***
Athena memposting foto dirinya dengan rambut barunya. Ia mematikan kolom komentar. Sengaja, supaya gak ada orang yang boleh menurunkan kepercayaan dirinya.
Prinsip Athena: Lebih baik gak usah tahu kalo kita sebenarnya ada yang memuji, daripada nantinya jadi gak sengaja membaca kalimat tak terduga yang membuat kita membenci diri sendiri.
Sejauh tiga puluh menit setelah memposting, lapak Instagram Athena masih aman. Sampai ketika suatu notif datang dari Direct Message mengejutkan hati dan pikirannya.
Ting!
papichulooo__
gayaan banget lo gatelcanda gateltapi emang gatel sih ya***"Athena, bangun."Alea menepuk-nepuk pelan punggung Athena. Gadis itu ketiduran saat menunggu jam ekskul di kursi panjang lorong."Ayo ke lapanganindoor. Kita mulai ekskulnya," ajak Alea lembut.Athena meregangkan tubuhnya spontan. Setelah sadar, ia langsung berdiri tegap dan mengangguk. Ia mengikuti arah jalan Alea.Hari ini tubuh Athena terasa lemas. Soalnya, semalam ia habis mencaci dirinya habis-habisan. Lebih tepatnya, mencaci 'ketidaksempurnaan' yang ia punya."Lo lagi sakit atau apa?" tanya Alea."Eh, enggak, Kak. Aku bisa ik
***Sanchez KenzoAthenaKe depan lab kimia sekarang dongAda yang mau gue bahasPentingggAthena mendengus pelan. Sebetulnya, ia gak mau bolos jam pelajaran Inggris demi bertemu dengan Sanchez. Tapi karena gak enak-an, ia pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku, lalu izin keluar kelas dengan alasan kebelet pipis.Dari jauh, Athena dapat melihat Sanchez yang menunggunya di depan lab kimia. Gak ada satu pun bayangan Athena akan hal yang hendak Sanchez bahas."Ada hal penting apa, Kak?" tanya Athena begitu tiba."Na, gue masih kepo deh." Sanchez menggaruk pipi. "Kayaknya yang anter lo pulang kemarin bukan anak Vago."
...."Ternyata banyak juga ya rahasia lo tentang gue."Bukannya membalas, Athena malah memutar badan 360° untuk melihat kondisi sekitarnya. Ia takut apabila ada oknum pem-bullyyang menyaksikan kejadian ini."Pulang sekolah beneran mau ke rumah?" Athena mengganti topik."Mau pulang bareng?" Alvarez sebetulnya bertanya, bukan mengajak. Namun, nada bicaranya emang agak ambigu."Enggak. Gak gak gak," tolak Athena mentah-mentah. "Jangan sampe ada yang tau kalo lo ke rumah gue. Orang pasti bakal nangkep yang aneh-aneh lagi soal lo dan gue."Alvarez bungkam. Ia mau membalas perkataan Athena, ta
...Athena dingin di tempat."Bagi gue, mata mereka mirip atau bahkan sama. Bener-bener seratus persen serupa," tambah Alvarez."Mereka kakak-adik. Jadi wajar aja." Reval berusaha meringankan suasana. "Tapi lo gak berniat deketin Athena karena Ashley kan?"Alvarez berjawab sambil tertawa kecil. "Definitely not. Don't get me wrong.""Yap. Jangan deketin Athena kalo yang masih lo cari itu Ashley. Maksud gue, mereka jelas-jelas berbeda.You know it."Alvarez mengangguk cepat. "Lagi pula kalo gue lagi ada di sisi Athena, itu karena gue mau jaga dia. Adik lo yang udah gue anggap kayak adi
***Athena kontan menutup mulutnya dan beku selama empat detik. Ia benar-benar kaget karena gak sangka bakalan Alvarez yang muncul di hadapannya."Bisa-bisanya lo ke kamar gue dengan polosnya?!""Dengan polosnya?" Alis Alvarez berkerut, kemudian ia menertawakan keterkejutan Athena. "Bukannya gue udah pernah ke kamar lo sebelumnya?"Mata Athena memandang ke atas. Resenya, ia baru ingat. "Y-ya itu kan beda! Ini sekarang lo mau ngapain? Kak Reval mana?""Gue udah izin Bang Reval mau samperin lo buat minta jaket gue." Alvarez menerobos Athena. Ia masuk begitu saja ke kamar gadis itu.Athena mengikuti dan menga
...Cuaca ibu kota tidak begitu baik. Langit dipenuhi gumpalan awan dan sinar matahari tak terlihat. Syukurlah karena itu Alvarez tidak kegerahan pada siang hari ini.Selesai bertemu dengan Louis, Alvarez berangkat ke rumah keduanya. Katanya, hari ini lagi ramai karena ada anak-anak beta juga yang biasanya jarang kumpul di sana."Al, buat selanjutnya, kita ke panti mana lagi nih?" tanya Alea, memegang buku aktivitas Vagolazer yang diberikan turun-temurun."Wah, kita mau baksos lagi?" timbrung Zevano yang baru masuk ke ruangan. "Setau gue ada panti asuhan yang baru buka di belakang Hadover.""Ya udah, panti yang di situ aja. Pasti mereka butuh bantuan dan dana juga karena baru buka," pikir Alvarez. "Namanya apa, Zev?"
***"Gue paham siapa cewek yang dimaksud Ray, Al. Bukan ngajak bersaing, gue cuma mau tanya. Lo bener-bener punya perasaan sama Athena gak sih?"Wajah Sanchez emang terlihat tak marah, tapi tak senang juga. Ia hanya.. tenang dan biasa aja."Gak ngajak bersaing?" Alvarez mengeluarkan kekehan kecil. "Lo nyerah gitu aja sama Athena?""Enggak. Maksudnya, gue gak mau kita rebutan secara eksplisit. Gue cuma mau biarin Athena yang pilih. Ya, meskipun gue tau dia nyamannya sama siapa."Kalimat terakhir Sanchez seolah menjatuhkan banyak pertanyaan bagi Alvarez. Emangnya siapa?Jujur, bagi Alvarez pribadi, ia sama s
..."Ish! Gue nanya opini kalian. Kenapa pada nanya balik? Gue juga lagi ngerasa bingung sekarang. Gue belum punya perasaan ke Kak Sanchez, tapi siapa tau nanti bakal ada kalo gue coba," papar Athena ragu-ragu."Ya, gue sih balik lagi ke lo ya. Setahu gue, Kak Sanchez gak aneh-aneh orangnya. Lagian adiknya ada di sini. Bisa kapan pun ngawasin kelakuan kakaknya," tutur Ella.Milen membelalakkan mata. "Gue adiknya, bukan CCTV yang nempel di kepalanya. Mana bisa gue ngawasin dia terus, maemunah? Ngaco anda."Rivera menepuk paha Milen. "Ya udah. Karena lo adiknya, sekarang lo yang kasih saran terbaik buat Athena.""Iya, Len, gimana? Kira-kira gue bisa gak, ya? Karakter gue sama kakak lo kemungkinan bakal nyambung gak?" Pertanyaan A