Entah sudah berapa hari Felicia tak menghubungi Arkan karena ponselnya yang disadap oleh Rafael dan Satya, sedangkan saat disekolah juga selalu dalam pengawasan mereka. Dia pernah bersembunyi agar tak dihampiri Rafael dan Satya ataupun ditarik oleh lainnya yang disuruh oleh Rafael serta Satya, namun semua usaha tersebut gagal.
Mata pelajaran seni, bahasa daerah, bahasa Inggris tengah giat melakukan latihan untuk ujian praktik. Setelah class meeting berakhir kelas 9 mulai dipulangkan sore hari untuk les mata pelajaran ujian nasional di sekolah.
Beberapa mata pelajaran mulai melaksanakan pengambilan nilai ujian praktik. Hanya sebagian karena beberapa lagi berdasarkan jadwal ujian praktik yang telah ditentukan.
Setelah upacara bendera pada hari senin selesai. Kelas 9B bergegas menuju ruang ganti untuk berganti seragam olahraga. Ke-36 siswa hanya diberi waktu 15 menit untuk berganti seragam.
&n
Esok paginya terlihat kumpulan siswa tengah duduk di luar gerbang menunggu salah satu siswi. Siswi yang ditunggu-tunggu pun terlihat mulai menuruni mobil milik keluarganya setelah berpamitan terlebih dahulu.Setelah mobil tak lagi berada dihadapannya dia bergeming menatap objek di hadapannya. Dia memilih melanjutkan langkahnya dan menuju gerbang, namun terhalang oleh teman-temannya yang membentengi jalan."Diapain sama Arkan?" tanya Rafael."Awas aja tuh orang gue geprek beneran," berang Satya"Permisi tuan-tuan sekalian yang saya sayangi tanpa kasihi. Bolehkah apabila saya ingin masuk ke kelas." elak Felicia menghindari pertanyaan dari teman-temannya.Teman-temannya melangkah mendekati salah satu gadis yang ditunggu sedari tadi. Felicia berpura-pura diam saja dan akan segera berlari menuju gerbang untuk kelas 7 dan 8. Sedikit jauh dan memakan wakt
Felicia kembali menemani Revan mencatat materi kelas 7 dan 8 dari buku miliknya. Disaat matanya fokus menggulir novel online. Suara notifikasi whatsapp terdengar.WhatsappBimbingan Katekisasi| Dimohon pada jam 5 sore. Semuanya dapat segera berkumpul secara tepat waktu. Tanpa alasan dari A sampai Z.Revan sekilas mengintip HP Felicia pun seketika merapikan buku miliknya dan Felicia. Felicia mendongak menatap Revan yang kini telah bersandar pada sofa."Gue atau loe yang izin ke Oma dan Opa?" tanya Revan yang melihat Felicia tetap bersantai tidak menuju kamar untuk berganti."Nggak usah. Gue alasan aja kalau masih les persiapan ujian." tolak Felicia saat mengetahui Revan akan mengantarkannya.Revan tidak memperdulikan Felicia yang menolaknya. Dia memilih mencari Opa Adriel atau pun Oma Rizya. Dia akan meminta izin untuk men
Esok pagi tepatnya pada pukul 5 terlihat 3 orang anggota keluarga telah berada dalam ruang tamu. Sesuai perintah Felicia bangun lebih pagi dari biasanya. "Siapa cowok yang mengantarkan semalam? Tempat tinggal dimana? Anak siapa? " tanya oma Rizya tanpa jeda. "Katanya kenal dengan papa dan merupakan teman semasa SMP." jelas Felicia dengan satu tangan menopang kepala sembari menikmati segelas susu. "Bohong." tolak oma Rizya merasakan kebohongan dari sang cucu. "Oma percaya adalah bonus dari apa yang Felicia ucapkan." Felicia meninggalkan ruang makan sejenak untuk mengembalikan segelas susu tersebut lalu kembali menunggu sarapan sembari bermain HP. Kini di ruang makan hanya tersisa Opa Adriel. Beliau merasa bahwa topik pembicaraan tadi tidak seharusnya dia ikut campur, karena merasa ada ledakan lebih dari tadi.
Di salah satu ruang kelas SMP Negeri 1 Samudera terlihat ramai, karena siswa-siswi setiap kelompok yang berlatih drama untuk ujian praktik. Pagi kelas 9B dibuka oleh ujian praktik bahasa daerah.Seorang gadis yang mendapatkan peran berbeda dari yang lain. Dia berusaha mengatasi kesusahan menyamankan kostum. Disaat teman-temannya berperan normal dia sebagai lelaki sunda dengan iket.Felicia berulang kali kesusahan mengikat iketnya. Seorang siswa yang telah selesai dengan urusan kostumnya pun menghampiri Felicia untuk membantu mengikat."Kekencangan." protes Felicia ketika kepalanya merasa pening."Biar nggak lepas." celetuk Revan sembari menepuk kepala Felicia."Tapi kepala gue berasa loe kurung." balas Felicia menggerutu."Cuma sebentar." Revan meninggalkan Felicia setelah selesai membantu mengikat. Setelah melihat Revan mulai menjauh Felici
Setelah tiba di parkiran motor rahasia milik siswa-siswi sepasang kekasih telah menanti sepasang tom and jerry kelas 9B. Satya memperlihatkan pesan dari orangtuanya yang mengatakan untuk pulang bersama Felicia.WhatsappMama Anak 3Satya, tolong nanti Leci pulang sama kamu. Jangan sama temannya.Oh ya, jangan ngapel dulu. Ada undangan acara dari keluarga LeciFelicia memutar tangan Satya, karena telah memperlihatkan HP terlalu dekat. Dengan segera Satya memakaikan helm kepada Felicia.Felicia menatap Nada, gadis muslim yang tak lain pacar Satya Lucifer. Nada tersenyum dan menganggukan kepala meyakinkan Felicia.Reza yang merasa gemas pun meyakinkan Felicia, "Sat, Nada boleh gue antar pulang?" tanya Reza memastikan, agar tidak terjadi kesalahpahaman.Satya yang melupakan satu hal menganggukkan kep
Keesokan paginya di salah satu ruangan dalam rumah sederhana terlihat gadis dengan piyama dan selimut biru. Sang mama datang untuk membangunkan agar anak gadisnya tidak terlambat sekolah.Dia terus mengetuk pintu namun tak ada respon dari pemilik ruangan. Seorang remaja laki-laki yang tak lain sepupu Felicia melihat bahwa sang bibi tidak dibukakan pintu. Sepupu Felicia mengetuk pintu dan dibuka oleh gadis pemilik ruangan.Dengan ekspresi bantal dia menuju pintu lalu membukanya, "Sebentar, Bi," ujar Felicia dengan masih setengah mengantuk.Sepupu Felicia membatin, "Gue lucinta kah? Ish, adik laknat."Sang gadis berpiyama biru kembali melanjutkan tidurnya tanpa mendengarkan maksud kedatangan dari pengetuk pintu. Sang sepupu merasa heran dan gemas dengan gadis di hadapannya. Harnefer duduk di sudut kasur lalu menggelitik telapak kaki Felicia."B
Saat ini mungkin menjadi jam terindah bagi kelas 7 dan 8 dikarenakan guru-guru sedang rapat. Topik rapat adalah perihal pelepasan kelas 9,ujian nasional, ujian sekolah, dan ujian praktik.Arkan berniat mencoba untuk menyeberangi lapangan. Kelas Felicia dan Arkan hanya dipisahkan oleh lapangan upacara sekaligus lapangan olahraga.Arkan telah tiba di depan kelas 9. Terlalu bagai uji nyali karena harus berhati-hati apabila guru melihat. Arkan bersandar pada dinding kelas 9B dan 9A.Terlihat jam kosong tapi siswa-siswi berhadapan banyak buku. Arkan mengira itu hanya buku persiapan ujian.Dia memberikan kode agar Felicia menghampirinya. Revan yang menyadari ada Arkan menepuk bahu Felicia.Felicia menghadap Revan dengan mengangkat alis kirinya, "Ada apa?" tanya Felicia setelah menutup buku.Revan bukannya menunjuk p
Felicia mengambil HP-nya yang diletakkan pada saku kanan jas almamater SMP Negeri 1 Samudera. Mood yang telah rusak kini bertambah hancur karena mengetahui sang pengirim pesan.Sang pengiriman sebenarnya tidak salah mengirimkan pesan tetapi haruskah dengan pertanyaan lelucon? Felicia terlalu malas menarikan jarinya untuk membalas. Dia hanya membalas melalui pesan suara biasa bukan melakukan panggilan.WhatsappBang HamsterLoe udah pulang sekolah?Jangan kemana-mana gue sebentar lagi jemput.Anda| Telat Abang. Telat buanget.Setelah pesan terkirim HP kembali Felicia letakkan ke tempat. Reza bertanya-tanya siapakah yang mengirim notifikasi Felicia. Apakah ibu dari Felicia? Apakah neneknya?Apakah Arkan? Ah, tidak mungkin sekali apabila Arkan. Seingatnya trio bebek yang tak lain Ashima, Angel, dan Dina mengata