Home / Fantasi / AFTERFALL / 4. i want to meet him now!

Share

4. i want to meet him now!

Author: duskofeye
last update Last Updated: 2021-07-02 23:03:46

𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶

【AFTERFALL】

Langkah Kaline tampak begitu tergesa-gesa sembari menarik lengan Narin yang tampak kesulitan menyamakan langkah gadis di depannya. Pertemuan tadi berlangsung cukup cepat dengan kesimpulan ... akan ada sayembara antar kerajaan dan pemenangnya akan menikahi Putri Ralenia Kaline Gard, penerus satu-satunya tahta Kerajaan Eargard.

Tentu saja jauh di dalam hatinya Kaline menolak dengan tegas. Bagaimana ia bisa menikahi makhluk-makhluk aneh itu? Melihat mereka mengeluarkan percikan api, berubah menjadi serigala, atau pun vampir berwajah pucat saja sudah sangat mengerikan. Namun tatkala ia mendengar suara Raja yang tegas nan absolut kembali membungkam mulutnya untuk mengajukan keberatan.

“Putri, sebenarnya ada apa?” tanya Narin panik saat pintu kamar Putri Kerajaan itu sudah tertutup dengan rapat.

“Sebenarnya mereka siapa?” teriak Kaline frustasi sambil membuka sanggulnya asal, berkaca di hadapan cermin dengan raut kesal yang begitu kentara.

 “Mereka?”

Kaline berdecak. “Makhluk-makhluk aneh itu. Bagaimana bisa mereka benar-benar ada? Apa kau tidak merasa aneh melihat orang-orang yang mengeluarkan percikan api atau mereka yang berubah menjadi serigala, atau vampir bermata merah menyala itu?”

Narin mengerutkan keningnya. “Bukankah eksistensi mereka sudah cukup terkenal, Putri? Bahkan rakyat biasa saja sudah mengetahui mereka,” jawab Narin kebingungan, menatap bayang Kaline di cermin dengan pandangan heran.

“Apa maksudmu?”

“Mereka yang mengeluarkan percikan api itu adalah peri dari Kerajaan Lyvora. Di sana ada banyak makhluk berkekuatan magis salah satunya adalah peri. Pemimpin kerajaan itu adalah peri dari Klan Alvinoka yang bisa menciptakan api.”

Kaline mengerutkan keningnya. Kepala gadis itu penuh sekarang. “Sebenarnya aku tersesat di mana? Kenapa dunia ini begitu aneh?” bisiknya di sela-sela helaan napas yang kian memberat.

“Kalau rombongan yang bisa berubah wujud itu, mereka dari Kerajaan Elvarine. Semua penduduk di sana mempunyai kemampuan merubah wujud sebagai hewan keturunan mereka. Pemimpin mereka adalah Klan Varine, para manusia serigala.” Narin kembali menjelaskan.

 “Bagaimana dengan yang satu lagi?”

“Vampir. Kerajaan Voalire dipenuhi oleh vampir. Meski penduduk mereka tidak banyak, tapi mereka hidup abadi. Tidak pernah kekurangan satu pun penduduk selama bertahun-tahun. Letaknya yang paling jauh dan suram. Pemimpin mereka adalah Klan Alorine yang sudah memimpin selama 2 abad.”

Helaan napas kembali terdengar. Kaline membanting tubuhnya ke atas kasur besar yang nan empuk namun sama sekali tak memberinya kenyamanan. “Bagaimana bisa aku menikahi makhluk-makhluk aneh itu.” 

Narin tersenyum. Kedua tangannya dengan cekatan memilah gaun-gaun yang ada di dalam lemari, mencari gaun yang cocok digunakan untuk Kaline saat ia tidur. “Jangan khawatir, Putri. Kedua pangeran itu sudah terkenal se-penjuru negeri karena kebaikan mereka.”   

“Kedua? Bukankah seharusnya ada tiga pangeran?”     

“Ah ....” Gerakan tangan Narin terhenti seketika. “Ketiga pangeran itu memang cukup terkenal. Pangeran dari Lyvora dan Elvarine punya nama yang baik nyaris tanpa rumor buruk. Sedangkan Pangeran dari Voalire ... ya, seperti para vampir pada umumnya,” lanjut Narin dengan nada putus asa saat ia menyebutkan Pangeran dari Voalire.     

“Seperti para vampir pada umumnya bagaimana maksudmu?”     

“Anda tahu ... angkuh, dingin, pendendam.” Tangannya mengeluarkan gaun putih polos berbahan sutra yang tampak mengkilap. “Orang-orang juga menduga beberapa dari mereka bertanggung jawab atas hilangnya para pemburu.”    

“Apa maksudmu ... mereka menghisap darah mereka?” tanya Kaline berjaga-jaga. Topik yang mereka angkat cukup suram untuk topik sebelum tidur.    

Kepala Narin terangguk pelan, membuat beberapa helai surainya terjatuh dari sanggulnya. “Tapi itu hanya dugaan, Putri. Sampai sekarang, tidak ada yang bisa membuktikannya.”    

Mata abu-abu Kaline menatap langit-langit ruangan yang tertutup oleh kelambu tipis. Bayangan wajah Pangeran dari Voalire kembali menguasai kepalanya. Wajah pucat itu, bibir yang merah, manik yang menyala. Meski mereka tak begitu dekat, Kaline yakin pria itu adalah Cal.   

Cal adalah pria seusianya. Ia tinggal berhadapan dengan rumah Kaline, selalu bersekolah di tempat yang sama, begitu juga kelas mereka. Cal selalu menghabiskan waktunya membaca komik di pojok ruangan—terus berlangsung hingga ia berada di perguruan tinggi. Itu membuatnya tidak pernah berbicara dengan siapa pun. Bahkan beberapa menyebutnya anti sosial. Jika diingat-ingat, Kaline tidak pernah benar-benar bicara padanya.   

"Kau tahu, suaramu mengganggu. Sebaiknya kau pergi dari sini sebelum aku kesal.”

Itu adalah kata terpanjang yang pernah diucapkannya. Membuat Kaline tersadar selain anti sosial, pria itu juga memiliki temperamen yang buruk. Biasanya, orang yang pendiam akan sangat menyeramkan jika marah. Oleh karena itu, Kaline memutuskan untuk menghindari Cal sebisa mungkin.     

Cal hanya seseorang yang lewat dalam hidupnya, bahkan Kaline seringkali menganggapnya tidak ada. Bagaimana bisa seseorang yang tidak berpengaruh besar dalam hidupnya bisa muncul di sini?     

Atau jangan-jangan, dunia ini dipenuhi oleh orang yang bernasib sama sepertinya dan secara kebetulan, Cal juga bernasib sama sepertinya?    

Tapi jika benar begitu, itu berarti ... Narin juga seperti itu, bukan? Dia pasti mengetahui bumi atau hal-hal mendasar tentang kehidupan normal.   

“Narin!” panggilan dari Kaline membuatnya yang sedang sibuk merapikan meja rias terhenti.   

“Ada yang bisa saya bantu, Putri?”      

"Kau tahu aku mempunyai kuasa absolut dibawah Raja dan Ratu, bukan?”    

Narin mengangguk yakin. “Benar, Putri.”    

“Kalau begitu, aku memerintahkanmu untuk menjawab pertanyaanku dengan jujur. Jika kau ketahuan berbohong, aku tidak akan segan-segan memberi hukuman berat padamu.” Kaline menatap lurus, berusaha membuat suaranya setegas dan seangkuh mungkin.    

“Saya bersumpah untuk menjawab pertanyaan Anda dengan jujur, Putri. Anda tidak perlu khawatir.”      

Kaline mengangguk, matanya menyipit, memperhatikan dengan jeli setiap gerak-gerik Narin untuk mendeteksi kebohongan. “Apa kau mengetahui bumi?” tanyanya.     

“Bumi?” Narin mengerjapkan matanya, berusaha mencerna kata asing yang baru saja didengarnya. “Apa itu semacam nama kerajaan, Putri?”    

“Ck! Kau benar-benar tidak tahu bumi? Sebuah planet, kau hidup sebagai manusia. Hanya manusia, tidak ada peri, manusia serigala, vampir atau makhluk-makhluk aneh itu,” jelasnya lebih detail.    

Narin menggeleng pasrah. Kaline cukup mahir dalam membaca ekspresi seseorang dan di raut wajah lady-in-waiting-nya itu hanya ada ekspresi kebingungan. mustahil baginya untuk berbohong.   

Jika Narin tidak mengetahui soal bumi, itu berarti dia tidak berasal dari sana. Dia murni makhluk negeri aneh ini. Itu juga berarti keberadaan Cal bukan berarti dia memiliki nasib yang sama seperti Kaline.     

Bukankah aneh jika ini hanya kebetulan? Bagaimana bisa hanya dia satu-satunya orang yang ia kenal di sini? Ah ... jika sudah seperti ini Kaline jadi merindukan Theo—kekasihnya. Biasanya saat Kaline berada dalam masalah, pria manis itu akan selalu siap membantu dan menenangkannya sepanjang waktu. Namun sekarang, pria itu tidak ada. Dia benar-benar sendiri, tidak ada tempat yang aman untuk bersandar.    

Kaline tiba-tiba saja berdiri dari kasurnya dengan penuh semangat, membuat Narin semakin kebingungan.    

“Putri, ada yang bisa saya bantu?”   

“Apa kau tahu di mana Pangeran Clifton dari Voalire bermalam? Aku harus bertemu dengannya sekarang juga.”

»—————————–✄

𝙠𝙪𝙣𝙟𝙪𝙣𝙜𝙞 𝙄𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢 @𝙙𝙪𝙨𝙠𝙤𝙛𝙚𝙮𝙚 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙙𝙚𝙩𝙖𝙞𝙡 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
mungkin gak sih ini pangeran vampir yg menang?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • AFTERFALL   5. can i talk?

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶【AFTERFALL】“Putri, apa Anda serius akan melakukannya?” untuk kesekian kalinya, Narin bertanya dengan pasrah. Ujung jarinya terasa dingin tatkala ia membantu Kaline memakai jubah, pun dengan bibirnya yang memucat lantaran panik.“Tenang saja, aku tidak akan membahayakanmu.” Kaline berusaha menenangkan. “Kau hanya perlu memberitahuku dimana tepatnya Pangeran Cliftone bermalam. Setelahnya, kau boleh pergi. Jika aku tertangkap, aku bersumpah tidak akan menyebut namamu.”Meski masih terlihat skeptis, Narin mengambil secarik kertas dan mulai menggambarkan denah sederhana. “Pangeran dari Voalire ada di istana bagian barat, begitu juga tamu yang lainnya. Jika saya tidak salah, kamarnya adalah satu yang paling ujung, dekat dengan balkon besa

    Last Updated : 2021-07-15
  • AFTERFALL   6. gone

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶【AFTERFALL】Suara tapak sepatu yang bersatu dengan lantai kasar itu terdengar dengan jelas, perlahan-lahan bergerak menjauh darinya. Benar. Kenapa Kaline tidak memikirkan ini sebelumnya? Bagaimana jika Pangeran dari Voalire menolak untuk berbicara padanya? Pertanyaan sederhana yang belum mendapatkan jawaban itu membawanya ke dalam kegagalan.“Tapi aku adalah tuan rumah di sini, Pangeran.” Kaline berbalik, membuat pintu ganda yang hendak tertutup sempurna itu terhenti pergerakannya.Gadis itu telah berusaha keras untuk menginjakkan kakinya di sini. Ia tidak akan menyerah semudah itu. “Bukankah kau seharusnya memberikan sedikit rasa hormat jika kau memang belajar tata krama?”Pangeran Cliftone melipat kedua

    Last Updated : 2021-07-22
  • AFTERFALL   7. how dare he!

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶【AFTERFALL】Kastil luas itu tampak amat suram. Tidak sedikitpun cahaya fajar dapat masuk melewati gorden-gorden tebal yang terpasang di setiap jendela. Seorang pria dengan jubah hitam yang tak pernah lepas dari tubuh jakungnya itu berdiri tegak menatap betapa kosongnya kastil itu. Udara dingin melilit kulit pucat yang tak pernah mengusik ketenangan pria itu.“Sudah pulang, Pangeran?”Pangeran Cliftone berbalik, mendapati seorang pria jakung akhir 40-an itu menatapnya dengan manik merah menyala. Sudah lebih dari satu dekade Cliftone mengenal pemimpin Voalire itu, namun tak sedikitpun dari wajahnya berubah menua.Pangeran Cliftone menunduk. “Baru saja, Yang Mulia.”

    Last Updated : 2021-07-23
  • AFTERFALL   8. never give up

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶【AFTERFALL】Tepat dua hari sebelum pertemuannya dengan Pangeran Cliftone, Kaline masih belum menemukan cara bagaimana ia bisa tiba di Danau Sane tepat waktu. Meski ia sadar maksud Pangeran dari Voalire itu membalas surat hanya untuk mempermainkan Kaline, tapi itu tetap kesempatan emas. Bagaimanapun, ia harus tetap hadir meski melukai harga dirinya sekalipun.“Apa kau sungguh yakin cara ini tidak akan berhasil?” tanya Kaline untuk kesekian kalinya.Narin menghela napasnya. Sudah berjam-jam mereka berdebat soal ini. “Anda adalah seorang penerus tahta Kerajaan Eargard, Putri. Tentu tidak mudah menghilang begitu saja meski hanya dalam satu jam,” jelas Narin dengan sabar.Sejujurnya, ia merasa kas

    Last Updated : 2021-08-02
  • AFTERFALL   9. rumor

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶 【AFTERFALL】 Kaline menatap Pangeran Cliftone tajam. Ia tak peduli manik merah menyala milik lawannya itu membalas tak kalah tajam. Setelah pertemuan mereka, Pangeran Cliftone langsung membawa Kaline menuju gubuk kecil yang tampak tua. “Beraninya kau membangun tempat persembunyian di wilayahku,” ucap Kaline penuh penekanan. Bagaimana bisa gubuk ini lolos dari pengawasan para penjaga perbatasan? Jika terus dibiarkan, vampir ini bisa saja masuk ke istana tanpa ketahuan. Pangeran Cliftone tersenyum sinis, tampak sama sekali tak merasa bersalah atas tindakannya. “Andai kau tahu hal kotor yang orang kalian lakukan di wilayahku, Putri. Kau harus berkunjung ke penjara Voalire lain kali.” Kaline terdiam. Ia telah mende

    Last Updated : 2021-08-07
  • AFTERFALL   10. rumor [2]

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶 【AFTERFALL】 Rumor hubungan spesial antara Putri Kaline dan Pangeran Cliftone menyebar dengan cepat. Seluruh penjuru negeri sudah mengetahui rumor tersebut hanya dalam satu malam. Banyak rakyat yang tidak setuju dan meminta penjelasan dari pihak kerajaan. Beberapa bahkan setia menunggu di depan istana sedari malam. “Jawab aku, Putri. Apa kau benar berhubungan dengan Pangeran Cliftone?” tanya Raja El sekali lagi dengan suara datar yang terdengar amat dalam. Kaline menundukkan kepalanya gelisah. Ruangan raja yang dikelilingi dengan rak buku itu tak ia sangka dapat menjadi amat menakutkan. Ratu Faline yang berdiri di samping kursi raja itu mengelus pundak suaminya perlahan, berusaha membuatnya tenang. “Kau tahu ap

    Last Updated : 2021-08-12
  • AFTERFALL   11. i found him

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶 【AFTERFALL】 Udara dingin yang menusuk kulit tak mengurangi antusiasme rakyat dari empat kerajaan besar terutama Eargard. Lampion serta obor di jalan dinyalakan dengan terang, menghiasi jalanan Eargard yang sudah mulai gelap. Gerbang istana yang biasanya ditutup dengan rapat kini terbuka dengan lebar, mempersilakan semua kalangan masuk tanpa memandang kasta. Para bangsawan dengan kereta kuda serta setelan yang tampak anggun membentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan kasta sosial. Berbincang-bincang sekaligus mencari celah untuk merendahkan satu sama lain. Beberapa dari mereka turut memperhatikan rakyat biasa yang tampak histeris melihat keindahan bangunan istana dengan tatapan risih. “Aku tak percaya pihak istana turut mengundang rakyat bawahan itu,” bisik salah satuny

    Last Updated : 2021-08-17
  • AFTERFALL   12. a man who watching from behind

    𝙳𝚄𝚂𝙺𝙾𝙵𝙴𝚈𝙴 𝙿𝚁𝙴𝚂𝙴𝙽𝚃𝙸𝙽𝙶 【AFTERFALL】 Beberapa jam sebelumnya .... Aula utama istana terasa amat sesak. Ratusan bangasawan dengan gaun-gaun mengembang menari bersama mengikuti irama lagu yang dibawakan sekelompok musikan ternama di atas panggung kecil. Para pelayan sibuk mondar-mandir membawa gelas-gelas anggur yang sudah habis. Sebagian lain yang sudah terlalu mabuk untuk menari memilih berbincang ringan membentuk kelompok-kelompok kecil. Kaline yang masih terjebak di atas balkon itu terus menatap balkon yang ada di seberangnya. Wajah familiar yang fokus memperhatikan tamu undangan yang menari itu tak sekalipun menoleh pada gadis itu. Membuat manik abu-abunya terlihat suram. “Kau menyukai vampir itu, bukan?” Ratu Faline yang duduk di sampingnya tiba-tiba b

    Last Updated : 2021-08-22

Latest chapter

  • AFTERFALL   epilog

    Setahun setelah musim dingin yang menegangkan. Saat malam gelap lagi-lagi menurunkan hujan gumpalan es pertama yang kali ini disambut dengan penuh kegembiraan.Setahun setelah musim dingin yang menegangkan. Sebuah penikahan akan dilaksanakan.“Cal, apa kau baik-baik saja?” tanya Kaline khawatir, menatap Pangeran Cliftone yang berdiri di sebelahnya sebagai seseorang yang beberapa detik lagi akan dinikahi.“Kau tahu aku telah-”“Aku telah memaafkanmu,” potong Kaline, kembali mengeratkan genggaman tangannya pada jemari Pangeran Cliftone yang sempat melonggar.“Kau bisa membatalkannya sebelum acaranya dimulai,” ucap Pangeran Cliftone untuk yang kesekian kalinya.Lagi-lagi, Kaline menggeleng dengan tegas. “Tidak akan ada yang dibatalkan, Cal. Aku akan menikahimu.”Pangeran Cliftone membuang napasnya dengan kasar. Ada perasaan campur aduk yang sedari tadi hinggap di dalam dir

  • AFTERFALL   72. the truth has find his way home

    Kaline membelalak. Tepat sebelum panah yang dilepaskan Zed mengenai tubuh Pangeran Antheo, peri-peri bersayap merah beterbangan secara acak, membakar panah itu hingga tak bersisa.“Sial!” Pangean Rex menggerutu kesal. Maniknya yang kecoklatan seperti madu berubah menjadi kuning terang. Gigi-giginya yang tajam tiba-tiba saja muncul.Gawat. Pangeran Rex akan berubah menjadi serigala.“Pangeran, awas!” seru Kaline, berusaha mengalihkan perhatian Pangeran Antheo yang fokus memerintah para peri itu sehingga tak menyadari Pangeran Rex dengan tubuh serigala yang beringas berdiri tepat di belakangnya.Satu ayunan penuh amarah keluar, seakan mengajak Pangeran Antheo berduet dengannya yang langsung diterima Pangeran Antheo tanpa keberatan.Sementara Kaline yang masih terikat di pohon berseru panik. Ingin sekali ia curi pisau kecil yang terselip di antara celana Zed, namun mustahil karena kini, kuku-kukunya sudah berubah menjadi panjan

  • AFTERFALL   71. nice shoot

    Kedua tangan itu menggenggam setir mobil dengan kuat. Nyeri di ulu hatinya sama sekali tak mereda. Meski begitu, tidak akan ada satupun air mata yang membasahi pipinya. Waktunya sudah habis. Gadis yang dicintainya akan bertunangan dengan seseorang. Seseorang yang jauh lebih baik darinya. Seseorang yang bisa menyampaikan perasaannya. Bukan dengan seorang pengecut seperti dirinya yang seumur hidup hanya berani melihatnya dari jauh. Kaline, seorang perempuan yang tinggal di depan rumahnya. Mereka tumbuh bersama. Cal melihat semuanya. Bagaimana lucunya gadis itu saat balita hingga kini tumbuh menjadi seorang perempuan jelita. Selama itu, ia tak melakukan apapun. Bahkan tidak sekalipun ia pernah menyapanya. Cal adalah seorang pengecut. Dulu maupun sekarang. Dalam kecepatan mobil yang tinggi dan terus berjalan, pandangannya terkunci pada sebuah restoran tiga lantai. Disanalah, harapannya akan benar-benar berakhir, kala seorang pria menyematkan cincin indah

  • AFTERFALL   79. the one who kill her

    Napas Kaline teramat sesak. Dalam kondisi terikat pada pohon besar seperti sekarang, Kaline nyaris tidak dapat melakukan apapun jika saja mulutnya ikut tertutup.“Apa yang kau lakukan?” tanya Kaline penuh amarah saat Pangeran Rex mendekat dengan senyuman memuakkan.Bagaimana bisa pria itu tersenyum setelah hal gila yang ia lakukan?“Ssstt … tidak perlu marah, Putri. Aku hanya ingin membuat namamu abadi. Setelah ini, aku yakin tidak akan ada yang berani melupakanmu,” ucapnya dengan penuh kebanggaan sambil menumpahkan sebotol minyak berbau menyengat tepat di bawah kaki Kaline.Dari ujung mata gadis itu, dapat ditangkap pergerakan Pangeran Antheo dan Cliftone yang mengendap-endap menuju tempat yang saling berlawanan. Langkah Pangeran Antheo perlahan mendekati seorang penyihir tua yang sedang fokus bertapa, sedangkan langkah Pangeran Cliftone menjauhinya.Rencana mereka harus berhasil.“Kau akan menyesali per

  • AFTERFALL   69. it's a wonderful day to die

    “Aku bersumpah aku tidak tahu apapun tentang ini!” seru Pangeran Antheo dengan frustasi.Ini sudah lebih dari dua puluh kali Kaline dan Pangeran Cliftone menanyakan hal yang sama, terus membuat posisinya semakin terpojok.Pangeran Antheo mengatakan hal yang sebenarnya. Dia tidak tahu apapun soal ini. Bahkan hingga saat ini, dirinya masih bertanya-tanya bagaimana bisa peri-peri itu berada di luar kendalinya.“Kau sendiri yang mengatakan bahwa hanya dirimu yang bisa mengendalikan peri-peri itu, Pangeran. Jangan berbohong.” Kaline terus mendesaknya. Meski Pangeran Antheo tidak bisa melihat apapun sekarang, ia yakin kini Kaline sedang memandangnya dengan tajam.“Demi negeriku, Putri. Aku tidak tahu apapun soal ini. Peri-peri itu, aku tidak tahu apapun!” seru Pangeran Antheo sambil menjambak rambutnya untuk mengalihkan rasa nyeri yang menjalar ke seluruh tubuhnya.“Sudahlah, Putri. Kau tahu dia bukan pelak

  • AFTERFALL   68. revange party

    Lenguhan ringan beberapa kali keluar dari mulut Kaline. Kepalanya terasa seperti baru saja ditimpa oleh sesuatu yang berat dan memang benar adanya, di dahi gadis itu sekarang, sudah ada benjolan sebesar setengah bola pingpong. Bau busuk asap pertama kali masuk ke dalam indera penciumannya saat gadis itu terbangun. Kedua tangan dan kakinya terikat dengan kencang, membuat gadis itu harus bersusah payah untuk menyandarkan tubuhnya pada dinding di tepi ruangan kecil ini. “Ah … akhirnya ada yang terbangun juga.” Suara ringan itu membuat Kaline kembali was-was. Di dalam kegelapan seperti ini, ia tidak bisa melihat apapun kecuali … dua sinar kecil berwarna merah di ujung ruangan. “Cal, apa itu kau?” tanya Kaline dengan hati-hati. “Ya … syukur kau masih mengingatku. Aku pikir kau akan hilang ingatan setelah dipuku oleh bata, Putri,” jawab pria itu dengan candaan yang sama sekali tidak lucu. Kaline memilih untuk tidak lagi menimpali ucapan pria

  • AFTERFALL   67. its four

    Kantung mata yang mulai menghitam itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Pangeran Antheo. Sudah seminggu lebih ia hanya tidur selama 2 jam. Malam panjang yang seharusnya digunakan untuk istirahat ia habiskan bersama lima ekor peri nakal yang kini sudah kembali terkurung didalam sangkarnya.Kini, saat samar-samar fajar telah terlihat, Pangeran Antheo akan kembali ke Istana Eargard dengan wajah lelah.Ada jeda waktu lima hari tersisa sebelum sayembara akan kembali dimulai. Lima hari yang harus dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk membuat monster-monster kecil di dalam sarang itu patuh padanya. Setelah ia berhasil mengendalikan 5 peri penghancur ini, ia akan kembali mengirimkannya ke penjara bawah laut.Langkah jenjang pria itu perlahan-lahan melambat kala mendengar sesuatu yang mencurigakan.Jelas sekali tadi terdengar beberapa langkah kecil di belakangnya. Meski pendengaran Pangeran Antheo tak begitu tajam, bahkan saat ia sengaja berjalan denga

  • AFTERFALL   66. catch him now

    Sinar bulan purnama malam ini tampak amat terang, seakan-akan cahayanya mampu menerangi 4 orang yang kini sedang bersembunyi diantara semak belukar, membiarkan tubuh mereka menjadi santapan empuk nyamuk yang kelaparan.Kaline terus berdoa dalam hati, harap-harp Narin tidak memasuki kamarnya malam ini agar tidak ada yang tahu bahwa Putri Mahkota Eargard diam-diam menyusup pergi menguntit Pangeran Antheo.Tentu saja, jika aktivitasnya bersama 3 pria ini ketahuan dan beritanya menyebar, merekaa terpaks mendekam di istana selama berbulan-bulan untuk menghindari hujatan masyarakat. Menguntit adalah tindakan yang berbelok dari tata krama. Siapapun bangsawan yang menyalahi tata krama akan dianggap tidak memiliki adab dan dikucilkan oleh masyarakat dan tentu saja itu tak boleh terjadi mengingat posisi Kaline sebagai Putri Mahkota yang seharusnya dihormati.

  • AFTERFALL   65. something is missing

    malam sebelumnya Tatapan penuh permusuhan itu tampak dengan amat jelas di antara kedua tanganya. Meja bundar sebagai penengah itu agaknya terlampau kecil untuk menghalau aura menegangkan diantara keduanya. Tidak, di meja itu tidak hanya ada mereka berdua. Seorang wanita tua dengan punggung yang sudah membungkuk ada di antara keduanya dengan senyuman licik yang tak kunjung pudar. Selain itu, Zed juga dengan setia berdiri di belakang Pangeran Rex. “Jadi, seberapa jauh yang kau tahu?” tanya Pangeran Rex dengan dingin, membuka suara untuk pertama kalinya. Mata menyala yang terus berkilat itu tak gentar membalas tatapan tajam dari manik bak madu milik Pangeran Rex. Jika saja ia bukan seorang vampir, sudah pasti ia akan meminum teh hangat di hadapannya untuk mengulur waktu, bermaksud membuat Pangeran Rex tersulut emosi. “Aku tidak bisa mengukur jika tidak tahu batasan ukurannya, Pangeran. Jika kau menginginkan jawabannya, kau harus memberitahuku sej

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status