Share

54. Malu

LANGIT kota Jambi gemerlapan karena bintang-bintang. Suara jangkrik di sekitar taman depan rumah menjadi paduan suara yang harmoni. Daun-daun basah sehabis hujan sore tadi.

"Bunda setuju?" Malam itu kudatangi kamar Bunda untuk bercerita soal perasaanku pada Lov.

Bunda menghela nafas dan menghembuskannya pelan. "Bunda setuju aja, Ram. Apapun yang membuat kamu bahagia, Bunda juga akan bahagia."

"Tapi Bun, gimana kalau teman-teman Bunda ngeledekin?" Tanyaku sambil mengangkat tangan.

"Paling Bunda bales ledek." Wajah teduh itu tampak tenang, Bunda terkekeh. Ia meletakkan rajutannya di atas nakas.

"Serius bun? Anak Bunda ini suka sana anak tukang kebun bunda sendiri loh. Dijamin bakal banyak yang mencela. Paman, Tante, ibu-ibu Komplek, Pakde juga mungkin, rekan-rekan bisnis dan lain sebagainya, Bun."

"Boleh kalau mereka mau nantangin, Bunda ladenin mereka." Bunda terkekeh lagi. Ia diam sebentar dan meletakkan tangan halusnya di bahuku.

"Begini, Ram. Sebenarnya Bunda sengaja meminta Pak Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status