Pak Satya itu tangannya lumayan dingin. Artinya bisnis yang dia pegang lumayan berkembang. Awalnya sih dia bisnis pinjamin uang berbunga tinggi alias rentenir, sebelum merambah masuk ke bisnis limbah. Di bisnis ini Pak Satya jadi juragan yang nyewain dua unit mobil box untuk digunain dalam jasa pengantaran barang secara daring. Penyewaan lima unit motor bebeknya adalah bisnis terbaru yang baru dia rintis. Yang lain dirental untuk jadi ojeg. Mengenai bisnis awalnya yang mengenai limbah itu. Sebetulnya cakupannya adalah dua jenis limbah yaitu limbah industri dan limbah manusia.
Bener. Dia juga bisnis limbah manusia alias e’ek dengan punya dua mobil tangki sedot tinja. Tapi karena sebutannya yang nggak elit, dia juga bisnis lain. Menurut beliau sebutan sebagai juragan mobil box tetap lebih manis kedengaran daripada sebutan sebagai juragan e’ek. Mana mau dia dipanggil dengan sebutan itu. Apalagi disebut sebagai juragan tai. Ada orang yang ketahuan manggil dia dengan sebutan itu, wah, bisa habis didamprat.Ya iyalah. Masuk akal emang. Siapa juga orang yang mau digelari sebutan nggak elit begitu. Ada gituh yang mau disebut 'juragan tai' terus ngacung tangan? Gak ada kan? Nah begitu juga sama tokoh protagonis ini. Pak Satya the merciless.Jadi boleh dibilang Pak Satya emang nggak kaya-kaya banget. Ekonominya sedikit di atas rata-rata. Cuma, orangnya besar mulut dan pelit. Disebut besar mulut karena ini orang hobi banget mengklaim dirinya sebagai milyarder.Ini nggak aneh karena orang yang kekayaannya nanggung cenderung seperti itu. Pamer sana-sini termasuk di medsos demi supaya dihargai dan dikagumi. Dan pak Satya ini juga pantes banget disebut pelit karena kenyataannya emang begitu. Pak Satya ini sulit ngeluarin duit untuk hal yang sifatnya sosial. Katanya sih, sifat jelek ini emang udari dari sononya karena bagi mereka yang tahu, bapak dan kakeknya orang itu juga sama pelitnya. Kalo mau keluarin duit dari dompet itu gerakannya lamaaaaa banget. Kalo orang lain hanya butuh waktu beberapa detik, tapi bapak dan kakeknya pak Satya ini butuh waktu satu menit sendiri. Buset.
Dinda jadi mikir, bisa jadi ide munculnya adegan slow motion di video adalah setelah si pembuatnya lihat mbah moyangnya pak Satya saat itu orang mau keluarin duit dari dompetnya.Kehidupannya lain banget dengan keluarga Dinda yang berlatar ekonomi menengah bawah. Demi perjuangan hidup, Apih dengan Amih sama-sama gigih cari nafkah. Selain Apih yang kerja sebagai pegawai kecil di kantor, Amih juga buka usaha lain yaitu distributor telor. Mulai dari telor puyuh, telor ayam negeri, telor ayam kampung, telor bebek. Sampe pertengahan tahun, usaha itu sempat sukses. Apih sampe niat keluar perusahaan malah untuk ngembangin usaha. Sayang, uang yang kekumpul akhirnya harus abis juga waktu Apih dan Amih harus bawa Dinda buat operasi usus buntu. Beban hidup jadi makin berat setelah inflasi dan harga BBM naik. Dan seperti belum cukup, sekarang mereka harus keilangan motor pinjaman yang otomatis mereka musti tanggungjawab ngegantiin. Apih sekarang nyambi kerja serabutan dan Amih jualan nasi uduk di depan rumah.O ya, pak Satya itu punya anak. Lumayan ganteng, namanya Panji dan teman sekolah Dinda juga.*Jalan arteri makin rame dengan kendaraan yang lalu-lalang. Kendaraan bermotor dari berbagai jenis wira-wiri sepanjang ruas, dan kiri-kanan jalan. Kondisi jalan memadat dan kendaraan-kendaraan mulai melambat dan bahkan berhenti ketika lampu di persimpangan menyala merah. Dinda ada di sana. Biasanya dia diantar bokapnya sampe ke depan sekolah dengan motor.
Tapi itu dulu. Sekarang dirinya harus jalan kaki. Sebetulnya ada alternatif angkot. Tapi jarak dari rumah ke sekolah yang serba tanggung membuat Dinda harus tiga kali gonta-ganti kendaraan. Itu jelas nggak praktis dan lebih mahal.
Waktu Dinda nyeberang jalan matanya nangkep buntelan sampah kertas yang dibuang dari jendela mobil merah metalik. Sebelum kaca mobil nutup, Dinda masih liat pelakunya. Miss Cosmo.
Dinda jelas masih nggak tahu siapa namanya. Tapi gadis tinggi, langsing, berkacamata seperti Syahrini, cantik dan selalu tampil modis dengan setelan serba bermerk itu selama tiga hari ini dia lihat terus. Di jalan arteri ini, di mini market, di sebuah parkiran hotel. Misterius emang kenapa Dinda bisa begitu sering ketemu orang itu dalam waktu singkat di sekitar tempat itu. Dinda cuma ngeliatin sampe mobil-mobil mulai bergerak lagi termasuk mobil yang disetirin Miss Cosmo. Ngeliat tadi Miss Cosmo buang sampah sembarangan nggak membuat kekaguman Dinda atas orang itu berkurang.
Diiiin! Sebuah klakson motor yang dimodifikasi sehingga bersuara seperti klakson truk bikin Dinda menoleh.
“Ngagetin aja lu!”
Dari jok motor, Sandro dengan Bimbim ketawa sama-sama. Sepertinya bahagia banget bisa bikin Dinda kaget.
“Pintu gerbang sekolah tutup bentar lagi. Elo nggak mau nebeng?”
“Bertiga?”
“Iya,” kata Bimbim yang nyetir. “Bertiga di motor gue.”
Dinda ngelirik motor bebek Bimbim. Kendaraan roda dua yang setia dipakai Bimbim itu bukan motor baru tapi perawatan rutin membuat penampilan motor tetap apik.
“Nggak dah,” tolak Dinda halus, “gue nggak tega. Kalo motor lo bisa ngomong, pasti dia udah teriak-teriak kesakitan karena harus nambah beban satu orang lagi.”
“Jangan sok imut, cepetan naik!” Sandro ngebentak pura-pura.
“Serius nih masih muat?”
“Muat!” Bimbim dan Sandro ngejawab barengan.
Terpaksa Dinda menurut. Bukan karena takut terlambat tapi lebih karena ngerasa nggak enak hati buat nolak.Nggak berapa lama, Bimbim tancap gas. Jalannya yang ngebut langsung bikin Sandro protes keras.“Wueeey, stop!”Protes dari Sandro dicuwekin Bimbim yang malah menambah kecepatan.“Stop! Gue bilang stop!”“Ck, ada apa sih?” Bimbim tetap tancap gas. “Lu nggak tau kita udah mau terlambat masuk sekolah?”"Iya, tapi lu musti stop dulu.”“Emang kenapa?”“Stooooooppppp!"Ckitttt!!Bimbim ngeberhentiin motor dan mulai ngomelin Sandro."Bawel amat sih? Baru ngebut dikit udah teriak-teriak. Biasa lu anteng kalo gue ngebut. Koq kali ini berisik? Kita ini udah terlambat. Lima menit lagi pintu gerbang sekolah ditutup. Waktu tadi kita berangkat dari rumah, elo teriakin gue supaya jangan ngebut. Nah sekarang, saat udah mau terlambat, elo ter
Masakan Amih yang lezat dan cuaca yang bagus di pagi hari mungkin jadi salah satu sebab penjualan nasi uduk hari ini berjalan bagus. Aktifitas yang rutin dilakukan bapak, ibu, dan anak ini hanya sibuk pada pagi hari sebelum pukul 7.30. Setelahnya Dinda harus pergi sekolah, disusul Apih, meninggalkan Amih sendirian berjualan.Kesibukan ini berjalan rutin hampir tiap hari dan hanya tidak dilakukan kecuali ada hal-hala yang nggak bisa terhindarkan lagi. Bagi Dinda ini udah jadi pekerjaan rutin dan tidak masalah jika ia harus melakukannya tiap hari. Nggak ada setitik pun pikiran untuk merasa gengsi dengan pekerjaannya.Di tengah kesibukan itulah, atas inisiatif sendiri, ia meminta izin kepada Amih untuk pergi ke warung karena kecap manis yang udah hampir habis dan nggak ada lagi stok. Dinda lari secepat mungkin ke warung Ramond yang biarpun jaraknya dekat tapi butuh dua kali belok untuk sampe. Pas di belokan terakhir menjelang warung Ramond ia m
Baru aja turun tangga dari lantai tiga sekolah, Dinda udah langsung dicegat Bimbim."Dari mana, Din?""Lab komputer. Ada yang minta tolong gara-gara ada desktop yang lemot.""Elo bisa atasin kan?""Cuma di-defrag doang. Kasusnya sama dengan laptop elo yang tempo hari gue benerin."Mereka nyusurin lorong yang makin rame dipadatin orang-orang lain. Udah jam istirahat waktu itu dan obrolan Dinda dengan Bimbim makin ikutan rame. Salah satu yang Dinda suka dari Bimbim adalah karena itu anak nggak tengil biarpun orangtuanya tajir. Sama seperti Sandro, Bimbim juga anti ngomong jorok dan selalu ngehindar kalo ada ajakan tawuran.Di lain pihak Bimbim juga nggak ragu ngejadiin Dinda salah satu sahabat terbaik. Salah satu alasan adalah karena cewek itu sukses ngedidik dirinya untuk berhenti merokok dan trek-trekan. Caranya ternyata simpel yaitu dengan nggak bergaul dengan siswa yang bermasalah. Pergaulan yang
“Koq tau itu ceweknya?” “Lu nyimak apa nggak sih? Kan tadi gue bilang ada lipatan rok abu-abu yang kejepit di pintu kiri depan.” “O iya iya,” Bimbim manggut-manggut. Salut dengan kepinteran Dinda menganalisa situasi. “Kalo mimik muka Sandro berubah jadi memelas, berarti yang muncul itu adalah orang yang punya arti khusus buat dia.” “Ceweknya?” “85 persen kemungkinan sih begitu. Yang keluar dari mobil Panji adalah ceweknya.” Bimbim manggut-manggut.&nbs
"Gue demen banget punya teman pinter kayak elo." Pujian tulus Sandro ditanggepin Dinda dengan senyum kecil yang tentu aja nggak bisa diliat Sandro di ujung sana. "Thanks." Selang sepuluhan detik, Sandro ngomong lagi. "Win." Nggak langsung ada jawaban. Tapi Sandro yakin Dinda masih ngedengerin ucapannya di seberang sana. "Seperti elo tau, gue kan suka bantu-bantu bisnis orangtua. Kadang bantu bisnis paman juga." "Terus?" "Jangan tersinggung ya? Tapi, gue kepingin ngeringanin beban elo sedikit dari duit hasil bantu-bantu mereka. Laptop lu mungkin nggak bisa diselametin. Tapi paling nggak duit ini bisa bikin ringan selama beberapa hari sebelum elo dapat jalan keluar yang permanen. Lu tuh udah sering banget nolongin gue, masa’ sekarang gue mau gentian ngebantu malah dihalangin. Jangan egois ah. Susah senang ya kita sama-sama hadepin." Aduh, Dinda jadi hampir nangis ngedengerin pengorbanan yang Sandro lakuin. Apalagi waktu dia nyebutin besaran angkanya. Dinda menolak tawaran itu ma
"Gue demen banget punya teman pinter kayak elo." Pujian tulus Sandro ditanggepin Dinda dengan senyum kecil yang tentu aja nggak bisa diliat Sandro di ujung sana. "Thanks." Selang sepuluhan detik, Sandro ngomong lagi. "Win." Nggak langsung ada jawaban. Tapi Sandro yakin Dinda masih ngedengerin ucapannya di seberang sana. "Seperti elo tau, gue kan suka bantu-bantu bisnis orangtua. Kadang bantu bisnis paman juga." "Terus?" "Jangan tersinggung ya? Tapi, gue kepingin ngeringanin beban elo sedikit dari duit hasil bantu-bantu mereka. Laptop lu mungkin nggak bisa diselametin. Tapi paling nggak duit ini bisa bikin ringan selama beberapa hari sebelum elo dapat jalan keluar yang permanen." Aduh, Dinda jadi hampir nangis ngedengerin pengorbanan yang Sandro lakuin. Apalagi waktu dia nyebutin besaran angkanya. Dinda menolak tawaran itu malah sampe berkali-kali tapi Sandro tetap ngotot. "Angka yang elo mau kasih kegedean tuh. Gak mau gue." "Setengahnya nanti gue bagi sama Bimbim. Dia juga
Data-data tadi yang dibuat Rannie dan Panji pun pada akhirnya merekam tabiat masing-masing keduanya. Data-data itu masih di sana. Tersembunyi dalam sebuah keping sel memori berukuran super-mikro dalam sang Server. Tak terlindungi, tak terjaga, tak terkunci, yang arti sebetulnya adalah ia bisa diakses siapapun yang kepingin mencari tahu tentang pribadi kekinian Rannie dan Panji. Menunggu seseorang yang cukup cerdas untuk bisa membukanya. * Amih udah kenal banget dengan satu lagi tabiat suaminya. Apih itu suka kolokan alias bermanja-manja untuk hal yang sifatnya kurang penting. Dalam kasus kemalingan motor Amih yang lebih legowo udah lama pasrah menghadapi kasus ini. Beda dengan Apih yang masih aja suka baperan dan malah nangis atas musibah yang terjadi dua hari lalu. &n
Rojab silau ngelihat apa yang ada di meja di depan Pak Satya. Meja itu penuh uang. Mulai dari lembarah seratus ribu sampai pecahan dua ratus rupiah yang ditaruh dalam kaleng-kaleng khusus sesuai nilai pecahannya. “Buset, duitnya banyak banget. Pak Satya emang pinter cari duit.” Pak Satya bangga dengan pujian tadi. “Zaman sekarang emang musti cari duit dengan pintar. Kalo perlu dengan cara di-cloning.” “Kloning itu apaan, tuan?” “Cloning itu dibanyakin.” “Emang duit ini hasil kloningan?” “Ya nggak lah. Gimana teh. Kamu ini kudet banget. Yang bisa di-cloning itu contohnya kambing, ayam, sapi, semua bisa dibanyakin. Ikan juga bisa. Dari sepotong bagian tubuhnya aja bisa di-cloning. Dari bulu, tulang, daging. Kalo perlu dari yang udah mati pun bisa dibikin yang baru. Yang penting masih ada sepotong bagian tubuhnya yang masih nyisa,” Pak Satya, seperti biasa, menjawab sok tahu. Wajah Rojab nunjukin kekaguman yan
Perusahaan tempat dia kerja sebetulnya di bawah manajemen yang buruk. Koh Aliong dan bininya, bu Nurul, sebetulnya banyak melanggar peraturan pemerintah mengenai ketenagakerjaan. Lembur yang nggak dibayar, waktu kerja yang lebih panjang dari normalnya 40 jam seminggu, cuti yang sudah dikasih, gaji telat dan dicicil, semua itu bukan cerita baru. Pegawai yang baru diterima kerja hanya dapat gaji sesuai kesepakatan hanya di bulan pertama doang. Di bulan kedua dan seterusnya gaji dipotong sepihak dengan alasan ini dan itu. Licik banget mereka.Nah, dengan demikian kerja di tempat itu sebetulnya sangat nggak nyaman. Ramond kerja di situ juga hanya punya tujuan utama sekedar cari pengalaman. Kalo ada tawaran kerja di tempat lain dengan fasilitas yang sama, bukan hanya dia, tapi mayoritas karyawan juga siap untuk mengundurkan diri.Berkaitan dengan jualan herbalnya, Ramond gunain waktu makan siang untuk jualan. Bayarnya bisa nanti saat gajian. Tapi saat jam makan siang juga biasanya jadi wak
“Kamu itu ngeledek yah? Kamu teh udah tau kan kalo bapak ngomongnya gituh.”“O iya iya.”“Nggak sopan ah kamu omong gituh.”“Iya iya. Gak usah lagi dibahas lah. Kita kan harus sori-menyori.”“Bapak teh selalu dukung kamu. Coba aja kamu sama mbak Awuh.”Ngeliat bapaknya ngasih semangat, terang aja Panji nanya-nanya lebih jauh. Dia nanyain lokasinya di mana, ke sananya naik apa, berapa lama, ongkosnya berapa, kemungkinan dapat potongan harga, mbah dukunnya rese’ apa nggak, dan lain sebagainya. Semua pertanyaan Panji dijawab pak Satya dengan lengkap. Begitu lengkap sampe Panji sempat curiga koq bapaknya tau banget segala hal soal si mbah dukun sampe tahu ada tai lalat tiga biji di bokongnya mbah Awuh. Satu di bokong kanan, dua lagi dempetan di bokong kiri.Coba tuh. Gimana dirinya nggak curigation tingkat dewa?Tapi pikirnya biarlah untuk sementara soal itu diabaikan dulu. Ada hal-hal lain yang Panji ingin dapatkan informasinya dari orang itu.“Mbah Awuh itu hebat?”“Hebat pisan euy!”“H
Kalo sudah omel mengomeli suami ini yang berat. Padahal Ramond masih ada beberapa yang perlu dia omongin. Soal aplikasi, soal Angel, soal Papa Banu, dan banyak lagi. Tapi dia takut juga karena ngomongin soal topik apapun Dinda bisa meledak marah. Padahal Ramond kurang apa coba. Cuci piring dia udah lakuin. Begitu juga cuci baju. Baju di sini dalam artian semua jenis pakaian.Nah soal baju ini akhirnya jadi konflik yang membesar. Ramond ngerasa dia udah rajin kerja. Mulai dari itu di mesin cuci dimana baju dicuci, dibilas, dikeringin dan habis itu, dijemur, diangkat dari jemuran, plus disetrika. Tapi biarpun udah ngelakuin begitu banyak, bininya tetap aja nyap nyap. Marah ketika dinilai bahwa hasil setrikaan nggak kinclong.Ramond pun akhirnya jengkel juga. Hari ini seharian dia nggak ngomong dan nggak mau diajak ngomong sama Dinda. Buat Ramond, apakah ibu hamil memang begitu ya. Seenaknya dia nyakitin hati suami dan terus setelah itu dengan seenaknya dia nyantai. Ngomong dan bersikap
Panji pasti nggak ngeduga kalo dukun yang awalnya mau dipake Panji di layanan paranormal online sebetulnya nggak lain adalah Bimbim. Bimbim yang pernah satu sekolah dengan Panji dan Bimbim yang jadi sahabat Dinda waktu SMA.Bimbim pun akhirnya jadi tau kalo yang mau ditarget ternyata adalah temannya sendiri. Setelah lihat dan menyadari kalo teman itu ternyata adalah Dinda, Bimbim jelas kaget. Dinda itu bukan hanya sekedar teman. Dia itu sahabat Bimbim dalam suka dan duka waktu di SMA. Mereka sering saling bantu ketika dalam masalah masing-masing.Duit yang dia sempat terima dari Panji juga nggak bertahan lama di rekeningnya. Bimbim juga bisa ngakalin Panji sehingga akhirnya bisa kembaliin semua duit itu. Saat ini Panji nggak perlu dikasih tau kenapa dikembaliin karena yang jelas Bimbim udah nekad nggak mau ngebantu Panji. Dan bukan hanya itu Bimbim juga udah nekad nggak mau ngejalanin hidup dengan profesi yang sekarang dia lakuin.Dan karena Bimbim adalah orang yang tau sopan santun,
Hari itu dia kerja jadi patung ondel-ondel. Dan setelah jalan kesana-kemari sambil goyang-goyang dikit ngikutin irama dari tape yang dibawa dan dapat saweran dari orang-orang lain, dia lantas istirahat di bawah pohon. Tentu aja waktu itu dia udah lepas bonekanya. Di bawah pohon asem, sambil ngipas-ngipas mukanya yang kepanasan, dia ngebuka hape. Panji kaget karena ada notifikasi bahwa ada dana masuk ke rekening dia.‘Dana masuk dari siapa? Buat apa?’ tanyanya dalam hati.Dia makin kaget begitu tau dana itu datang dari orang yang pernah dia kirimin SMS. Ini artinya SMS itu betul! Bukan SMS tipu-tipu seperti yang awalnya dia duga. Tapi, siapa yang berbaikhati ngirim dana lumayan banyak ke dia? Dan buat apa? Panji coba nelpon ke nomor yang tadi kirim SMS tapi telpon udah di-nonaktif-kan.Saat lagi bingung nebak-nebak itulah kebingungannya terjawab. Kalo diliat dari jumlah dana yang masuk, itu artinya dana itu ada kaitannya dengan layanan paranormal online yang dia ikutin. Apakah ini arti
“Boleh kalo mau liat. Tapi nunggu aku ada jam kosong ya.”“Dan satu lagi. Anu, boleh dong Koh order satu botol. Kepo juga nih, kepingin liat produk parfum yang bahannya dari kemenyan.”“Waduh, kebetulan lagi kosong.”Koh Aciung kedengarannya kecewa. “Waktu minggu lalu itu kamu bilang juga masih kosong. Masa’ sampe sekarang masih kosong juga? Emang kamu belum bikin lagi?”“Belum karena bikinnya susah dan lumayan lama. Maklum sebetulnya ini parfum untuk ternak betina.”“Jadi udah nggak ada?”“Nanti ke depannya akan ada yang kemasan praktis. Aromanya dijamin lebih semriwing.”“Kalo nggak ada di kamu adanya di mana? Di toko apa aku bisa dapet?”“Coba aja cek di toko material terdekat.”“O gitu. Ya sudah. Tapi sekali lagi Koh kagum sama kamu karena bisa mengolah kemenyan jadi parfum. Ckckck, luar biasa. Koh pokoknya dukung kamu terus deh. Kalo butuh kemenyan kualitas bagus, hubungi Koh Aciung. Pasti dikasih diskon khusus karena Koh tau kamu nggak gunain kemenyan buat klenik atau mistik. Ka
Kasus tagar 1: Gumelar. Korban aplikasi. Prioritas yang harus dia bikin saat itu untuk diselesaikan secepat mungkin. CASE CLOSED.Kasus tagar 2: Sandro. Korban aplikasi acakadut yang Dinda bikin. Perlu ditolong dalam kasus dirinya yang sekarang kesengsem sama Lastri, sang gadis berkumis lebat. CASE CLOSEDKasus tagar 3: Panji. Bahaya laten CLBK alias Cinta Lama Bersemi Kembali. Perlu dihindari karena memanfaatkan kegantengan.Kasus tagar 4: Cinta segitiga Apih – Amih – Pak Satya. Bikin rukun hubungan Apih dengan Amih dengan menghancurkan ego masing-masing. CASE CLOSEDKasus tagar 5: Pak Rojab. Mulanya dendam sa
Dari situlah Bimbim mendapatkan pekerjaan sesuai dengan minat dan bakatnya. Sang guru spiritualnya ternyata punya kenalan yang punya kenalan dari kenalan lainnya. Udah gitu kenalannya ini punya kenalan lain. Nah mereka yang kenalannya adalah kenalan dari si kenalan inilah yang bikin usaha Start Up bisnis paranormal. Sekian lama Bimbim gabung dengan bisnis jadi dukun dengan layanan online sampai kemudian dia dapet orderan dari Panji, teman satu sekolah sewaktu SMA.Bagi Bimbim di jaman now jualan dengan metode online lebih menguntungkan daripada metode Simatupang alias: siang malam tunggu panggilan. Lebih bagus juga daripada metode Siregar: siang sampe sore dagang di trotoar. Dan paling bagus lagi daripada metode Silangit: siang malam nungguin tanpa hasil.Mulanya Bimbim nggak kenal Panji. Begitu juga Panji nggak kenal Bimbim. Pertama karena mereka nggak begitu akrab, kedua karena fisik dua-duanya, apalagi Bimbim, udah berubah banget. Waktu P
“Hhhh.... ya iyalah. Itu kan kejadiannya spontan. Mana Papa tau?”“Bo’ong ah...”“Ya tap-tap-tapi mau gimana lagi. Kalo dia jatuh ke aspal tempat parkir, kepalanya kejedot, berdarah, mati. Lebih gawat lagi. Papa bisa masuk penjara dan kamu jadi janda. Kalo kelamaan dipenjara kamu nanti cerai-kan Papa dan kawin sama yang lain. Kasian kan anak kita. Dan masa’ sih Mama juga nggak kesian nasib Papa?”Ramond lantas sekuat tenaga mencoba ngebujuk isterinya yang lagi galau tingkat dewa. Butuh agak lama sih. Tapi dia udah tau tabiat Dinda. Bininya itu bukan tipikal orang yang bisa dibohongin. Selama penjelasan disampaikan dengan logika penuh, dia bisa ngerti. Harus ada alasan yang cukup kuat kenapa dia ngelakuin tindakan bodoh. Selama penjelasan itu masuk akal, Dinda mau dibaik-baikin lagi.Dan pelan-pelan kesadaran Dinda timbul. Dia sadar kalo suaminya emang nggak punya niat busuk.