Hari-hari berlalu, Dante sibuk dengan rencananya yang ingin memanas-manasi Adriana. Ia sibuk makan dan sarapan bersama dengan Zoya.
Tidak jarang juga ia pergi jalan-jalan bersama Zoya, bahkan Dante pergi nonton bersama dengan Zoya. Meskipun begitu hati Dante tetap untuk Adriana, ia hanya akan menggunakan Zoya sebagai umpan untuk Adriana.Para karyawan dan pembantu di rumah Dante mengira jika mereka berdua kembali pacaran, nyatanya mereka berdua hanya mencoba dekat sesuai apa yang Dante inginkan dan disetujui oleh Zoya.Dante juga sibuk terus mengambil gambar antara dirinya dan Zoya setiap pergi, sebagai dokumentasi untuk memanas-manasi Adriana. Setelah selesai berfoto terkadang Dante kembali cuek dan tidak terlalu dekat.Berbeda dengan Dante, justru Adrian fokus belajar, tanpa menghiraukan siapa pun. Padahal di kampus mau pun di kantor membuat Adriana tidak nyaman. Tapi Adriana mencoba tidak peduli dengan lingkungan sekitar.Berita tentanAdriana bangun pagi seperti biasa, ia terlihat sangat kurang vit hari ini, tapi mau tak mau Adriana harus memaksakan diri buat pergi ke kantor.Kakinya melangkah gontai ke kamar mandi, sebelum itu ia sarapan untuk mengganjal perutnya agar tidak sakit.Setelah selesai semaunya, Adriana pun segera pergi ke kantor, karena sudah tidak di antara jemput oleh Neil. Adriana kembali menggunakan kendaraan umum untuk berangkat bekerja begitu juga berangkat kuliah.Adriana menjalani hari-harinya dengan normal seperti sebelumnya. Meski pun sekarang lebih banyak orang yang sepertinya tidak menyukainya.Tapi Adriana bersikap bodo amat dan tidak mempedulikan orang lain, Adriana tidak mau berlarut-larut dalam kesedihannya sekarang, karena tujuan utamanya adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya, dan merubah takdir hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.Saat Adriana masuk ke ruangan kerjanya, beberapa staf langsung melirik Adriana dengan tatapan
"Kamu mau gak jadi pacar aku? Aku serius sama kamu," lanjut Neil sungguh-sungguh dengan ucapannya. Neil berharap jika Adriana akan langsung menerima cintanya.Setelah menjadi kekasih Adriana, Neil ingin menjadi orang yang akan selalu melindungi Adriana dari siapa pun. Bahkan Neil akan menjadi orang pertama yang Sedangkan Adriana merasa kaget, dengan ucapan Neil yang tengah mengungkapkan perasaannya. Adriana tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Neil, ternyata Neil mengungkapkan perasaannya kepadanya."Maaf, Pak. Saya gak bisa," jawab Adriana salah tingkah. Apa-apaan ini! Nekat sekali si Neil! Jelas dia tak pernah menunjukkan rasa ketertarikannya sama sekali kepada atasannya itu, kenapa masih berani nyatain sih? rutuknya.Setelah mengatakan itu kepada Neil, Adriana langsung keluar dari restoran meninggalkan sang atasan seorang diri. Adriana benar-benar tidak menyangka ternyata Neil menyukainya.Apa mungkin alasan Neil selalu mengantar jemputnya itu karena Neil menyukainya? Tern
Neil kembali ke kantor dengan perasaan yang sangat kecewa karena Adriana telah menolaknya. Meski pun begitu Neil bertekad akan kembali mencuri hati Adriana sampai Adriana mau menerima cintanya.Neil sangat serius dengan perkataannya dan hatinya tentang Adriana, Neil telah jatuh hati saat melihat Adriana pertama kali. Melihat Adriana Nwil merasa melihat perempuan yang berbeda, Adriana memiliki sesuatu hal yang tidak dimiliki kebanyakan perempuan.Beberapa karyawan melihat Neil dengan tatapan penasaran karena tadi saat makan siang ia pergi bersama dengan Adriana. Tapi atasan mereka itu kini kembali seorang diri."Bukannya tadi Pak Neil pergi bersama dengan Adriana?" tanya salah satu staf yang tadi melihat Neil pergi dengan Adriana."Kayaknya sih iya, tapi tadi gak lama Adriana balik lagi, gak tau kenapa," jawab staf yang lainnya."Mungkin mereka abis bicarain pekerjaan," timpal staf lainnya."Aku sih gak yakin, sepertinya mereka me
"Udah tugas kamu diem aja di sana," kata Dante membuat Zoya kesal."Jadi aku udah dandan secantik ini cuman duduk doang, kamu gak percaya sama kinerja aku?" tanya Zoya.Dante terdiam lalu melihat ke arah Zoya, ada sesuatu hal yang sebenarnya Dante sembunyikan dari Zoya."Bukannya enak kerja hanya duduk, terus di gaji?" tanya Dante balik."Nggak!" jawab Zoya.Zoya meminta bekerja dengan Dante karena ingin menjalankan rencananya, jika seperti ini sama saja dia gak kerja sama sekali dengan Dante dan rencananya tidak akan berjalan dengan lancar.Dante sendiri sibuk dengan pekerjaannya tanpa mengindahkan kehadiran Zoya yang sedari tadi terus menggerutu karena pekerjaannya hanya diam dan duduk di sofa.Zoya melihat ke arah jam dindingnya, ia tersenyum saat sudah jam makan siang tiba."Aku lapar!" ucap Zoya.Dante yang sedang bergulat dengan layar laptopnya kini mengalihkan pandangannya ke arah Zoya, setelah i
Beberapa hari ini Zoya dan Dante selalu pergi bersama ke kantor, dan pekerjaan Zoya pun sama seperti sebelumnya yaitu hanya duduk di sofa di ruangan Dante.Zoya tidak mengeluh sama sekali sebab ia sudah mendapatkan dokumen penting dari perusahaan Dante. Sekarang Joyo sedang menikmati buah kesabaran yaitu menjadi wanita Dante tanpa status.Zoya sedang duduk di sofa ruang kerja Dante sambil memainkan ponselnya seraya menunggu jam pulang kantor, namun tiba-tiba seorang perempuan setengah baya datang ke ruangan Dante.Nyonya Wanda terkejut saat melihat Zoya berada di ruangan Dante sambil bersantai dan memainkan ponselnya, sedangkan anaknya Dante ia sedang bekerja di mejanya."Zoya?" ucap Nyonya Wanda.Dante langsung melirik ke arah ibunya yang baru saja datang, iya juga langsung beranjak dari duduknya."Kapan Mama ke sini? Kenapa gak kasih tahu dulu Dante?" tanya Dante."Kenapa Zoya ada di sini?""Jadi gini, Ma. Zoy
Dii rumah Dante, Nyonya Wanda sangat mengkhawatirkan kedekatan kembali antara Zoya dan juga Dante, Nyonya Wanda tidak sudak dengan kembalinya kedekatan mereka.Nyonya Wanda juga berpikir kalau memasukkan Zoya ke perusahaan adalah hal yang sangat fatal karena bisa menguak masa lalu yang dia sendiri pun tidak bisa ia jelaskan kepada Dante.Nyonya Wanda terlalu takut untuk mengungkapkan kejujurannya kepada Dante. Ia tidak mau mengenang masa lalu yang membuatnya sedih.*Di kedai nasi goreng yang letaknya tidak jauh dari kampus Adriana, Dante dan Zoya memamerkan kebersamaan mereka, Dante bahkan terus menyuapi Zoya. Begitu pun juga dengan Zoya yang mengikuti gaya mereka selama dekat akhir-akhir ini."Kamu suka kan?" tanya Dante kepada Zoya.Zoya menganggukan kepalanya, padahal dalam hatinya ia tidak menyukai nasi goreng ini karena rasanya tidak pas di lidah Zoya.Lebih baik Zoya tidur di rumah jika akan memakan nasi goreng ya
Neil melihat kepergian Adriana dengan perasan sedih, Adriana sepertinya sudah tidak ingin dekat dengannya lagi. Neil merasa dilema apa ia harus menuruti permintaan Adriana atau dia harus memperjuangkan cintanya itu?Bingung dengan perasaannya sendiri dan langkah apa yang harus ia lakukan membuat Neil frustasi. Neil pun memutuskan untuk pulang saja ke apartemennya.Neil tidak ingin menyerah, ia ingin memperjuangkan Adriana meskipun gadis itu sepertinya enggan untuk diperjuangkan.Sedangkan Adriana yang tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Neil, ia tidak begitu mempedulikan Neil. Ia justru ingin agar pria itu menjauhi dan memperlakukannya sama seperti karyawan yang lain.Di dalam bus menuju pulqng, justru Adriana malah memikirkan Dante. Soal kemungkinan bahwa sepertinya Dante kembali dengan Zoya. Apa kata Nyonya Wanda kalau itu sampai ketahuan oleh mama Dante tersebut.Adriana merogoh buku kuliahnya dari tas, daripada memikirkan Dante dan Neil lebih baik Adriana membaca materi kamp
Nyonya Wanda seketika terperangah. Ia tidak percaya dengan apa yang barusam diucapkan oleh Zoya padanya. Bagaimana mungki dengan tidak tahu malunya Zoya meminta setengah saham perusahaan Danuaji Corp milik keluarganya?"Jangan bermimpi kamu, Zoya!" ucap Nyonya Wanda sambil berdiri dan menggebrak meja. Membuat minuman mereka sedikit berguncang dan memercik ke mana-mana.Tadinya Nyonya Wanda akan berbicara baik-baik dengan Zoya, karena Nyonya Wanda tidak mau ada pertikaian. Bahkan, Nyonya Wanda dengan baiknya menawarkan kebaikannya asal Zoya keluar dari perusahaan Dante.Tapi apa yang Zoya inginkan justru malah membuat Nyonya Wanda kesal seketika. Zoya tertawa melihat ekspresi Nyonya Wanda yang sangat marah itu."Sebaiknya Tante turuti kemauanku," kata Zoya penuh percaya diri."Lagi pula seharusnya saya dihormati sama seperti putra Anda kan, Tante?" ucap Zoya sambil menekan kata Tante kepada Nyonya Wanda.Nyonya Wanda me