Melihat Dante pergi, Zoya pun ikut pergi dari sana. Dia merasa senang karena barusan Adriana memarahi Dante, dan terlihat dari wajah Dante sepertinya Dante kesal dengan Adriana.Zoya terus mengikuti Dante yang masuk ke dalam mobilnya saat Zoya akan masuk dan langsung melajukan mobilnya."Sial!"Zoya menghela nafas. "Tenang Zoya, kamu akan mendapatkan Dante kembali, jadi jangan khawatir," gumam Zoya kepada dirinya sendiri.Melihat Dante yang sepertinya pergi tidak ke arah rumahnya membuat Zoya kesal. Jadi mau tak mau Zoya pun harus pulang ke rumahnya dan membiarkan Dante menenangkan pikirannya, sebelum nanti Zoya akan mendekati Dante kembali.Meskipun dengan perasaan kesal, tapi Zoya tetap berharap Dante akan kembali kepadanya dan mereka memulai cinta mereka kembali tanpa ada gangguan dari wanita lain.Zoya sampai di rumahnya ia bersenandung kecil, karena merasa begitu senang. Zoya seperti mendapatkan lampu hijau karena melihat ke
"Apa?" Pekik Zoya. Dante mengerutkan keningnya karena sepertinya Zoya sangat terkejut dengan jawaban darinya. "Kenapa? Memangnya kamu mengharapkan jawaban apa dariku?" tanya Dante. Dante menatap wajah Zoya yang sepertinya merasa kesal atas penolakan dari Dante. "Hubungan kita sudah berakhir, dan aku sudah tidak mau berhubungan denganmu lagi, aku harap kau mengerti dengan ucapanku," ucap Dante lagi. Mendengar perkataan Dante membuat Zoya merasa kesal, ia merasa terhina ditolak oleh Dante. Apalagi tolakan danta itu terkesan seperti tidak ingin bertemu dengan Zoya. "Apa karena wanita kampung itu?" tanya Zoya. "Wanita kampung kau bilang? Namanya Adriana, di mataku Adriana tidak seperti wanita kampung justru kamulah yang terlihat seperti wanita kampung, Zoya!" ucap Dante. Mendengar penghinaan dari Dante, membuat Zoya muak ia langsung pergi dari rumah Dante dengan perasaan kesal dan marah. Tapi kekesalan Zoya bukan untuk Dante melainkan untuk Adriana, Zoya pun membawa mobilnya ke ar
Adriana hanya membuka pesan singkat dari Neil saja. Ia tidak berniat sedikit pun untuk membalas pesan itul. Karena Adriana sudah bertekad untuk menjauhi Neil agar Neil tidak terluka lagi.Neil merasa senang saat Adriana membaca pesannya tapi sampai sekarang Adriana tidak kunjung membalas pesannya. Hal itu tentu menerbitkan rasa kesal juga dalam dada pria itu."Apa yang sebenarnya dia sembunyikan dariku? Kenapa dia tiba-tiba bersikap dingin seperti ini?" Neil harus bertemu dengan Adriana, meski pun Adriana tidak mau dijemput olehnya, setidaknya Neil harus tahu penyebab Adriana menjauhinya secara tiba-tiba seperti ini, karena ini semua mengganggu pikiran Neil.Neil pun segera membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum pergi ke kampus Adriana untuk menjemput gadis itu.Di kampus Adriana, Adriana tampak sedikit tidak bersemangat saat berjalan keluar kampus. Ia terlihat begitu kelelahan seperti menanggung banyak beban dan pikiran di hatinya.Adriana sampai tidak menyadari jika seseorang
Beberapa jam sebelumnya.Setelah kepergian Zoya, Dante merasa tenang, kini ia bisa berpikir. Dante merasa bingung apa ia harus meminta maaf kepada Adriana atau membiarkan itu semua.Dante merasa sangat bersalah karena telah memukuli Neil, padahal Adriana sudah mengatakannya jika Neil dan Adriana hanya atasan dan bawahan.Dante juga berpikir jika apa yang dia lakukan tadi justru akan membuat Adriana takut berhadapan dengannya lagi. "Bodoh Dante, kamu memang bodoh!" rutuknya kesal pada diri sendiri.Lalu mata Dante melihat ke arah pie. Pie memang kesukaannya tapi pie dari Zoya membuatnya tidak selera."Bi!" Panggil Dante kepada pembantu di rumahnya. Sampai akhirnya tidak lama pembantunya datang menghampiri Dante."Ambil pie ini, makan bareng-bareng sama yang lainya, kalau gak suka buang ya," ucap Dante sambil menyodorkan kotak pie kepada pembantunya."Terimakasih, Tuan." Pembantu itu lalu melirik atasannya.
Perkataan Dante barusan membuat Adriana merasa kecewa dengan Dante. Adriana juga merasa sakit hati karena Dante menghinanya di hadapan banyak orang.Neil yang berada di samping Adriana pun tidak percaya dengan perkataan pria yang bernama Dante itu. Seolah pria itu tahu semua tentang kehidupan Adriana hingga menilai Adriana wanita murahan.Sedangkan para mahasiswa dan mahasiswi semakin percaya dengan ucapan Zoya, karena perkataan itu diperkuat oleh Dante yang tiba-tiba datang dan mengatakan jika Adriana memang wanita murahan.Tidak ada yang tahu sebenarnya bagaimana. Dante mengatakan hal itu hanya karena dia merasa kecewa saat datang ke kampus Adriana. Apalagi melihat Neil yang begitu perhatian kepada Adriana, seolah mereka adalah sepasang kekasih. Karena marah Dante langsung menarik tangan Zoya dan pergi dari sana. Dante menarik Zoya ke arah mobilnya, karena ia merasa kesal dengan Adriana.Zoya bingung kenapa Dante menarik tangannya, pad
Dante melirik Zoya yang tersenyum padanya, Dante tidak percaya dengan apa yang Zoya katakan. Sepercaya diri itu kah Zoya saat dirinya menarik tangan Zoya?Padahal Dante tidak berpikir ke arah sana. Tidak ada sedikit pun rasa suka Dante kepada Zoya. Hanya ada ketidak sukaan dari hati Dante terhadap Zoya.Tapi karena kesal dengan Adriana, Dante pun nekat menarik tangan Zoya tadi. Dante kesal melihat kedekatan Neil dengan Adriana seolah mereka berdua adalah sepasang kekasih.Tapi Dante merasa tidak ada salahnya jika Dante manfaatkan Zoya. Dante ingin membuat Adriana cemburu. Karena Dante yakin Adriana juga masih menyukainya."Aku akan membuatmu kembali padaku, Adriana," ucap Dante dalam hati."Benarkan kamu masih menyukaiku, Dante?" tanya Zoya dengan binar mata penuh harap.Dante terdiam, dia tidak mau mengakui jika dia menyukai Zoya, karena sejatinya memang dia tidak menyukai lagi mantan kekasihnya itu. Semua rasa itu sudah berlalu
Hari-hari berlalu, Dante sibuk dengan rencananya yang ingin memanas-manasi Adriana. Ia sibuk makan dan sarapan bersama dengan Zoya.Tidak jarang juga ia pergi jalan-jalan bersama Zoya, bahkan Dante pergi nonton bersama dengan Zoya. Meskipun begitu hati Dante tetap untuk Adriana, ia hanya akan menggunakan Zoya sebagai umpan untuk Adriana.Para karyawan dan pembantu di rumah Dante mengira jika mereka berdua kembali pacaran, nyatanya mereka berdua hanya mencoba dekat sesuai apa yang Dante inginkan dan disetujui oleh Zoya.Dante juga sibuk terus mengambil gambar antara dirinya dan Zoya setiap pergi, sebagai dokumentasi untuk memanas-manasi Adriana. Setelah selesai berfoto terkadang Dante kembali cuek dan tidak terlalu dekat.Berbeda dengan Dante, justru Adrian fokus belajar, tanpa menghiraukan siapa pun. Padahal di kampus mau pun di kantor membuat Adriana tidak nyaman. Tapi Adriana mencoba tidak peduli dengan lingkungan sekitar.Berita tentan
Adriana bangun pagi seperti biasa, ia terlihat sangat kurang vit hari ini, tapi mau tak mau Adriana harus memaksakan diri buat pergi ke kantor.Kakinya melangkah gontai ke kamar mandi, sebelum itu ia sarapan untuk mengganjal perutnya agar tidak sakit.Setelah selesai semaunya, Adriana pun segera pergi ke kantor, karena sudah tidak di antara jemput oleh Neil. Adriana kembali menggunakan kendaraan umum untuk berangkat bekerja begitu juga berangkat kuliah.Adriana menjalani hari-harinya dengan normal seperti sebelumnya. Meski pun sekarang lebih banyak orang yang sepertinya tidak menyukainya.Tapi Adriana bersikap bodo amat dan tidak mempedulikan orang lain, Adriana tidak mau berlarut-larut dalam kesedihannya sekarang, karena tujuan utamanya adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya, dan merubah takdir hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.Saat Adriana masuk ke ruangan kerjanya, beberapa staf langsung melirik Adriana dengan tatapan
Adriana dan Dante akhirnya bersatu. Mereka mengakui perasaan masing-masing hari itu juga dengan cara yang begitu lucu."Jadi, apa benar yang dikatakan Neil barusan?" Dante mengkonfirmasi kepada Adriana.Tentu ia juga ingin mendengar cerita versi dari gadis itu sendiri, kan. Bukan hanya dari versi Neil."Tentang yang mana?" Adriana malah balik bertanya karena ia sungguh tak paham arah pembicaraan Dante barusan. Apa maksudnya mengira Neil main-main atau bagaimana."Tentang yang dia bilang bahwa kamu ... mencintaiku, dan bukannya Neil," ucap Dante memperjelas maksud perkataannya. Hal mana tentu saja sukses menerbitkan rona memerah di pipi gadis cantik itu."Mana kutahu! Tanya saja sama yang bilang!" Adriana memasang wajah cemberut. Dan ia jadi baru ingat kalau orangtuanya masih tertinggal di gedung tadi."Astaga! Aku harus menjemput orangtuaku!" ucap Adriana memekik."Apa? Di mana?" Dante bertanya terkejut dengan perubahan topik yang sedrastis itu."Di gedung tadi," jawab Adriana menampak
Usai mengatakan hal itu, Neil turun dari panggung dan beranjak pergi. Ia sesak rasanya di sana. Tapi keputusan itu sudah hal yang paling benar. Memang ia telah mempermalukan keluarganya sendiri saat itu, tapi demi kebenaran, semua itu harus dilakukannya. Ya, dari awal kesalahannya lah terlalu memaksakan cinta sepihaknya terhadap Adriana.Adriana terkejut mendengar perkataan Neil yang membatalkan pertunangannya secara sepihak. Adriana sendiri bingung ia harus senang atau sedih, karena sebenarnya ia tidak mencintai Neil.Tidak hanya Adrina yang terkejut, para tamu pun terkejut mendengar pernyataan dari Neil yang membatalkan acara pertunangannya itu.Karena sebelumnya Neil terlihat sangat antusias dengan acara pertunangannya dengan Adriana. Dan mereka kurang mempercayainya jika Neil sendirilah yang membatalkan acara pertunangan itu.Para tamu langsung berbisik-bisik mengenai batalnya acara pertunangan mereka. Sedangkan Neil tidak peduli dengan semua omongan para tamu itu, Neil hanya memi
Bahkan saat sang ayah mengaku mau berbicara dengan Neil mengenai keberatan mereka atas pertunangan itu pun, Adriana menolak dengan tegas."Jangan, Pak. Kasihan Neil dan keluarganya kalau sampai semua persiapan besar ini sampai gagal." Adriana berkata tegas."Tapi, Nak. Nanti kamu yang akan menderita kalau sampai menikah bukan atas dasar cinta. Ini pernikahan sakral loh. Jangan dibuat mainan." Sang ayah berpesan dengan tatapan sangat khawatir terhadap nasib yang akan menyambut sang putri di depan.Adriana menghela napas panjang. Ia bahkan sudah tak ingin membantah takdir. Ia pasrah menerima semuanya. Bagaimanapun, Neil sudah sangat berjasa terhadapnya hingga ia tak mungkin rela menyakiti atau membuat kecewa pria baik itu."Tak apa, Pak, Bu. Adriana yakin, cinta bisa datang karena terbiasa. Yang penting Neil itu baik kok. Adriana yakin kelak akan bisa bahagia bersamanya."Sambil berkata begitu, Adriana bangkit dari tempat duduknya dan pamit untuk masuk ke dalam kamar untuk tidur. Jam su
Dan diantara orang yang sangat mengkhawatirkan Dante adalah Nyonya Wanda, karena semenjak Neil yang memberitahu mereka jika Adriana menerima lamarannya, Dante langsung terlihat sangat kacau bahkan jarang sekali makan.Seperti saat ini Dante tidak kunjung turun dari kamarnya padahal jam dinding sudah menunjukkan jam makan malam.Nyonya Wanda yang merasa sangat khawatir terhadapnya langsung pergi ke kamar Dante. Setelah sampai di depan kamar Dante, Nyonya Wanda langsung mengetuk pintu kamar Dante."Dante!" panggil Nyonya Wanda.Tapi Dante tidak kunjung menjawab panggilan dari nyonya Wanda. "Dante. Ayo makan, kamu udah beberapa hari ini gak makan dengan teratur."Dante sebenarnya malas, tapi karena ia tidak mau membuat ibunya khawatir, jadi Dante pun berniat untuk turun malam ini."Iya, Ma. Nanti Dante nyusul.""Mama gak mau turun kalau kamu nggak keluar," jawab Nyonya Wanda.Dante pun menghela nafas panjang lalu beranjak dari tempatnya. Ketika Dante pergi, tiba-tiba ponselnya bergetar d
Sudah hampir satu jam tapi Adriana belum menemukan gaun yang cocok untuknya, tapi tiba-tiba Neil langsung merekomendasikan gaun yang dia sukai."Bagaimana dengan ini? Kamu suka?" tanya Neil sambil menunjukan gambar gaun yang ada di majalah.Adriana sangat menyukai gaun yang ditunjukkan oleh Neil itu, tapi ia merasa gaun itu tidak cocok untuknya karena gaun itu terlihat sangat mahal."Kayaknya nggak bakal cocok deh sama aku," jawab Adriana."Kan belum dicobain udah gih kamu cobain dulu," ujar Neil.Neil pun memanggil pegawai butik itu lalu menyuruh pegawai itu untuk memberikan gaun yang nilai sukai kepada Adriana. Adriana yang memang tidak bisa menolak akhirnya mencoba gaun itu. Dan ternyata gaun itu sangat cocok tidak perlu dikecilkan atau pun diperbesar.Pada akhirnya mereka menjatuhkan pilihan gaun pertunangan itu kepada gaun yang baru saja Adriana coba. Setelah membayar semuanya Neil dan Adriana pun pergi dari sana.Lalu Neil kembali membawa Adriana ke toko perhiasan, Neil dan Adri
Saat Adriana baru saja masuk ke dalam kantor, ternyata berita tentang mail yang mengajak serius kepada Adriana sudah tersebar luas ke semua karyawan, dan entah siapa yang menyebarkannya, karena Adriana dan Neil tidak merasa memberitahukan hubungan mereka kepada orang lain, termasuk Yanti sekali pun.Beberapa karyawan langsung merasa iri kepada Adriana, tapi beberapa karyawan lainnya juga merasa Adriana dan Neil cocok, termasuk Yanti yang sangat men-support hubungan Neil dan Adriana.Berbeda dengan Neil yang sangat merasa senang karena sebentar lagi dirinya dan Adriana akan melakukan acara tunangan, justru Adriana tidak merasa senang, Adriana malah memikirkan Dante yang sepertinya sedang mencoba menjauhinya.Karena biasanya Dante selalu datang ke kosannya atau ke kampusnya kini Dante tidak pernah menunjukkan batang hidungnya lagi.Bahkan terakhir kali Adriana bertemu dengan Dante adalah pada saat dirinya akan pulang dari rumah sakit, dan kebetulan Dante akan menjemput Nyonya Wanda.Saa
Dante dan juga nyonya Wanda langsung melihat ke arah Adriana dan Neil mereka menatap Adriana dan Neil secara bergantian. Dante juga menatap Adriana dan berharap apa yang dikatakan oleh Neil adalah kebohongan."Benarkah?" tanya Dante. Tak terkira shock dalam hatinya meski ia berusaha untuk tak menampakkanya sama sekali.Adriana langsung menganggukkan kepalanya, dan Neil langsung tersenyum lebar sambil merangkul Adriana dengan lembut.Danti yang merasa gengsi langsung mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum ke arah mereka berdua."Selamat, selamat untuk kalian berdua," ujar Dante."Selamat," ucap Nyonya Wanda juga.Nyonya Wanda melirik ke arah putranya itu, nyonya Wanda tahu jika Dante pasti merasakan sakit hati. Tapi di depan mereka berdua Nyonya Wanda terlihat ikut bahagia atas diterimanya lamaran Neil.Tiba-tiba Dante berpura-pura mengangkat telepon. "Iya? Sekarang? Baiklah aku akan pergi," ucap Dante.Setelah mengatakan hal itu Dante kembali pura-pura menutup sambungan telep
Tapi sebisa mungkin Nyonya Wanda menepis pikirannya itu, ia harap Neil tidak benar-benar menyukai Adriana. Karena nyonya Wanda ingin Dante dan Adriana bersama.Karena merasa tidak nyaman melihat Adriana dan juga Neil, Nyonya Wanda pun memilih ke luar dari ruangan Adriana untuk pergi ke kantin saja.Sedangkan Neil yang melihat Adriana lebih baik justru berpikir ingin melamar Adriana, tapi pikirannya langsung menolaknya. Tapi di sisi lain Neil merasa ini kesempatannya siapa tahu sekarang Adriana menerima lamarannya itu.Neil menghela nafas panjang, lalu memegang tangan Adriana dengan lembut. Adriana yang tangannya dipegang oleh Neil merasa dadanya berdegup kencang."Adriana, aku gak tahu ini waktu yang tepat atau bukan, tapi aku cuman mau bilang ke kamu, kalau aku mencintai kamu. Aku ingin melamar kamu jadi mau gak kamu menikah denganku?" tanya Neil.Adriana merasa sangat terkejut dengan pernyataan dari Neil barusan. Adriana tidak menyangka jika Neil akan melamarnya di sini di rumah sak
"Kemarin Tante panik banget, Tante takut terjadi apa-apa sama kamu, apalagi Dante bilang kamu di tusuk Zoya," ujar Nyonya Wanda sambil memberikan sepotong buah apel yang sudah ia kupas."Makasih Tante.""Terus pas udah sampe rumah sakit, dokter bilang kamu kekurangan darah, Tante, Dante sama Neil makin panik tuh. Kami kan gak tau golongan darah kami jadi kami bertiga di cek dulu, dan ternyata golongan darah Neil yang cocok," ujar Nyonya Wanda.Adriana yang sedang memakan buah apel terkejut ternyata orang yang sudah mendonorkan darah kepada Adriana adalah Neil atasannya sendiri.Adriana merasa kebaikan Neil itu di luar batas, Adriana bersyukur dipertemukan dengan orang yang sangat baik seperti Neil. Tapi di sisi lain Adrian nama rasa bingung karena dirinya merasa tidak enak ketika Neil terus memperlakukannya baik, karena Adriana belum menyukainya Neil.Sedangkan nyonya Wanda langsung terdiam, iya keceplosan sudah memberitahu adriannya jika nilai yang mendonorkan darah untuk Adriana.Ta