oh ya, jangan ngapel dulu. Ada undangan acara dari keluarga LeciFelicia memutar tangan Satya, karena telah memperlihatkan HP terlalu dekat. Dengan segera Satya memakaikan helm kepada Felicia.Felicia menatap Nada, gadis muslim yang tak lain pacar Satya Lucifer. Nada tersenyum dan menganggukan kepala meyakinkan Felicia.Reza yang merasa gemas pun meyakinkan Felicia, "Sat, Nada boleh gue antar pulang?" tanya Reza memastikan, agar tidak terjadi kesalahpahaman.Satya yang melupakan satu hal menganggukkan kep
Keesokan paginya di salah satu ruangan dalam rumah sederhana terlihat gadis dengan piyama dan selimut biru. Sang mama datang untuk membangunkan agar anak gadisnya tidak terlambat sekolah.Dia terus mengetuk pintu namun tak ada respon dari pemilik ruangan. Seorang remaja laki-laki yang tak lain sepupu Felicia melihat bahwa sang bibi tidak dibukakan pintu. Sepupu Felicia mengetuk pintu dan dibuka oleh gadis pemilik ruangan.Dengan ekspresi bantal dia menuju pintu lalu membukanya, "Sebentar, Bi," ujar Felicia dengan masih setengah mengantuk.Sepupu Felicia membatin, "Gue lucinta kah? Ish, adik laknat."Sang gadis berpiyama biru kembali melanjutkan tidurnya tanpa mendengarkan maksud kedatangan dari pengetuk pintu. Sang sepupu merasa heran dan gemas dengan gadis di hadapannya. Harnefer duduk di sudut kasur lalu menggelitik telapak kaki Felicia."B
Saat ini mungkin menjadi jam terindah bagi kelas 7 dan 8 dikarenakan guru-guru sedang rapat. Topik rapat adalah perihal pelepasan kelas 9,ujian nasional, ujian sekolah, dan ujian praktik.Arkan berniat mencoba untuk menyeberangi lapangan. Kelas Felicia dan Arkan hanya dipisahkan oleh lapangan upacara sekaligus lapangan olahraga.Arkan telah tiba di depan kelas 9. Terlalu bagai uji nyali karena harus berhati-hati apabila guru melihat. Arkan bersandar pada dinding kelas 9B dan 9A.Terlihat jam kosong tapi siswa-siswi berhadapan banyak buku. Arkan mengira itu hanya buku persiapan ujian.Dia memberikan kode agar Felicia menghampirinya. Revan yang menyadari ada Arkan menepuk bahu Felicia.Felicia menghadap Revan dengan mengangkat alis kirinya, "Ada apa?" tanya Felicia setelah menutup buku.Revan bukannya menunjuk p
Felicia mengambil HP-nya yang diletakkan pada saku kanan jas almamater SMP Negeri 1 Samudera. Mood yang telah rusak kini bertambah hancur karena mengetahui sang pengirim pesan.Sang pengiriman sebenarnya tidak salah mengirimkan pesan tetapi haruskah dengan pertanyaan lelucon? Felicia terlalu malas menarikan jarinya untuk membalas. Dia hanya membalas melalui pesan suara biasa bukan melakukan panggilan.WhatsappBang HamsterLoe udah pulang sekolah?Jangan kemana-mana gue sebentar lagi jemput.Anda| Telat Abang. Telat buanget.Setelah pesan terkirim HP kembali Felicia letakkan ke tempat. Reza bertanya-tanya siapakah yang mengirim notifikasi Felicia. Apakah ibu dari Felicia? Apakah neneknya?Apakah Arkan? Ah, tidak mungkin sekali apabila Arkan. Seingatnya trio bebek yang tak lain Ashima, Angel, dan Dina mengata
Keesokan paginya di keluarga Anta nampak damai tanpa tom and jerry dari kakak beradik yang Arkan dan Ayra. Orang tua mereka saling berpandangan bertanya-tanya mengapakah Arkan sunyi senyap.Ayra yang biasanya menjadi korban mood dirusak oleh kakaknya pun hanya diam saja. Dia menebak mungkin kakaknya memiliki masalah dengan temannya atau gadis saat jogging."Tumben sekali kamu diam, Ka. Ada masalah? Gigi kamu sakit? Atau perut yang sakit?" tanya umi Khaliza."Masalah cewek jogging, Bang?" ujar Ayra ikut bertanya-tanya karena tumben sekali abangnya sunyi."Oh ya kamu tau, Ka kenapa tadi malam rumah Felicia terlihat ramai?" kata abi Dalwyn setelah mengingat apa yang ingin dia katakan."Feli nggak bilang apa pun, Bi. Arkan juga nggak sakit kok, Mi. Adek abang kemasukan apa ? Tumben banget perhatian," balas Arkan sembari menopang kepala menatap Ayra. 
Bagi Felicia dan Arkan hari ini terasa sangat lama. Berbeda dengan siswa-siswi lain yang tengah bersenda gurau karena merasa waktu begitu cepat."LECI," teriak pria yang tak asing di mata Felicia.Ya dia adalah calon mamanya. Dirinya pikir pria tersebut hanya kelebihan mulut saja sehingga berusaha merayunya.Felicia dan pria tersebut menjadi pusat perhatian saat ini. Dari kejauhan Arkan yang sengaja pulang sangat terlambat tersebut bertanya-tanya."Siapa Leci? Siapa yang memanggil dengan begitu keras? Hubungan apa? Leci? Bukankah itu Felicia?" batin Arkan mengingat perihal Leci dan sumber sehingga dia mengetahui.Felicia yang malas memperpanjang waktu dan telah sangat rindu dengan kamarnya pun langsung memasuki mobil.Tawarikh menarik nafas berusaha sabar. Dirinya berpikir mungkin setelah hari pernikahan bersama Tesalonika
Ruang makan keluarga Ananta terasa begitu kekeluargaan tanpa perdebatan apa pun. Walaupun lebih terasa bagai kuburan pindah karena keadaan yang hening.Tidak ada yang spesial selama sarapan kecuali saat di mobil Harnefer membuka pembicaraan. Harnefer tidak diperbolehkan sementara waktu untuk mengendarai sendirian.Dirinya selalu diantar menuju universitas bersama Tawarikh setelah Felicia turun. Oma Rizka mengatakan agar cucu-cucunya lebih mengenal dan dekat dengan Tawarikh."Selamat ya Tan. Tante mau menikah sama om Arikh," ungkap Harnefer ikut senang. Felicia hanya menatap jendela sembari mendengarkan musik dan membaca buku."Terima kasih, Harn. Jangan lupa datang ya nanti di pernikahan tante." pintar Tesalonika. Harnefer melirik gadis di sampingnya yang sangat fokus dengan dunianya."Feli juga ikut, Tan?" tanya Harnefer."Dia ujian, Harn. Tante harap kamu bersedia